Anda di halaman 1dari 4

TENTANG KITA

Action 1

Nama ku BAGASKARA ATMAJAYA aku lahir di sebuah kota,aku memiliki 1 adik


laki”, ayah ku meninggal pada saat usiaku 15 tahun ia menderita penyakit serangan jantung
yg disembunyikannya, umur yang masih sangat belia bagiku untuk menerima semua nasehat
dari siapapun termasuk orang tua ku. Aku masih sibuk dengan dunia ku hingga pada saat
ayah ku meninggalkan kami untuk selamanya pada saat itulah aku merasa kehilangan yang
amat teramat dalam, tidak adanya sosok ayah sangat berpengaruh bagi seorang remaja lelaki
layaknya tak ada seseorang yang membimbing dan mengajarkan bagaimana menjadi lelaki
yang baik.

5 tahun kemudian...
Aku menyelesaikan pendidikanku di bangku SMA,sempat ku berfikir untuk
melanjutkan pendidikan menuju bangku kuliah namun mengingat keadaan ekonomi keluarga
kami yg menurun dan memiliki seorang adik yg membuatku merasa menanggung beban
tanggung jawab sebagai seorang anak lelaki pertama untuk menggantikan tugas ayahku.
Namun aku tidak peduli dengan itu, aku tetap pada niat dan tujuan ku untuk melanjutkan
pendidikan ku, namun hal yg tak terduga terjadi saat aku dan teman”ku berkumpul”.

(ringing...)
Suara dering telepon berbunyi dari saku celana...
Adik: “halo bangg, tolongg bangg” (suara dengan nada panik)
(gedebug...)
Suara jatuh terdengar dari telefon
Adik: “bangg lekass lah pulangg”
(tut tutt tutt...)
Telefon terputus
Tanpa sempat bagaskara menjawab sepatah kata dari adiknya, ia langsung pulang menuju ke
rumah dengan tiba” dan membuat teman” nya bingung, dengan langsung ia membereskan
barang” nya dengan buru”.
Teman 1: “ eh knapa buru” sekali bagas? Ada apa?
Teman 2: “ eh knapa lah kau kaya dapat telefon dari perintah aja”
Teman 3: “ ada masalah apa kara? Hati” kau dijalann!!!
Teman yang lainnya bersahutan “ ya hati” kau dijalann woii”
Akhirnya bagaskara meninggalkan tempat itu dengan terburu”, Tibalah ia dirumah ibu
sudah tergeletak di tempat tidur, ia langsung mencampakkan barang”nya dia langsung
menghampiri ibunya yang dalam kondisi tergeletak di tempat tidur.
Bagaskara: “ aksaaa! Ibu kenapaa inii!
Aksa: “ aku gatau bang tiba” saat buat teh tadi dia udah mulai terasa pening trus pas aku
telefon abng ibu tiba” jatuh, untung ada tetangga langsung di bantu untuk mengangkatnya ke
tempat tidur”
(mata ibu terbuka perlahan”lahan)
Bagaskara: ” bu, ibu kenapaa lagii banyak fikiran yaa? Kalau ibu cape, istirahat dulu aja,
minta aksa untuk membuatkan teh”
(huhh...)
Suara tarikan nafas dari ibu sembari bangun untuk duduk, dan bagaskara membantu nya
untuk membuat sang ibu duduk di tempat tidur.
Ibu: “ibu gapapa kara, hanya sedikit mudah lelah saja akhir-akhir ini, bagaimana dengan mu
kara? Setelah ini kau mau lanjut ke bangku kuliah?
Bagaskara terdiam sejenak mendengar pertanyaan dari sang ibu, ia hanya sedang ingin
mempertimbangkan jika dirinya hanya kuliah maka tidak akan ada yg membantu ekonomi
mereka dan biaya sekolah adik nya.
Bagaskara: “nanti akan ku pertimbangkan lagi bu, untuk saat ini yg penting ibu sehat”
Sembari bagaskara melihat kekanan dan kekiri seolah memikirkan sesuatu,
Ibu: “nak, suatu hari nanti jika kelak ibu pergi meninggalkanmu pergilah kerumah nenek, ia
akan menggantikan tugas ibu sebisa mungkin maka itu turutilah perintahnya dan bawa juga
aksa.
Bagaskara: “ah ibu ini, kenapa berbicara seperti itu ini bukanlah saat yg tepat untuk
bercanda”
Ibu: “haha..(ibu tertawa kecil) “nanti kau akan mengerti kara, omongan ibu ini, lakukan
saja...”
Bagaskara kemudian pergi keluar rumah dan duduk sebentar di kursi yg ada di teras, ia
duduk sejenak melepaskan penat dan berperang dengan fikirannya, hingga ia memutuskan
untuk tidak lanjut ke bangku kuliah dan memutuskan untuk mencari peluang perkerjaan agar
iya bisa membantu ekonomi keluarga nya dan adiknya harus teteap melanjutkan sekolah nya.
Allahuakbar allahuakbar...
Hingga adzan magrib pun berkumandang....
Ibu mendatangi..
Ibu: “kara, mari sholat magrib berjamaah dahulu sudah berapa lama kau melamun seperti itu
sampai adzan magrib pun tak kau sadari, (sembari ibu masuk setelah mengatakan itu)
Bagaskara: “ach.. astagfirullah.. sudah magrib ya,
Ibu: “ karaa.. lekas ambil wudhu mu agar mari kita sholat berjamaah”
Bagaskara: “ iyaa bu sebentar”
Bagaskara: “ allahuakbar”
Mereka melaksanakan sholat magrib berjamaah seperti pada umum nya namun pada saat
rakaat terakhir....
Bagaskara: “Sami’alloohu liman hamidah”
“ allahuakbar” “allahuakbar “allahuakbar” “allahuakbar” “ assalamualaikum warahmatullah”
Aksa: “bang? Ibu kok?.... (mereka saling sama bertatapan dan menoleh kearah ibu)
Bagaskara: “bu.. ibuu.... ibuu...
Aksa: “buuu... buu bangunnn bu udah selesai sholatnyaa...
( gedebuk...) Mereka membalikkan tubuh ibu ternyata ibu sudah tiada
Saat itu pula bagaskara menangis sejadi”nya begitupun dengan adiknya aksa,
Bagaskara: “ buu bangunn inii bukan akhir ibu harus melihat kara, panjang lagi perjuangan
kara buu...”
Aksa: “buuu bangunn, achhh... (menangis sejadi-jadinya)

1 bulan kemudian......
Akhirnya bagaskara memutuskan untuk pergi dari desa itu memenuhi pesan ibunya untuk
nemui seseorang.

Hari itu menjadi hari yang berat untuk bagaskara karna harus meninggalkan sang adik sendiri
di desa. Ia di antar oleh adiknya ke stasiun. Sang adik dengan raut sedih berkata
“ Abang sehat sehat ya disana. Titip salam untuk nenek ya bang!” ucap sang adik. Bagaskara
tersenyum lebar ke hadapan adiknya dan menjawab “Pasti dek, adek juga jaga kesehatan ya.”
Pemberitahuan kereta telah berbunyi “Seluruh penumpang diharapkan untuk menuju ke
kereta karan sebentar lagi kereta akan berangkat.”

Bagaskara bersiap mengangkat tas-tas nya. “Abang pergi dulu yuk!” Bagas menegelus kepala
adeknya

Anda mungkin juga menyukai