Anda di halaman 1dari 11

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Cilongok


Kelas / Semester : VIII / Genap
Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan dan
minuman, zat adiktif, serta dampaknya terhadap Kesehatan
4.6 Membuat karya tulis tentang dampak penyalahgunaan zat
aditif dan zat adiktif bagi kesehatan
Waktu : 5 x 25 menit (5 jam pelajaran)
Jumlah Pertemuan : 2 x pertemuan

A. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah membaca bahan ajar dan diskusi kelompok siswa dapat:
1. Menjelaskan pengertian zat aditif dengan percaya diri
2. Mengidentifikasi jenis-jenis zat aditif dalam makanan dan minuman dengan teliti
3. Menyebutkan zat pewarna alami dan buatan dalam makanan dan minuman dengan jujur
4. Menyebutkan zat pemanis alami dan buatan dalam makanan dan minuman dengan percaya diri
5. Menyebutkan zat pengawet alami dan buatan dalam makanan dan minuman dengan mandiri
6. Menyebutkan zat penyedap alami dan buatan dalam makanan dengan teliti

Pertemuan 2
1. Setelah melakukan percobaan, siswa dapat mengidentifikasi zat aditif yang berbahaya bagi
Kesehatan tubuh dengan mandiri.
2. Menyajikan laporan hasil percobaan uji kandungan boraks dan formalin pada bahan makanan
dalam bentuk video dengan bekerja sama.
B. Sumber Belajar
Pertemuan 1
1. Buku pegangan guru IPA kelas 8.
2. Buku Siswa IPA kelas 8.
3. Bahan ajar Zat Aditif
4. Link diskusi di google doc https://docs.google.com/document/d/1ZmVKs2-
bHhyAVPgW4Zb4hZG7eiWRTATiZ12mS3Jo3BI/edit?usp=sharing

Pertemuan 2
1. Buku pegangan guru IPA kelas 8.
2. Buku Siswa IPA kelas 8.
3. Panduan Praktikum

C. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 25 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan 1. Guru menyampaikan salam, mengajak siswa berdoa, dan
menanyakan kabar siswa.
2. Guru menanyakan perasaan siswa dengan meminta siswa
menyebutkan 1 huruf yang mewakili perasaanya.
3. Guru mengingatkan siswa untuk selalu menjaga kebersihan kelas,
halaman, menyiram tanaman di depan kelas, dan membuang
sampah pada tempatnya.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Siswa menjawab pertanyaan apersepsi dari guru:
“Tahukah kalian bahan apa saja yang ditambahkan ke dalam
makanan?”
6. Siswa menjawab pertanyaan motivasi dari guru:
“Mengapa bahan-bahan tersebut ditambahkan ke dalam
makanan?”
Kegiatan Inti 1. Siswa membaca bahan ajar zat aditif.
2. Siswa mengamati komposisi yang terdapat di bungkus makanan
yang dibawa dari rumah.
3. Siswa melakukan diskusi tentang zat aditif berdasar pertanyaan
pemantik dan pengayaan yang tersedia di lembar diskusi
menggunakan link di google doc.
(guru melakukan diferensiasi proses berupa pertanyaan
berdasarkan kesiapan belajar/readiness)
4. Guru mengajak siswa bersyukur atas nikmat keberagaman hayati
dan non hayati yang kita miliki dan bisa dimanfaatkan.
(Guru memasukkan pembelajaran social emosional dan
penguatan karakter religious)
5. Siswa menyimak penguatan dari guru terhadap diskusi yang
dilakukan.
6. Siswa diminta menanam salah satu jenis tanaman yang dapat
dijadikan bahan pewarna alami dan melaporkan hasilnya dalam
bentuk foto atau video paling lambat 2 minggu.
(Guru melakukan diferensiasi kinestetik berdasar profil
belajar siswa dan mendukung GPBLH Bidang Penanaman
dan Pemeliharaan Pohon)
7. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru tentang materi
yang telah dipelajari secara lisan.
(guru melakukan diferensiasi proses berupa pertanyaan
berdasarkan kesiapan belajar/readiness)
Penutup 1. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang
dilakukan.
2. Siswa menyimak penjelasan dari guru tentang pemanfaatan bahan
pewarna alami selain pada makanan yaitu pada pembuatan
Ecoprint.
3. Siswa mendapat tugas menyiapkan bahan percobaan uji
kandungan boraks dan formalin pada bahan makanan.
4. Guru mengajak siswa berdoa, mengingatkan untuk selalu
mematuhi protokol kesehatan dan menutup dengan salam.

Pertemuan 2 (3 x 25 menit)

Kegiatan Deskripsi Kegiatan


Pendahuluan 1. Guru menyampaikan salam, mengajak siswa berdoa, dan
menanyakan kabar siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3. Guru mengingatkan siswa untuk selalu menjaga kebersihan kelas,
halaman, menyiram tanaman di depan kelas, dan membuang
sampah pada tempatnya.
4. Siswa menjawab pertanyaan apersepsi dari guru:
“Pernahkah kalian mendengar penggunaan bleng pada pembuatan
kerupuk gendar?”
“Bolehkah bleng digunakan dalam pembuatan kerupuk gendar?
5. Siswa menjawab pertanyaan motivasi dari guru:
“Mengapa kita harus menggunakan zat aditif yang diijinkan oleh
BPOM?”
6. Guru menjelaskan keterkaitan materi zat aditif .
Kegiatan Inti 1. Siswa berkelompok untuk melakukan percobaan uji kandungan
boraks dan formalin pada bahan makanan menggunakan kunyit.
2. Siswa melakukan percobaan sesuai panduan praktikum.
(guru melakukan diferensiasi kinestetik berdasar pendekatan
profil belajar siswa dan pemanfaatan tanaman toga dalam
pembelajaran)
3. Siswa menyajikan laporan hasil percobaan dan dikumpulkan
paling lambat pada pertemuan berikutnya.
4. (Guru melakukan diferensiasi berdasar readiness/kesiapan
belajar)
Penutup 1. Siswa dan guru melakukan refleksi tentang pembelajaran yang
dilakukan.
2. Siswa menyimak penjelasan bahaya yang ditimbulkan dari
penggunaan boraks dan formalin dalam makanan.
3. Siswa mendapat tugas untuk mempelajari materi berikutnya
tentang zat adiktif.
4. Guru mengajak siswa berdoa, mengingatkan untuk selalu
mematuhi protocol kesehatan dan menutup dengan salam.

D. Penilaian
Pertemuan 1
a. Sikap : Observasi terhadap sikap menggunakan jurnal sikap.
b. Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan tentang zat aditif

Pertemuan 2
a. Sikap : Observasi terhadap sikap komitmen dalam mengumpulkan tugas
berupa laporan praktikum tepat waktu.
b. Pengetahuan : Menunjukkan pengetahuan tentang penyalahgunaan zat aditif.
c. Keterampilan : menunjukkan keterampilan dalam menyajikan laporan hasil percobaan uji
kandungan boraks dan formalin pada bahan makanan menggunakan kunyit.

E. Strategi dan Alat Penilaian


1. Penilaian sikap
2. Penilaian pengetahuan :
a. Proses pembelajaran
b. Penilaian harian
3. Penilaian keterampilan :
a. Laporan praktikum
b. Produk
(terlampir)

Mengetahui Cilongok, Januari 2022


Kepala Sekolah Guru Mapel

Dra. Saptari Darma Wijayanti Ani Nurhayati, S.Pd.


NIP 19630921 200012 2 001 NIP 19800419 200604 2 002
PANDUAN PRAKTIKUM
UJI KANDUNGAN BORAKS DAN FORMALIN PADA BAHAN MAKANAN

Mata Pelajaran : IPA


Kelas/semester : VIII / Gasal
Kompetensi Dasar : 3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif dalam makanan
dan minuman, zat adiktif, serta dampaknya
terhadap kesehatan
4.6 Membuat karya tulis tentang dampak
penyalahgunaan zat aditif dan zat adiktif bagi
kesehatan

A. Landasan Teori
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan bahan makanan yang tidak mudah rusak,
boraks banyak sekali digunakan dalam industri makanan, seperti: dalam pembuatan mie basah,
lontong, ketupat, tahu, bakso, sosis, dan lain-lain. Selain boraks, formalin juga banyak digunakan
sebagai bahan pengawet makanan. Padahal zat-zat kimia tersebut merupakan bahan beracun dan
bahan berbahaya bagi manusia sehingga sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan.
Oleh karena itu, diperlukan metode identifikasi yang sederhana (simple method) untuk kedua
bahan berbahaya tersebut dalam makanan. Sehingga, dapat dilakukan oleh konsumen terutama
para ibu rumah tangga dengan mudah. Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu BOURAQ yang
berarti kristal lunak yang mengandung unsur-unsur boron, berwarna dan larut dalam air. Boraks
merupakan kristal lunak dengan nama kimia Natrium Tetrabonat (Na2.B4O7.10H2O). Boraks
mempunyai nama lain natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat yang seharusnya
hanya digunakan dalam industri non pangan. Karakteristik Boraks, antara lain:
1. Berbentuk kristal putih
2. Tidak berbau
3. Larut dalam air
4. Stabil pada suhu serta tekanan normal
5. Boraks dipasaran terkenal dengan nama pijer, petitet, bleng, dan gendar.
Boraks juga biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, khususnya industri kertas,
gelas, pengawet kayu, keramik, antiseptik dan pembasmi kecoak, dan mengurangi kesadahan air.
Dapat dijumpai dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan
asam borat (H3BO3) atau yang lazim kita kenal dengan nama Bleng. Asam borat (H3BO3)
merupakan asam organik lemah yang sering digunakan sebagai antiseptik, dan dapat dibuat
dengan menambahkan asam sulfat (H2SO4) atau asam khlorida (HCl) pada boraks. Asam borat
juga sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat
dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. bahan tambahan
untuk pembuatan bakso, nuget, tahu, cenil, kecap, ketupat/lontong serta kerupuk. Bahkan yang
lebih ironis, penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia.
Padahal pemerintah telah melarang penggunaan boraks per Juli 1979, dan dimantapkan melalui
SK Menteri Kesehatan RI No.733/Menkes/Per/IX/1988.
Formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang biasa di gunakan
untuk mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan mayat. Formalin merupakan bahan kimia
yang disalah gunakan pada pengawetan tahu, mie basah, dan bakso (Djoko, 2006). Formaldehid
(HCOH) merupakan suatu bahan kimia dengan berat molekul 30,03 yang pada suhu kamar dan
tekanan atmosfer berbentuk gas tidak berwarna, berbau pedas (menusuk) dan sangat reaktif
(mudah terbakar). Bahan ini larut dalam air dan sangat mudah larut dalam etanol dan eter (Moffat,
1986).
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila digunakan
secara benar, formalin akan banyak kita rasakan manfaatnya, misalnya sebagai antibakteri atau
pembunuh kuman dalam berbagai jenis keperluan industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang
dan pakaian, pembasmi lalat maupun berbagai serangga lainnya. Dalam dunia fotografi biasanya
digunakan sebagai pengeras lapisan gelatin dan kertas. Formalin juga sering digunakan sebagai
bahan pembuatan pupuk urea, bahan pembuat produk parfum, pengawet bahan kosmetika,
pengeras kuku. Formalin boleh juga dipakai sebagai bahan pencegah korosi untuk sumur minyak.
Di bidang industri kayu, formalin digunakan sebagai bahan perekat untuk produk kayu lapis
(polywood). Dalam kosentrasi yang sangat kecil (< 1%) digunakan sebagai pengawet untuk
berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut,
perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet (Yuliarti, 2007).
Produsen sering kali tidak tahu kalau penggunaan formalin sebagai bahan pengawet
makanan tidaklah tepat karena bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan bagi konsumen
yang memakannya. peningkatan risiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal
(hidung) pada pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan (Yuliarti, 2007).
Kunyit sebagai indicator alami akan mengalami perubahan warna menjadi orange atau
merah tua jika dimasukkan ke dalam larutan asam. Boraks dan formalin merupakan zat yang
larutannya bersifat asam sehingga bisa dideteksi dengan kunyit.

Simak uji kandungan boraks dan formalin pada link berikut:


https://www.youtube.com/watch?v=j9A6wI01bJg

B. Tujuan
Menguji bahan makanan yang mengandung boraks atau formalin menggunakan kunyit.

C. Alat dan Bahan


1. Tusuk gigi
2. Air kunyit
3. Bahan makanan yang akan diuji

D. Langkah Kerja
Membuat indikator
1. Siapkan air kunyit, masukkan tusuk gigi ke dalam air kunyit rendam 30 menit.
2. Tiriskan tusuk gigi dan biarkan kering tanpa dijemur.
3. Tusuk gigi siap digunakan untuk menguji kandungan boraks dan formalin pada bahan makanan.

Uji kandungan Boraks dan Formalin


1. Siapkan bahan makanana yang akan diuji.
2. Tusukkan tusuk gigi yang sudah disipakn ke tiap makanan yang diuji.
3. Amati perubahan warna pada tusuk gigi.
4. Catat hasil pengamatan di Tabel pengamatan.

E. Data Pengamatan
Tabel Pengamatan
No Bahan Makanan Perubahan Warna Keterangan
1
2
3
4
5
6

F. Pertanyaan
1. Bahan makanan mana saja yang menunjukkan indikasi kandungan boraks atau formalin?
2. Mengapa boraks/formalin ditambahkan ke bahan makanan?
3. Apakah bahaya yang ditimbulkan dari penggunaan boraks dan formlain pada bahan makanan?
4. Manfaat apa yang dapat diambil dari cara pengujian bahan makanan dengan metode sederhana?

G. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan, kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1.
2.
KRITERIA KETUNTASAN TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Penilaian Sikap
1. Strategi : Observasi
2. Alat : Catatan waktu pengumpulan tugas dari siswa

Tanggal/ Tanggal/ Tanggal/ Tanggal/ Tanggal/


Nama siswa Catatan Catatan Catatan Catatan Catatan
sikap sikap sikap sikap sikap

B. Penilaian pengetahuan
1. Strategi : Tes Lisan
2. Alat : Checklist

Indikator Checklist
Catatan
Menunjukkan pengetahuan tentang
Zat Aditif Bisa (B) Tidak Bisa (TB)

1. Menjelaskan pengertian zat aditif

2. Mengidentifikasi jenis-jenis zat


aditif dalam makanan dan minuman

3. Menyebutkan zat pewarna alami


dan buatan dalam makanan dan
minuman

4. Menyebutkan zat pemanis alami


dan buatan dalam makanan dan
minuman

5. Menyebutkan zat pengawet alami


dan buatan dalam makanan dan
minuman
6. Menyebutkan zat penyedap alami
dan buatan dalam makanan

Kesimpulan: siswa dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 4 kriteria bisa.
Jika ada 2 kriteria tidak tercapai, maka perlu adanya intervensi agar pencapaian siswa
dapat diperbaiki.

C. Penilaian Keterampilan
1. Strategi : Unjuk kerja
2. Alat : Checklist
Checklist
Indikator Catatan

Menunjukkan keterampilan Tidak Memadai Memadai (M)


menyajikan laporan hasil praktikum (TM)

1. Sistematika laporan ditulis secara urut

2. Menuliskan tujuan praktikum dengan


jelas

3. Penyajian data pengamatan lengkap

4. Ketepatan menarik kesimpulan sesuai


dengan tujuan dan data.

Kesimpulan: siswa dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal 3 kriteria memadai.
Jika ada 2 kriteria tidak tercapai, maka perlu adanya intervensi agar pencapaian siswa dapat
diperbaiki.
DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM

UJI KANDUNGAN BORAKS PADA BAHAN MAKANAN MENGGUNAKAN KUNYIT

Gambar praktikum uji kandungan boraks pada bahan makanan menggunakan tusuk gigi berkunyit

Gambar praktikum uji kandungan boraks pada bahan makanan menggunakan tusuk gigi berkunyit
DOKUMENTASI HASIL EVALUASI

1. Pengetahuan
No Soal
No Nama Ket
1 2 3 4 5 6
1 Alvin Nur Fida B TB B B TB TB tidak tuntas
2 Amira Hainunnisa B B B B B TB Tuntas
3 Anggita Nur Utami B B TB B B TB Tuntas
4 Anisa Dwi Agustin B B TB TB TB TB tidak tuntas
5 Atika Meisti Rahma Dewi B TB B B B TB Tuntas
6 Aurelya Khasanatun Ghizan B TB B B TB B Tuntas
7 Azizatun Nur Laeli TB B B TB TB TB Tidak tuntas
8 Dian Arfiyansah B TB B B TB TB Tidak tuntas
9 Dika Andreyan B B TB B TB B Tuntas
10 Dimas Ariyanto B B B TB B TB Tidak tuntas
11 Dion Kukuh Pambayun B B B TB B TB Tuntas
12 Faizatul Arqo Lani B TB B B B TB Tuntas
13 Faridhatus Solikhah B TB TB B TB TB Tidak tuntas
14 Fiki Aji Putra B B B TB B TB Tuntas
15 Fikri Febrian B TB TB TB B B Tidak tuntas
16 Gilang Aditya Setiawan B TB TB TB TB TB Tidak tuntas
17 Kusyanti TB B B TB TB TB Tidak tuntas
18 Ladiesta Wini Ramadhani B B B B B TB Tuntas
19 Nayla Zahro Nurbaeti B B B B B TB Tuntas
20 Nur Tria Agustin B B B B B TB Tuntas
21 Putri Komariyah Agustin B B TB TB B TB Tidak tuntas
22 Rifqi Zain Atama B B B B B TB Tuntas
23 Riski Saefullah B B B TB TB TB Tidak tuntas
24 Rista Merliana B B TB TB TB TB Tidak tuntas
25 Sania Rachma Diyanti B B B B TB TB Tuntas
26 Sazgiana Yayang Pradita B B B TB TB TB Tidak tuntas
27 Shinta Syawalia B B TB TB TB TB Tidak tuntas
28 Sulistiyani B B B B TB TB Tuntas
29 Wildan Akhsani B B TB B TB TB Tidak tuntas
30 Yeni Puspita Sari B B TB TB TB TB Tidak tuntas
31 Zaki Ramadittiya B TB TB TB TB TB Tidak tuntas
32 Zaky Zakaria B B TB TB TB TB Tidak tuntas
Jumlah siswa tuntas 14
Jumlah siswa tidak
18
tuntas
Kesimpulan: ada 14 siswa yang membutuhkan intervensi agar mencapai tujuan pembelajaran,
intervensi dilakukan setelah refleksi agar diketahui penyebab yang sebenarnya
2. Keterampilan

Indikator Laporan
No Nama Ket
1 2 3 4
1 Alvin Nur Fida M M M TM Tuntas
2 Amira Hainunnisa M M M M Tuntas
3 Anggita Nur Utami M M M M Tuntas
4 Anisa Dwi Agustin M M M TM Tuntas
5 Atika Meisti Rahma Dewi M M M M Tuntas
6 Aurelya Khasanatun Ghizan M M M M Tuntas
7 Azizatun Nur Laeli M M M TM Tuntas
8 Dian Arfiyansah M M M TM Tuntas
9 Dika Andreyan M M M TM Tuntas
10 Dimas Ariyanto M M M TM Tuntas
11 Dion Kukuh Pambayun M M M TM Tuntas
12 Faizatul Arqo Lani M M M M Tuntas
13 Faridhatus Solikhah M M TM TM Tidak tuntas
14 Fiki Aji Putra M M M TM Tuntas
15 Fikri Febrian M M M TM Tuntas
16 Gilang Aditya Setiawan M M TM TM Tidak tuntas
17 Kusyanti M M M TM Tuntas
18 Ladiesta Wini Ramadhani M M TM TM Tidak tuntas
19 Nayla Zahro Nurbaeti M M M TM Tuntas
20 Nur Tria Agustin M M M TM Tuntas
21 Putri Komariyah Agustin M M M M Tuntas
22 Rifqi Zain Atama M M M M Tuntas
23 Riski Saefullah M M M TM Tuntas
24 Rista Merliana M M M TM Tuntas
25 Sania Rachma Diyanti M M M TM Tuntas
26 Sazgiana Yayang Pradita M M M TM Tuntas
27 Shinta Syawalia M M M TM Tuntas
28 Sulistiyani M M M M Tuntas
29 Wildan Akhsani M M M TM Tuntas
30 Yeni Puspita Sari M M TM TM Tidak tuntas
31 Zaki Ramadittiya M M TM TM Tidak tuntas
32 Zaky Zakaria M M TM TM Tidak tuntas
Jumlah siswa tuntas 26
Jumlah siswa tidak tuntas 6
Kesimpulan: ada 6 siswa yang membutuhkan intervensi agar mencapai tujuan
pembelajaran, intervensi dilakukan setelah refleksi agar diketahui penyebab yang
sebenarnya
UMPAN BALIK REKAN SEJAWAT

Yuli Astuti (guru matematika)


KKTP yang dibuat rinci dan bisa di ATM di mata pelajaran lain.

Kamsitin (guru PKn)


Awalnya berpikir membuat KKTP itu sulit, ternyata setelah melihat contoh bisa dibuat sederhana dan
mudah.

Anik Dwi Handayani (guru IPA)


KKTP yang dibuat sederhana namun mencakup semua aspek yang harus dinilai.

Badriastuti (guru matematika)


Ternyata di kurikulum 13 juga bisa dibuat KKTP untuk KD yang akan diajarkan tidak hanya di
kurikulum merdeka saja.

Irma Triprastiwinarni (guru PKn)


Saya piker awalnya KKTP hanya untuk digunakan di kurikulum merdeka, ternyata di kurikulum 13
juga bisa digunakan, bahkan dapat menilai kompetensi anak dengan lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai