Anda di halaman 1dari 45

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Materi Pokok : Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


KI 1 dan 2
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu “Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial, yaitu “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya”.
KI 3 KI 4
Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
mengenai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
mata di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Mengidentifikasi informasi 3.5.1Menemukan unsur-unsur, dan pola
teks eksposisi berupa artikel pengembangan teks eksposisi berupa artikel
ilmiah populer dari koran/majalah ilmiah populer dari koran/majalah.
yang didengar atau dibaca 3.5.2 Menentukan unsur-unsur, dan pola
pengembangan teks eksposisi berupa artikel
ilmiah populer dari koran/majalah
3.5.3 Menjelaskan unsur-unsur, dan pola
pengembangan teks eksposisi berupa artikel
ilmiah populer dari koran/majalah
4.5 Menyimpulkan isi teks 4.5.1 Menentukan gagasan umum teks eksposisi
eksposisi (artikel ilmiah populer (artikel ilmiah populer dari koran dan
dari koran dan majalah) yang majalah)
didengar dan dibaca 4.5.2 Menguraikan gagasan umum teks eksposisi
(artikel ilmiah populer dari koran dan
majalah)
4.5.3 Merangkum isi teks eksposisi (artikel ilmiah
populer dari koran dan majalah)berdasarkan
gagasan umum.
Nilai karakter: religius, cermat, kerja sama, dan percaya diri

C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Melalui proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu menemukan, menentukan dan
menjelaskan unsur-unsur serta pola pengembangan teks eksposisi berupa artikel ilmiah
populer dari koran/majalah yang di dengar atau didengar secara lisan maupun tertulis dengan
cermat, bertanggung jawab, dan percaya diri.

Pertemuan 2 dan 3
Melalui proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu menentukan, menguraikan,
merangkum, dan menceritakan kembali isi teks eksposisi berupa (artikel ilmiah populer dari
koran dan majalah) yang didengar atau dibaca secara lisan maupun tertulis dengan cermat,
jeli, bertanggung jawab, dan percaya diri.

D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Faktual : Contoh Teks Eksposisi
b. Konseptual :
- Pengertian teks eksposisi
- Unsur-unsur teks eksposisi
- Pola-pola pengembangan teks eksposisi
c. Prosedural :
- Menyimpulkan isi teks eksposisi
d. Metakognitif : Menyimpulkan keterkaitan (relevansi) atas kemanfaatan pemahaman
teks eksposisi terhadap kehidupan.
2. Materi Pembelajaran Remedial
a. Mengidentifikasi gagasan dan fakta teks eksposisi (artikel ilmiah populer dari koran).
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
a. Menulis bagan hasil identifikasi informasi teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari
koran/majalah.
b. Membuat ringkasan hasil sajian teks eksposisi.
E. MetodePembelajaran
Saintifik
Inquiry
F. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran:
1. Latepos(Belajar Teks Eksposisi)
Media terbuat dari kertas plano yang berisi teks eksposisi berjudul Nasib Hutan Kita
Semakin Suram dan contoh identifikasi pengertian, unsur-unsur, dan pola pengembangan
teks eksposisi yang telah ditandai pada teks. Media ini digunakan pada tahap
‘mengamati’.
2. Lasi (Melatih Eksposisi)
Media terbuat dari kertas plano yang berisi teks eksposisi berjudul Manajemen
Pengelolaan Sampahyang telah ditandai gagasan umum teks eksposisi.Media ini
digunakan pada tahap ‘orientasi’.
3. Eksposisi Audio
Media berbentuk audio mengenai teks eksposisi berjudul Persatuan Kunci Kemajuan
Bangsa.Media ini digunakan pada tahap ‘mengumpulkan data’.

Alat Pembelajaran:
1. Spidol
2
2. Papan Tulis
3. Pengeras Suara

G. Sumber Belajar
Kosasih, E., dkk. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2JP)

Kegiatan Sintak Deskripsi kegiatan Alokasi Level


Pembelajaran Waktu Kognitif
(menit)
1. Pendahulu- 1. Peserta didik merespons salam pembuka, berdoa 10
an sebelum memulai pembelajaran, dicek
kehadirannya oleh guru, dan menyiapkan diri
untuk belajar. (religius)
2. Peserta didik bersama guru mengaitkan materi
yang akan dipelajari dengan pengetahuan
peserta didik mengenai unsur-unsur dan pola
pengembangan teks eksposisi yang didengar
atau dibaca.
3. Peserta didik memperhatikan kompetensi dasar
dan indikator yang disampaikan guru.
4. Peserta didik memperhatikan tujuan
pembelajaran yang disampaikan guru.
5. Peserta didik memperhatikan cakupan materi
dan penilaian mengenai unsur-unsur dan pola
pengembangan pada teks eksposisi yang
didengar atau dibaca.
2. Inti Mengamati 1. Peserta didik dikelompokkan menjadi 8 100
kelompok dan masing-masing mendapatkan
Latepos (Belajar Teks Eksposisi).
2. Peserta didik secara berkelompok membaca teks LOTS
eksposisi berjudul Nasib Hutan Kita Semakin
Suram yang terdapat pada Latepos.(cermat)
3. Peserta didik secara berkelompok mencermati LOTS
unsur-unsur dan pola pengembangan teks
eksposisi berjudul Nasib Hutan Kita Semakin
Suram yang telah ditandai dalam Latepos.
(cermat)(kolaboratif)
Menanya 4. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi MOTS
menyusun pertanyaan terkait unsur-unsur dan
pola pengembangan pada teks eksposisi. (kerja
sama)(kolaboratif)
5. Peserta didik secara berkelompok bertanya LOTS
terkait unsur-unsur, dan pola pengembangan
pada teks eksposisi.(kerja sama)(kolaboratif)
Mengumpulk 6. Peserta didik secara berkelompok LOTS
an Informasi mengumpulkan informasi terkait unsur-unsur
dan pola pengembangan teks eksposisi dari
buku Peserta didik, internet, jawaban guru, dan
sumber lainnya.(kerja sama)(kolaboratif)
7. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi MOTS
tentang hasil temuan terkait unsur-unsur dan
3
pola pengembangan teks eksposisi dari berbagai
sumber.(kerja sama)(kolaboratif)
8. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi HOTS
menyimpulkan hasil diskusi terkait telaah unsur-
unsur dan pola pengembangan teks eksposisi.
(kerja sama)(kolaboratif)
Mengolah 9. Peserta didik secara berkelompok membaca teks
Informasi eksposisi berjudul Introspeksi Diri di Hari
Pahlawan.(cermat) LOTS
10. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi
untuk mengidentifikasi pengertian, unsur-unsur, LOTS
dan pola pengembangan teks eksposisi berjudul
Introspeksi Diri di Hari Pahlawan sesuai
dengan informasi yang diperoleh pada tahap
‘mengumpulkan informasi’.(cermat)(kritis) MOTS
11. Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan hasil identifikasi teks eksposisi
berjudul Introspeksi Diri di Hari Pahlawan.
(cermat)(kolaboratif)
12. Peserta didik secara berkelompok menuliskan
hasil diskusi pada LKPD. HOTS

Mengkomu- 15. Peserta didik secara berkelompok MOTS


nikasikan mempresentasikan hasil diskusinya di depan
kelas. Masing-masing kelompok memberikan
komentarnya terkait dengan hasil diskusi yang
dipaparkan. (percaya diri) (komunikatif)
16. Peserta didik secara berkelompok mencatat LOTS
setiap komentar pada kolom yang sudah
disediakan.
17. Peserta didik secara berkelompok HOTS
menyimpulkan komentar-komentar yang ditulis
oleh kelompok lain dan mendiskusikannya
bersama guru.(cermat)(kolaboratif)
18. Peserta didik secara berkelompok memperbaiki MOTS
hasil pekerjaannya berdasar hasil diskusi dengan
guru.(cermat)(kolaboratif)
13. Penutup 1. Peserta didik bersama guru merefleksi hasil 10 HOTS
pembelajaran mengenai unsur-unsur dan pola
pengembangan teks eksposisi yang didengar
atau dibaca.
2. Peserta didik bersama guru menyimpulkan HOTS
unsur-unsur dan pola pengembangan teks
eksposisi yang didengar atau dibaca.
3. Peserta didik menerima informasi mengenai MOTS
perbaikan dan/atau pengayaan yang akan
dilakukan.
4. Peserta didik menerima informasi mengenai
kompetensi yang akan dipelajari pada MOTS
pertemuan selanjutnya.
5. Peserta didik bersama guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa bersama dan salam.
(religius)

4
Pertemuan 2 (2JP)

Kegiatan Sintak Deskripsi kegiatan Alokasi Level


Pembelajaran Waktu Kognitif
(menit)
1. Pendahulu- 1. Peserta didik merespons salam pembuka, berdoa 10
an sebelum memulai pembelajaran, dicek
kehadirannya oleh guru, dan menyiapkan diri
untuk belajar. (religius)
2. Peserta didik bersama guru mengaitkan materi
yang akan dipelajari dengan pengetahuan
peserta didik mengenai gagasan umum dan
langkah-langkah penyimpulan teks eksposisi
yang dibaca.
3. Peserta didik memperhatikan kompetensi dasar
dan indikator yang disampaikan guru.
4. Peserta didik memperhatikan tujuan
pembelajaran yang disampaikan guru.
5. Peserta didik memperhatikan cakupan materi
dan penilaian mengenai gagasan umum dan
langkah-langkah penyimpulan teks eksposisi
yang dibaca.
2. Inti Orientasi 1. Peserta didik secara individu mencermati 60 LOTS
tujuan, pokok-pokok, dan pentingnya
pembelajaran teks eksposisi yang dipaparkan
oleh guru.(cermat)
2. Peserta didik dikelompokkan menjadi 8
kelompok dan masing-masing kelompok
mendapatkan Lasi (Melatih Eksposisi).
3. Peserta didik secara berkelompok membaca teks LOTS
eksposisi berjudul Manajemen Pengelolaan
Sampah. (cermat)
4. Peserta didik secara berkelompok mencermati LOTS
gagasan utama teks eksposisi berjudul
Manajemen Pengelolaan Sampah yang
dijelaskan oleh guru.(cermat)
5. Peserta didik secara berkelompok mencermati LOTS
simpulan teks eksposisi berjudul Manajemen
Pengelolaan Sampah yang dijelaskan oleh guru.
Merumuskan 6. Peserta didik secara berkelompok menyusun LOTS
Masalah pertanyaan terkait gagasan umum dan langkah-
langkah penyimpulan teks eksposisi.(cermat)
(kolaboratif)
7. Peserta didik secara berkelompok bertanya LOTS
terkait gagasan umum dan langkah-langkah
penyimpulan teks eksposisi.(cermat)
(kolaboratif)
Merumuskan 8. Peserta didik secara berkelompok LOTS
Hipotesis mengumpulkan informasi terkait gagasan umum
dan langkah-langkah penyimpulan teks
eksposisi dari buku peserta didik, internet,
jawaban guru, dan sumber lainnya.(kerja sama)
(kolaboratif)
9. Peserta didik secara berkelompok MOTS
mendiskusikan hasil temuan terkait gagasan

5
umum dan langkah-langkah penyimpulan teks
eksposisi dari berbagai sumber.(kerja sama)
(kolaboratif) HOTS
10.Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan hasil diskusi terkait gagasan
umum dan langkah-langkah penyimpulan teks
eksposisi.(kerja sama)(kolaboratif)
Mengumpulk 11.Peserta didik secara berkelompok mendapatkan LOTS
an Data teks eksposisi berjudul Perkembangan
(dibaca) Pariwisata di Indonesia.
12.Peserta didik secara berkelompok membaca teks LOTS
eksposisi berjudul Perkembangan Pariwisata di
Indonesia. (cermat)(kolaboratif)
13.Peserta didik secara berkelompok berdiskusi MOTS
untuk menentukan gagasan umum teks eksposisi
berjudul Perkembangan Pariwisata di
Indonesia.(cermat)(kritis)
14.Peserta didik secara berkelompok menguraikan MOTS
gagasan umum eksposisi berjudul
Perkembangan Pariwisata di Indonesia.
(cermat)(kritis)
15.Peserta didik secara berkelompok berdiskusi
menyimpulkan gagasan umum teks eksposisi HOTS
berjudul Perkembangan Pariwisata di
Indonesia.(cermat)(kritis)
16.Peserta didik secara berkelompok menuliskan MOTS
hasil diskusi pada LKPD.
3. Penutup 1. Peserta didik bersama guru merefleksi hasil 10 HOTS
pembelajaran mengenai gagasan umum dan
langkah-langkah penyimpulan teks eksposisi
yang dibaca.
2. Peserta didik bersama guru menyimpulkan HOTS
gagasan umum dan langkah-langkah
penyimpulan teks eksposisi yang dibaca.
3. Peserta didik menerima informasi mengenai MOTS
kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya yaitu mengumpulkan data teks
eksposisi yang didengar.
4. Peserta didik bersama guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa bersama dan salam.
(religius)

Pertemuan 3 (2JP)
Kegiatan Sintak Deskripsi kegiatan Alokasi Level
Pembelajaran Waktu Kognisi
(menit)
1. Pendahulu- 1. Peserta didik merespons salam pembuka, berdoa 10
an sebelum memulai pembelajaran, dicek
kehadirannya oleh guru, dan menyiapkan diri
untuk belajar. (religius)
2. Peserta didik bersama guru mengaitkan materi
yang akan dipelajari dengan pengetahuan
peserta didik saat mempelajari materi pada
pertemuan sebelumnya mengenai gagasan
umum dan langkah-langkah penyimpulan teks
eksposisi yang dibaca.
6
3. Peserta didik memperhatikan kompetensi dasar
dan indikator yang disampaikan guru.
4. Peserta didik memperhatikan tujuan
pembelajaran yang disampaikan guru.
5. Peserta didik memperhatikan cakupan materi
dan penilaian mengenai gagasan umum dan
langkah-langkah penyimpulan teks eksposisi
yang didengar.
2. Inti Mengumpulk 17. Peserta didik secara individu menyimak audio 30 LOTS
an Data teks eksposisi berjudul Persatuan Kunci
(didengar) Kemajuan Bangsa yang diputarkan oleh guru.
(cermat)
18. Peserta didik secara individu mencatat kata LOTS
kunci dari audio yang diputarkan oleh guru.
19. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi MOTS
untuk menentukan gagasan umum teks eksposisi
berjudul Persatuan Kunci Kemajuan Bangsa.
(cermat)
20. Peserta didik secara berkelompok menguraikan MOTS
gagasan umum eksposisi berjudul Persatuan
Kunci Kemajuan Bangsa.(cermat)(kritis)
21. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi HOTS
menyimpulkan gagasan umum teks eksposisi
berjudul Persatuan Kunci Kemajuan Bangsa.
(cermat)(kritis)
22. Peserta didik secara berkelompok menuliskan
hasil diskusi pada LKPD yang telah disediakan
guru.
Menguji 23. Peserta didik secara berkelompok menempelkan
Hipotesis LKPD pada tempat yang sudah ditentukan guru.
24. Peserta didik secara berkelompok melakukan HOTS
kunjung kerja terkait hasil diskusi mengenai
simpulan isi teks eksposisi berjudul
Perkembangan Pariwisata di Indonesia dan
Persatuan Kunci Kemajuan Bangsa. Setiap
kelompok wajib mengirimkan dua perwakilan
untuk menjelaskan hasil diskusinya.(percaya
diri) (komunikatif)
25. Peserta didik secara berkelompok memberikan MOTS
komentar pada kolom dalam LKPD
berdasarkan hasil presentasi kelompok yang
dikunjungi.
Merumuskan 26. Peserta didik secara berkelompok membuat HOTS
Kesimpulan kesimpulan berdasarkan menyimpulkan
komentar-komentar yang ditulis oleh kelompok
lain dan mendiskusikannya bersama guru.
(cermat)(kolaboratif)
3. Penutup 1. Peserta didik bersama guru merefleksi hasil 10 HOTS
pembelajaran mengenai gagasan umum dan
langkah-langkah penyimpulan teks eksposisi
yang didengar dan dibaca.
2. Peserta didik bersama guru menyimpulkan HOTS
gagasan umum dan langkah-langkah
penyimpulan teks eksposisi yang didengar dan
dibaca.
3. Peserta didik menerima informasi mengenai

7
perbaikan dan/atau pengayaan yang akan MOTS
dilakukan.
4. Peserta didik menerima informasi mengenai
kompetensi yang akan dipelajari pada MOTS
pertemuan selanjutnya.
5. Peserta didik bersama guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa bersama dan salam.
(religius)

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian
a. Sikap Spiritual

N Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan


o Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Jurnal Lihat lampiran 1 Saat pembelajaran
berlangsung

b. Sikap Sosial

No Teknik Bentuk Contoh Butir Waktu Keterangan


Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Jurnal Lihat lampiran 1 Saat pembelajaran
berlangsung

c. Pengetahuan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan

1. Tertulis uraian Lihat lampiran 1 Saat proses


pembelajaran

2. Lisan uraian Lihat lampiran 1 Saat proses


pembelajaran

d. Keterampilan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Praktik Uji Kinerja Lihat lampiran 1 Saat proses
pembelajaran

2. Pembelajaran Remedial
a. Pembelajaran Remedial pada Kompetensi Dasar 3.5
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar mengerjakan tugas mengidentifikasi
gagasan dan fakta teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari koran yang dibaca
berjudul “Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup” dengan bimbingan tutor sebaya.
3. Pembelajaran Pengayaan
a. Pembelajaran Pengayaan pada Kompetensi Dasar 3.5

8
Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar, menulis bagan hasil identifikasi
informasi teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari koran/majalah yang didengar atau
berjudul “Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup” secara berkelompok.
b. Pembelajaran Pengayaan pada Kompetensi Dasar 4.5
Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar, membuat ringkasan hasil sajian teks
eksposisi berjudul “Faktor Penyebab Lunturnya Budaya Bangsa” secara berkelompok.

Yogyakarta, November 2018


Mengetahui, Dosen Pembimbing Mahasiswa UNY
Guru Pamong Bahasa Indonesia

NIP NIP NIM

9
Lampiran 1: Penilaian
1. Penilaian Sikap Spiritual
Jurnal Penilaian Sikap Spiritual
Nama Satuan Pendidikan : SMP .....
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Positif/ Tindak
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap
Negatif Lanjut
1

5
dst

2. Penilaian Sikap Sosial


Jurnal Penilaian Sikap Sosial
Nama Satuan Pendidikan : SMP .....
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Positif/ Tindak
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap
Negatif Lanjut
1

5
dst

3. Penilaian Pengetahuan
a. Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan Tertulis

10
Nama Satuan Pendidikan : SMP
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tujuan : Mengukur kompetensi peserta didik dalam mengidentifikasi
informasi teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari
koran/majalah yang didengar atau dibaca

Indikator Soal Bentuk Level


Kompetensi Dasar
Soal Kognisi
3.5 Mengidentifikasi 3.5.1 Disajikan teks eskposisi, peserta Uraian MOTS
informasi teks didik secara individu mampu Tertulis
eksposisi berupa menemukan informasi teks eksposisi
artikel ilmiah berupa artikel ilmiah populer dari
populer dari koran/majalah.
koran/majalah 3.5.2 Disajikan teks eksposisi, peserta Uraian MOTS
yang didengar atau didik secara individu mampu Tertulis
dibaca menentukan informasi teks eksposisi
berupa artikel ilmiah populer dari
koran/majalah.
3.5.3 Disajikan teks eksposisi, peserta Uraian MOTS
didik secara individu mampu Tertulis
menjelaskan informasi teks
eksposisi berupa artikel ilmiah
populer dari koran/majalah.

11
b. Pedoman Penilaian Pengetahuan Tertulis
No Aspek Bobot Skor Kriteria Penilaian
1 Menemukan 1 1-5 5 Peserta didik dapat menemukan pengertian teks
pengertian teks eksposisi dengan ketepatan 81-100%.
eksposisi 4 Peserta didik dapat menemukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 61-80%.
3 Peserta didik dapat menemukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 41-60%.
2 Peserta didik dapat menemukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 21-40%.
1 Peserta didik dapat menemukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 1-20%.
Menentukan 2 1-5 5 Peserta didik dapat menentukan pengertian teks
pengertian teks eksposisi dengan ketepatan 81-100%.
Isi Teks Eksposisi

eksposisi 4 Peserta didik dapat menentukan pengertian teks


eksposisi dengan ketepatan 61-80%.
3 Peserta didik dapat menentukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 41-60%.
2 Peserta didik dapat menentukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 21-40%.
1 Peserta didik dapat menentukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 1-20%.
Menjelaskan 3 1-5 5 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian teks
pengertian teks eksposisi dengan ketepatan 81-100%.
eksposisi 4 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 61-80%.
3 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 41-60%.
2 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 21-40%.
1 Peserta didik dapat menjelaskan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 1-20%.
2 Menemukan 1 1-5 5 Peserta didik dapat menemukan unsur-unsur teks
unsur-unsur eksposisi dengan ketepatan 81-100%.
teks eksposisi 4 Peserta didik dapat menemukan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 61-80%.
3 Peserta didik dapat menemukan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 41-60%.
Karakteristik Teks Eksposisi

2 Peserta didik dapat menemukan unsur-unsur teks


eksposisi dengan ketepatan 21-40%.
1
Peserta didik dapat menemukan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 1-20%.
Menentukan 2 1-5 5 Peserta didik dapat menentukan unsur-unsur teks
unsur-unsur eksposisi dengan ketepatan 81-100%.
teks eksposisi 4 Peserta didik dapat menentukan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 61-80%.
3 Peserta didik dapat menentukan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 41-60%.
2 Peserta didik dapat menentukan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 21-40%.
1
Peserta didik dapat menentukan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 1-20%.

12
Menjelaskan 3 1-5 5 Peserta didik dapat menjelaskan unsur-unsur teks
unsur-unsur eksposisi dengan ketepatan 81-100%.
teks eksposisi 4 Peserta didik dapat menjelaskan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 61-80%.
3 Peserta didik dapat menjelaskan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 41-60%.
2 Peserta didik dapat menjelaskan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 21-40%.
1
Peserta didik dapat menjelaskan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 1-20%.
3 Menemukan 1 1-5 5 Peserta didik dapat menemukan pola
pola pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
pengembangan 81-100%.
teks eksposisi Peserta didik dapat menemukan pola
4 pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
61-80%.
Peserta didik dapat menemukan pola
3
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
41-60%.
2 Peserta didik dapat menemukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
21-40%.
1 Peserta didik dapat menemukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
1-20%.
Menentukan 2 1-5 5 Peserta didik dapat menentukan pola
pola pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
Nilai-Nilai dalam Teks Hikayat

pengembangan 81-100%.
teks eksposisi 4 Peserta didik dapat menentukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
61-80%.
3
Peserta didik dapat menentukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
41-60%.
2
Peserta didik dapat menentukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
21-40%.
1 Peserta didik dapat menentukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
1-20%.
Menjelaskan 3 1-5 5 Peserta didik dapat menjelaskan pola
pola pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
pengembangan 81-100%.
teks eksposisi 4 Peserta didik dapat menjelaskan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
61-80%.
Peserta didik dapat menjelaskan pola
3
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
41-60%.
2 Peserta didik dapat menjelaskan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
21-40%.
Peserta didik dapat menjelaskan pola

13
1 pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
1-20%.
Skor Maksimal 90

Jumlah skor
Nilai akhir : x 100
Skor maksimal

14
4. Penilaian Keterampilan
a. Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Tertulis
Nama Satuan Pendidikan : SMP
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tujuan : Mengukur kompetensi peserta didik dalam menyimpulkan isi
teks eksposisi (artikel ilmiah populer dari koran dan majalah)
yang didengar dan dibaca.

Indikator Soal Bentuk Level


Kompetensi Dasar
Soal Kognisi
4.5 Menyimpulkan isi 4.5.1 Disajikam audio teks eksposisi berjudul Unjuk LOTS
teks eksposisi Persatuan Kunci Kemajuan Bangsa, Kerja
(artikel ilmiah peserta didik mampu menentukan Tertulis
populer dari koran informasi teks eksposisi yang didengar.
dan majalah) yang 4.5.2 Setelah menentukan pokok-pokok isi teks MOTS
didengar dan
eksposisi, peserta didik mampu
dibaca.
menentukan gagasan umum teks eksposisi
yang didengar.
4.5.3 Setelah menentukan gagasan umum teks MOTS
eskposisi, peserta didik mampu
menuliskan hasil diskusi mengenai
simpulan isi teks eksposisi.

a. Pedoman Penilaian Keterampilan Tertulis


No Aspek Bobot Skor Kriteria Penilaian
1 Isi Kesesuaian pokok 3 1-5 5 Pokok isi teks eksposisi sesuai dengan topik audio
isi teks eksposisi yang disajikan, topik/isu dikembangkan secara
dengan topik optimal, tidak ada kalimat dan paragraf yang tidak
audio yang sesuai dengn topik/isu, antara kalimat dan pargraf
disajikan memiliki hubungan sebab akibat yang dirangkai
dengan baik.
No Aspek Bobot Skor Kriteria Penilaian
4 Pokok isi teks eksposisi sesuai dengan topik audio
yang disajikan, topik/isu dikembangkan secara
optimal, ada sedikit kalimat dan paragraf yang tidak
memiliki hubungan sebab akibat.
3 Pokok isi teks eksposisi sesuai dengan topik audio
yang disajikan,, topik/isu dikembangkan secara
terbatas, ada sedikit kalimat dan paragraf yang tidak
sesuai dengan topik, ada sedikit kalimat dan paragraf
yang tidak memiliki hubungan sebab akibat.
2 Pokok isi teks eksposisi sesuai dengan topik audio
yang disajikan,, topik/isu dikembangkan secara
terbatas, ada banyak kalimat dan paragraf yang tidak
sesuai dengan topik, kalimat dan paragraf banyak yang
tidak memiliki hubungan sebab akibat.
1 Pokok isi teks eksposisi sesuai dengan topik audio
yang disajikan,, tidak ada pengembangan topik,
kalimat dan paragraf tidak sesuai dengan topik,
kalimat dan paragraf tidak memiliki hubungan sebab
akibat.
Kesesuaian 3 1-5 5 Kesesuaian gagasan utama teks eskposisi yang
gagasan utama didengar 81-100% sesuai dengan topik audio yang
teks eskposisi disajikan
yang didengar 4 Kesesuaian gagasan utama teks eskposisi yang
didengar 61-80% sesuai dengan topik audio yang
disajikan
3 Kesesuaian gagasan utama teks eskposisi yang
didengar 41-60% sesuai dengan topik audio yang
disajikan
2 Kesesuaian gagasan utama teks eskposisi yang
didengar 21-40% sesuai dengan topik audio yang
disajikan
1 Kesesuaian gagasan utama teks eskposisi yang
didengar 1-20% sesuai dengan topik audio yang
disajikan
Kesesuian 3 1-5 5 Kesesuian pengembangan pokok isi, gagasan umum
pengembangan teks eksposisi menjadi simpulan secara lengkap,
pokok isi, gagasan dirangkai dengan baik, menarik
umum teks 4 Kesesuian pengembangan pokok isi, gagasan umum

16
No Aspek Bobot Skor Kriteria Penilaian
eksposisi menjadi teks eksposisi menjadi simpulan secara lengkap,
simpulan. dirangkai dengan baik, tetapi kurang menarik
3 Kesesuian pengembangan pokok isi, gagasan umum
teks eksposisi menjadi simpulan secara lengkap, tetapi
dirangkai dengan kurang baik dan kurang menarik.
2 Kesesuian pengembangan pokok isi, gagasan umum
teks eksposisi menjadi simpulan secara kurang
lengkap, dirangkai dengan kurang baik dan kurang
menarik.
1 Kesesuian pengembangan pokok isi, gagasan umum
teks eksposisi menjadi simpulan tidak sesuai dengan
topik dan rancangan kerangka sebelumnya
2 Penyajian isi 2 1-5 5 Penyajian isi pokok dan gagasan umum teks eksposisi
Organisasi dan Penyajian

pokok dan disajikan dengan jelas, lengkap, dan menarik.


gagasan umum 4 Penyajian isi pokok dan gagasan umum teks eksposisi
teks eksposisi disajikan dengan jelas, lengkap, tetapi kurang menarik.
3 Penyajian isi pokok dan gagasan umum teks eksposisi
disajikan dengan jelas tetapi kurang lengkap dan
kurang menarik.
2 Penyajian isi pokok dan gagasan umum teks eksposisi
disajikan dengan kurang jelas, kurang lengkap, dan
tidak menarik.
1 Penyajian isi pokok dan gagasan umum teks eksposisi
disajikan dengan tidak jelas, tidak lengkap, dan tidak
menarik.
Kepaduan struktur 2 1-5 5 Urutan struktur isi dan gagasan umum teks eksposisi
isi dan gagasan yang disajikan membentuk kepaduan yang serasi dan
umum teks menarik.
eksposisi 4 Urutan struktur isi dan gagasan umum teks eksposisi
yang disajikan membentuk kepaduan yang serasi dan
cukup menarik.
3 Urutan struktur isi dan gagasan umum teks eksposisi
yang disajikan cukup padu tetapi kurang menarik.
2 Urutan struktur isi dan gagasan umum teks eksposisi
yang disajikan kurang padu dan kurang menarik.
1 Urutan struktur isi dan gagasan umum teks eksposisi
yang disajikan tidak padu dan tidak menarik.

17
No Aspek Bobot Skor Kriteria Penilaian
3 Ejaan 1 1-5 5 Penulisan huruf, kata, kalimat dan penggunaan tanda

Mekanik
baca 81%-100% tepat.
4 Penulisan huruf, kata, kalimat, dan penggunaan tanda
baca 61%-80% tepat.
3 Penulisan huruf, kata, kalimat, dan penggunaan tanda
baca 41%-60% tepat.
2 Penulisan huruf, kata, kalimat, dan penggunaan tanda
baca 21%-60% tepat.
1 Penulisan huruf, kata, kalimat, dan penggunaan tanda
baca 1%-20% tepat.
Skor Maksimal 100

Jumlah skor
Nilai akhir : x 100
Skor maksimal

18
2. Kunci Jawaban
A. KD 3.5 (Pertemuan 1)
1. Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah sebuah karangan atau paragraf yang mengandung informasi
atau pengetahuan yang mencoba digambarkan dalam bentuk yang padat, singkat dan
jelas. Teks eksposisi mengemukakan sejumlah pendapat disertai fakta yang memuat
penilaian, dorongan, atau ajakan-ajakan tertentu kepada khalayak.
2. Unsur-Unsur Teks Eksposisi pada Teks “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan”
Gagasan Fakta
1. Setiap negara mempunyai pahlawan. 1. Sejarah perlunya memperingati Hari
2. Sejarah perlunya memperingati Hari Pahlawan bermula dari perlawanan
Pahlawan bermula dari perlawanan arek-arek Suroboyo pada 10 November
arek-arek Suroboyo pada 10 November 1945.
1945. 2. Perlawanan di berbagai daerah,
3. Berkat perjuangan para pejuang di termasuk di Sumatra Utara dan
masa lalu bangsa Indonesia mampu khususnya di Kota Medan yang dikenal
memproklamasikan kemerdekaan dan dengan pertempuran di Medan Area,
mempertahankan di masa revolusi Jalan Bali.
fisik.
4. Tidak banyak putra-putri bangsa
Indonesia yang bisa diteladani karena
prestasinya.
5. Peringatan Hari Pahlawan pada 10
November pada tahun ini dapat
dijadikan momentum yang tepat untuk
melakukan introspeksi diri bagi semua
pihak.
6. Untuk itu, bekerjalah dengan keras,
profesional, dan bertanggung jawab.
7. Bukan masanya lagi para pejabat
pemerintahan menjadikan dirinya
seperti raja yang bergelimang
kemewahan, sebab rakyat sudah
semakin kritis.
3. Pola Pengembangan Teks Prosedur pada Teks “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan”
No Pola Kutipan Teks
Pengembanga
n
1. Pola umum Setiap negara mempunyai pahlawan. Cara terbaik
khusus menghargai pahlawan adalah tidak melupakan
jasajasanya. Itu sebabnya kita perlu memperingati Hari
Pahlawan setiap sepuluh November agar bisa mencontoh
semangat juang. Kita juga dapat mencontoh keikhlasan
mereka saat berjuang melawan penjajah.
Sejarah perlunya memperingati Hari Pahlawan
bermula dari perlawanan arek-arek Suroboyo pada 10
November 1945. Dengan senjata bambu runcing, mereka
melawan penjajah yang sudah menggunakan senjata
canggih termasuk pesawat terbang. Kemudian, diikuti
dengan perlawanan di berbagai daerah, termasuk di
Sumatra Utara dan khususnya di Kota Medan yang
dikenal dengan pertempuran di Medan Area, Jalan Bali.
Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November pada
tahun ini dapat dijadikan momentum yang tepat untuk
melakukan introspeksi diri bagi semua pihak. Kalau
setiap anak bangsa melakukannya dengan penuh
kesadaran, mudah-mudahan hasilnya positif. Dalam
waktu dekat bangsa Indonesia dapat ke luar dari krisis.
Jika peringatan Hari Pahlawan hanya sebuah kegiatan
rutinitas, makna 10 November pun tidak akan
menyentuh masyarakat, juga dapat menyadarkan
pejabat-pejabat pemerintahan untuk tidak saling
berseteru dan terus memperjuangkan kepentingan rakyat.
Bukan masanya lagi para pejabat pemerintahan
menjadikan dirinya seperti raja yang bergelimang
kemewahan, sebab rakyat sudah semakin kritis. Begitu
juga kehidupan anggota dewan yang glamour.
Momentum Hari Pahlawan ini harus dapat dimanfaatkan
oleh Pemerintah dengan sebaik-baiknya. Kinerjanya
20
sudah bisa dirasakan di berbagai bidang sehingga rakyat
merasa dirinya tidak salah pilih. Gerakan mencontoh
para pahlawan perlu dimasyarakatkan untuk
menyadarkan para pejabat pemerintahan agar tidak
menjadi pahlawan kesiangan.
2. Pola khusus Pada momentum Hari Pahlawan ini kita mengimbau
umum para pejabat di jajaran pemerintahan, termasuk BUMN/
BUMD, pimpinan DPR dan MPR serta seluruh anggota
dewan agar kembali ke fitrah. Ingatlah perjuangan dan
cita-cita para pahlawan bangsa. Mari kita berjuang untuk
memakmurkan rakyat. Untuk itu, bekerjalah dengan
keras, profesional, dan bertanggung jawab.

3. Pola ilustrasi Berkat perjuangan para pejuang di masa lalu bangsa


Indonesia mampu memproklamasikan kemerdekaan dan
mempertahankan di masa revolusi fisik. Sekarang giliran
anak-anak bangsa mengisi alam kemerdekaan dengan
memberikan yang terbaik bagi masa depan bangsanya.
4. Pola Sayangnya, tidak banyak putra-putri bangsa
perbandingan Indonesia yang bisa diteladani karena prestasinya. Lebih
banyak yang mementingkan diri pribadi dan
golongannya saat sudah berkuasa. Hal itu terlihat sekali
dalam jajaran pemerintahan (birokrasi) maupun legislatif
dan yudikatif. Mereka benar-benar memanfaatkan
peluang yang ada untuk memperkaya diri. Sementara itu,
rakyat yang membutuhkan perhatian malah diabaikan.

B. KD 4.5 (Pertemuan 2)
Menyimpulkan Isi Teks Eksposisi pada Teks “Pengaruh Pariwisata bagi Kehidupan”
Paragraf Gagasan Umum Simpulan
1 Pariwisata Pariwisata berdampak pada kehidupan sosial
berdampak pada budaya. Adanya pariwisata dapat meningkatkan
kehidupan sosial hubungan sosial dan wisatawan dan
budaya meningkatkan pendapatan masyarakat. Pariwisata
diharapkan dapat memperkuat dampak positif dan

21
memperkecil dampak negatif. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan analisis dampak lingkungan
pada tahap perencanaan yang didasarkan pada
studi kelayakan proyek-proyek pariwisata.
2 Masuknya Banyaknya wisatawan yang masuk akan mengubah
wisatawan akan kondisi lingkungan. Hal ini perlu mengetahui perubahan
mengubah kondisi yang terjadi agar perubahan tersebuttidak menghasilkan
lingkungan. dampak negatif terhadap lingkungan dan pengembangan
pariwisata itu sendiri
3 Suatu kawasan Suatu kawasan wisata yang sudah cenderung melewati
wisata sudah ambang batas, perlu dilakukan penanggulangan. Salah
cenderung satunya dengan memusatkan ikhtiar pada sumber
melewati ambang penyebab kerusakannya.
batas.
4 Perbedaan daya Objek wisata yang menarik bagi wisatawan asing dan
tarik wisatwan wisatawan domestik ternyata berbeda. Wisatawan asing
asing dan lebih tertarik pada budaya, sedangkan wisatawan
wisatawan domestik lebih tertarik pada lingkungan termasuk alam.
domestik.

22
Lampiran 2: Lembar Kerja Peserta Didik
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
KD 3.5 (Pertemuan 1)

Hari, Tanggal : ................................................................


Nama Kelompok : ................................................................
Anggota : ................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
Kelas : ................................................................
Materi Pokok : Teks Eksposisi

Langkah-Langkah Kegiatan
1. Bacalah teks eksposisi berjudul “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan” berikut!

Introspeksi Diri di Hari Pahlawan


Setiap negara mempunyai pahlawan. Cara terbaik menghargai pahlawan adalah tidak
melupakan jasajasanya. Itu sebabnya kita perlu memperingati Hari Pahlawan setiap
sepuluh November agar bisa mencontoh semangat juang. Kita juga dapat mencontoh
keikhlasan mereka saat berjuang melawan penjajah.
Sejarah perlunya memperingati Hari Pahlawan bermula dari perlawanan rek arek
Suroboyo pada 10 November 1945. Dengan senjata bambu runcing, mereka melawan
penjajah yang sudah menggunakan senjata canggih termasuk pesawat terbang.
Kemudian, diikuti dengan perlawanan di berbagai daerah, termasuk di Sumatra Utara dan
khususnya di Kota Medan yang dikenal dengan pertempuran di Medan Area, Jalan Bali.
Berkat perjuangan para pejuang di masa lalu bangsa Indonesia mampu
memproklamasikan kemerdekaan dan mempertahankan di masa revolusi fisik. Sekarang
giliran anak-anak bangsa mengisi alam kemerdekaan dengan memberikan yang terbaik
bagi masa depan bangsanya.
Sayangnya, tidak banyak putra-putri bangsa Indonesia yang bisa diteladani karena
prestasinya. Lebih banyak yang mementingkan diri pribadi dan golongannya saat sudah
berkuasa. Hal itu terlihat sekali dalam jajaran pemerintahan (birokrasi) maupun legislatif
23
dan yudikatif. Mereka benar-benar memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkaya
diri. Sementara itu, rakyat yang membutuh perhatian malah diabaikan.
Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November pada tahun ini dapat dijadikan
momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi diri bagi semua pihak. Kalau setiap
anak bangsa melakukannya dengan penuh kesadaran, mudah-mudahan hasilnya positif.
Dalam waktu dekat bangsa Indonesia dapat ke luar dari krisis. Jika,w peringatan Hari
Pahlawan hanya sebuah kegiatan rutinitas, makna 10 November pun tidak akan
menyentuh masyarakat, juga dapat menyadarkan pejabat-pejabat pemerintahan untuk
tidak saling berseteru dan terus memperjuangkan kepentingan rakyat.
Pada momentum Hari Pahlawan ini kita mengimbau para pejabat di jajaran
pemerintahan, termasuk BUMN/ BUMD, pimpinan DPR dan MPR serta seluruh anggota
dewan agar kembali ke fitrah. Ingatlah perjuangan dan cita-cita para pahlawan bangsa.
Mari kita berjuang untuk memakmurkan rakyat. Untuk itu, bekerjalah dengan keras,
profesional, dan bertanggung jawab.
Bukan masanya lagi para pejabat pemerintahan menjadikan dirinya seperti raja yang
bergelimang kemewahan, sebab rakyat sudah semakin kritis. Begitu juga kehidupan
anggota dewan yang glamour. Momentum Hari Pahlawan ini harus dapat dimanfaatkan
oleh Pemerintah dengan sebaik-baiknya. Kinerjanya sudah bisa dirasakan di berbagai
bidang sehingga rakyat merasa dirinya tidak salah pilih. Gerakan mencontoh para
pahlawan perlu dimasyarakatkan untuk menyadarkan para pejabat pemerintahan agar
tidak menjadi pahlawan kesiangan.
(Sumber: )

2. Secara berkelompok, temukan dan sebutkan pengertian, unsur-unsur, dan pola


pengembangan teks eksposisi dari teks “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan”!
3. Secara berkelompok, tentukan pengertian, unsur-unsur, dan pola pengembangan teks
eksposisi dari teks “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan”!
4. Secara berkelompok, jelaskan pengertian, unsur-unsur, dan pola pengembangan teks
eksposisi dari teks“Introspeksi Diri di Hari Pahlawan” beserta buktinya!
5. Tuliskan hasilnya pada lembar jawab!

 Selamat Mengerjakan 

24
Lembar Jawab

Pengertian Teks Eksposisi

Tabel Unsur-Unsur Teks Prosedur pada Teks “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan”
No. Gagasan Fakta

25
Tabel Pola Pengembangan Teks Prosedur pada Teks “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan”
No Pola Kutipan Teks
Pengembanga
n
1. Pola umum
khusus

2. Pola khusus
umum

26
3. Pola ilustrasi

4. Pola
perbandingan

27
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
KD 4.5 (Pertemuan2 )

Hari, Tanggal : ................................................................


Nama Kelompok : ................................................................
Anggota : ................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
Kelas : ................................................................
Materi Pokok : Teks Eksposisi

Langkah-Langkah Kegiatan
1. Bacalah teks eksposisi berjudul “Pengaruh Pariwisata bagi Kehidupan” berikut!

Pengaruh Pariwisata bagi Kehidupan


Pariwisata berdampak pada kehidupan sosial budaya. Kegiatan konsumsi pariwisata
di bidang kesenian misalnya, mungkin dapat mengandalkan makna kesenian itu sendiri.
Akibat semakin meluaslah hubungan sosial dengan wisatawan dan semakin naiklah
pendapatan masyarakat. Kedatangan wisatawan dapat mendorong masyarakat ke arah
komersialisme. Oleh karena itu, arah kebijaksanaan pariwisata sedapat mungkin
diusahakan agar memperkuat dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Untuk
28
itu, perlu dikembangkan analisis dampak lingkungan pada tahap perencanaan yang
didasarkan pada studi kelayakan proyek-proyek pariwisata.
Masuknya wisatawan akan mengubah kondisi lingkungan. Dalam hal ini kitaperlu
mengetahui perubahan tersebut tidak melewati ambang batas toleransi. Tindakan ini perlu
agar perubahan itu tidak menghasilkan dampak negative terhadap lingkungan dan
pengembangan pariwisata itu sendiri.
Jika suatu kawasan wisata sudah cenderung melewati ambang batas, harus
diusahakan proyek penanggulangannya. Salah satunya dengan memusatkan ikhtiar pada
sumber penyebab kerusakannya.
Objek wisata yang menarik bagi wisatawan asing dan wisatawan domestik ternyata
berbeda. Hasil penelitian yang pernah dilakukan Dirjen Pariwisata menunjukkan bahwa
wisatawan asing lebih tertarik pada tradisi, lalu menyusul keindahan alam, warisan
budaya, kerajinan tangan, dan terakhir keindahan alam di pantai. Sementara itu,
wisatawan domestik lebih tertarik pada kebun binatang atau kebun raya, keindahan
pantai, tempat keramat ataupun ibadah, dan peninggalan sejarah. Dari data ini dapat
ditarik simpulan bahwa wisatawan asing lebih tertarik pada budaya, sedangkan
wisatawan domestik lebih tertarik pada lingkungan termasuk alam.
Kebutuhan berekreasi kebutuhan manusiawi. Keindahan alam, ketenangan,
kesejukan, dan keaslian membuat manusia merasa tenteram. Jika daerah-daerah
peristirahatan yang rutin dikunjungi sudah semakin ramai dan sudah membludak, bisa
diperkirakan lokasi tersebut akan ditinggalkan orang. Orang ingin beristirahat di tempat-
tempat yang lebih tenang dan teduh.
(Sumber: www.pariwisatakita.com)

2. Secara berkelompok, cermatilah gagasan umum yang ada pada setiap paragrafnya.
Kemudian, simpulkan isi teks tersebut berdasarkan gagasan umumnya!
3. Sajikanlah laporan hasil kegiatanmu pada LKPD!

 Selamat Mengerjakan 

29
Lembar Jawab

Tabel Menyimpulan Isi pada Teks “Pengaruh Pariwisata bagi Kehidupan”


Paragraf Gagasan Umum Simpulan

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


KD 4.5 (Pertemuan 3)
30
Hari, Tanggal : ................................................................
Nama Kelompok : ................................................................
Anggota : ................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
................................................................
Kelas : ................................................................
Materi Pokok : Teks Eksposisi

Langkah-Langkah Kegiatan
1. Secara individu, simaklah audio rekaman pembacaan teks eksposisi berjudul “Persatuan
Kunci Kemajuan”!
2. Secara individu, catatlah kata kunci teks “Persatuan Kunci Kemajuan” tersebut pada tabel
berikut!

Kata Kunci

3. Secara berkelompok, tentukan gagasan umum pada teks eksposisi tersebut kemudian
tuliskan pada tabel berikut!

31
Gagasan Umum

4. Secara berkelompok, simpulkanlah isi teks ekspsosisi berdasarkan gagasan umum dari teks
“Persatuan Kunci Kemajuan” !
Simpulan

 Selamat Mengerjakan 

32
Lampiran 3: Materi
MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Teks Eksposisi


Teks eksposisi adalah sebuah karangan atau paragraf yang mengandung informasi atau
pengetahuan yang mencoba digambarkan dalam bentuk yang padat, singkat dan jelas. Teks
eksposisi mengemukakan sejumlah pendapat disertai fakta yang memuat penilaian,
dorongan, atau ajakan-ajakan tertentu kepada khalayak.
B. Unsur-Unsur Teks Eksposisi
Teks eksposisi dibentuk oleh dua unsur, yaitu gagasan dan fakta.
1. Gagasan
Gagasan disebut juga ide ataupun pendapat. Isinya berupa pernyataan yang mungkin
berupa komentar, penilaian, saran, dorongan, dan bujukan.
Contoh:
a. Jika Pemerintah tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun mendatang, hutan
Sumatra akan musnah dan diikuti oleh musnahnya hutan Kalimantan.
b. Pengelolaan hutan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan dibandingkan
tahun sebelumnya.
2. Fakta
Fakta adalah (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar
ada atau terjadi. Dalam teks eksposisi, fakta berfungsi untuk memperkuat gagasan
sehingga diharapkan lebih meyakinkan khalayak.
Contoh:
a. Selama bulan Januari–Oktober, 45% dari keseluruhan titik kebakaran terkonsentrasi
di Provinsi Riau.
b. Kemudian pada bulan Oktober terjadi kenaikan jumlah titik kebakaran yang cukup
signifikan di Provinsi Riau, Sumatra Barat, dan Jambi.
C. Pola-Pola Pengembangan Teks Eksposisi
Berikut pola yang dapat digunakan di dalam pengembangan teks eksposisi.
1. Pola umum khusus
Ide pokok bagian teksnya ditempatkan pada awal paragraf yang kemudian diikuti oleh
ide-ide penjelas. Pola demikian dikenal sebagai paragraph deduktif. Ide-ide penjelasnya
merupakan perincian dari ide umum yang dikemukakan sebelumnya.
2. Pola khusus umum

33
Hal-hal yang bersifat khusus diikuti oleh uraian yang bersifat umum. Bagian terakhir
dalam bagian teks ini berfungsi sebagai simpulan atau rangkuman dari pendapat-
pendapat yang dikemukakan sebelumnya.
3. Pola ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi-
ilustrasi tersebut berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Dalam hal ini
pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam
meyakinkan kebenaran suatu gagasan.
4. Pola perbandingan
Untuk meyakinkan suatu pendapat, kamu dapat melakukan suatu perbandingan. Benda-
benda, keadaan, atau yang lain ditentukan perbedaan ataupun kesamaannya berdasarkan
aspek tertentu. Dengan cara demikian, keyakinan pembaca atas gagasan yang kita
sampaikan akan lebih kuat.
D. Menyimpulkan Isi Teks Eksposisi
1. Gagasan Umum sebagai Dasar Penyimpulan Isi Teks
Teks eksposisi memiliki bagian yangdisebut rangkaian gagasan. Pada umumnya
bagian tersebut berada di antara tesisdan penegasan ulang. Rangkaian gagasan dalam teks
eksposisi ada yang berupagagasan umum dan gagasan khusus.
Gagasan umum, gagasan utama, atau ide pokok merupakan gagasan yangmenjadi
dasar pengembangan suatu paragraf. Keberadaan gagasan umum suatuteks atau paragraf
dapat diketahui setelah membaca teks itu secara keseluruhan.Namun demikian, tidak
sedikit pula paragraf yang menempatkan gagasanumumnya itu pada kalimat pertamanya.
Teks seperti itu akan lebih cepat danlebih mudah bagi pembaca untuk memahami
paragraf tersebut.
Gagasan umum akan disertai gagasan-gagasan khusus atau dapat puladisebut
gagasan pendukung atau gagasan penjelas. Gagasan-gagasan pendukungdikembangkan
berdasarkan gagasan umum. Gagasan umum dijabarkan olehlebih dari satu gagasan
khusus.
Contoh:
Pada tahun anggaran sekarang nilai ekspor produk pertanian menurun dibandingkan
dengan tahun anggaran sebelumnya. Penurunan harga beberapa komoditas ekspor
terutama seperti kopi dan karet merupakan penyebabnya, meskipun volume ekspornya
sendiri meningkat.
Gagasan umum pada paragraf di atas yaitu nilai ekspor produk pertanian menurun.

34
2. Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Umumnya
Berdasarkan letak gagasan umumnya, paragraf terbagi ke dalam beberapa jenis, sebagai
berikut.
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak di awal paragraf.
Gagasan umum atau gagasan utamanya dinyatakan dalam kalimat pertama.
Contoh:
Industrialisasi di negara kita mendorong didirikannya berbagai macam pabrik
yang memproduksi beraneka barang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pabrik-pabrik itu memberikan lapangan kerja kepada ribuan tenaga kerja baik yang
berasal dari masyarakat di sekitar pabrik maupun di daerah lain. Dengan demikian,
adanya berbagai pabrik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di samping
itu, aneka barang yang diproduksi oleh pabrik-pabrik tersebut telah meningkatkan
ekspor nonmigas serta menghasilkan devisa bagi negara.
Paragraf di atas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat yang
mengandung gagasan umum. Kalimat tersebut merupakan dasar atau induk dari
perumusan gagasan-gagasan yang ada di bawahnya. Dinyatakan dalam paragraf
tersebut bahwa pembangunan pabrik disebabkan industrialisasi. Industrialisasi dapat
memberikan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan
meningkatkan ekspor nonmigas serta menghasilkan devisa negara.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf
atau pada kalimat penutup paragraf.
Contoh:
Gerakan pencinta alam dengan dasar "sadar lingkungan sehat" telah mulai
menggejala di kalangan remaja. Tidak sedikit perkumpulan pencinta lingkungan yang
anggotanya terdiri atas pelajar, baik itu pelajar SMP, SMA, maupun para remaja dari
lingkungan pesantren. Keberanian untuk melakukan penelitian ilmiah semakin
meluas, khususnya di tingkat SMA. Fenomena semacam itu merupakan bukti bahwa
remaja pada tahun-tahun ini tidak selalu bernilai negatif.
Paragraf di atas dengan jelas mengungkapkan gagasan bahwa remaja tidak selalu
bernilai negatif. Gagasan tersebut terdapat dalam kalimat terakhir. Kalimat-kalimat
sebelumnya merupakan bukti yang menujukkan fenomena positif kiprah remaja.
c. Paragraf Campuran

35
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak pada kalimat
pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Kalimat
terakhir paragraf ini merupakan penegasan dari pernyataan yang dikemukakan dalam
kalimat pertama.
Contoh:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia memfokuskan diri pada sektor
agrobisnis,tidak ada negara lain yang mampu menandingi kita. Memang,
masalahhimpitan ekonomi yang sedang berlangsung, telah mengoreksi nilai tukar
kita.Dalam hal ini, Pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat. Akan
tetapi,biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya. Pemerintah
harusmenyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong
industriindustri yang mampu bertahan pada nilai tukar yang ada, yakni sektor
agrobisnis. Bagi sektor agrobisnis, semakin melemah rupiah–asal stabil–, akan
semakin baik. Apabila sektor ini sudah berjalan dengan baik, tidak mustahil negara
kita akan menjadi salah satu negara yang ekonominya tertangguh di dunia.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah agrobisnis merupakan sektor terpenting bagi
bangkitnya perekonomian Indonesia. Gagasan tersebut dinyatakan dalam kalimat
pertama. Setelah diselingi dengan kalimat-kalimat penjelas, gagasan tersebut
ditegaskan kembali dalam kalimat terakhir dengan rumusan yang berbeda.

36
Lampiran 4: Teks

A. Peretemua 1
Nasib Hutan Kita Semakin Suram
Jika Pemerintah tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun mendatang, hutan
Sumatra akan musnah. Hilangnya hutan Sumatra akan diikuti oleh musnahnya hutan
Kalimantan.
Pengelolaan hutan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan dibandingkan
tahun sebelumnya. Sebaliknya, kecenderungannya justru semakin memburuk. Kebakaran
hutan masih terus terjadi dan penebangan liar semakin meningkat. Diperburuk lagi
dengan rencana pembukaan lahan hutan lindung bagi pertambangan. Keadaan tersebut
jelas menambah suram nasib hutan.
Keterpurukan sektor kehutanan bersumber dari sistem pengelolaan yang didominasi
oleh pemeritah pusat dan mengesampingkan keberadaan masyarakat lokal. Adanya
konflik-konflik seperti konflik antarmasyarakat lokal, masyarakat lokal dengan
perusahaan, atau antara masyarakat lokal dengan Pemerintah, semakin memperburuk
kondisi kehutanan di Indonesia.
Selain itu, lemahnya penegakan hukum menyebabkan semakin parahnya kerusakan
hutan. Kerusakan hutan telah mencapai kurang lebih dua juta hectare per tahun. Hal ini
berarti setiap menitnya Indonesia kehilangan hutan seluas tiga hektare atau sama dengan
enam kali luas lapangan bola.
Namun, kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Beberapa hal justru mempercepat
laju kerusakan hutan di Indonesia hampir dua kali lipat. Penyebabnya, antara lain, adanya
tekanan masyarakat akibat krisis ekonomi. Kondisi demikian mengakibatkan
merajalelanya penebangan liar.
Bersamaan dengan itu, eksploitasi sumber daya alam oleh Pemerintah juga semakin
meningkat sebagai konsekuensi dari kebutuhan Pemerintah untuk membayar utang
negara. Belum lagi adanya otonomi daerah, yang mendorong pemerintah lokal
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)-nya dengan menebang hutan secara
berlebihan.
Sebelum itu, kondisi hutan Indonesia benar-benar sudah memprihatinkan. Dalam
kurun waktu lima puluh tahun, hutan alam Indonesia mengalami penurunan luas sebesar
64 juta hektare. Pembukaan hutan alam di dataran rendah di Sulawesi telah
memusnahkan keanekaragaman hayati. Berjuta-juta spesies flora dan fauna musnah
dengan percuma.
37
Pembukaan lahan dengan cara membakar hutan menambah masalah kerusakan
hutan. Munculnya El Nino memperburuk kondisi hutan.
Selama bulan Januari–Oktober, 45 persen dari keseluruhan titik kebakaran
terkonsentrasi di Provinsi Riau. Kemudian, pada bulan Oktober terjadi kenaikan jumlah
titik kebakaran yang cukup signifikan di Provinsi Riau, Sumatra Barat, dan Jambi.
Di Pulau Sumatra berdasarkan titik kebakaran terjadi di hutan rawa gambut sebanyak
49%, alang-alang 13%, hutan dataran rendah 10%, permukiman/ pertanian masyarakat
10%, perkebunan 8%, dan sisanya rawa (nongambut). Kebakaran hutan memberikan
kerugian tidak sedikit. Tahun 1997 diperkirakan kerugiannya sebesar $3–$4,4 miliar atau
sekira Rp2–4 triliun.
Rupanya kedua masalah itu belum cukup. Pemerintah menambah masalah lagi
dengan rencana pembukaan kawasan hutan lindung untuk areal pertambangan. Kebijakan
tersebut jelas semakin menyempurnakan derita hutan Indonesia.
(Sumber: www.krjogja.com dengan penyesuaian)

B. Pertemuan 1
Introspeksi Diri di Hari Pahlawan
Setiap negara mempunyai pahlawan. Cara terbaik menghargai pahlawan adalah tidak
melupakan jasajasanya. Itu sebabnya kita perlu memperingati Hari Pahlawan setiap
sepuluh November agar bisa mencontoh semangat juang. Kita juga dapat mencontoh
keikhlasan mereka saat berjuang melawan penjajah.
Sejarah perlunya memperingati Hari Pahlawan bermula dari perlawanan rek arek
Suroboyo pada 10 November 1945. Dengan senjata bambu runcing, mereka melawan
penjajah yang sudah menggunakan senjata canggih termasuk pesawat terbang.
Kemudian, diikuti dengan perlawanan di berbagai daerah, termasuk di Sumatra Utara dan
khususnya di Kota Medan yang dikenal dengan pertempuran di Medan Area, Jalan Bali.
Berkat perjuangan para pejuang di masa lalu bangsa Indonesia mampu
memproklamasikan kemerdekaan dan mempertahankan di masa revolusi fisik. Sekarang
giliran anak-anak bangsa mengisi alam kemerdekaan dengan memberikan yang terbaik
bagi masa depan bangsanya.
Sayangnya, tidak banyak putra-putri bangsa Indonesia yang bisa diteladani karena
prestasinya. Lebih banyak yang mementingkan diri pribadi dan golongannya saat sudah
berkuasa. Hal itu terlihat sekali dalam jajaran pemerintahan (birokrasi) maupun legislatif
dan yudikatif. Mereka benar-benar memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkaya
diri. Sementara itu, rakyat yang membutuh perhatian malah diabaikan.
38
Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November pada tahun ini dapat dijadikan
momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi diri bagi semua pihak. Kalau setiap
anak bangsa melakukannya dengan penuh kesadaran, mudah-mudahan hasilnya positif.
Dalam waktu dekat bangsa Indonesia dapat ke luar dari krisis. Jika peringatan Hari
Pahlawan hanya sebuah kegiatan rutinitas, makna 10 November pun tidak akan
menyentuh masyarakat, juga dapat menyadarkan pejabat-pejabat pemerintahan untuk
tidak saling berseteru dan terus memperjuangkan kepentingan rakyat.
Pada momentum Hari Pahlawan ini kita mengimbau para pejabat di jajaran
pemerintahan, termasuk BUMN/ BUMD, pimpinan DPR dan MPR serta seluruh anggota
dewan agar kembali ke fitrah. Ingatlah perjuangan dan cita-cita para pahlawan bangsa.
Mari kita berjuang untuk memakmurkan rakyat. Untuk itu, bekerjalah dengan keras,
profesional, dan bertanggung jawab.
Bukan masanya lagi para pejabat pemerintahan menjadikan dirinya seperti raja yang
bergelimang kemewahan, sebab rakyat sudah semakin kritis. Begitu juga kehidupan
anggota dewan yang glamour. Momentum Hari Pahlawan ini harus dapat dimanfaatkan
oleh Pemerintah dengan sebaik-baiknya. Kinerjanya sudah bisa dirasakan di berbagai
bidang sehingga rakyat merasa dirinya tidak salah pilih. Gerakan mencontoh para
pahlawan perlu dimasyarakatkan untuk menyadarkan para pejabat pemerintahan agar
tidak menjadi pahlawan kesiangan.
(Sumber: dosenbahasa.com dengan penyesuaian )

C. Pertemuan 2
Manajemen Pengelolaan Sampah
Sampah dipandang sebagai barang yang tidak berguna bisa dijadikan sumber
pendapatan apabila dikelola dengan baik. Sampah merupakan sumber daya yang dapat
diolah menjadi barang bernilai ekonomi. Apa yang telah dilakukan warga Pasar Ciputat,
Tangerang, bisa dijadikan contoh. Warga setempat berhasil mengolah sampah dengan
peralatan yang disediakan pihak swasta melalui perjanjian dengan pemerintah daerah.
Contoh lain yaitu kegiatan yang dilakukan warga Kaliabang, Kota Bekasi. Warga
serta pengurus RW setempat melakukan pengolahan sampah lingkungan. Sampah dapur
atau sampah rumah tangga diubah menjadi kompos dan pupuk cair. Sampah yang diolah
adalah sampah basah langsung oleh warga. Langkah yang dilakukan dengan sosialisasi
kepada warga agar memisahkan sampah basah dan kering. Hasil kompos yang diperoleh
bisa mencukupi kebutuhan warga dan lingkungan sekitarnya. Di samping itu, hasil
kompos dijual ke instansi pemerintah dan swasta di lingkungan setempat. Produksi
39
kompos dari sampah lingkungan bisa memberi kegiatan bagi warga dan pemasukan yang
positif. Termasuk juga produksi pupuk cair bisa dirasakan untuk menyuburkan tanah
warga.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, pengolahan sampah memang tidak lepas dari
keterlibatan warga masyarakat. Masyarakat harus diajari memilah sampah organik dan
anorganik. Peranan pemerintah diperlukan di dalam masalah sosialisasi dan
pembudayaannya. Bagaimana pun masih banyak warga yang belum tahu cara
mengumpulkan dan mengolah sampah yang mereka hasilkan.
Dalam mengolah sampah diperlukan suatu teknologi. Biaya penyediaan teknologi
pengolahan sampah tersebut tidak sebanding dengan keharusan pemerintah untuk
menyiapkan dana ratusan miliar tiap tahunnya untuk perbaikan jalan gara-gara sampah.
Apabila pemerintah berhasil menggandeng pihak swasta di dalam penyediaan teknologi
pengolahan sampah, biaya dapat lebih ditekan. Peran swasta juga dapat dilibatkan di
dalam penyaluran dan pembelian produk-produknya. Usaha tersebut tentunya akan lebih
ringan lagi.
(Sumber: http://almaky.blogspot.com dengan penyesuaian)

D. Pertemuan 2
Pengaruh Pariwisata bagi Kehidupan
Pariwisata berdampak pada kehidupan sosial budaya. Kegiatan konsumsi pariwisata
di bidang kesenian misalnya, mungkin dapat mengandalkan makna kesenian itu sendiri.
Akibat semakin meluaslah hubungan sosial dengan wisatawan dan semakin naiklah
pendapatan masyarakat. Kedatangan wisatawan dapat mendorong masyarakat ke arah
komersialisme. Oleh karena itu, arah kebijaksanaan pariwisata sedapat mungkin
diusahakan agar memperkuat dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Untuk
itu, perlu dikembangkan analisis dampak lingkungan pada tahap perencanaan yang
didasarkan pada studi kelayakan proyek-proyek pariwisata.
Masuknya wisatawan akan mengubah kondisi lingkungan. Dalam hal ini kitaperlu
mengetahui perubahan tersebut tidak melewati ambang batas toleransi. Tindakan ini perlu
agar perubahan itu tidak menghasilkan dampak negative terhadap lingkungan dan
pengembangan pariwisata itu sendiri.
Jika suatu kawasan wisata sudah cenderung melewati ambang batas, harus
diusahakan proyek penanggulangannya. Salah satunya dengan memusatkan ikhtiar pada
sumber penyebab kerusakannya.

40
Objek wisata yang menarik bagi wisatawan asing dan wisatawan domestik ternyata
berbeda. Hasil penelitian yang pernah dilakukan Dirjen Pariwisata menunjukkan bahwa
wisatawan asing lebih tertarik pada tradisi, lalu menyusul keindahan alam, warisan
budaya, kerajinan tangan, dan terakhir keindahan alam di pantai. Sementara itu,
wisatawan domestik lebih tertarik pada kebun binatang atau kebun raya, keindahan
pantai, tempat keramat ataupun ibadah, dan peninggalan sejarah. Dari data ini dapat
ditarik simpulan bahwa wisatawan asing lebih tertarik pada budaya, sedangkan
wisatawan domestik lebih tertarik pada lingkungan termasuk alam.
Kebutuhan berekreasi kebutuhan manusiawi. Keindahan alam, ketenangan,
kesejukan, dan keaslian membuat manusia merasa tenteram. Jika daerah-daerah
peristirahatan yang rutin dikunjungi sudah semakin ramai dan sudah membludak, bisa
diperkirakan lokasi tersebut akan ditinggalkan orang. Orang ingin beristirahat di tempat-
tempat yang lebih tenang dan teduh.
(Sumber: www.pariwisatakita.com)

E. Pertemuan 3
Persatuan Kunci Kemajuan
Dewasa ini persatuan di kalangan masyarakat Indonesia mulai meredup. Bhineka
tunggal Ika atau berbeda-beda tetapi satu jua, merupakan slogan NKRI yang telah ada
sejak Indonesia ini belum dibentuk. Hal ini ditandai dengan adanya sumpah pemuda yang
dilaksanakan pada 28 Oktober 1928. Hasil dari adanya sumpah pemuda tersebut
menghantarkan rakyat Indonesia keluar dari penjajahan. Namun, masihkan persatuan ini
hadir dalam kehidupan masyarakat khususnya pemuda Indonesia?
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku etnis memiliki keuntungan dalam hal
keanekaragaman budaya dan multikultural. Hal inilah yang menjadi kelebihan bagi
Indonesia di mata dunia. Seperti sapu lidi yang hanya dapat digunakan untuk
membersihkan kotoran, sampah dan daun yang gugur jika diikat menjadi satu, begitu
pula dengan Indonesia. Indonesia yang berhasil mengusir penjajah dengan bersatu untuk
maju dan merdeka.
Tantangan Indonesia tidak hanya sampai pada kemerdekaan, tetapi juga setelah
merdeka. Apa dan akan dibawa ke mana hadiah kemerdekaan dari para pahlawan.
Masyarakat Indonesia haruslah mempererat persatuan guna memajukan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tidak dapat dilakukan jika masyarakat Indonesia
tercerai berai. Seperti lidi yang tidak bermanfaat jika hanya satu buah, bahkan lidi

41
tersebut akan dianggap sampah yang mungkin akan dibakar bersama tumpukan sampah
lainnya.
Nyatanya masyarakat Indonesia mulai melemah rasa persatuannya. Konflik antar
etnis Madura dan Dayak di Sampit merupakan salah satu dari sekian kasus. Apalagi
banyaknya pemuda yang melakukan tawuran antar kelompok. Tawuran tersebut bahkan
seringkali dilakukan oleh pelajar yang merupakan harapan masa depan Indonesia.
Memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat dilaksanakan tanpa
adanya persatuan. Hal ini sejalan dengan perkataan Bung Karno ‘beri aku 1000 orang,
akan kucabut semeru. beri aku 10 pemuda, akan kuguncangkan dunia’. Cukuplah besar
nilai persatuan ini dalam memajukan kehidupan Indonesia. Upaya revitalisasi pancasila
guna memupuk persatuan bangsa perlu diadakan seawal mungkin, bahkan jika perlu pada
jenjang usia dini.
(Sumber: dosenbahasa.com dengan penyesuaian)

F. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan

Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup


Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar mengemuka. Kejadian demi
kejadian yang dialami di dalam negeri telah memberi dampak yang sangat besar. Tidak
sedikit kerugian yang dialami, termasuk nyawa manusia. Namun, hal yang perlu
dipertanyakan, apakah pengalaman tersebut sudah cukup menyadarkan manusia untuk
melihat kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia justru merasa lebih nyaman dengan
sikap menghindar dan menyelamatkan diri dengan tidak memberikan solusi yang lebih
baik dan lebih tepat lagi?
Banyak usaha yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam upaya pelestarian
lingkungan hidup. Upaya yang dimaksud adalah upaya rekonsiliasi, perubahan konsep
atau pemahaman tentang alam, dan menanamkan budaya pelestari.
Upaya Rekonsiliasi
Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi. Manusia
cenderung untuk menangisi nasibnya. Lama-kelamaan tangisan terhadap nasib itu
42
terlupakan dan dianggap sebagai embusan angin yang berlalu. Bekas tangisan karena
efek dari kerusakan lingkungan yang dialaminya hanya tinggal menjadi suatu memori
untuk dikisahkan. Namun, perlu diingat bahwa tidaklah cukup jika manusia hanya
sebatas menangisi nasibnya, tetapi pada kenyataannya tidak pernah sadar bahwa semua
kejadian tersebut adalah hasil dari perilaku dan tindakan yang patut diperbaiki dan
diubah.
Setiap peristiwa dan kejadian alam yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan
hidup merupakan suatu pertanda bahwa manusia mesti sadar dan berubah. Upaya
rekonsiliasi menjadi suatu sumbangan positif yang perlu disadari. Tanpa sikap
rekonsiliasi, kejadian-kejadian alam sebagai akibat kerusakan lingkungan hidup hanya
akan menjadi langganan yang terus-menerus dialami.
Lalu, usaha manusia untuk selalu menghindarkan diri dari akibat kerusakan
lingkungan hidup tersebut hendaknya bukan dipahami sebagai suatu kenyamanan saja.
Akan tetapi, justru kesempatan itu menjadi titik tolak untuk memulai suatu perubahan.
Perubahan untuk dapat mencegah dan meminimalisasi efek yang lebih besar. Jadi, sikap
rekonsiliasi dari pihak manusia dapat memungkinkannya melakukan perubahan demi
kenyamanan di tengah-tengah lingkungan hidupnya.
Perubahan Konsep atau Pemahaman Manusia tentang Alam
Salah satu akar permasalahan seputar kerusakan lingkungan hidup adalah terjadinya
pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Berbagai fakta kerusakan lingkungan
hidup yang terjadi di tanah air adalah hasil dari suatu pergeseran pemahaman manusia
tentang alam. Cara pandang tersebut melahirkan tindakan yang salah dan
membahayakan. Misalnya, konsep tentang alam sebagai objek. Konsep ini memberi
indikasi bahwa manusia cenderung untuk mempergunakan alam seenaknya. Tindakan
dan perilaku manusia dalam mengeksplorasi alam terus terjadi tanpa disertai suatu
pertanggungjawaban bahwa alam perlu dijaga keutuhan dan kelestariannya.
Banyak binatang yang seharusnya dilindungi justru menjadi korban perburuan
manusia yang tidak bertanggung jawab. Pembalakan liar yang terjadi pun tak dapat
dibendung lagi. Pencemaran tanah dan air sudah menjadi kebiasaan yang terus dilakukan.
Polusi udara sudah tidak disadari bahwa di dalamnya terdapat kandungan toksin yang
membahayakan. Jadi, alam merupakan objek yang terus menerus dieksploitasi dan
dipergunakan manusia.
Berdasarkan kenyatan demikian, diperlukan suatu perubahan konsep baru. Konsep
yang dimaksud adalah melihat alam sebagai subjek. Konsep alam sebagai subjek berarti
manusia dalam mempergunakan alam membutuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab.
43
Di sini seharusnya manusia dalam hidupnya dapat menghargai dan mempergunakan alam
secara efektif dan bijaksana. Misalnya, orang Papua memahami alam sebagai ibu yang
memberi kehidupan. Artinya, alam dilihat sebagai ibu yang darinya manusia dapat
memperoleh kehidupan. Oleh karena itu, tindakan merusak lingkungan secara tidak
langsung telah merusak kehidupan itu sendiri.
(Sumber: http://almaky.blogspot.com dengan penyesuaian)

Faktor Penyebab Lunturnya Budaya Bangsa


Kebudayaan Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal
maupun kebudayaan asing yang telah ada di Indonesia sejak dahulu. Kebudayaan bangsa
Indonesia sekarang mulai luntur dari masyarakat, khususnya para pemuda yang lebih
condong dan senang meniru budaya-budaya asing. Terkadang budaya asing yang masuk
tanpa disaring untuk dipilih terlebih dahulu, namun langsung menerima dan meniru tanpa
dipikirkan ulang. Sehingga masyarakat kita meniru budaya barat yang bertentangan
dengan budaya asli Indonesia, yang terkenal akan sopan santunnya. Misalnya, lihat saja
model pakaian dari budaya barat yang masuk dan ditiru anak muda masa kini dengan
pakaian seksi.
Lunturnya kebudayaan bangsa Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu
kurangnya kesadaran masyarakat. Masyarakat saat ini lebih memilih dan menirukan
budaya asing yang lebih praktis, efisien dan sesuai perkembangan zaman. Bukan berarti
budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, namun kebanyakan budaya asing
tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal dapat menyesuaikan
perkembangan zaman asalkan tidak meninggalkan ciri khas budaya tersebut. Faktor
kedua adalah minimnya komunikasi budaya, komunikasi adalah salah satu hal penting
agar tidak terjadi salah pemahaman tentang budaya bangsa. Minimnya komunikasi dalam
suatu bangsa sering menimbulkan perselisihan antar budaya suku yang terkadang hingga
menyebabkan konflik, berdampak bagi menurunnya ketahanan nasional. Pembelajaran
tentang budaya yang rendah akan mengetahui pentingnya budaya lokal dalam
membangun budaya bangsa serta mengetahui cara adaptasi budaya lokal di tengah
perkembangan zaman. Proses pembelajaran tentang budaya harus ditanamkan sejak dini.
Faktor lunturnya kebudayaan bangsa Indonesia yang telah diuraikan di atas adalah
faktor internal yang bersumber dari dalam bangsa tersebut. Namun, perlu kita ketahui
bahwa terdapat faktor eksternal yang mengakibatkan lunturnya kebudayaan lokal kita.
Dengan adanya globalisasi menandakan bahwa segala yang kita punya juga bisa
mendunia dan sebaliknya sesuatu dari dunia lain bisa kita rasakan. Dampak globalisasi
44
bukan hanya dalam bidang ekonomi, hukum, politik, kesehatan, juga termasuk
globalisasi sosial budaya. Artinya budaya asing bisa dengan mudah masuk ke dalam
negara Indonesia dan membaur dengan budaya juga masyarakat lokal. Hal tersebut
mengakibatkan budaya kita terasimilasi juga teralkulturasi, namun juga membawa
dampak westernisasi budaya lokal.
Demikian beberapa faktor internal dan faktor eksternal lunturnya kebudayaan bangsa
Indonesia. Dari uraian di atas, telah kita ketahui apa saja faktor yang dapat membuat
lunturnya kebudayaan bangsa Indonesia. Agar budaya kita tidak semakin luntur, hilang
dan lenyap maka usaha kita sebagai generasi penerus bangsa dapat mengantisipasi supaya
budaya bangsa kita tidak luntur.
(Sumber: www.ruangseni.com dengan penyesuaian)

45

Anda mungkin juga menyukai