Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI KARYA

Tugas tugas yang diemban :

1. Guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga


2. Bendahara BOS
3. Pelaksana P3K sekolah
4. Pendamping Ekskul Karate

SD Kanisius Baturetno merupakan salah satu sekolah swasta Katolik yang ada di kecamatan
Batuertno. Sekolah ini juga berada satu kompleks dengan PAUD-KB Kasih Anak dan TK
Indriyasana Baturetno. SD Kanisius Baturetno juga berada disebelah Gereja Paroki St. Yusup
Baturetno. Sekolah ini menempati gedung Wisma Paroki yang merupakan milik PGPM St.
Yusup Baturetno.

Data Guru dan Karyawan

SD Kanisius Batureno memiliki 6 guru kelas, 1 guru olahraga, 1 tenaga administrasi, 2 guru
pendidikan Agama Katolik, 2 guru bahasa Inggris, 2 guru komputer, 1 guru seni budaya dan 1
penjaga sekolah.

Data Siswa

Untuk tahun pelajaran 2023 – 2024 SD Kanisius Baturetno memiliki siswa berjumlah 106
dengan rincian sebagai berikut:

1. Kelas 1 :
2. Kelas 2 :
3. Kelas 3 :
4. Kelas 4 :
5. Kelas 5 :
6. Kelas 6 :

Data Sarana dan Prasarana


SD Kanisius Baturetno memiliki 6 ruang kelas, 1 kantor guru, 1 kantor kepala sekolah, 1
ruang atau lab komputer, 1 uks, 1 perpustakaan, 1 dapur dan 1 ruang penyimpanan alat alat
marching band.
Dari data data diatas SD Kanisisus Baturetno sudah memiliki sarana prasarana yang baik,
meliputi :
1. Ruang kelas yang nyaman dan memadai, dilengkapi dengan kipas angin, dan lcd di
beberapa ruang kelas (Kelas 1 dan kelas 3) meskipun ada beberapa kelas yang terdapat
beberapa kerusakan seperti di kelas 5 yang cat temboknya sudah mulai luntur dan kelas
3 yang ketika hujan deras air hujan masuk ke dalam kelas
2. Lab komputer yang memadai. Untuk saat ini Lab Komputer SD Kanisius Baturetno
memiliki 18 unit komputer yang digunakan untuk melatih keterampilan siswa terutama
dalam aspek Teknologi dan informasi, meskipun beberapa unit komputer tidak berjalan
maksimal.
3. Sebagai penunjungan pembelajaran SD Kanisius juga mengusahakan beberapa alat alat
olahraga seperti matras, bola kasti, bola voli, dan beberapa alat lainnya.
4. Untuk keperluan pendukung ektrakulikuler beberapa alat SD Kanisius sudah
mengusahakan, namun karena beberapa kendala dan keterbatasan beberapa alat belum
mampu diupaykan, seperti gamelan.
Dari siswa –siswi yang berjumlah 106, mayoritas siswa berasal dari kalangan menengah
ke bawah dengan mata pencaharian orang tua adalah petani dan buruh. Rata-rata SPP yang
disetorkan ke Yayasan adalah Rp 90.000 setiap siswa, tetapi hanya beberapa yang murni dari
wali siswa karena sebagian besarnya dibantu oleh donatur dan subsidi silang.

Beberapa Program rutin siswa di SD Kamisius Baturetno yang sudah berjalan saat ini adalah :

1. Masuk pukul 07. 15


2. Untuk siswa kelas 1 dan 2 pulang sekolah pukul 10.45, pukul 11.40 untuk kelas 3 dan
pukul 12 untuk kelas 4 sampai 6.
3. Doa pagi, angelus, dan doa pulang yang dilaksanakan secara sentral dan dimpimpin
bergilirian oleh siswa dari kelas 4.
4. Doa pagi, angelus, dan doa pulang yang dilaksanakan secara sentral dan dimpimpin
bergilirian oleh siswa dari kelas 4 samapi kelas 6.
5. Setiap hari kamis menggunakan bahasa jawa.
6. Setiap hari senin melaksakan upcara bendera dengan petugas yang digilir setiap
minggu mulai dari kelas 4 sampai 6 atau apel pagi apabila pada hari senin terkait tidak
bisa melaksakana ucapara bendera.
7. Apabila ada siswa yang terlambat maka siswa terkait wajib menemui kepala sekolah
atau guru piket untuk bisa mendapatkan kartu masuk sekolah, dan bagi siswa yang
sudah terlambat sebanyak 3 kali maka akan diberikan konsekuensi yaitu membersihkan
lingkungan sekolah.
8. Melaksanakan ekstrakurikuler wajib yaitu Pramuk) untuk kelas 3 sampai kelas 6 pada
hari jumat.
9. Mengikuti dan terlibat dalam kegiatan Misa Pelajar yang diadakan pada hari jumat
terakhir dalam bulan.
10. Melaksanakan senam pagi bersama dihalaman sekolah setiap hari sabtu.

Tinjauan dari Segi Kegiatan Pembelajaran


Pada tahun pelajaran 2023 – 2024 masih terdapat dua kelas yang masih menggunakan
kurikulum 13 dan ada 4 kelas yang sudah menggunakan kurikulum merdeka. Dua kurikulum
ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam penerapannya. Kurikulum 13 lebih menekankan
pada pendekatan saintifik yang mengembangkan peserta didik secara menyeluruh, sedangan
kurikulum merdeka yang lebih menekankan supaya peserta didik dapat berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Tentu hal ini membawa tantangan tersendiri dan perlu penyesuaian di
beberapa hal.

Dalam kurikulum meredeka penggunaan multimedia sangan ditekankan supaya para siswa
dapat lebih mengerti pelajaran yang disampaikan dan lebih mengenal tentang teknologi yang
digunakan dalam dunia pendidikan, disamping itu juga untuk mengasah keterampilan guru
guru atau tenaga pendidikan dalam apsek teknologi dan infromatika.

Dalam buku berujul Guru dalam tantangan Globalisasi yang ditulis oleh dr. Ir.
Agustinus hermino, m. Pd mengatakan bahwa Indonesia saat ini tengah menghadapi era
globalisasi, yaitu era keterbukaan informasi, pengetahuan, hingga tenaga kerja yang
mulai bebas untuk dipertukarkan dan bekerja di mana pun di dunia.

Di SD Kanisius para siswa sudah agak terbiasa dengan penggunaan sarana multimedia sebagai
penunjang kegiatan pembelajaran seperti presentsi dengan power point, penggunaan lcd, dan
lain lain, sehingga ketika kurikulum merdeka diterapkan di sekolah, anak anak sudah bisa
mengikuti dengan baik.

Tantangan justru dihadapi oleh para guru yang kurang fleksibel dalam penggunakan teknologi
informasi dan multimedia dalam pembelajaran, sehingga belum semua guru dapat
memanfaatkan sarana multimedia dengan maksimal.

Menurut saya, pengenalan dan pemanfaatan multimedia ini sangat penting dalam dunai
pendidikan, terutama dalam hal pembelajaran mengingat di zaman ini, segala hal dapat
dilakukan dengan teknologi. Terutama pengenalan teknologi infromasi dan multimedia kepada
para siswa sangat penting untuk era sekarang. Era 4.0 menuntut setiap siswa untuk terbuka
dengan teknologi apalagi globaliasasi yang memberikan peluang bagi para siswa untuk
berkreasi menggunakan teknologi.

Disamping itu juga penerapan learning based kurikulum merdeka, juga membantu setiap
siswa untuk berkerjasama, membngun komunitas di kelas maupun di luar kelas sehingga
aspek sosial siswa lebih terbangun. Selain itu, juga untuk mengasah kemampuan anak untuk
menyusun dan mengembangkan suatu proyek secara kreatif dan sistematis serta berpikir logis.
Juga untu mengasah dan mengukur kemampuan siswa tentang bagaimana memecahkan suatu
masalah dalam komunitas disekitarnya.
Dalam kurikulum merdeka juga ditekankan penggunaan bahasa inggris sebagai second
language yang mengindikasikan bahwa kurikulum ini menuntut para siswa untuk lebih
terbuka terhadap unsur globalisasi dan digitalisasi internasional. Dalam hal ini, para siswa di
SD Kanisius cukup terbekali, karena dari mulai kelas 1 sampai kelas 6 sudah diberi pelajaran
bahasa inggris dengan kompetensi dasar yang sudah disusun sedemikian rupa.

Tidak bisa dipungkiri bahwa globalisasi juga berdampak pada pembentukan kurikulum,
seperti yang tertulis dalam buku Prespektif Pendidikan Indonesia di era Globaliasai yang
mengatakan Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut memberikan
dampak yang besar dalam proses pembelajaran. Dosen beralih fungsi sebagai mediator,
fasilitator, dan motivator.

Tinjauan Sarana dan Prasarana Sekolah

1. Gedung Sekolah
Saat ini SD Kanisius Baturetno masih menggunakan gedung wisma paroki milik
PGPM Paroki St. Yusup Baturetno. Karena umur gedung yang sudah cukup tua dan
sebelumnya merupakan bekas SMK, jadi ada beberapa titik di gedung sekolah yang
mengalami kerusakan dan ada beberapa ruangan yang tidak bisa digunakan
sebagaimana mestinya, seperti beberapa toilet yang rusak.
2. Ruang Kelas
Berkat bantuan beberapa pihak dan juga kerjasama antar guru, di beberapa kelas kini
sudah tersedia lcd untuk menunjangn kegiatan pembelajaran berbasis multimedia.
Namun, karena alat (lcd) yang tersedia terbatas jadi untuk sementara hanya kelas
bawah yang bisa menggunakanya.
3. Lab Komputer
Ruang lab komputer yang dimiliki juga kurang memadai karena sempit dan kurangnya
ventilasi, sehingga pada saat siang hari ketika cuaca panas, di dalam ruangan terasa
panas dan anak anak menjadi tidak nyaman ketika mengikuti pembelajaran.
4. Ruang Kegiatain
Keterbatasan ruangan membuat beberapa kegiatan seperti ekskul dan rapat rapat
diadakan dengan memanfaatkan ruang kelas yang ada. Juga beberapa ekskul harus
meminjam tempat, seperti ekskul voli yang meminjam lapangan SMP Kanisius
Baturetno.

Membangun Komunitas Sekolah

1. Orang tua
Dalam segala hal sekolah selalu mengedepankan komunikasi dengan orang tua, hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara pihak sekolah dengan orang tua
atau wali.
2. Masyarakat
Letak sekolah yang berada di tengah tengah pemukiman warga membuat pihak sekolah
harus menjaga relasi dengan warga sekitar, dan ini sudah berjalan baik, terbukti pada
saat pemilu 2024 kemarin gedung sekolah digunakan untuk tempat pemungutan suara.
3. Dewan paroki
Dalam hal ini sudah menjadi kewajiban pihak sekolah, karena mayoritas yang menjadi
siswa disini adalah warga paroki. Selain itu, dengan kehadiran sd kanisius baturetno ini
juga mempermudah dan sekaligus memusatkan pengolahan iman katolik di usia
sekolah dasar.
4. Komite
Hubungan baik terus dijaga dengan komite sekolah, agar kegiatan sekolah dapat
berjalan lancar.
5. Donatur
Sebagai rasa terima kasih pihak sekolah kepada para donatur yang telah mendukung
dan membantu beberapa siswa, maka pihak sekolah juga terus berupaya menjaga relasi
yang baik dengan para donatur.
6. Guru guru sekolah swasta lain
Sebagai salah satu sekolah swasta katolik yang berada di kecamatan Baturetno, tentu
sd kanisius juga perlu menjalin relasi yang baik dengan sekolah swasta lain supaya
pembinaan iman katolik berjalan dengan baik dan efektiv.
7. Dinas
Sekolah kami memiliki hubungan yang baik dengan dinas pendidikan di kecamatan
Baturetno. Dengan mengikuti kegiatan K3S, KKG, juga berbagai kompetisi tingkat
kecamatan.

Tantangan Sekolah

Di era globalisasi dan digitaliasai ini, kita semua dituntut untuk melek teknologi dan
memahaminya. Namun, kemampuan para guru dan siswa tidak semua sama dan tidak semua
mengerti teknologi. Inilah yang menjadi tantangan zaman ini, yaitu bagaiman agar semua
orang dengan keterbatasan masing masing bisa dan mengerti serta mampu menggunakan
teknologi dengan efisien dan tepat guna.

Selain itu, era globalisasi juga merubah dan membawa kebiasaan baru bagi anak anak, yaitu
mager atau malas gerak. Banyak anak anak yang akhirnya malas untuk mengikuti kegiatan
apapun baik di sekolah maupun diluar sekolah. Mereka lebih memilih untuk berselancar di
dunia maya. Hal lain yang menjadi tantangan adalah ketidak-disiplinan anak anak yang untuk
mentaati peraturan sekolah, juga menjadi tantangn tersendiri bagi sekolah. Dalam buku How
Millenial Works juga dijelaskan bahwa tantangan di era globalisasi justru bukan
berasal dari gawai yang digunakan, tetapi dari dalam diri masing masing pribadi.
Usulan Program

1. English Day
Program ini dimasudkan untuk melatih dan mengasah kemampuan bahasa inggris guru
dan murid. Apalagi kurikulum 13 menuntut seluruh pihak dalam KBM untuk bisa
menggunakan bahasa inggris.

Kesimpulan

In Omnibus Amare et Servire (Mencintai dan Melayani Tuhan dalam Segala) mungkin kalimat
ini merupakan gambaran yang tepat untuk menggambarkan pelayanan saya selama di SD
Kanisius ini. Banyak hal yang saya alami baik maupun buruk, ketika itu semua tidak saya
dasari dengan rasa pelayanan dan kasih, saya tidak akan sampai pada titik ini. Begitupun
dengan guru guru yang lain di sd kanisius Baturetno ini, saya rasa bila pekerjaan yang kami
lakukan ini tidak didasari dengan kasih dan pelayanan, maka SD Kanisius Baturetno tidak
akan ada sampai sekarang. Memang tidak mudah, apalagi bebagai tantangan baik dari dalam
maupun dari luar begitu banyak menerpa layar perahu pelayanan di sekolah ini. Namun, saya
yakin bahwa dengan kekuatan dan dorongan Tuhan semua akan baik baik saja. Maka, kalimat
“In Omnibus Amare et Servire” merupakan motto yang pas untu terus saya gali dan saya
maknai dalam pelayanan saya. Karena Kasih adalah Kurban dan Kurban adalah Pelayanan.
Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai