DI SUSUN OLEH :
NATALIA THERESIA RUMAPEA (2301121137)
LYTA ADINDA MURTI (2301120944)
RASYA FADHILLAH PUTRI (2301120384)
IKKE SUPIYANTI (2301120384)
ATIKO IQBAL MAULANA (2301120997)
ADI RAHEL SIMBOLON (2301120988)
DEVI KRISNAWATI BULELE (2301121600)
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………....i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah………………………….…………………………………5
1.2 Rumus Masalah……………………………………………….…………………….5
1.3 Tujuan………….……………………………………………………………………5
1.4 Metode Pengumpulan Data …………….………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penelitian………………………………………………………………..6
2.2 Tugas dan Fungsi……………………………………………………………………6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….8
3.2 Saran………………………………………………………………………………...8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan berada di bawah Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merupakan
penggabungan dari Kementrian Kingkungan Hidup dan Kementrian Kehutanan. Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan memiliki tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan
dibidang lingkungan hidup dan kehutanan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara. Dalam pelaksanaan kerja kementrian membagi kedalam dinas – dinas yang
bertempat di masing – masing provinsi yaitu Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutan ini juga memiliki tugas dan fungsi diantaranya,
Perumusan kebijakan teknis fasilitas koordinasi serta pembinaan teknis konservasi,
pemberdayaan masyarakat, dan penegakan lingkungan hidup dan kehutanan. Perumusan
kebijakan teknis fasilitas koordinasi serta pembinaan teknis dibidang tata kelola kehutanan dan
pemanfaatan hasil hutan.,kebijakan serta koordinasi dibidang pengelolaan sampah B3 dan kajian
dampak lingkungan. Serta masih banyak tugas pokok dan fungsi lainnya.
Dari beberapa fungsi diatas, sebagian besar berkaitan erat dengan masyarakat, kelompok tani,
kelompok pengusaha hutan dan lembaga lainnya. Kaitan erat ini dilakukan oleh Pegawai atau
penyuluh kehutanan yang memberikan pelatihan kepada masyarakat, seminar, penyaluran
bantuan fasilitas pengairan, penyaluran bantuan pembibitan dan lainnya. Sementara itu
Masayarakat dapat mengajukan bantuan bibit, pengajuan pelatihan dan bibingan teknik,
pengajuan pembangunan DAM Penahan, embung ataupun sumur resapan, pengajuan Kebun
Bibit Rakyat (KBR) dan pengajuan personil untuk kegiatan reboisasi, penanggulangan kebakaran
hutan ataupun kegiatan sosial lainnya.
Dengan prosedur dan luasnya wilayah kerja DLHK maka diperlukan suatu sistem untuk
mempermudah prosedur yang berjalan saat ini. Sehingga diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang lebih maksimal. Dari permasalahan yang ada, pembuatan sistem pelayanan
masyarakat diperlukan sehingga dapat memudahkan hal sebagai berikut :
1. Untuk memudahkan masyarakat dalam mengajukan permohonan bantuan baik berupa sarana
seperti Embung, Pengairan, DAM atau bantuan berupa bibit dan penanaman, pelatihan atau
bimbingan tekniis tanpa harus mendatangi kantor dan membawa proposal dan syarat pengajuan.
2. Untuk memudahkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya, dalam hal ni yang berkaitan dengan sistem diantaranya mempermudah
pengelolaan data bantuan dan penyaluran. Serta mempermudah dalam hal pemantauan atau
monitoring bantuan yang telah diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang yang telah dijabarkan pada sub bab diatas, maka penulis
merumuskan perumusan masalah sebagai berikut, yaitu Bagaimana merancang dan membangun
“Sistem Pelayanan Masyarakat Pada Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan”
1.3 Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah Merancang dan Menghasilkan sebuah
sistem yang akan digunakan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melayani
masyarakat umum, lembaga atau instansi, Kelompok tani dan lainnya.
4. Pelaksanaan dan pembinaan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan dinas;
dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas dan fungsinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengelolaan lingkungan hidup menjadi hal yang sangat penting demi menjaga dan memelihara
fungsi lingkungan hidup kita dan juga mencegah terjadinya perusakan dan pencemaran
lingkungan. Dalam penerapannya, sangat dibutuhkan partisipasi atau peran serta dari masyarakat
kita dalam hal ini pelaku usaha restoran di kota ini untuk mendukung pelestarian fungsi
lingkungan hidup kita yang lebih baik lagi dan juga partisipasi dari pejabat yang berwenang
melalui aturan atu ketentuan yang berlaku.
2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan lingkungan hidup meliputi bahwa
peraturan perundang-undangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup yang ada, perlu lebih
tegas lagi dan penerapan sanksi bagi siapa saja yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan
lingkungan hidup harus lebuh ditegakkan lagi. Begitupun dengan kesadaran masyarakat, dalam
hal ini pelaku usaha restoran untuk menjalankan kewajiban menjaga pelestarian fungsi
lingkungan hidup sehingga dapat mencegah terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan.
3.2 Saran
1. Pemerintah
Mengingat kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pengelolaan lingkungan hidup maka
pemerintah harus lebih tegas akan sanksi apa yang diberikan kepada masyarakat dalam hal ini pelaku
usaha restoran sehingga dapat mencegah terjadinya perusakan dan pencemaran lingkungan hidup.
Tetap menjaga kebersihan khususnya dilingkungan restoran sehingga dapat mencegah terjadinya
pencemaran dan perusakan lignkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rachman Arief, 2005, Pengantar ilmu perhotelan dan Restoran, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Khairandy Ridwan, 2001, Rajagukguk Erman, Hukum dan Lingkungan Hidup Indonesia, 75
tahun PROF.DR.KOESNADI HARDJASOEMANTRI,
Reality Publisher, 2008, Kamus Bahasa Indonesia terbaru, Tim Reality, Surabaya.
Siti Sundari Rangkuti, 2000, Hukum Lingkungan dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional,
Erlangga University, Surabaya