Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA TN.

T DENGAN
APENDISITIS DI RUANG KAMAR OPERASI RSUD PURUK CAHU
STASE KEPERAWATAN GADAR KRITIS

DISUSUN OLEH :

LINDAYANI RUMBO,S.Kep

NIM : 113063J123051

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN
PROFESI BANJARMASIN
2024
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan keperawatan pada Tn. T dengan Apendisitis di ruang kamar operasi RSUD Puruk
Cahu di susun oleh Lindayani Rumbo,S.Kep, NIM : 113063J123051. Laporan asuhan
keperawatan ini telah di periksa dan disetujui oleh Perseptor Akademik dan Perseptor Klinik.

Banjarmasin, Februari 2024

Perseptor Akademik Perseptor Klinik

Oktovin,S.kep,Ners,M.Kep Ambusully, S.kep,Ns

Mengetahui
Kaprodi Sarjana Keperawatan dan Profesi
Ners STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Theresia Jamini, S. Kep. Ners. M. Kep


ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF

I. PENGKAJIA
N IDENTITAS
Nama : Tn. T
No. RM : 6860xx
Usia : 27 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Ds. Cangkang
Diagnosa Medis : Apendisitis akut
Tindakan Operasi : Appendectomi
Tanggal Operasi : 5-2-2024
Jam Operasi : 08.30
WIB

A. PRE OPERASI
1. Persiapan Operasi
a. Informed concent : Ada
b. Sedia darah : Tidak
c. Skeren : Ya
d. Baju operasi : Ya
e. Lokasi Operasi : Abdomen kanan bawah
f. Riwayat alergi : Tidak ada
g. Saturasi 02 pre operasi : 99 %
h. Kesulita bernafas : Tidak ada
i. Bleeding : Tidak ada
j. Riwayat kesehatan dahulu : Klien mengatakan tidak ada Riwayat penyakit Hipertensi dan DM
k. Persetujuan tindakan operasi : ada
2. Data
DS :
 Klien mengatakan khawatir dengan kondisi penyakitnya
 Klien mengatakan belum pernah menjalani operasi
 Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah

DO :
 Klien tampak lemah
 Klien tampak tegang
 Gelisah
 Klien tampak meringis
P : Saat bergerak
Q: Seperti ditusuk tusuk
R: Perut kanan bawah
S: Skala nyeri 4 (sedang)
T: Hilang timbul
 Tampak terpasang infus di tangan kiri klien
 Kesadaran: Composmentis

 Terpasang cateter no.16

 TD : 127/83 mmHg
RR : 22x/Menit
HR : 91x/Menit
Suhu : 37,70C
Saturasi :99 %
Pemeriksaan Penunjang :
Hasil USG : Apendisistis akut

LAB : Hb : 13,5 g/dl

Lekosit : 24.800 /cmm


Trombosit : 299 rb/cmm
Hematokrit : 39 %
CT : 3 menit
BT : 6 menit
Golda : A (+)
HBsAg: Non Reaktif
Teraphy : IVFD RL 20 tts/menit
Ceftriaxone 2x1 gr
Ketorolac 3x1 amp
Ranitidin 2x 1 amp
Metronidazole injeksi 3 x 500 mg

B. INTRA
OPERASI

DO :

 Adanya tambahan otot pernapasan


 Tampak terpasang ETT
 Terpasang alat bantu pernapasan ventilasi mekanik mode A/C,Peep : 5,F02 :100%
 Terpasang OPA
 Napas tidak spontan
 Gurgling(+)
 Antibiotik profilaksis : Cepazoline 2 g
 Jenis Anastesi : General Anastesi
 Efek Anastesi : mulut kering,mual muntah,mengantuk
 Sianosis : Tidak ada
 Posisi saat pembedahan : Supine
 Perdarahan ± 200 ml
 TD : 120/70 mmHg
HR : 120 x/Menit
Suhu : 36,60C
Saturasi :98 %

 Produksi lendir (+)


 Keadaan luka sayatan operasi : lebar luka 6 cm
 Lama pembedahan : 2 Jam
 Pemberian obat anastesi : Ketamin 50 mg,Midazolam 3 mg,Propofol 70 mg,

Fentanyl 40 mg,isovluran 3 ml/menit.,atracurium 0,5 mg


 Sucsion (+)
 Terpasang kateter No 16
 Terpasang alat invasive : IV line RL 20 tts/menit di tangan kiri
 Hb : 13,5 g/dl

 Lekosit : 24.800 /cmm


 Trombosit : 299 rb/cmm
 Hematokrit : 39 %
 CT : 3 menit
 BT : 6 menit
C. POST
OPERASI DS :
Klien mengatakan nyeri luka operasi
Klien mengatakan sakit bila bergerak
DO :
 Klien tampak meringis
kesakitan P : Luka operasi
Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : Perut kanan bawah
S : 5 ( sedang )
T : Hilang timbul
 Kesadaran : Composmentis
 TD : 120/90 mmHg
 RR : 22x/menit
 HR : 110 x/menit
 Suhu : 36,5ºc
 Saturasi : 99%
 Penggunaan Oksigen : tidak
 Spesimen : ada
 Terpasang infus RL 20 tts/mnt
 Terpasang cateter no 16
Analisa Data :

No Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1 PRE OP Agen pencendera Nyeri akut
DS : fisiologis
 Klien mengatakan nyeri perut kanan bawah

DO :
 Klien tampak meringis
P : saat bergerak
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: Perut kanan bawah
S: Skala nyeri 4 (sedang)
T: Hilang timbul
 Gelisah (+)
 Terpasang cateter no 16
 Leukosit :24.800 /cmm
 Hb : 13,5 g/dl
 Hasil USG : Apendisistis akut

2 PRE OP Rencana Operasi Ansietas


DS :
 Klien mengatakan khawatir dengan kondisi
penyakitnya
 Klien mengatakan belum pernah menjalani
operasi
DO :
 Klien tampak lemah
 Klien tampak
Tegang
 Kesadaran Composmentis
 TD : 127/83 mmHg
 RR : 22x/Menit
 HR : 110x/mnt
 Suhu : 37,70C
 Saturasi : 99 %
3 INTRA OP Efek agen Bersihan jalan
DO : farmakologis nafas tidak efektif
 Adanya tambahan otot pernapasan
 Tampak terpasang ETT
 terpasang alat bantu pernapasan ventilasi
mekanik mode A/C,Peep : 5,F02 :100%
 Napas tidak spontan
 Jenis anastesi : General anastesi
 Produksi lendir (+)
 Sucsion (+)
 Gurgling (+)
4 INTRA OP Efek agen Pola napas
DO : farmakologis tidak efektif
 Tampak terpasang ETT
 terpasang alat bantu pernapasan ventilasi
mekanik mode A/C,Peep : 5,F02 :100%
 terpasang OPA
 napas tidak spontan
 Jenis anastesi General anastesi
 Pemberian obat anastesi : Ketamin 50
mg,Midazolam 3mg,propofol 70 mg,fentanyl
40mg,isovluran 3ml/menit,atracurium 0,5 mg
 Terpasang infus RL 20 tts/menit ditangan kiri
Terpasang cateter no 16
5 INTRA OP Tindakan Resiko perdarahan
Faktor Risiko : pembedahan
 Tampak insisi diabdomen kanan bawah
 Lebar luka operasi 6 cm
 Perdarahan ± 200 ml
 Lama pembedahan 2 jam
 terpasang infus RL 20 tts/menit
 Suhu : 36,6 ºC
 Hb : 13,5 g/dl
 Lekosit :24.800 / cmm
 Trombosit ; 299 rb / cmm
 Hematokrit : 39%
 CT :3 menit
 BT :6 menit
6 POST OP Agen pencedera Nyeri Akut
DS : fisik
 Klien mengatakan nyeri pada
luka operasi
DO :
 Klien tampak meringis kesakitan
P : Luka operasi
Q : Seperti di tusuk-tusuk
R : perut kanan bawah
S : 5 ( sedang )
T : Hilang timbul
TD : 120//90 mmHg
RR : 20x/menit
HR : 110x/menit Suhu : 36,50C
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

PRE OPERASI
1. Nyeri akut b.d agen pencendera fisiologis (D.0077)
2. Ansietas b.d rencana operasi ( D.0080 )

INTRA OPERASI
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d efek agen farmakologis (D.0149)
4. Pola nafas tidak efektif b.d efek agen farmakologis (D.0005)
5. Resiko perdarahan b.d tindakan pembedahan (D.0012)

POST OPERASI
6. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik ( D.0077 )
III. PERENCANAAN

N DIAGNOSA PERENCANAAN
O KEPERAW TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL
ATAN KRITERIA
HASIL
1 PRE OP : Setelah dilakukan Manajemen nyeri 1. Untuk mengetahui
Nyeri b.d Tindakan Observasi lokasi,karakteristik,frekuensi,,k
agen keperawatan selama 1. Identifikasi ualitas,intensitas nyeri secara
pencendera 15 menit, lokasi,karakteristik,durasi, spesifik.
fisiologis diharapkan nyeri frekuensi,intensitas nyeri 2. Untuk mengetahui skala nyeri
(D.0077) menurun 2. Identifikasi skala 3. Untuk memberikan penanganan
Dengan kriteria nyeri nyeri lebih efektif
hasil : 3. Identifikasi factor 4. Untuk mengajarkan tehnik
1. Keluhan nyeri yang memperberat penanganan nyeritanpa obat
menurun dan memperingan yaitu tehnik relaksasi nafas
2. Meringis nyeri dalam
menurun Terapeutik 5. Untuk memberikan
3. Frekuensi nadi 4. Berikan tehnik kenyamanan kepada pasien
membaik nonfarmakologi 6. Untuk memberikan
4. Tekanan darah untuk mengurangi pengetahuan tentang
membaik rasa nyaman nyeri penyebab,periode,dan pemicu
5. Pola nafas 5. Kontrol lingkungan nyeri yang dialami
membaik yang memperberat 7. Untuk mengajarkan penanganan
nyeri nyeri
Edukasi 8. Pemberian analgetik
6. Jelaskan penyebab untuk meredahkan nyeri
dan pemicu nyeri klien
7. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi
8. kolaborasi pemberian
analgetik

2 PRE OP : Setelah dilakukan Reduksi ansietas 1. Untuk mengetahui tingkat


Ansietas b.d Tindakan Observasi : ansietas klien
rencana keperawatan 1. Identifikasi saat tingkat 2. Untuk mengetahui kemampuan
operasi selama 15 menit, ansietas berubah ( mis. klien dalam mengambil
( D.0080 ) diharapkan tingkat Kondisi, waktu, stressor) keputusan
ansietas menurun 2. Identifikasi kemampuan 3. Untuk mengetahui tanda-tanda
dengan kriteria mengambil keputusan ansietas klien
hasil: 3. Monitor tanda-tanda 4. Agar klien lebih percaya kepada
1. Verbalisasi ansietas ( verbal dan petugas
kebingungan nonverbal) 5. Untuk memberikan rasa nyaman
menurun Terapeutik : kepada klien
2. Verbalisasi 4. Ciptakan suasana 6. Agar klien memahami terntang
khawatir akibat teraupetik untuk kondisi yang di alami klien
kondisi yang di menumbuhkan 7. Agar klien merasa lebih nyaman
hadapi menurun kepercayaan saat di dampingi keluarga
3. Perilaku gelisah 5. Temani klien untuk 8. Agar klien dapat melakukan
menurun mengurangi kecemasan, teknik relaksasi secara
4. Perilaku tegang jika memungkinkan mandiri untuk mengurangi
menurun Edukasi : ansietas nya
5. Tremor 6. Informasikan secara factual 9. Untuk mengurangi ansietas
menurun mengenail diagnosis,
6. Pucat menurun pengobatan dan prognosis
7. Tanda -tanda vital 7. Anjurkan keluarga untuk
membaik tetap bersama klien, jika
perlu
8. Latih teknik relaksasi mis.
Relaksasi spiritual.
Kolaborasi :
9. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika
perlu
3 INTRA OP Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas 1. secara anatomi posisi kepala
Bersihan jalan tindakan ekstensi merupakan cara untuk
nafas tidak keperawatan Observasi meluruskan rongga pernapasan
efektif b.d selama 2 1. Bebaskan jalan nafas 2. ronchi menunjukkan adanya
efek agen jam,terjadi dengan mengatur posisi gangguan pernapasan akibat
farmakologis kepatenan jalan kepala ekstensi ada lendir yang menutupi
(D.0149) nafas dengan 2. Pemeriksaan fisik sebagian dari saluran
kriteria hasil : dengan cara aulkultasi pernapasan sehingga perluh
1. Klien tidak mendengarkan suara dikeluarkan untuk
sesak nafas (adakah ronchi) mengoptimalkan jalan napas
2. Tidak ada Terapeutik 3. sucsion merupakan tindakan
lendir/sekret 3. Bersihkan mulut dan bantuan untuk mengeluarkan
3. Pernapasan 18- saluran nafas dari lendir sehingga mempermudah
20x / menit lendir /secret dengan proses respirasi
4. Tidak ada melakukan suction 4. pemberian oksigen secara
tambahan otot 4. Oksigenasi adekuat dapat mensuplai dan
pernapasan 5. Observasi tanda-tanda memberikan cadangan oksigen
vital tiap 2 jam sehinggah mencegah terjadinya
6. Observasi timbulnya hipoksia
gagal nafas 5. dyspneu,sianosis merupakan
Edukasi tanda terjadinya gangguan
7. Jelaskan kepada nafas disertai dengan kerja
keluarga tujuan jantung yang menurun
dilakukan tindakan 6. ketidakmampuan tubuh dalam
suction proses respirasi diperluhkan
Observasi intervensi yang kritis dengan
8. kolaborasi dalam menggunakan alat bantu
pemberian obat pernapasan (mechanical
pengencer ventilation
sekresi/mukolitik 7. agar keluarga mengerti tentang
prosedur tindakan yang kita
lakukan.
8. obat mukolitik dapat
mengencerkan lendir/secret
yang kental sehingga
mempermudah pengeluaran
4 INTRA OP Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas 1. Untuk mengetahui selang
Pola nafas tindakan buatan ETT bergeser atau tidak
tidak efektif keperawatan,selama 2. Untuk mengetahui tekanan
b.d efek agen 2 jam Pola nafas Observasi balon
farmakologis efektif dengan 1. Monitor posisi selang 3. Untuk mengurangi
(D.0005) kriteria hasil : endotrakeal (ETT) komplikasi bila diberikan
1. Frekuensi nafas 2. Monitor tekanan balon lebih dari batas aman yang
membaik ETT direkomendasikan
2. Kedalaman Terapeutik 4. Untuk menghilangkan
nafas membaik 3. Kurangi tekanan balon hambatan di jalan nafas
3. Ekskursi dada secara periodic 5. Untuk mengurangi produksi
membaik 4. Cegah ETT terlipat lendir yang menumpuk dan
4. Tekanan 5. Lakukan perawatan menutup jalan napas
ekspirasi mulut 6. Agar keluarga mengetahui
meningkat Edukasi tindakan prosedur apa yang
5. Tekanan 6. Jelaskan kepada akan kita lakukan selama
inspirasi keluarga tujuan dan dilakukan operasi
meningkat prosedur pemasangan 7. Intubasi ulang harus dilakukan
6. Ventilasi semenit ETT bila terbentuk mucaos
Kolaborasi
7. Kolaborasi intubasi
ulang jika terbentuk
mucaos plug yang tidak
dapat dilakukan
pengisapan
5 INTRA OP Setelah dilakukan Manajemen perdarahan
Resiko tindakan Observasi 1. Agar tidak terjadi perdarahan
perdarahan keperawatan 1. Monitor tanda dan 2. Untuk mengetahui nilai Hb
b.d tindakan selama 2 jam gejala perdarahan dan Ht sesuai nilai normal
pembedahan tingkat perdarahan 2. Monitor nilai 3. Untuk mengetahui tanda- tanda
(D.0012) menurun dengan Hemoglobin dan vital klien
kriteria hasil : hematokrit, sebelum dan 4. Agar tidak menambah
1. Tindakan sesudah kehilangan terjadinya perdarahan
pasca operasi darah 5. meminimalkan terjadinya
menurun 3. Monitor tanda-tanda perdarahan
2. Hemoglobin vital 6. Agar klien dan keluarga
membaik Terapeutik mengetahui tanda – tanda
3. Tekanan darah 4. Istirahatkan area yang perdarahan
dan denyut mengalami perdarahan 7. Agar tidak terjadi perdarahan
nadi menbaik 5. Batasi tindakan invasife karena aktivitas
bila perluh 8. Agar perawat dan dokter cepat
Edukasi mengambil tindakan
6. Jelaskan tanda-tanda 9. Agar tubuh tidak kekurangan
perdarahan pasokan darah hemoglobin
7. Anjurkan membatasi
aktivitas
8. Anjurkan melapor bila
menemukan tanda-tanda
perdarahan
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian
transfusi darah bila
perluh.

6 POST OP : Setelah dilakukan Manajemen Nyeri ( I.08238) 1. Untuk mengetahui


Nyeri akut tindakan Observasi : lokasi,karakteristik,durasi,freku
b.d agen keperawatan 1. Identifikasi e nsi,kualitas,intensitas nyeri
pencedera selama 30 menit, lokasi,karakteristik, 2. Untuk mengetahui tingkat nyeri
fisik diharapkan tingkat durasi,frekuensi,kualitas,in yang di rasakan klien
( D.0077) nyeri menurun ( t ensitas nyeri 3. Untuk mengurangi rasa nyeri
L.08066), dengan 2. Identifikasi skala nyeri yang di rasakan klien
kriteria hasil : Terapeutik : 4. Lingkungan yang kurang nyaman
1. Keluhan 3. Berikan Teknik dapat memperberat rasa nyeri
nyeri nonfarmokologis untuk klien
menurun mengurangi rasa nyeri 5. Agar klien memahami cara
2. Meringis (mis. TENS, meredakan nyeri
menurun hypnosis,akupresure,terapi, 6. Agar pasien dapat melakukan
3. Frekuensi musik,biofeedback,terapi Teknik meredakan nyeri secar
nadi pijat,aromaterapi,Teknik a mandiri
membaik imajinasi terbimbing, 7. Agar rasa nyeri klien dapat di
4. Tekanan darah kompres hangat atau hilangkan atau di kurangi.
membaik dingin, terapi bermain)
5. Pola nafas 4. Kontrol lingkungan yang
membaik memperberat rasa nyeri
(mis, suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
Edukasi :
5. Jelaskan strategi
meredakan
nyeri
6. Ajarkan Teknik
nonfarmokologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI


TANGGAL KEPERAWATAN
JAM
Senin, 5 PRE OP : 1. Mengidentifikasi Jam : 07:45 WIB
Februari Nyeri b.d agen lokasi,karakteristik,duras S:
2024 pencendera i,frekuensi,intensitas  klien mengatakan nyeri
(07:30WIB) fisiologis (D.0077) nyeri berkurang
2.mengidentifikasi O:
skala nyeri  Klien tidak tampak meringis
3.Mengidentifikasi P : saat bergerak
factor yang Q: seperti ditusuk-tusuk
memperberat dan R: Perut kanan bawah
memperingan nyeri S: Skala nyeri 3 ( ringan)
4.Memberikan tehnik T: Hilang timbul
nonfarmakologi  Gelisah (-)
relaksasi nafas  Terpasang cateter no 16
dalam untuk A : masalah teratasi sebagian
mengurangi rasa P : intervensi di lanjutkan
nyeri 1. Lanjutkan tindakan segera
5. Mengontrol
lingkungan yang
memperberat nyeri
6.menjelaskan Operasi dimulai( time out )
penyebab dan jam 08:30 Wib
pemicu nyeri
7.menjelaskan strategi
meredakan nyeri
Senin, 5 PRE OP : 1. Memonitor tanda- Jam 08. 15 wib
Februari Ansietas b.d rencana tanda ansietas (verbal S:
2024 (08:00 operasi ( D.0080 ) dan nonverbal)  Klien mengatakan yakin
WIB) 2. Menciptakan suasana tim medis dapat melakukan
teraupetik untuk yang terbaik untuk kondisi
menumbuhkan penyakitnya
kepercayaan  Klien mengatakan sudah
3. Menemani klien untuk siap untuk dilakukan
mengurangi operasi
kecemasan O:
4. Menginformasikan  Klien tampak tenang
secara factual  Klien sudah tampak tidak
mengenai tegang
diagnosis,pengobatan  TTV :
dan prognosis, TD : 127/81 mmHg
5. Melatih teknik HR : 91 x/menit
relaksasi spiritual ( RR : 22 x/menit
berdoa ) Suhu : 37,70C
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan

Operasi Mulai ( Time Out )


Jam 08:30 WIB
Senin, 5 INTRA OP 1. Membebaskan jalan Jam 11:00 Wib
Februari Bersihan jalan nafas nafas dengan S
2024 tidak efektif b.d efek mengatur posisi  klien mengatakan tidak ada
(09:00 WIB) agen farmakologis kepala ekstensi lendir ditenggorokan
(D.0149) 2. Melakukan O:
pemeriksaan fisik  tidak terpasang ETT
dengan cara  Napas spontan
auskultasi  Produksi lendir (-)
mendengarkan suara  Sucsion (-)
nafas (adakah ronchi)  Gurgling (-)
3. membersihkan mulut
 Tanda-tanda vital
dan saluran nafas dari
TD: 110/70 mmHg
lendir /secret dengan
HR : 90 x/menit
melakukan suction
RR: 20 x /menit
4. memberikan
S : 36,5ºC
oksigenasi yang
SpO2 : 98%
adekuat
A: masalah teratasi
5. mengobservasi tanda-
P: intervensi dihentikan
tanda vital tiap 15
menit
Operasi selesai
6. mengobservasi
pasien dipindahkan ke ruang
timbulnya gagal
Recovery room (RR)
nafas
INTRA OP Jam 11:00 Wib
Senin, 5 Pola nafas tidak 1. memonitor posisi S:
Februari efektif b.d efek agen selang endotrakeal  Klien mengatakan sdh bisa
2024 farmakologis (ETT) bernafas seperti biasa
(09:00 WIB) (D.0005) 2. memonitor O:
tekanan balon ETT  Tidak terpasang ETT +
3. mengurangi Ventilator
tekanan balon  Nafas spontan
secara periodic  Tidak terpasang OPA
4. mencegah ETT  Terpasang infus RL 20
terlipat tts/menit ditangan kiri
5. melakukan  Terpasang cateter no 16
perawatan mulut A: Masalah teratasi
6. menjelaskan P: Intervensi dihentikan
kepada keluarga
tujuan dan
prosedur Operasi selesai
pemasangan ETT pasien dipindahkan ke ruang
7. Kolaborasi intubasi Recovery room (RR)
ulang jika terbentuk
mucaos plug yang tidak
dapat dilakukan
pengisapan

Senin, 5 INTRA OP 1. memonitor tanda dan . jam 11:05 Wib


Februari Resiko perdarahan gejala perdarahan
2024 b.d tindakan 2. memonitor jumlah O:
(11:00 WIB) pembedahan darah yang keluar  Tampak insisi di abdomen
(D.0012) 3. memonitor nilai kanan bawah
Hemoglobin dan  Lebar luka operasi 6 cm
hematokrit, sebelum  Perdarahan ± 200 ml
dan sesudah  terpasang infus RL 20
kehilangan darah tts/menit
4. memonitor tanda-  Suhu : 36,5 ºC
tanda vital  Hb : 13,5 g/dl
5. Kolaborasi  Lekosit :24.800 / cmm
pemberian transfusi  Trombosit ; 299 rb / cmm
darah bila perluh.  Hematokrit : 39%
 CT :3 menit
 BT :6 menit
A : Perdarahan tidak terjadi
P : Intervensi di hentikan

Operasi selesai
pasien dipindahkan ke ruang
Recovery room (RR)

Senin, 5 POST OP : 1. mengidentifikasi Jam 11.40 Wib


Februari Nyeri akut b.d lokasi,karakteristik, S:
2024 agen pencedera durasi,  Klien mengatakan nyeri
(11:10 Wib) fisik frekuensi,kualitas pada luka sudah berkurang
( D.0077) intensitas nyeri O:
2. mengidentifikasi
 Klien tidak tampak meringis
skala nyeri
P : Luka operasi
3. memberikan teknik
Q : Seperti di tusuk-tusuk
relaksasi nafas
R : perut kanan bawah
dalam
S : 3 ( ringan )
4. Kolaborasi
T : Hilang timbul
pemberian iinj.
TD : 110/70 mmHg
ketorolac 30 mg
RR : 20x/menit
HR : 90x/menit
Suhu : 36,50C
SpO2 : 98%

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi di lanjutkan
1. berikan tehnik relaksasi
nafas dalam.

Pasien boleh pindah


keruangan dengan
(Skor Aldrette ≥ 8 )
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Indikator Diagnostik. Edisi 1. Cetakan III. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi I. Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Cetakan II. Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai