27216549A
Teori 3
I. IDENTITAS PASIEN
III. OBJEKTIF
TANDA VITAL :
Parameter Tanggal
14-5-18 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-5-18
TD (mmHg) 233/100 144/98 131/84 140/80 120/80 110/80
Suhu (°C) 38 38 38 38 38 38
Nadi (x/menit) 75 78 83 90 90 80
RR (xmenit) 22 20 20 20 22 21
TERAPI PASIEN
Nama Obat Tanggal
14-5-18 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-5-18
Lasix Pump 6 g/ jam Tunda
Frites 1 x 150 mg 1 1 x 300mg 1 x 300 1x300mg 1x300mg
x150mg mg
Isoket 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg
Impugan inj 3x1 ampul 2x1 ampul 2x1 ampul 1x1 ampul
Rantin 2x½ 2x1 tab 2x1 tab 2x1 tab
ampul
Actrapid 3x4U 3x6U 3x6U
Tranfusi 1 kolf 1 kolf
PRC
O2 3 LPM 3LPM
Mexpharm 2x1Suppo 1xSuppo
Suppo
Ca 1 Amp
Glukonas
PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). Angiotensin converting
enzim (ACE) memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati, Selanjutnya oleh hormone renin
akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh angiotensin converting enzim (ACE) yang
terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah
yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui 2 aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
Hormone antidiuretik (ADH) diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja
pada ginjal untuk mengatur osmolaritas dan volume urin. Dengan meningkatnya
hormone antidiuretik (ADH), sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik
cairan dari intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah (Lestari, 2017).
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)
dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah (Lestari, 2017).
Beberapa faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi untuk mengembangkan
hipertensi primer. Dua faktor utama termasuk masalah RAAS (Natriuretik hormon,
sistem Renin angiotensin- aldosteron) dan gangguan elektrolit (natrium, klorida,
kalium). Hormon natriuretik menyebabkan peningkatan konsentrasi natrium dalam sel
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. RAAS mengatur
natrium, kalium, dan volume darah, yang pada akhirnya akan mengatur tekanan darah
dalam arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung). Dua hormon yang
terlibat dalam sistem RAAS termasuk angiotensin II dan aldosteron. Angiotensin II
menyebabkan penyempitan pembuluh darah, meningkatkan pelepasan bahan kimia
yang meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan produksi aldosteron.
Penyempitan pembuluh darah meningkatkan tekanan darah (ruang kurang, jumlah yang
sama dari darah), yang juga menempatkan tekanan pada jantung. Aldosteron
menyebabkan natrium dan air untuk tetap dalam darah. Akibatnya, ada volume yang
lebih besar darah, yang akan meningkatkan tekanan pada jantung dan meningkatkan
tekanan darah (Bell, 2015).
PUSTAKA :
Erna Dona. 2019. Universitas Citra Bangsa Kupang. Skripsi Hubungan Pelayanan
Informasi Obat Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi Di Puskesmas Sikumana
Kota Kupang Tahun 2019.
2. Masukkan data base pasien ke dalam format database (termasuk data subyektif dan
obyektif) dan data obat yang digunakan saat ini (10)
OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI
Gangguan
sal.cerna,
terkadang Kalium terus
ruam, turun hingga
Impunga
3. Diuretik kuat (1-3) x 1 Injeksi dapat pada tanggal
n injeksi
ampul menyebab 19 mulai
kan normal
hipokalem
ia
Pusing,
mengantu
4. Rantin Tukak lambung 2x1/2 - 2x1 Oral
tab k,
insomnia
TANDA VITAL :
Parameter Tanggal
14-5-18 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-5-18
TD (mmHg) 233/100 144/98 131/84 140/80 120/80 110/80
Suhu (°C) 38 38 38 38 38 38
Nadi (x/menit) 75 78 83 90 90 80
RR (xmenit) 22 20 20 20 22 21
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
TERAPI PASIEN
DRP :
● Lasix pump (Furosemide 40mg) + Fritena (Irbesartan 150 mg ) pada hari kesatu
dilakukan interaksi, kadar Irbesartan meningkat dan Furosemide menurunkan kalium
serum, efek interaksi tidak jelas, gunakan hati-hati
● Fritens (Irbesartan 150 mg) + Isoket (ISDN 5 mg) + Impugan inj (Furosemide) pada
hari ketiga-ketujuh ditemukan interaksi, kadar Irbesartan meningkat dan Furosemide
menurunkan kalium serum, efek interaksi tidak jelas, gunakan hati-hati.
● Impugan inj : (Furosemide 40 mg) + Ca Glukonas pada hari ketiga ditemukan interaksi,
furosemide menurunkan kadar kalsium glukonat dengan meningkatkan klirens ginjal,
hal ini merupakan interaksi minor, dan signifikasi tidak diketahui.
4. Identifikasi dan usulkan pengatasan problem medic (plan) (30)
Problem medic :
1. Hipertensi
2. Hiperkalemia
3. Hiperglikemia
Identifikasi:
1. Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu gangguan pada
pembuluh darah dan jantung yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi
yang dibawa oleh darah terlambat sampai ke jaringan tubuh. Tekanan darah
tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung bekerja keras, sehingga
mengakibatkan terjadinya kerusakan pembuluh darah jantung,otak, dan mata,
tekanan darah tinggi menjadi penyebab retinopati hipertensi yang paling utama.
Penyakit yang juga sering di sebut hipertensi ini adalah masalah kronis yang
terjadi ketika tekanan darah dalam arteri terlalu tinggi. Seseorang didiagnosis
mengalami hipertensi jika peningkatan tekanan darah sistoliknya lebih dari 140
mmHg dan diastoliknya lebih dari 90 mmHg.
usulan pengatasan:
2. Hiperkalemia dapat di cegah dengan cara: Diet rendah potasium untuk kasus
ringan, Hentikan pengobatan yang meningkatkan kadar kalium darah,
Pemberian glukosa dan insulin intravena, yang mendorong pergerakan kalium
dari ruang ekstraseluler kembali ke sel, Kalsium intravena untuk sementara
melindungi jantung dan otot dari efek hiperkalemia, Pemberian natrium
bikarbonat untuk menetralkan asidosis dan untuk mempromosikan pergerakan
kalium dari ruang ekstraseluler kembali ke sel.
3. Hiperglikemia dapat di cegah dengan cara: Menangani stres dengan baik, Rutin
melakukan olahraga, Memperbanyak minum air putih agar tubuh tetap
terhidrasi, Beristirahat dengan cukup, Memantau kadar gula darah secara rutin,
Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat, seperti roti dan nasi
putih
KIE :
● Pasien diminta untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak (gorengan, daging,
bersantan), hindari minuman beralkohol dan seafood.
● Pasien diminta menghindari asap rokok.
● Pasien diminta untuk mengurangi konsumsi gula dan garam.
● Jika terjadi gejala nyeri dada disarankan segera ke dokter.
● Jika Edema sudah hilang disarankan untuk periksa kembali untuk mendapat
pergantian obat.
● HTC dan metformin diminum terpisah dengan jeda 3 jam karena HTC dapat
mengurangi efektifitas dari metformin.