Oleh :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB 1...............................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.3 TUJUAN...........................................................................................................5
BAB II..............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
BAB III.............................................................................................................................9
PENUTUP........................................................................................................................9
3.1 KESIMPULAN................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Lompat jauh adalah salah satu cabang olahraga lompat yang paling kompetitif
dalam atletik. Lompat jauh dilakukan dengan menempatkan satu kaki sebagai tumpuan
untuk melakukan lompat jauh. Lompat jauh adalah gerak lompat cepat dimana satu kaki
digerakkan sejauh mungkin untuk menjaga kaki tetap kedepan agar pusat gravitasi tetap
di udara selama mungkin. Pelaksanaan lompat jauh terdiri dari gerakan joging diikuti
dengan lari yang ditentukan, dilanjutkan dengan menggantung atau berdiri, dan posisi
mendarat. Untuk menguasi empat fase tersebut biasanya dilakukan oleh pelatih dan
atlet.
Nomor lompat jauh (long jump) dan lompat jangkit (triple jump) masuk ke dalam
kategori horizontal jump sedangkan vertical jump terdiri dari nomor lompat tinggi (high
jump) dan lompat tinggi galah (pole vault) (Ritzdorf, 2009). Lompat jauh adalah hasil
dari kecepatan horisontal yang dibuat dari ancang-ancang dengan gerak vertikal yang
dihasilkan dari kaki tumpu, formulasi dari kedua aspek tadi menghasilkan suatu gaya
gerak parabola dari titik pusat gravitasi (Djumidar, 2007). Mengenai unsur-unsur yang
berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan lompat jauh, ditentukan
5
beberapa aspek diantaranya daya ledak, kecepatan, kekuatan, kelincahan, kelentukan,
koordinasi, keseimbangan (Fitri, 2016). Salah satu fase utama dalam lompat jauh adalah
take-off, takeoff dalam lompat jauh dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu touchdown,
amortisasi dan extentsion (Wangemann, 2001). Atlet lompat jauh harus memiliki teknik
awalan (cek mark), menumpu (moment touchdown), daya angkat tubuh, melayang
(laying) dan pendaratan (landing) yang disesuaikan dengan komponen fisik untuk
menghasilkan jarak yang maksimal.
1.3 TUJUAN
Untuk mengetahui serta memahami definisi olahraga lompat jauh dan Biomekanika
lompat jauh
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Dalam teknik lompat jauh, kita fokuskan pada penggunaan pada awalan, tolakan,
melayang diudar dan pendaratan. Awalan lari dalam lompat jauh adalah kepentingan yang
tertinggi. Tingginya kecepatan pada lari awalan yang pelompat dapat gunakan pada saat
tolakan tanpa besar penurunan dalam momentum, akan menghasilkan lebih baik. Pelompat
selalu mengutamakan kecepatan, bagaimana pun, waktu 100 meter tidak dapat dibandingkan
langsung dengan hasil lompatan karena untuk pelompat jauh ini adalah kecepatan khusus
dalam 20 sampai 30 meter yang menentukan.
AWALAN
a. Panjang awalan dan percepatan Percepatan awalan pelompat biasanya tidak terlalu
panjang, karena lari awalannya hanya mewakili satu bagian pada keseluruhan
lompatan. Dalam sebuah awalan lari yang pantas, kecepatan penuh adalah jarang
dicapai kurang dari 40 meter. Pelompat jauh tingkat tinggi mempunyai awalan 40
sampai 45 meter atau 22 sampai 24 langkah. Wanita rata-rata 17 sampai 20 langkah
atau 30 sampai 35 meter. Jarak yang pasti pada awalan supaya ditentukan sendiri
oleh pelompat. 22 b. Permulaan pada awalan dan pemberian tanda Untuk
meningkatkan keseragaman dalam panjang langkah dan kecepatan dalam
percepatan, awalan dimulai dari beberapa posisi dengan rata-rata percepatan yang
sama tanpa ada perubahan. Disamping tanda untuk awalan, pelompat sering
menggunakan tanda lebih dari dua tanda. Dari tanda pertama berdiri dengan kedua
kaki bersama, pelompat berjalan atau berlari pelan pada tanda pertama. Berikutnya
pada dua atau tiga langkah lebih cepat, pada tanda kedua sering kali diletakan dari
papan yang menjadi kesandaran menghantam hanya pada saat melakukan tolakan.
C. Perubahan irama dilangkah terakhir menuju tolakan Langkah terakhir adalah
langkah tidak meluncur tapi sebuah irama, dengan awalan pelompat yang tinggi,
tubuh dijaga keatas dengan pinggul dijaga tinggi. Kecondongan kedepan atau
kebelakang akan mempunyai dampak negatif pada saat melakukan tolakan.
Perubahan irama biasanya terjadi di tiga langkah terakhir. Dan dua langkah terakhir
sebelum langkah ketiga menjadi 20-45 cm lebih panjang.
TOLAKAN
a. Penancapan kaki saat tolakan Dalam melaksanakan penancapan pada tolakan kaki,
gerakannya adalah sama untuk menggerakkan yang nyata dalam lari. Pelompat tidak
menunggu sampai kaki disentuhkan pada lapangan tetapi tempatkan kaki pada papan
8
didalam gerakan ke belakang dan gerakan ke bawah. Bagaimanapun, seluruh
kecepatan 23 dalam lompat jauh supaya disalurkan kedepan dan kecepatan keatas,
kaki tolakan harus menginjak tanah sedikit kedepan dari pusat gravitasi. B. Gerakan
aktif menolak Pertama lutut dicondongkan sebagai pusat gravitasi pelompat.
Selanjutnya bergerak kedepan dan meraih 145 sampai 150 derajat pada saat kejadian
langsung melewati kaki tolak. Selama penekukan sendi lutut pada ektensi dalam kaki
tolak diperoleh dari daya ledak ektensi berikutnya. Sebagai pusat gravitasi bergerak
kedepan, kaki tolak mulai meluruskan sampai jari-jari diletakkan pada tahap
dorongan, untuk membentuk sudut diatas 80 derajat dengan lapangan. Terakhir,
pelompat difokuskan pada udara dengan paha diatas, dengan kuat dibantu oleh gerak
ayunan kedepan-atas pada kaki bebas dan kedua tangan. Selama waktu singkat itu
kaki tolak diletakkan, hasil dari sebuah lompatan dalam lompat jauh akan ditentukan
oleh kecepatan dan kekuatan. C. Kecepatan Kecepatan akan berkurang selama
melakukan gerakan tolakan yang aktual. Untuk memotong penurunan kecepatan
sampai minimal, pelompat mengeluarkan kekuatan untuk digabungkan antara
kecepatan awalan dan kekuatan tolakan. Peningkatan kekuatan pada saat tolakan
dalam lompat vertikal sebuah posisi squat yang dapat diukur untuk rentang sampai
180 lbs pada akhir tolakan. Ini membuat nyata bahwa kekuatan yang efektif
digunakan selama akhir pada pelurusan lutut. D. Sudut tolakan Sudut tolakan optimal
adalah pada 45 derajat. Semakin lebar sudut ternyata tidak memberikan hasil yang
semakin baik terhadap jauhnya lompatan. 24 Ketepatan sudut tolakan ini ditentukan
oleh lari sprint dan ketangkasan ketika melompat. E. Gerakan mengayun saat menolak
Tolakan dalam nomor lompat berhubungan erat dengan gerak ayunan pada kaki dan
kedua tangan. Bagian latihan dapat digambarkan bahwa gerakan ayunan
meningkatkan. efisiensi pada saat melakukan tolakan. Kunci untuk kecepatan vertikal
adalah gerakan ayunan tangan. Selama gerakan ayunan tangan dekat dengan akhir
pada tahapan dorongan saat tolakan maka gerakan ayunan mempunyai peran penting
untuk meningkatkan sebuah jarak antara pendorong kaki dan pusat gravitasi yang
dimaksud, yaitu ketinggian pada saat menolak yang akan menghasilkan
besarnya lintasan. (Perdana, 2022)
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasakan hasil pembahasan di atas, maka lompat jauh merupakan salah satu nomor
lompat dari cabang olahragaAtletik. Lompat jauh mempunyai empat fase gerakan, yaitu
awalan, tolakan, melayang dan mendarat serta terdapat tiga macam gaya yangMembedakan
antara gaya yang satu dengan gaya yang lainnya pada saat Melayang diudara.. Adapun
Prinsip Latihan adalah Beban Bertambah (Overload), Prinsip Peningkatan Beban Terus
Menerus, Prinsip Urutan Pengaturan Suatu Latihan, Prinsip Kekhususan Program Latihan.
Dari gerakan yang dilakukan perlu diperhatikan bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi jauhnya lompatan seperti tumpuan kak, panjang tungkai, daya ledak maksimal
dan bentuk anatomi tubuh.
10
DAFTAR PUSTAKA
Olahraga, B. (2022). Analisis Biomekanika Teknik Gerakan Lompat Jauh ( Mata Kuliah.
June, 0–18.
Suhartoyo, T., Pangudi, T., Kusuma, M. N. H., Syafei, M., Listiandi, A. D., & Kustiawan, A.
A. (2022). Analisis Angel Of Take-Off Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada Atlet Jawa
Tengah Berbasis Biomekanika. Physical Activity Journal, 4(1), 61.
https://doi.org/10.20884/1.paju.2022.4.1.6838
Nasser, G. A., Sulaiman, I., & Wasan, A. (2021). MOVEMENT ANALYSIS OF LONG
JUMP SKILLS. Gladi : Jurnal Ilmu Keolahragaan, 12(02), 162–169.
Krintina, P. (2018, Juli 21). Gerak Pada Pembelajaran Nomor Lompat Jauh Gaya Jongkok
(Konsep gerak biomekanik yang terdapat pada lompat jauh). Implementasi Olahraga,
Kesehatan Dan Pendidikan Jasmani Terhadap Upaya Peningkatan Karakter Anak
Bangsa, pp. 49-56
11