(RPP)
Sekolah : SMP
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Materi Pokok : Teks Eksposisi
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 pertemuan)
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Melalui proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu menemukan, menentukan dan
menjelaskan unsur-unsur serta pola pengembangan teks eksposisi berupa artikel ilmiah
populer dari koran/majalah yang di dengar atau didengar secara lisan maupun tertulis dengan
cermat, bertanggung jawab, dan percaya diri.
Pertemuan 2 dan 3
Melalui proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu menentukan, menguraikan,
merangkum, dan menceritakan kembali isi teks eksposisi berupa (artikel ilmiah populer dari
koran dan majalah) yang didengar atau dibaca secara lisan maupun tertulis dengan cermat,
jeli, bertanggung jawab, dan percaya diri.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Faktual : Contoh Teks Eksposisi
b. Konseptual :
- Pengertian teks eksposisi
- Unsur-unsur teks eksposisi
- Pola-pola pengembangan teks eksposisi
c. Prosedural :
- Menyimpulkan isi teks eksposisi
d. Metakognitif : Menyimpulkan keterkaitan (relevansi) atas kemanfaatan pemahaman
teks eksposisi terhadap kehidupan.
2. Materi Pembelajaran Remedial
a. Mengidentifikasi gagasan dan fakta teks eksposisi (artikel ilmiah populer dari koran).
3. Materi Pembelajaran Pengayaan
a. Menulis bagan hasil identifikasi informasi teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari
koran/majalah.
b. Membuat ringkasan hasil sajian teks eksposisi.
E. MetodePembelajaran
Saintifik
Inquiry
F. Media Pembelajaran
Media Pembelajaran:
1. Latepos(Belajar Teks Eksposisi)
Media terbuat dari kertas plano yang berisi teks eksposisi berjudul Nasib Hutan Kita
Semakin Suram dan contoh identifikasi pengertian, unsur-unsur, dan pola pengembangan
teks eksposisi yang telah ditandai pada teks. Media ini digunakan pada tahap
‘mengamati’.
2. Lasi (Melatih Eksposisi)
Media terbuat dari kertas plano yang berisi teks eksposisi berjudul Manajemen
Pengelolaan Sampahyang telah ditandai gagasan umum teks eksposisi.Media ini
digunakan pada tahap ‘orientasi’.
3. Eksposisi Audio
Media berbentuk audio mengenai teks eksposisi berjudul Persatuan Kunci Kemajuan
Bangsa.Media ini digunakan pada tahap ‘mengumpulkan data’.
Alat Pembelajaran:
1. Spidol
2
2. Papan Tulis
3. Pengeras Suara
G. Sumber Belajar
Kosasih, E., dkk. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2JP)
4
Pertemuan 2 (2JP)
5
umum dan langkah-langkah penyimpulan teks
eksposisi dari berbagai sumber.(kerja sama)
(kolaboratif) HOTS
10.Peserta didik secara berkelompok
menyimpulkan hasil diskusi terkait gagasan
umum dan langkah-langkah penyimpulan teks
eksposisi.(kerja sama)(kolaboratif)
Mengumpulk 11.Peserta didik secara berkelompok mendapatkan LOTS
an Data teks eksposisi berjudul Perkembangan
(dibaca) Pariwisata di Indonesia.
12.Peserta didik secara berkelompok membaca teks LOTS
eksposisi berjudul Perkembangan Pariwisata di
Indonesia. (cermat)(kolaboratif)
13.Peserta didik secara berkelompok berdiskusi MOTS
untuk menentukan gagasan umum teks eksposisi
berjudul Perkembangan Pariwisata di
Indonesia.(cermat)(kritis)
14.Peserta didik secara berkelompok menguraikan MOTS
gagasan umum eksposisi berjudul
Perkembangan Pariwisata di Indonesia.
(cermat)(kritis)
15.Peserta didik secara berkelompok berdiskusi
menyimpulkan gagasan umum teks eksposisi HOTS
berjudul Perkembangan Pariwisata di
Indonesia.(cermat)(kritis)
16.Peserta didik secara berkelompok menuliskan MOTS
hasil diskusi pada LKPD.
3. Penutup 1. Peserta didik bersama guru merefleksi hasil 10 HOTS
pembelajaran mengenai gagasan umum dan
langkah-langkah penyimpulan teks eksposisi
yang dibaca.
2. Peserta didik bersama guru menyimpulkan HOTS
gagasan umum dan langkah-langkah
penyimpulan teks eksposisi yang dibaca.
3. Peserta didik menerima informasi mengenai MOTS
kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan
selanjutnya yaitu mengumpulkan data teks
eksposisi yang didengar.
4. Peserta didik bersama guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa bersama dan salam.
(religius)
Pertemuan 3 (2JP)
Kegiatan Sintak Deskripsi kegiatan Alokasi Level
Pembelajaran Waktu Kognisi
(menit)
1. Pendahulu- 1. Peserta didik merespons salam pembuka, berdoa 10
an sebelum memulai pembelajaran, dicek
kehadirannya oleh guru, dan menyiapkan diri
untuk belajar. (religius)
2. Peserta didik bersama guru mengaitkan materi
yang akan dipelajari dengan pengetahuan
peserta didik saat mempelajari materi pada
pertemuan sebelumnya mengenai gagasan
umum dan langkah-langkah penyimpulan teks
eksposisi yang dibaca.
6
3. Peserta didik memperhatikan kompetensi dasar
dan indikator yang disampaikan guru.
4. Peserta didik memperhatikan tujuan
pembelajaran yang disampaikan guru.
5. Peserta didik memperhatikan cakupan materi
dan penilaian mengenai gagasan umum dan
langkah-langkah penyimpulan teks eksposisi
yang didengar.
2. Inti Mengumpulk 17. Peserta didik secara individu menyimak audio 30 LOTS
an Data teks eksposisi berjudul Persatuan Kunci
(didengar) Kemajuan Bangsa yang diputarkan oleh guru.
(cermat)
18. Peserta didik secara individu mencatat kata LOTS
kunci dari audio yang diputarkan oleh guru.
19. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi MOTS
untuk menentukan gagasan umum teks eksposisi
berjudul Persatuan Kunci Kemajuan Bangsa.
(cermat)
20. Peserta didik secara berkelompok menguraikan MOTS
gagasan umum eksposisi berjudul Persatuan
Kunci Kemajuan Bangsa.(cermat)(kritis)
21. Peserta didik secara berkelompok berdiskusi HOTS
menyimpulkan gagasan umum teks eksposisi
berjudul Persatuan Kunci Kemajuan Bangsa.
(cermat)(kritis)
22. Peserta didik secara berkelompok menuliskan
hasil diskusi pada LKPD yang telah disediakan
guru.
Menguji 23. Peserta didik secara berkelompok menempelkan
Hipotesis LKPD pada tempat yang sudah ditentukan guru.
24. Peserta didik secara berkelompok melakukan HOTS
kunjung kerja terkait hasil diskusi mengenai
simpulan isi teks eksposisi berjudul
Perkembangan Pariwisata di Indonesia dan
Persatuan Kunci Kemajuan Bangsa. Setiap
kelompok wajib mengirimkan dua perwakilan
untuk menjelaskan hasil diskusinya.(percaya
diri) (komunikatif)
25. Peserta didik secara berkelompok memberikan MOTS
komentar pada kolom dalam LKPD
berdasarkan hasil presentasi kelompok yang
dikunjungi.
Merumuskan 26. Peserta didik secara berkelompok membuat HOTS
Kesimpulan kesimpulan berdasarkan menyimpulkan
komentar-komentar yang ditulis oleh kelompok
lain dan mendiskusikannya bersama guru.
(cermat)(kolaboratif)
3. Penutup 1. Peserta didik bersama guru merefleksi hasil 10 HOTS
pembelajaran mengenai gagasan umum dan
langkah-langkah penyimpulan teks eksposisi
yang didengar dan dibaca.
2. Peserta didik bersama guru menyimpulkan HOTS
gagasan umum dan langkah-langkah
penyimpulan teks eksposisi yang didengar dan
dibaca.
3. Peserta didik menerima informasi mengenai
7
perbaikan dan/atau pengayaan yang akan MOTS
dilakukan.
4. Peserta didik menerima informasi mengenai
kompetensi yang akan dipelajari pada MOTS
pertemuan selanjutnya.
5. Peserta didik bersama guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa bersama dan salam.
(religius)
b. Sikap Sosial
c. Pengetahuan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
d. Keterampilan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Praktik Uji Kinerja Lihat lampiran 1 Saat proses
pembelajaran
2. Pembelajaran Remedial
a. Pembelajaran Remedial pada Kompetensi Dasar 3.5
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar mengerjakan tugas mengidentifikasi
gagasan dan fakta teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari koran yang dibaca
berjudul “Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup” dengan bimbingan tutor sebaya.
3. Pembelajaran Pengayaan
a. Pembelajaran Pengayaan pada Kompetensi Dasar 3.5
8
Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar, menulis bagan hasil identifikasi
informasi teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari koran/majalah yang didengar atau
berjudul “Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup” secara berkelompok.
b. Pembelajaran Pengayaan pada Kompetensi Dasar 4.5
Peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar, membuat ringkasan hasil sajian teks
eksposisi berjudul “Faktor Penyebab Lunturnya Budaya Bangsa” secara berkelompok.
9
Lampiran 1: Penilaian
1. Penilaian Sikap Spiritual
Jurnal Penilaian Sikap Spiritual
Nama Satuan Pendidikan : SMP .....
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Positif/ Tindak
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap
Negatif Lanjut
1
5
dst
Positif/ Tindak
No Waktu Nama Kejadian/Perilaku Butir Sikap
Negatif Lanjut
1
5
dst
3. Penilaian Pengetahuan
a. Kisi-kisi Penilaian Pengetahuan Tertulis
10
Nama Satuan Pendidikan : SMP
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tujuan : Mengukur kompetensi peserta didik dalam mengidentifikasi
informasi teks eksposisi berupa artikel ilmiah populer dari
koran/majalah yang didengar atau dibaca
11
b. Pedoman Penilaian Pengetahuan Tertulis
No Aspek Bobot Skor Kriteria Penilaian
1 Menemukan 1 1-5 5 Peserta didik dapat menemukan pengertian teks
pengertian teks eksposisi dengan ketepatan 81-100%.
eksposisi 4 Peserta didik dapat menemukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 61-80%.
3 Peserta didik dapat menemukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 41-60%.
2 Peserta didik dapat menemukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 21-40%.
1 Peserta didik dapat menemukan pengertian teks
eksposisi dengan ketepatan 1-20%.
Menentukan 2 1-5 5 Peserta didik dapat menentukan pengertian teks
pengertian teks eksposisi dengan ketepatan 81-100%.
Isi Teks Eksposisi
12
Menjelaskan 3 1-5 5 Peserta didik dapat menjelaskan unsur-unsur teks
unsur-unsur eksposisi dengan ketepatan 81-100%.
teks eksposisi 4 Peserta didik dapat menjelaskan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 61-80%.
3 Peserta didik dapat menjelaskan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 41-60%.
2 Peserta didik dapat menjelaskan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 21-40%.
1
Peserta didik dapat menjelaskan unsur-unsur teks
eksposisi dengan ketepatan 1-20%.
3 Menemukan 1 1-5 5 Peserta didik dapat menemukan pola
pola pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
pengembangan 81-100%.
teks eksposisi Peserta didik dapat menemukan pola
4 pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
61-80%.
Peserta didik dapat menemukan pola
3
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
41-60%.
2 Peserta didik dapat menemukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
21-40%.
1 Peserta didik dapat menemukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
1-20%.
Menentukan 2 1-5 5 Peserta didik dapat menentukan pola
pola pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
Nilai-Nilai dalam Teks Hikayat
pengembangan 81-100%.
teks eksposisi 4 Peserta didik dapat menentukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
61-80%.
3
Peserta didik dapat menentukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
41-60%.
2
Peserta didik dapat menentukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
21-40%.
1 Peserta didik dapat menentukan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
1-20%.
Menjelaskan 3 1-5 5 Peserta didik dapat menjelaskan pola
pola pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
pengembangan 81-100%.
teks eksposisi 4 Peserta didik dapat menjelaskan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
61-80%.
Peserta didik dapat menjelaskan pola
3
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
41-60%.
2 Peserta didik dapat menjelaskan pola
pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
21-40%.
Peserta didik dapat menjelaskan pola
13
1 pengembangan teks eksposisi dengan ketepatan
1-20%.
Skor Maksimal 90
Jumlah skor
Nilai akhir : x 100
Skor maksimal
14
4. Penilaian Keterampilan
a. Kisi-kisi Penilaian Keterampilan Tertulis
Nama Satuan Pendidikan : SMP
Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : VIII/Gasal
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Tujuan : Mengukur kompetensi peserta didik dalam menyimpulkan isi
teks eksposisi (artikel ilmiah populer dari koran dan majalah)
yang didengar dan dibaca.
16
No Aspek Bobot Skor Kriteria Penilaian
eksposisi menjadi teks eksposisi menjadi simpulan secara lengkap,
simpulan. dirangkai dengan baik, tetapi kurang menarik
3 Kesesuian pengembangan pokok isi, gagasan umum
teks eksposisi menjadi simpulan secara lengkap, tetapi
dirangkai dengan kurang baik dan kurang menarik.
2 Kesesuian pengembangan pokok isi, gagasan umum
teks eksposisi menjadi simpulan secara kurang
lengkap, dirangkai dengan kurang baik dan kurang
menarik.
1 Kesesuian pengembangan pokok isi, gagasan umum
teks eksposisi menjadi simpulan tidak sesuai dengan
topik dan rancangan kerangka sebelumnya
2 Penyajian isi 2 1-5 5 Penyajian isi pokok dan gagasan umum teks eksposisi
Organisasi dan Penyajian
17
No Aspek Bobot Skor Kriteria Penilaian
3 Ejaan 1 1-5 5 Penulisan huruf, kata, kalimat dan penggunaan tanda
Mekanik
baca 81%-100% tepat.
4 Penulisan huruf, kata, kalimat, dan penggunaan tanda
baca 61%-80% tepat.
3 Penulisan huruf, kata, kalimat, dan penggunaan tanda
baca 41%-60% tepat.
2 Penulisan huruf, kata, kalimat, dan penggunaan tanda
baca 21%-60% tepat.
1 Penulisan huruf, kata, kalimat, dan penggunaan tanda
baca 1%-20% tepat.
Skor Maksimal 100
Jumlah skor
Nilai akhir : x 100
Skor maksimal
18
2. Kunci Jawaban
A. KD 3.5 (Pertemuan 1)
1. Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah sebuah karangan atau paragraf yang mengandung informasi
atau pengetahuan yang mencoba digambarkan dalam bentuk yang padat, singkat dan
jelas. Teks eksposisi mengemukakan sejumlah pendapat disertai fakta yang memuat
penilaian, dorongan, atau ajakan-ajakan tertentu kepada khalayak.
2. Unsur-Unsur Teks Eksposisi pada Teks “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan”
Gagasan Fakta
1. Setiap negara mempunyai pahlawan. 1. Sejarah perlunya memperingati Hari
2. Sejarah perlunya memperingati Hari Pahlawan bermula dari perlawanan
Pahlawan bermula dari perlawanan arek-arek Suroboyo pada 10 November
arek-arek Suroboyo pada 10 November 1945.
1945. 2. Perlawanan di berbagai daerah,
3. Berkat perjuangan para pejuang di termasuk di Sumatra Utara dan
masa lalu bangsa Indonesia mampu khususnya di Kota Medan yang dikenal
memproklamasikan kemerdekaan dan dengan pertempuran di Medan Area,
mempertahankan di masa revolusi Jalan Bali.
fisik.
4. Tidak banyak putra-putri bangsa
Indonesia yang bisa diteladani karena
prestasinya.
5. Peringatan Hari Pahlawan pada 10
November pada tahun ini dapat
dijadikan momentum yang tepat untuk
melakukan introspeksi diri bagi semua
pihak.
6. Untuk itu, bekerjalah dengan keras,
profesional, dan bertanggung jawab.
7. Bukan masanya lagi para pejabat
pemerintahan menjadikan dirinya
seperti raja yang bergelimang
kemewahan, sebab rakyat sudah
semakin kritis.
3. Pola Pengembangan Teks Prosedur pada Teks “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan”
No Pola Kutipan Teks
Pengembanga
n
1. Pola umum Setiap negara mempunyai pahlawan. Cara terbaik
khusus menghargai pahlawan adalah tidak melupakan
jasajasanya. Itu sebabnya kita perlu memperingati Hari
Pahlawan setiap sepuluh November agar bisa mencontoh
semangat juang. Kita juga dapat mencontoh keikhlasan
mereka saat berjuang melawan penjajah.
Sejarah perlunya memperingati Hari Pahlawan
bermula dari perlawanan arek-arek Suroboyo pada 10
November 1945. Dengan senjata bambu runcing, mereka
melawan penjajah yang sudah menggunakan senjata
canggih termasuk pesawat terbang. Kemudian, diikuti
dengan perlawanan di berbagai daerah, termasuk di
Sumatra Utara dan khususnya di Kota Medan yang
dikenal dengan pertempuran di Medan Area, Jalan Bali.
Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November pada
tahun ini dapat dijadikan momentum yang tepat untuk
melakukan introspeksi diri bagi semua pihak. Kalau
setiap anak bangsa melakukannya dengan penuh
kesadaran, mudah-mudahan hasilnya positif. Dalam
waktu dekat bangsa Indonesia dapat ke luar dari krisis.
Jika peringatan Hari Pahlawan hanya sebuah kegiatan
rutinitas, makna 10 November pun tidak akan
menyentuh masyarakat, juga dapat menyadarkan
pejabat-pejabat pemerintahan untuk tidak saling
berseteru dan terus memperjuangkan kepentingan rakyat.
Bukan masanya lagi para pejabat pemerintahan
menjadikan dirinya seperti raja yang bergelimang
kemewahan, sebab rakyat sudah semakin kritis. Begitu
juga kehidupan anggota dewan yang glamour.
Momentum Hari Pahlawan ini harus dapat dimanfaatkan
oleh Pemerintah dengan sebaik-baiknya. Kinerjanya
20
sudah bisa dirasakan di berbagai bidang sehingga rakyat
merasa dirinya tidak salah pilih. Gerakan mencontoh
para pahlawan perlu dimasyarakatkan untuk
menyadarkan para pejabat pemerintahan agar tidak
menjadi pahlawan kesiangan.
2. Pola khusus Pada momentum Hari Pahlawan ini kita mengimbau
umum para pejabat di jajaran pemerintahan, termasuk BUMN/
BUMD, pimpinan DPR dan MPR serta seluruh anggota
dewan agar kembali ke fitrah. Ingatlah perjuangan dan
cita-cita para pahlawan bangsa. Mari kita berjuang untuk
memakmurkan rakyat. Untuk itu, bekerjalah dengan
keras, profesional, dan bertanggung jawab.
B. KD 4.5 (Pertemuan 2)
Menyimpulkan Isi Teks Eksposisi pada Teks “Pengaruh Pariwisata bagi Kehidupan”
Paragraf Gagasan Umum Simpulan
1 Pariwisata Pariwisata berdampak pada kehidupan sosial
berdampak pada budaya. Adanya pariwisata dapat meningkatkan
kehidupan sosial hubungan sosial dan wisatawan dan
budaya meningkatkan pendapatan masyarakat. Pariwisata
diharapkan dapat memperkuat dampak positif dan
21
memperkecil dampak negatif. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan analisis dampak lingkungan
pada tahap perencanaan yang didasarkan pada
studi kelayakan proyek-proyek pariwisata.
2 Masuknya Banyaknya wisatawan yang masuk akan mengubah
wisatawan akan kondisi lingkungan. Hal ini perlu mengetahui perubahan
mengubah kondisi yang terjadi agar perubahan tersebuttidak menghasilkan
lingkungan. dampak negatif terhadap lingkungan dan pengembangan
pariwisata itu sendiri
3 Suatu kawasan Suatu kawasan wisata yang sudah cenderung melewati
wisata sudah ambang batas, perlu dilakukan penanggulangan. Salah
cenderung satunya dengan memusatkan ikhtiar pada sumber
melewati ambang penyebab kerusakannya.
batas.
4 Perbedaan daya Objek wisata yang menarik bagi wisatawan asing dan
tarik wisatwan wisatawan domestik ternyata berbeda. Wisatawan asing
asing dan lebih tertarik pada budaya, sedangkan wisatawan
wisatawan domestik lebih tertarik pada lingkungan termasuk alam.
domestik.
22
Lampiran 2: Lembar Kerja Peserta Didik
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
KD 3.5 (Pertemuan 1)
Langkah-Langkah Kegiatan
1. Bacalah teks eksposisi berjudul “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan” berikut!
Selamat Mengerjakan
24
Lembar Jawab
Tabel Unsur-Unsur Teks Prosedur pada Teks “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan”
No. Gagasan Fakta
25
Tabel Pola Pengembangan Teks Prosedur pada Teks “Introspeksi Diri di Hari Pahlawan”
No Pola Kutipan Teks
Pengembanga
n
1. Pola umum
khusus
2. Pola khusus
umum
26
3. Pola ilustrasi
4. Pola
perbandingan
27
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
KD 4.5 (Pertemuan2 )
Langkah-Langkah Kegiatan
1. Bacalah teks eksposisi berjudul “Pengaruh Pariwisata bagi Kehidupan” berikut!
2. Secara berkelompok, cermatilah gagasan umum yang ada pada setiap paragrafnya.
Kemudian, simpulkan isi teks tersebut berdasarkan gagasan umumnya!
3. Sajikanlah laporan hasil kegiatanmu pada LKPD!
Selamat Mengerjakan
29
Lembar Jawab
Langkah-Langkah Kegiatan
1. Secara individu, simaklah audio rekaman pembacaan teks eksposisi berjudul “Persatuan
Kunci Kemajuan”!
2. Secara individu, catatlah kata kunci teks “Persatuan Kunci Kemajuan” tersebut pada tabel
berikut!
Kata Kunci
3. Secara berkelompok, tentukan gagasan umum pada teks eksposisi tersebut kemudian
tuliskan pada tabel berikut!
31
Gagasan Umum
4. Secara berkelompok, simpulkanlah isi teks ekspsosisi berdasarkan gagasan umum dari teks
“Persatuan Kunci Kemajuan” !
Simpulan
Selamat Mengerjakan
32
Lampiran 3: Materi
MATERI PEMBELAJARAN
33
Hal-hal yang bersifat khusus diikuti oleh uraian yang bersifat umum. Bagian terakhir
dalam bagian teks ini berfungsi sebagai simpulan atau rangkuman dari pendapat-
pendapat yang dikemukakan sebelumnya.
3. Pola ilustrasi
Sebuah gagasan yang terlalu umum memerlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi-
ilustrasi tersebut berfungsi untuk membuktikan suatu pendapat. Dalam hal ini
pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan ilustrasi yang paling efektif dalam
meyakinkan kebenaran suatu gagasan.
4. Pola perbandingan
Untuk meyakinkan suatu pendapat, kamu dapat melakukan suatu perbandingan. Benda-
benda, keadaan, atau yang lain ditentukan perbedaan ataupun kesamaannya berdasarkan
aspek tertentu. Dengan cara demikian, keyakinan pembaca atas gagasan yang kita
sampaikan akan lebih kuat.
D. Menyimpulkan Isi Teks Eksposisi
1. Gagasan Umum sebagai Dasar Penyimpulan Isi Teks
Teks eksposisi memiliki bagian yangdisebut rangkaian gagasan. Pada umumnya
bagian tersebut berada di antara tesisdan penegasan ulang. Rangkaian gagasan dalam teks
eksposisi ada yang berupagagasan umum dan gagasan khusus.
Gagasan umum, gagasan utama, atau ide pokok merupakan gagasan yangmenjadi
dasar pengembangan suatu paragraf. Keberadaan gagasan umum suatuteks atau paragraf
dapat diketahui setelah membaca teks itu secara keseluruhan.Namun demikian, tidak
sedikit pula paragraf yang menempatkan gagasanumumnya itu pada kalimat pertamanya.
Teks seperti itu akan lebih cepat danlebih mudah bagi pembaca untuk memahami
paragraf tersebut.
Gagasan umum akan disertai gagasan-gagasan khusus atau dapat puladisebut
gagasan pendukung atau gagasan penjelas. Gagasan-gagasan pendukungdikembangkan
berdasarkan gagasan umum. Gagasan umum dijabarkan olehlebih dari satu gagasan
khusus.
Contoh:
Pada tahun anggaran sekarang nilai ekspor produk pertanian menurun dibandingkan
dengan tahun anggaran sebelumnya. Penurunan harga beberapa komoditas ekspor
terutama seperti kopi dan karet merupakan penyebabnya, meskipun volume ekspornya
sendiri meningkat.
Gagasan umum pada paragraf di atas yaitu nilai ekspor produk pertanian menurun.
34
2. Jenis-Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Gagasan Umumnya
Berdasarkan letak gagasan umumnya, paragraf terbagi ke dalam beberapa jenis, sebagai
berikut.
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak di awal paragraf.
Gagasan umum atau gagasan utamanya dinyatakan dalam kalimat pertama.
Contoh:
Industrialisasi di negara kita mendorong didirikannya berbagai macam pabrik
yang memproduksi beraneka barang dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pabrik-pabrik itu memberikan lapangan kerja kepada ribuan tenaga kerja baik yang
berasal dari masyarakat di sekitar pabrik maupun di daerah lain. Dengan demikian,
adanya berbagai pabrik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di samping
itu, aneka barang yang diproduksi oleh pabrik-pabrik tersebut telah meningkatkan
ekspor nonmigas serta menghasilkan devisa bagi negara.
Paragraf di atas memperlihatkan bahwa kalimat pertama merupakan kalimat yang
mengandung gagasan umum. Kalimat tersebut merupakan dasar atau induk dari
perumusan gagasan-gagasan yang ada di bawahnya. Dinyatakan dalam paragraf
tersebut bahwa pembangunan pabrik disebabkan industrialisasi. Industrialisasi dapat
memberikan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan
meningkatkan ekspor nonmigas serta menghasilkan devisa negara.
b. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf
atau pada kalimat penutup paragraf.
Contoh:
Gerakan pencinta alam dengan dasar "sadar lingkungan sehat" telah mulai
menggejala di kalangan remaja. Tidak sedikit perkumpulan pencinta lingkungan yang
anggotanya terdiri atas pelajar, baik itu pelajar SMP, SMA, maupun para remaja dari
lingkungan pesantren. Keberanian untuk melakukan penelitian ilmiah semakin
meluas, khususnya di tingkat SMA. Fenomena semacam itu merupakan bukti bahwa
remaja pada tahun-tahun ini tidak selalu bernilai negatif.
Paragraf di atas dengan jelas mengungkapkan gagasan bahwa remaja tidak selalu
bernilai negatif. Gagasan tersebut terdapat dalam kalimat terakhir. Kalimat-kalimat
sebelumnya merupakan bukti yang menujukkan fenomena positif kiprah remaja.
c. Paragraf Campuran
35
Paragraf campuran adalah paragraf yang gagasan umumnya terletak pada kalimat
pertama dan kalimat terakhir. Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama. Kalimat
terakhir paragraf ini merupakan penegasan dari pernyataan yang dikemukakan dalam
kalimat pertama.
Contoh:
Saya berkeyakinan kalau Indonesia memfokuskan diri pada sektor
agrobisnis,tidak ada negara lain yang mampu menandingi kita. Memang,
masalahhimpitan ekonomi yang sedang berlangsung, telah mengoreksi nilai tukar
kita.Dalam hal ini, Pemerintah tidak perlu memaksa rupiah menguat. Akan
tetapi,biarkan mekanisme pasar menemukan keseimbangannya. Pemerintah
harusmenyesuaikan diri terhadap nilai tukar yang ada dengan mendorong
industriindustri yang mampu bertahan pada nilai tukar yang ada, yakni sektor
agrobisnis. Bagi sektor agrobisnis, semakin melemah rupiah–asal stabil–, akan
semakin baik. Apabila sektor ini sudah berjalan dengan baik, tidak mustahil negara
kita akan menjadi salah satu negara yang ekonominya tertangguh di dunia.
Gagasan utama paragraf tersebut adalah agrobisnis merupakan sektor terpenting bagi
bangkitnya perekonomian Indonesia. Gagasan tersebut dinyatakan dalam kalimat
pertama. Setelah diselingi dengan kalimat-kalimat penjelas, gagasan tersebut
ditegaskan kembali dalam kalimat terakhir dengan rumusan yang berbeda.
36
Lampiran 4: Teks
A. Peretemua 1
Nasib Hutan Kita Semakin Suram
Jika Pemerintah tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun mendatang, hutan
Sumatra akan musnah. Hilangnya hutan Sumatra akan diikuti oleh musnahnya hutan
Kalimantan.
Pengelolaan hutan tidak menunjukkan adanya tanda-tanda perbaikan dibandingkan
tahun sebelumnya. Sebaliknya, kecenderungannya justru semakin memburuk. Kebakaran
hutan masih terus terjadi dan penebangan liar semakin meningkat. Diperburuk lagi
dengan rencana pembukaan lahan hutan lindung bagi pertambangan. Keadaan tersebut
jelas menambah suram nasib hutan.
Keterpurukan sektor kehutanan bersumber dari sistem pengelolaan yang didominasi
oleh pemeritah pusat dan mengesampingkan keberadaan masyarakat lokal. Adanya
konflik-konflik seperti konflik antarmasyarakat lokal, masyarakat lokal dengan
perusahaan, atau antara masyarakat lokal dengan Pemerintah, semakin memperburuk
kondisi kehutanan di Indonesia.
Selain itu, lemahnya penegakan hukum menyebabkan semakin parahnya kerusakan
hutan. Kerusakan hutan telah mencapai kurang lebih dua juta hectare per tahun. Hal ini
berarti setiap menitnya Indonesia kehilangan hutan seluas tiga hektare atau sama dengan
enam kali luas lapangan bola.
Namun, kenyataan di lapangan justru sebaliknya. Beberapa hal justru mempercepat
laju kerusakan hutan di Indonesia hampir dua kali lipat. Penyebabnya, antara lain, adanya
tekanan masyarakat akibat krisis ekonomi. Kondisi demikian mengakibatkan
merajalelanya penebangan liar.
Bersamaan dengan itu, eksploitasi sumber daya alam oleh Pemerintah juga semakin
meningkat sebagai konsekuensi dari kebutuhan Pemerintah untuk membayar utang
negara. Belum lagi adanya otonomi daerah, yang mendorong pemerintah lokal
meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD)-nya dengan menebang hutan secara
berlebihan.
Sebelum itu, kondisi hutan Indonesia benar-benar sudah memprihatinkan. Dalam
kurun waktu lima puluh tahun, hutan alam Indonesia mengalami penurunan luas sebesar
64 juta hektare. Pembukaan hutan alam di dataran rendah di Sulawesi telah
memusnahkan keanekaragaman hayati. Berjuta-juta spesies flora dan fauna musnah
dengan percuma.
37
Pembukaan lahan dengan cara membakar hutan menambah masalah kerusakan
hutan. Munculnya El Nino memperburuk kondisi hutan.
Selama bulan Januari–Oktober, 45 persen dari keseluruhan titik kebakaran
terkonsentrasi di Provinsi Riau. Kemudian, pada bulan Oktober terjadi kenaikan jumlah
titik kebakaran yang cukup signifikan di Provinsi Riau, Sumatra Barat, dan Jambi.
Di Pulau Sumatra berdasarkan titik kebakaran terjadi di hutan rawa gambut sebanyak
49%, alang-alang 13%, hutan dataran rendah 10%, permukiman/ pertanian masyarakat
10%, perkebunan 8%, dan sisanya rawa (nongambut). Kebakaran hutan memberikan
kerugian tidak sedikit. Tahun 1997 diperkirakan kerugiannya sebesar $3–$4,4 miliar atau
sekira Rp2–4 triliun.
Rupanya kedua masalah itu belum cukup. Pemerintah menambah masalah lagi
dengan rencana pembukaan kawasan hutan lindung untuk areal pertambangan. Kebijakan
tersebut jelas semakin menyempurnakan derita hutan Indonesia.
(Sumber: www.krjogja.com dengan penyesuaian)
B. Pertemuan 1
Introspeksi Diri di Hari Pahlawan
Setiap negara mempunyai pahlawan. Cara terbaik menghargai pahlawan adalah tidak
melupakan jasajasanya. Itu sebabnya kita perlu memperingati Hari Pahlawan setiap
sepuluh November agar bisa mencontoh semangat juang. Kita juga dapat mencontoh
keikhlasan mereka saat berjuang melawan penjajah.
Sejarah perlunya memperingati Hari Pahlawan bermula dari perlawanan rek arek
Suroboyo pada 10 November 1945. Dengan senjata bambu runcing, mereka melawan
penjajah yang sudah menggunakan senjata canggih termasuk pesawat terbang.
Kemudian, diikuti dengan perlawanan di berbagai daerah, termasuk di Sumatra Utara dan
khususnya di Kota Medan yang dikenal dengan pertempuran di Medan Area, Jalan Bali.
Berkat perjuangan para pejuang di masa lalu bangsa Indonesia mampu
memproklamasikan kemerdekaan dan mempertahankan di masa revolusi fisik. Sekarang
giliran anak-anak bangsa mengisi alam kemerdekaan dengan memberikan yang terbaik
bagi masa depan bangsanya.
Sayangnya, tidak banyak putra-putri bangsa Indonesia yang bisa diteladani karena
prestasinya. Lebih banyak yang mementingkan diri pribadi dan golongannya saat sudah
berkuasa. Hal itu terlihat sekali dalam jajaran pemerintahan (birokrasi) maupun legislatif
dan yudikatif. Mereka benar-benar memanfaatkan peluang yang ada untuk memperkaya
diri. Sementara itu, rakyat yang membutuh perhatian malah diabaikan.
38
Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November pada tahun ini dapat dijadikan
momentum yang tepat untuk melakukan introspeksi diri bagi semua pihak. Kalau setiap
anak bangsa melakukannya dengan penuh kesadaran, mudah-mudahan hasilnya positif.
Dalam waktu dekat bangsa Indonesia dapat ke luar dari krisis. Jika peringatan Hari
Pahlawan hanya sebuah kegiatan rutinitas, makna 10 November pun tidak akan
menyentuh masyarakat, juga dapat menyadarkan pejabat-pejabat pemerintahan untuk
tidak saling berseteru dan terus memperjuangkan kepentingan rakyat.
Pada momentum Hari Pahlawan ini kita mengimbau para pejabat di jajaran
pemerintahan, termasuk BUMN/ BUMD, pimpinan DPR dan MPR serta seluruh anggota
dewan agar kembali ke fitrah. Ingatlah perjuangan dan cita-cita para pahlawan bangsa.
Mari kita berjuang untuk memakmurkan rakyat. Untuk itu, bekerjalah dengan keras,
profesional, dan bertanggung jawab.
Bukan masanya lagi para pejabat pemerintahan menjadikan dirinya seperti raja yang
bergelimang kemewahan, sebab rakyat sudah semakin kritis. Begitu juga kehidupan
anggota dewan yang glamour. Momentum Hari Pahlawan ini harus dapat dimanfaatkan
oleh Pemerintah dengan sebaik-baiknya. Kinerjanya sudah bisa dirasakan di berbagai
bidang sehingga rakyat merasa dirinya tidak salah pilih. Gerakan mencontoh para
pahlawan perlu dimasyarakatkan untuk menyadarkan para pejabat pemerintahan agar
tidak menjadi pahlawan kesiangan.
(Sumber: dosenbahasa.com dengan penyesuaian )
C. Pertemuan 2
Manajemen Pengelolaan Sampah
Sampah dipandang sebagai barang yang tidak berguna bisa dijadikan sumber
pendapatan apabila dikelola dengan baik. Sampah merupakan sumber daya yang dapat
diolah menjadi barang bernilai ekonomi. Apa yang telah dilakukan warga Pasar Ciputat,
Tangerang, bisa dijadikan contoh. Warga setempat berhasil mengolah sampah dengan
peralatan yang disediakan pihak swasta melalui perjanjian dengan pemerintah daerah.
Contoh lain yaitu kegiatan yang dilakukan warga Kaliabang, Kota Bekasi. Warga
serta pengurus RW setempat melakukan pengolahan sampah lingkungan. Sampah dapur
atau sampah rumah tangga diubah menjadi kompos dan pupuk cair. Sampah yang diolah
adalah sampah basah langsung oleh warga. Langkah yang dilakukan dengan sosialisasi
kepada warga agar memisahkan sampah basah dan kering. Hasil kompos yang diperoleh
bisa mencukupi kebutuhan warga dan lingkungan sekitarnya. Di samping itu, hasil
kompos dijual ke instansi pemerintah dan swasta di lingkungan setempat. Produksi
39
kompos dari sampah lingkungan bisa memberi kegiatan bagi warga dan pemasukan yang
positif. Termasuk juga produksi pupuk cair bisa dirasakan untuk menyuburkan tanah
warga.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, pengolahan sampah memang tidak lepas dari
keterlibatan warga masyarakat. Masyarakat harus diajari memilah sampah organik dan
anorganik. Peranan pemerintah diperlukan di dalam masalah sosialisasi dan
pembudayaannya. Bagaimana pun masih banyak warga yang belum tahu cara
mengumpulkan dan mengolah sampah yang mereka hasilkan.
Dalam mengolah sampah diperlukan suatu teknologi. Biaya penyediaan teknologi
pengolahan sampah tersebut tidak sebanding dengan keharusan pemerintah untuk
menyiapkan dana ratusan miliar tiap tahunnya untuk perbaikan jalan gara-gara sampah.
Apabila pemerintah berhasil menggandeng pihak swasta di dalam penyediaan teknologi
pengolahan sampah, biaya dapat lebih ditekan. Peran swasta juga dapat dilibatkan di
dalam penyaluran dan pembelian produk-produknya. Usaha tersebut tentunya akan lebih
ringan lagi.
(Sumber: http://almaky.blogspot.com dengan penyesuaian)
D. Pertemuan 2
Pengaruh Pariwisata bagi Kehidupan
Pariwisata berdampak pada kehidupan sosial budaya. Kegiatan konsumsi pariwisata
di bidang kesenian misalnya, mungkin dapat mengandalkan makna kesenian itu sendiri.
Akibat semakin meluaslah hubungan sosial dengan wisatawan dan semakin naiklah
pendapatan masyarakat. Kedatangan wisatawan dapat mendorong masyarakat ke arah
komersialisme. Oleh karena itu, arah kebijaksanaan pariwisata sedapat mungkin
diusahakan agar memperkuat dampak positif dan memperkecil dampak negatif. Untuk
itu, perlu dikembangkan analisis dampak lingkungan pada tahap perencanaan yang
didasarkan pada studi kelayakan proyek-proyek pariwisata.
Masuknya wisatawan akan mengubah kondisi lingkungan. Dalam hal ini kitaperlu
mengetahui perubahan tersebut tidak melewati ambang batas toleransi. Tindakan ini perlu
agar perubahan itu tidak menghasilkan dampak negative terhadap lingkungan dan
pengembangan pariwisata itu sendiri.
Jika suatu kawasan wisata sudah cenderung melewati ambang batas, harus
diusahakan proyek penanggulangannya. Salah satunya dengan memusatkan ikhtiar pada
sumber penyebab kerusakannya.
40
Objek wisata yang menarik bagi wisatawan asing dan wisatawan domestik ternyata
berbeda. Hasil penelitian yang pernah dilakukan Dirjen Pariwisata menunjukkan bahwa
wisatawan asing lebih tertarik pada tradisi, lalu menyusul keindahan alam, warisan
budaya, kerajinan tangan, dan terakhir keindahan alam di pantai. Sementara itu,
wisatawan domestik lebih tertarik pada kebun binatang atau kebun raya, keindahan
pantai, tempat keramat ataupun ibadah, dan peninggalan sejarah. Dari data ini dapat
ditarik simpulan bahwa wisatawan asing lebih tertarik pada budaya, sedangkan
wisatawan domestik lebih tertarik pada lingkungan termasuk alam.
Kebutuhan berekreasi kebutuhan manusiawi. Keindahan alam, ketenangan,
kesejukan, dan keaslian membuat manusia merasa tenteram. Jika daerah-daerah
peristirahatan yang rutin dikunjungi sudah semakin ramai dan sudah membludak, bisa
diperkirakan lokasi tersebut akan ditinggalkan orang. Orang ingin beristirahat di tempat-
tempat yang lebih tenang dan teduh.
(Sumber: www.pariwisatakita.com)
E. Pertemuan 3
Persatuan Kunci Kemajuan
Dewasa ini persatuan di kalangan masyarakat Indonesia mulai meredup. Bhineka
tunggal Ika atau berbeda-beda tetapi satu jua, merupakan slogan NKRI yang telah ada
sejak Indonesia ini belum dibentuk. Hal ini ditandai dengan adanya sumpah pemuda yang
dilaksanakan pada 28 Oktober 1928. Hasil dari adanya sumpah pemuda tersebut
menghantarkan rakyat Indonesia keluar dari penjajahan. Namun, masihkan persatuan ini
hadir dalam kehidupan masyarakat khususnya pemuda Indonesia?
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku etnis memiliki keuntungan dalam hal
keanekaragaman budaya dan multikultural. Hal inilah yang menjadi kelebihan bagi
Indonesia di mata dunia. Seperti sapu lidi yang hanya dapat digunakan untuk
membersihkan kotoran, sampah dan daun yang gugur jika diikat menjadi satu, begitu
pula dengan Indonesia. Indonesia yang berhasil mengusir penjajah dengan bersatu untuk
maju dan merdeka.
Tantangan Indonesia tidak hanya sampai pada kemerdekaan, tetapi juga setelah
merdeka. Apa dan akan dibawa ke mana hadiah kemerdekaan dari para pahlawan.
Masyarakat Indonesia haruslah mempererat persatuan guna memajukan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tidak dapat dilakukan jika masyarakat Indonesia
tercerai berai. Seperti lidi yang tidak bermanfaat jika hanya satu buah, bahkan lidi
41
tersebut akan dianggap sampah yang mungkin akan dibakar bersama tumpukan sampah
lainnya.
Nyatanya masyarakat Indonesia mulai melemah rasa persatuannya. Konflik antar
etnis Madura dan Dayak di Sampit merupakan salah satu dari sekian kasus. Apalagi
banyaknya pemuda yang melakukan tawuran antar kelompok. Tawuran tersebut bahkan
seringkali dilakukan oleh pelajar yang merupakan harapan masa depan Indonesia.
Memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara tidak dapat dilaksanakan tanpa
adanya persatuan. Hal ini sejalan dengan perkataan Bung Karno ‘beri aku 1000 orang,
akan kucabut semeru. beri aku 10 pemuda, akan kuguncangkan dunia’. Cukuplah besar
nilai persatuan ini dalam memajukan kehidupan Indonesia. Upaya revitalisasi pancasila
guna memupuk persatuan bangsa perlu diadakan seawal mungkin, bahkan jika perlu pada
jenjang usia dini.
(Sumber: dosenbahasa.com dengan penyesuaian)
45