Nomor : 002.02/PDT/AIC/XII/2023
Perihal : DUPLIK TERGUGAT TERHADAP REPLIK PENGGUGAT
Kepada Yth.
Majelis Hakim yang Memeriksa & Mengadili
Perkara No. 1196/Pdt.G/2023/PA.Sgm
Di –
Pengadilan Agama Sungguminasa
I. PENDAHULUAN
Assalamualaikum Wr. Wb. dan Salam Sejahtera
Dengan Hormat,
DUPLIK TERGUGAT 1 | 8
yang telah di registrasi oleh Pengadilan Agama Sungguminasa;
dalam hal ini bertindak sebagai Kuasa Hukum ANDI ALVIHAERA
Binti ANDI SYARIFUDDIN untuk selanjutnya disebut sebagai
TERGUGAT.----------------------------
--------------------------------------------------- Melawan
------------------------------------------------
MA'RUF Bin ABD SAMAUNA, 45 Tahun, Agama Islam, Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil, beralamat di BTN Griya Sejahtera Blok A No.
9, RT.001 - RW. 006, Kelurahan /Desa Je'netellasa, Kecamatan
Pallangga, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, untuk
selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT;----------------------------------
DUPLIK TERGUGAT 3 | 8
Rumah sedangkan KPR sendiri merupakan nama produk yang
pertama kali dikembangkan oleh Bank Tabungan Negara (BTN)
sejak 10 Desember 1976, sebagaimana diatur dalam Undang
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan Undang
Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan “Kredit agunan
rumah adalah jenis kredit yang diberikan oleh bank atau lembaga
keuangan dengan menggunakan rumah sebagai jaminan”
sehingga Jika peminjam tidak dapat membayar cicilan pinjaman,
maka bank atau lembaga keuangan dapat menjual aset yang
dijadikan jaminan untuk melunasi hutang tersebut kredit jenis ini
memiliki suku bunga yang lebih rendah dibandingkan dengan
pinjaman tanpa jaminan Hal ini karena, jaminan tersebut dapat
menurunkan tingkat risiko yang ditanggung oleh bank atau
lembaga keuangan saat meminjamkan uang. Apabila Kuasa
Hukum PENGGUGAT masih tetap berkeyakinan jika yang
dimaksud dengan “diagunkan” harus dengan adanya sertipikat
atau bukti kepemilikan lainnya untuk menjadi agunan maka
alangkah baiknya jika mempelajari kembali Hukum Perdata
tentang perbedaan Perjanjian Sewa Beli dengan Angsuran. Kredit
Kepemilikan Rumah (KPR) pada dasarnya memiliki kontrak dan
perjanjian yang bersifat Sewa Beli dengan Angsuran, Perjanjian
sewa beli merupakan perjanjian yang tidak diatur dalam
KUHPerdata, melainkan lahir dalam praktik kehidupan sehari-
hari. Artinya, perjanjian sewa beli termasuk dalam perjanjian tak
bernama, yaitu perjanjian yang tidak diatur dalam Undang-
Undang. Dalam Pasal 1319 KUHPerdata menyatakan bahwa
“Semua perjanjian, baik yang mempunyai suatu nama khusus
DUPLIK TERGUGAT 4 | 8
maupun yang tidak terkenal dengan suatu nama tertentu tunduk
pada peraturan-peraturan umum, yang termuat di dalam bab ini
dan bab yang lalu.”. Berdasarkan ketentuan tersebut, sekalipun
perjanjian sewa beli merupakan perjanjian tak bernama,
perjanjian sewa beli tetap tunduk pada ketentuan umum
perjanjian dalam KUHPerdata. Pada dasarnya, perjanjian sewa
beli merupakan campuran antara perjanjian sewa menyewa dan
perjanjian jual beli. Pihak penjual sesungguhnya bersedia menjual
barangnya dengan cara dicicil oleh pihak pembeli. Akan tetapi,
selama barang tersebut belum dilunasi oleh pihak pembeli, pihak
pembeli menjadi penyewa terlebih dahulu atas barang tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, konstruksi hukum dari perjanjian sewa
beli adalah pada saat perjanjian sewa beli dilakukan, objek
perjanjian tersebut menjadi objek perjanjian sewa menyewa dan
diserahkan kepada pihak pembeli dalam kedudukannya sebagai
penyewa. Kemudian, pada saat pembayaran terakhir dilakukan,
perjanjian antara para pihak berubah menjadi perjanjian jual beli
dan hak milik dari objek perjanjian sewa beli tersebut baru
beralih kepada pihak pembeli. Hal tersebut yang menyebabkan
pihak pembeli tidak dapat mengalihkan hak milik atas objek
perjanjian sewa beli, selama ia masih berkedudukan sebagai
penyewa. Selain itu, ketika hak milik atas objek perjanjian sewa
beli tersebut beralih, penyerahan (levering) yang dilakukan oleh
pihak penjual cukup dengan menggunakan pernyataan saja. Hal
ini karena objek perjanjian sewa beli telah berada pada
penguasaan pihak pembeli. Akan tetapi, apabila pihak pembeli
justru mengalihkan hak milik atas objek perjanjian tersebut,
sementara ia masih berkedudukan sebagai penyewa, maka ia
DUPLIK TERGUGAT 5 | 8
akan diduga telah melakukan tindak pidana penggelapan.
Berdasarkan seluruh dalil yang kami ungkapkan di atas Maka
sangat berdasar bagi Majelis Hakim Yang Mulia untuk memutus
gugatan PARA PENGGUGAT dinyatakan tidak dapat diterima
berdasarkan SEMA NOMOR 3 Tahun 2018 Tentang Pemberlakuan
Hasil Rapat Pleno Kamar Mahkamah Agung Republik Indonesia
Tahun 2018 Sebagai Pedoman Pelaksanaan Tugas Bagi
Pengadilan;-------------------------------------------------------
4. Bahwa TERGUGAT akan menanggapi apa yang di dalilkan oleh
PENGGUGAT dalam Replik Halaman 3(tiga) angka 4(empat),
PENGGUGAT sendiri yang mengakui jika tanah dan bangunan
yang dijadikan sebagai objek perkara masih dalam status kredit
dan belum memiliki sertipikat serta alas hak kepemilikan lainnya
jika demikian apa yang menjadi dasar PENGGUGAT menjadikan
tanah dan bangunan yang terletak di BTN Griya Sejahtera Blok A
No. 9, RT.001 -RW. 006, Kelurahan/Desa Je'netellasa, Kecamatan
Pallangga, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan sebagai
objek gugatan ? sedangkan sertipikat masih dalam penguasaan
pihak Bank BTN dan Depelover dan tanpa melibatkan pihak
tersebut maka gugatan PENGGUGAT patut di pandang Kurang
Pihak (exceptio plurium litis consortium). Maka sangat berdasar
bagi Majelis Hakim Yang Mulia untuk memutus gugatan PARA
PENGGUGAT ditolak, atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak
dapat diterima;------------------------------------------------------------------
DUPLIK TERGUGAT 6 | 8
1. Bahwa TERGUGAT tetap dan bertetap pada dalil-dalil
sebagaimana dituangkan dalam jawaban dan
eksepsi;----------------------------------------------------------------------
2. Bahwa TERGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil dalam
surat gugatan PENGGUGAT maupun dalam
Repliknya;-----------------------------------------------------
PRIMAIR
------------------------------------------- DALAM EKSEPSI
-------------------------------------------
1. Menerima Mengabulkan eksepsi
TERGUGAT;-----------------------------------------------
2. Menyatakan sebagai hukum bahwa gugatan PENGGUGAT tidak
dapat diterima;-
3. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara
ini.-------------------------
------------------------------------------ DALAM KONVENSI
-----------------------------------------
1. Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya terhadap
TERGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan
PENGGUGAT terhadap TERGUGAT tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijk Verklaard);--------------------------------------------------
DUPLIK TERGUGAT 7 | 8
2. Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya
perkara;----------------------------
SUBSIDAIR
Jika Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berpendapat lain mohon kiranya memberikan putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono). -------
Hormat Kami Kuasa Hukum TERGUGAT
DUPLIK TERGUGAT 8 | 8