Anda di halaman 1dari 9

Halida Anindya Yosi Pratiwi

27216549A

Teori 3

I. IDENTITAS PASIEN

Nama Pasien: Tn. Aman Sentosa


Ruang: Paviliun Merah Delima
Umur: 77 Tahun
Tanggal MRS: 14 Mei 2018
Tanggal KRS: 19 Mei 2018
Diagnosa: Hipertensi, Hiperkalemia, Hiperglikemia

II. SUBJEKTIF (Saat MRS)


Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing, demam dan kaki kanan kiri membengkak.
Paien juga merasakan mual.

III. OBJEKTIF
TANDA VITAL :

Parameter Tanggal
14-5-18 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-5-18
TD (mmHg) 233/100 144/98 131/84 140/80 120/80 110/80
Suhu (°C) 38 38 38 38 38 38
Nadi (x/menit) 75 78 83 90 90 80
RR (xmenit) 22 20 20 20 22 21

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Parameter 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-5-18


Hb 10,8 11,8 11 10,8 11
Glukosa 437 304 120 110 110
GD2PP 259 230 190 180 183
Na 140,3 138,5 137,8 138 137
K 7,8 6,6 6,3 4,8 4,5
Cl 115 114 115 114 114
Kolesterol 252 255 230 225 225
LDL 172 170 169 170 171
Trigliserida 288 283 255 247 220
Asam Urat 8,8 8,3 7,6 7,4 8,4

TERAPI PASIEN
Nama Obat Tanggal
14-5-18 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-5-18
Lasix Pump 6 g/ jam Tunda
Frites 1 x 150 mg 1 1 x 300mg 1 x 300 1x300mg 1x300mg
x150mg mg
Isoket 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg

Impugan inj 3x1 ampul 2x1 ampul 2x1 ampul 1x1 ampul
Rantin 2x½ 2x1 tab 2x1 tab 2x1 tab
ampul
Actrapid 3x4U 3x6U 3x6U
Tranfusi 1 kolf 1 kolf
PRC
O2 3 LPM 3LPM
Mexpharm 2x1Suppo 1xSuppo
Suppo
Ca 1 Amp
Glukonas

SOAL & JAWABAN


Tugas untuk masing-masing kasus Farmakoterapi:
1. Buatlah latar belakang singkat, tentang patofisiologi dan farmakoterapi penyakitnya
(10)
DEFINISI HIPERTENSI
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih
dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
Peningkatan tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko antara lain umur,
jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor risiko yang tidak dapat
diubah/dikontrol) dan gaya hidup seperti kebiasaan merokok, konsumsi garam,
konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan konsumsi minum-minuman
beralkohol, obesitas, kurang aktivitas fisik, stres, penggunaan estrogen (Kemenkes RI,
2014).

PATOFISIOLOGI HIPERTENSI
Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). Angiotensin converting
enzim (ACE) memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati, Selanjutnya oleh hormone renin
akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh angiotensin converting enzim (ACE) yang
terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah
yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui 2 aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormone antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
Hormone antidiuretik (ADH) diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja
pada ginjal untuk mengatur osmolaritas dan volume urin. Dengan meningkatnya
hormone antidiuretik (ADH), sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik
cairan dari intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah (Lestari, 2017).
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)
dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah (Lestari, 2017).
Beberapa faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi untuk mengembangkan
hipertensi primer. Dua faktor utama termasuk masalah RAAS (Natriuretik hormon,
sistem Renin angiotensin- aldosteron) dan gangguan elektrolit (natrium, klorida,
kalium). Hormon natriuretik menyebabkan peningkatan konsentrasi natrium dalam sel
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah. RAAS mengatur
natrium, kalium, dan volume darah, yang pada akhirnya akan mengatur tekanan darah
dalam arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung). Dua hormon yang
terlibat dalam sistem RAAS termasuk angiotensin II dan aldosteron. Angiotensin II
menyebabkan penyempitan pembuluh darah, meningkatkan pelepasan bahan kimia
yang meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan produksi aldosteron.
Penyempitan pembuluh darah meningkatkan tekanan darah (ruang kurang, jumlah yang
sama dari darah), yang juga menempatkan tekanan pada jantung. Aldosteron
menyebabkan natrium dan air untuk tetap dalam darah. Akibatnya, ada volume yang
lebih besar darah, yang akan meningkatkan tekanan pada jantung dan meningkatkan
tekanan darah (Bell, 2015).

PUSTAKA :
Erna Dona. 2019. Universitas Citra Bangsa Kupang. Skripsi Hubungan Pelayanan
Informasi Obat Dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Hipertensi Di Puskesmas Sikumana
Kota Kupang Tahun 2019.

2. Masukkan data base pasien ke dalam format database (termasuk data subyektif dan
obyektif) dan data obat yang digunakan saat ini (10)
OBAT YANG DIGUNAKAN SAAT INI

Nama Rute Outcome


No. Indikasi Dosis Interaksi ESO
obat pemberian terapi

Mengatasi Nyeri otot


hipertensi dengan dan
1x150 Tekanan
1. menghambat efek persendian
Fritens mg-1x300 Oral darah
zat kimia yang , mual
mg menurun
disebut dengan muntah,
angistensin II letih
Pemakaian
Nyeri
obat gol.
kepala,
phosphodiest
mengantu
2. Vasoliditasi erase Hb tidak naik
Isoket Oral k,
(angina pektoris) 3 x 5 mg inhibitor signifikan
berdebar-
isoket harus
d ebar dan
digunakan
letih
hati-hati

Gangguan
sal.cerna,
terkadang Kalium terus
ruam, turun hingga
Impunga
3. Diuretik kuat (1-3) x 1 Injeksi dapat pada tanggal
n injeksi
ampul menyebab 19 mulai
kan normal
hipokalem
ia

Pusing,
mengantu
4. Rantin Tukak lambung 2x1/2 - 2x1 Oral
tab k,
insomnia

3. Buatlah assesement (40)


● Problem medik :
Hipertensi, hiperkalemia, hiperglikemia
● Subyektif :
Pasien datang ke IGD dengan keluhan pusing, demam, mual dan kaki kanan kiri membengkak.
● Obyektif :

TANDA VITAL :

Parameter Tanggal
14-5-18 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-5-18
TD (mmHg) 233/100 144/98 131/84 140/80 120/80 110/80
Suhu (°C) 38 38 38 38 38 38
Nadi (x/menit) 75 78 83 90 90 80
RR (xmenit) 22 20 20 20 22 21
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Parameter 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-5-18


Hb 10,8 11,8 11 10,8 11
Glukosa 437 304 120 110 110
GD2PP 259 230 190 180 183
Na 140,3 138,5 137,8 138 137
K 7,8 6,6 6,3 4,8 4,5
Cl 115 114 115 114 114
Kolesterol 252 255 230 225 225
LDL 172 170 169 170 171
Trigliserida 288 283 255 247 220
Asam Urat 8,8 8,3 7,6 7,4 8,4

TERAPI PASIEN

Nama Obat Tanggal


14-5-18 15-5-18 16-5-18 17-5-18 18-5-18 19-5-18
Lasix Pump 6 g/ jam Tunda
Frites 1 x 150 mg 1 1 x 300mg 1 x 300 1x300mg 1x300mg
x150mg mg
Isoket 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg 3 x 5 mg
Impugan inj 3x1 ampul 2x1 ampul 2x1 ampul 1x1 ampul
Rantin 2x½ 2x1 tab 2x1 tab 2x1 tab
ampul
Actrapid 3x4U 3x6U 3x6U
Tranfusi 1 kolf 1 kolf
PRC
O2 3 LPM 3LPM
Mexpharm 2x1Suppo 1xSuppo
Suppo
Ca 1 Amp
Glukonas

DRP :
● Lasix pump (Furosemide 40mg) + Fritena (Irbesartan 150 mg ) pada hari kesatu
dilakukan interaksi, kadar Irbesartan meningkat dan Furosemide menurunkan kalium
serum, efek interaksi tidak jelas, gunakan hati-hati
● Fritens (Irbesartan 150 mg) + Isoket (ISDN 5 mg) + Impugan inj (Furosemide) pada
hari ketiga-ketujuh ditemukan interaksi, kadar Irbesartan meningkat dan Furosemide
menurunkan kalium serum, efek interaksi tidak jelas, gunakan hati-hati.
● Impugan inj : (Furosemide 40 mg) + Ca Glukonas pada hari ketiga ditemukan interaksi,
furosemide menurunkan kadar kalsium glukonat dengan meningkatkan klirens ginjal,
hal ini merupakan interaksi minor, dan signifikasi tidak diketahui.
4. Identifikasi dan usulkan pengatasan problem medic (plan) (30)
Problem medic :
1. Hipertensi
2. Hiperkalemia
3. Hiperglikemia

Identifikasi:
1. Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu gangguan pada
pembuluh darah dan jantung yang mengakibatkan suplay oksigen dan nutrisi
yang dibawa oleh darah terlambat sampai ke jaringan tubuh. Tekanan darah
tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung bekerja keras, sehingga
mengakibatkan terjadinya kerusakan pembuluh darah jantung,otak, dan mata,
tekanan darah tinggi menjadi penyebab retinopati hipertensi yang paling utama.
Penyakit yang juga sering di sebut hipertensi ini adalah masalah kronis yang
terjadi ketika tekanan darah dalam arteri terlalu tinggi. Seseorang didiagnosis
mengalami hipertensi jika peningkatan tekanan darah sistoliknya lebih dari 140
mmHg dan diastoliknya lebih dari 90 mmHg.

2. Hiperkalemia (kadar kalium serum >5,0 mEq/L) terjadi karena peningkatan


masukan kalium, penurunan ekskresi urin terhadap kalium, atau gerakan kalium
keluar dari sel-sel. Perubahan pada kadar kalium serum menunjukan perubahan
pada kalium CES (Cairan Ekstra Seluler), tidak selalu pada kadar tubuh total.

3. Hiperglikemia adalah kondisi dimana Diabetes Melitus(DM) pada tubuh


pasien tidak terkontrol, sehingga kadar glukosa darah sangat tinggi hingga
mencapai >300 mg/dl. Melihat dampak yang ditimbulkan tersebut, penting bagi
masyarakat untuk mulai memperhatikan konsumsi gula dan mengetahui gejala
dari hiperglikemia.

usulan pengatasan:

1. Hipertensi dapat dikurangi dengan cara: memeriksa tekanan darah secara


teratur, menjaga berat badan ideal, mengurangi konsumsi garam, jangan
merokok, berolahraga secara teratur, hidup secara teratur, mengurangi stress,
jangan terburu-buru, dan menghindari makanan berlemak.

2. Hiperkalemia dapat di cegah dengan cara: Diet rendah potasium untuk kasus
ringan, Hentikan pengobatan yang meningkatkan kadar kalium darah,
Pemberian glukosa dan insulin intravena, yang mendorong pergerakan kalium
dari ruang ekstraseluler kembali ke sel, Kalsium intravena untuk sementara
melindungi jantung dan otot dari efek hiperkalemia, Pemberian natrium
bikarbonat untuk menetralkan asidosis dan untuk mempromosikan pergerakan
kalium dari ruang ekstraseluler kembali ke sel.

3. Hiperglikemia dapat di cegah dengan cara: Menangani stres dengan baik, Rutin
melakukan olahraga, Memperbanyak minum air putih agar tubuh tetap
terhidrasi, Beristirahat dengan cukup, Memantau kadar gula darah secara rutin,
Mengurangi konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat, seperti roti dan nasi
putih

5. Lakukan Pemantauan Terapi Obat (monitoring dan KIE) (10)


Monitoring :
Efikasi
● Tekanan darah pasien dimonitor 2 minggu setelah keluar rumah sakit
● Monitor efek samping obat 1 minggu setelah KRS
● Pasien disarankan melakukan monitor tekanan darah secara mandiri dengan tensi
portable secara rutin setiap pagi
Efek samping
● Monitor pasien untuk gejala adanya progresi penyakit pada organ tertentu.
● Perhatikan untuk gejala nyeri dada, palpitasi, pusing, dyspnea, orthopnea, sakit
kepala, pengelihatan kabur,lemah sebelah, slurred speech, dan hilang keseimbangan.
● Monitor, LV hypertrophy dengan EKG, proteinuria, dan perubahan fungsi
ginjal. Monitor kepatuhan pasien
● Tanyakan pada pasien mengenai presepsi kesehatannya secara umum, energy level,
fungsi fisik, dan kepuasan umum terhadap terapi.
● Monitor A1C setidaknya 2 kali setahun.
● Lakukan foot exams (setiap visit), urine albumin assessment (setiap tahun),and dilated
ophthalmologic exams (setiap tahun).
● Berikan vaksin influenza, pneumococcal dan hepatitis B

KIE :
● Pasien diminta untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak (gorengan, daging,
bersantan), hindari minuman beralkohol dan seafood.
● Pasien diminta menghindari asap rokok.
● Pasien diminta untuk mengurangi konsumsi gula dan garam.
● Jika terjadi gejala nyeri dada disarankan segera ke dokter.
● Jika Edema sudah hilang disarankan untuk periksa kembali untuk mendapat
pergantian obat.
● HTC dan metformin diminum terpisah dengan jeda 3 jam karena HTC dapat
mengurangi efektifitas dari metformin.

Anda mungkin juga menyukai