Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI: AMENORE


Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2 KELAS A2
Sitinurhalisa (220111040026)
Christy Wuwung (220111040032)
Chrisnalia Lempas (220111040035)
Elsa Mangkey (220111040036)
Namira Bakari (220111040039)
Severnaya Awuy (220111040041)

DOSEN PENGAMPU :
Ns. Rina M. Kundre, S.Kep., M.Kes.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL..................................................................................................................... ii
BAB I GANGGUAN MENSTRUASI: AMENORE............................................................. 1
1.1 Konsep Medis.................................................................................................................1
1.1.1 Definisi.................................................................................................................. 1
1.1.2 Etiologi.................................................................................................................. 1
1.1.3 Patofisiologi.......................................................................................................... 2
1.1.4 Manifestasi Klinik................................................................................................. 3
1.1.5 Klasifikasi..............................................................................................................3
1.1.6 Komplikasi............................................................................................................ 4
1.1.7 Pemeriksaan Diagnostik........................................................................................ 5
1.1.8 Penatalaksanaan.................................................................................................... 5
1.2 Konsep Keperawatan......................................................................................................6
1.1.1 Pengkajian............................................................................................................. 6
1.1.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul................................................... 7
1.1.3 Kriteria Hasil dan Intervensi Keperawatan........................................................... 7
BAB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN AMENORE.................12
2.1 Kasus (Skenario).......................................................................................................... 12
2.2 Pengkajian.................................................................................................................... 12
2.2.1 Identitas Pasien....................................................................................................12
2.2.2 Identitas Penanggung Jawab............................................................................... 12
2.2.3 Anamnesis........................................................................................................... 13
2.2.4 Riwayat Menstruasi.............................................................................................13
2.2.5 Pemeriksaaan Fisik..............................................................................................13
2.3 Analisa Data................................................................................................................. 15
2.4 Diagnosa Keperawatan.................................................................................................16
2.5 Kriteria Hasil dan Rencana Intervensi Keperawatan................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.3 Kriteria Hasil dan Intervensi Keperawatan………………………………….7

Tabel 2.3 Analisa Data………………………………………………………………...15

Tabel 2.5 Kriteria Hasil dan Intervensi Rencana Keperawatan………………………17

ii
BAB I
GANGGUAN MENSTRUASI: AMENORE

1.1 Konsep Medis

1.1.1 Definisi
Amenore merupakan suatu gangguan menstruasi pada seorang wanita yang
ditandai dengan tidak mengalami menstruasi selama lebih dari 3 bulan
berturut-turut (Gayatri, et al., 2023). Amenore terbagi menjadi dua yaitu
amenore primer dan amenore sekunder. Amenore juga dapat didefinisikan
sebagai suatu keadaan dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi
(Hafid et al., 2023). Pada beberapa kasus, amenore dapat terjadi pada ibu hamil,
ibu yang menyusui secara eksklusif dan wanita yang telah memasuki masa
menopause (Gayatri, et al., 2023).

1.1.2 Etiologi
Etiologi paling umum dari amenore primer adalah adanya gonad disgenesis
dan amenore hipotalamus. Pada 15% pasien dengan amenore primer, akan ada
ketidaknormalan dalam hasil pemeriksaan genital pasien tersebut (Ghaffari et
al., 2015). Ada tiga penyebab umum amenore sekunder, yaitu gangguan
hormonal yang menyebabkan siklus menstruasi tidak normal, kerusakan fisik
pada endometrium yang menghambat pertumbuhannya, atau terhambatnya jalur
keluar darah menstruasi (Lord & Sahni, 2022).
Etiologi amenore juga dapat dilihat dari komponen yang bertingkat secara
anatomi dan fungsionalnya (Tudhur, et al., 2021).
● Kompartemen I merujuk pada gangguan pada uterus dan patensi
(outflow tract) seperti sindrom asherman yaitu kerusakan pada bagian
endometrium akibat tindakan kuret yang terlalu dalam sehingga
menyebabkan terjadinya perlekatan intrauteri, Selain itu juga dapat
menyebabkan endometritis tuberkulosa yaitu timbulnya sekunder pada
penderita dengan salpingitis tuberkulosa dan agenesis duktus muller
yang memiliki tanda klinis berupa hypoplasia vagina dan biasanya
tidak ditemukan adanya uterus dan tuba falopi.

1
● Kompartemen II terjadinya gangguan pada ovarium seperti sindrom
turner yaitu disgenesis gonad pada pemeriksaan kariotipe
menunjukkan kromosom X tidak ada atau abnormal
● Kompartemen III yaitu gangguan pada hipofisis seperti adenoma
hipofisis sekresi prolaktin, biasanya terjadi akibat kadar prolaktin yang
tinggi dan dapat pula disertai galaktorea dan kelainan kongenital yang
ditandai dengan tidak lengkapnya diafragma sella sehingga
menyebabkan terjadinya ekstensi pada ruang subarachnoid ke dalam
fosa hipofisis.
● Kompartemen IV yaitu gangguan pada hipotalamus atau susunan saraf
pusat seperti amenore hipotalamus yaitu defisiensi sekresi pulsatif
GnRH menyebabkan gangguan pengeluaran gonadotropin sehingga
mengakibatkan gangguan pematangan folikel dan ovulasi pada
gilirannya akan terjadi amenore hipotalamus.

1.1.3 Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya amenore disebabkan oleh siklus menstruasi yang
tidak normal akibat perubahan kadar hormon yang dibuat dan dikeluarkan oleh
indung telur. Sinyal hormon yang berasal dari kelenjar pituitari direspon oleh
ovarium kemudian diatur oleh hormon-hormon yang telah diproduksinya
(Dipiro, 2008).
Selain itu penyebab tidak terjadinya menstruasi pada wanita disebabkan
oleh gangguan hormonal, mekanisme fisiologis ataupun kelainan anatomi
wanita. Mekanisme fisiologis normalnya berfungsi untuk menyeimbangkan
hormon dan memberikan umpan balik antara hipotalamus, hipofisis, ovarium
dan rahim. Selama siklus menstruasi terjadi pada wanita normal akan
melepaskan gonadotropin (GnRH) dilepaskan dari hipotalamus dan bekerja di
kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH) dan
hormon luteinizing (LH) dan kedua hormon dari hipofisis ini bekerja pada
ovarium. kemudian pada akhirnya ovarium membuat estrogen dan progesteron
yang bekerja di rahim untuk melaksanakan fase folikular dan sekretorik dari
siklus menstruasi (Dipiro, 2008).

2
1.1.4 Manifestasi Klinik

Menurut Husna (2014), amenore ditandai dengan tidak adanya menstruasi


pada usia 16 tahun, dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder
(perkembangan payudara, perkembangan rambut kemaluan), atau tidak adanya
menstruasi pada wanita yang sebelumnya pernah menstruasi. Gejala lainnya
tergantung penyebab amenore. Gejalanya bervariasi tergantung penyebabnya.
Apabila gejala yang ada adalah kegagalan melewati masa pubertas, maka tidak
akan terjadi tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara, tumbuhnya bulu
kemaluan dan ketiak, serta perubahan bentuk tubuh (Husna, 2014).
Amenorea terbagi menjadi dua, yaitu amenore primer dan sekunder.
Perbedaan gejala dari kedua amenore ini berbeda yakni:
1. Amenore Primer
- Tidak adanya periode menstruasi setelah pubertas
- Belum mengalami menstruasi dari usia 15 tahun
- Pertumbuhan seksual sekunder lambat
- Tidak mengalami pertumbuhan bulu ketiak
- Tidak mengalami perubahan bentuk panggul
2. Amenore Sekunder
- Pernah mengalami menstruasi
- Tidak mengalami menstruasi 3 bulan berturut-turut
- Sakit kepala
- Galaktorea (kondisi ASI keluar meski tidak hamil akibat
lonjakan hormon prolaktin)
- Berat badan kurang dari normal
- Berat badan lebih atau obesitas
- Vagina kering
- Penglihatan kabur (disebabkan oleh tumor pituitari)

1.1.5 Klasifikasi
Menurut Klein et al., (2019) Amenore terbagi menjadi dua, yaitu amenore
primer dan amenore sekunder.
1. Amenore Primer
Amenore primer adalah kondisi dimana seorang wanita tidak
mengalami menarche (menstruasi) sejak mulai memasuki usia reproduktif,

3
dan jika menarche belum terjadi pada usia 15 tahun atau tiga tahun pasca
thelarche (pertumbuhan payudara) diperlukan evaluasi lebih lanjut (Klein et
al., 2019). Amenore primer juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan
dimana seorang wanita tidak mengalami menstruasi sampai usia 13 tahun,
maupun berusia 15 tahun atau lebih, dan tidak ada perkembangan seksual
sekunder ataupun tidak terjadi menarche selama 5 tahun dari awal
perkembangan payudara (Hafid et al., 2023) .
2. Amenore Sekunder
Menurut Gayatri, et al., (2023), amenore sekunder dapat didefinisikan
sebagai suatu kondisi dimana wanita yang pernah mengalami menstruasi dan
kemudian berhenti menstruasi selama lebih dari 3 bulan, yang kemungkinan
dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti gangguan gizi dan
metabolisme, gangguan hormonal, atau adanya tumor. Amenore sekunder
adalah kondisi dimana seorang wanita yang masih berada dalam usia
reproduktif, yang pernah mengalami haid, namun tiba-tiba haidnya berhenti
untuk sedikitnya tiga bulan berturut-turut (Suparman & Suparman, 2017).

1.1.6 Komplikasi
Jika tidak ditangani dengan segera dan dengan baik, amenore dapat
menyebabkan berbagai komplikasi berupa (Mayo Clinic, 2021):
● Infertilitas dan masalah dengan kehamilan. Jika seorang wanita tidak
mengalami masa menstruasi, wanita tersebut tidak akan hamil. Salah
satu penyebab dari amenorea adalah ketidakseimbangan hormon,
sehingga dapat menyebabkan keguguran atau masalah lain dengan
kehamilan.
● Stress psikologis. Stress mungkin terjadi pada wanita yang mengalami
amenore saat melihat teman atau orang lain yang mengalami masa
menstruasi, terutama bagi orang muda yang sedang bertransisi ke masa
dewasa.
● Osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Kedua masalah ini dapat
disebabkan oleh hormone estrogen yang tidak cukup. Osteoporosis
adalah melemahnya tulang. Penyakit kardiovaskular termasuk
serangan jantung, masalah dengan pembuluh darah dan otot jantung.

4
1.1.7 Pemeriksaan Diagnostik
Ada beberapa jenis pemeriksaan untuk mengetahui penyebab amenore
(Mayo Clinic, 2021):
● Tes darah
Pemeriksaan ini akan mengukur kadar hormon tertentu di darah seperti
hormon perangsang folikel (FSH), hormon perangsang tiroid,
prolactin, dan hormon pria. Hormon yang terlalu banyak atau terlalu
sedikit akan mengganggu siklus menstruasi.
● Tes pencitraan
Pemeriksaan ini akan menunjukkan kelainan pada organ reproduksi
atau lokasi tumor. Pemeriksaan ini termasuk ultrasound, computerized
tomography (CT), dan magnetic resonance imaging (MRI).
● Tes hormon
Dokter akan memberi obat hormonal yang akan menyebabkan
perdarahan menstruasi ketika Anda sudah tidak meminumnya. Jika
tidak terjadi perdarahan, maka penyebab amenorrhea adalah kurangnya
hormone estrogen.
● Histeroskopi
menggunakan kamera kecil melihat melalui vagina dan leher rahim
untuk mengecek bagian dalam uterus (rahim).
● Skrining genetik.
Pemeriksaan ini akan mencari perubahan genetik yang dapat
menghentikan ovarium bekerja dan untuk kromosom yang Sebagian
atau seluruhnya hilang (sindrom Turner)
● Tes kromosom (kariotipe)
Pemeriksaan yang mengidentifikasi sel-sel yang hilang, berlebih atau
disusun ulang di kromosom agar mengetahui kelainan yang dapat
menyebabkan amenorrhea.

1.1.8 Penatalaksanaan
Perawatan terutama tergantung pada penyebab amenore. Jika penyebab
amenore adalah defisiensi estrogen, dapat diberikan estrogen. Jika amenore
disebabkan oleh malnutrisi, rencana diet yang tepat dapat mengobati pasien.

5
Untuk anoreksia nervosa dan amenore akibat stres, terapi perilaku kognitif dan
SSRI mungkin bisa membantu (Nawaz & Rogol, 2023).
Obat agonis dopamin seperti cabergoline dapat mengobati prolaktinoma,
dan jika prolaktinoma berukuran besar, pembedahan dapat menyembuhkannya
sepenuhnya. Intervensi bedah yang tepat dapat mengatasi penyebab anatomi
amenore. Sindrom ovarium polikistik dapat diobati dengan pil kontrasepsi oral
kombinasi dan metformin. SSRI dapat mengobati amenore hipotalamus yang
disebabkan oleh stres. Beberapa sumber mengatakah bahwa pasien dengan
gangguan menstruasi berisiko tinggi mengalami masalah pada tulang, seperti
osteoporosis, sehingga pencegahannya bisa menjadi langkah selanjutnya. Pasien
dapat diberikan suplemen vitamin D dan kalsium (Nawaz & Rogol, 2023).

1.2 Konsep Keperawatan


1.1.1 Pengkajian
a. Identitas pasien: nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat,
nomor rekam medik, suku/bangsa, dan agama
b. Identitas penanggung jawab: identitas orang tua atau suami/istri pasien yang
bertanggung jawab selama pasien dirawat
c. Anamnesis: riwayat akurat pertumbuhan dan perkembangan sejak masa
kanak-kanak, termasuk tinggi badan dan usia saat pertama kali tumbuh
payudara serta tumbuhnya rambut kemaluan. Penting juga untuk
menanyakan tentang penyakit kronis, trauma, pembedahan, dan riwayat
pengobatan. Kebiasaan seksual, penggunaan narkoba, olahraga, pola
makan, situasi keluarga dan sekolah, serta gangguan psikologis juga
penting.
d. Riwayat menstruasi: jika ada, diperiksa waktu menarche, siklus, jumlah,
bau/tidak bau, dan durasi atau lamanya
e. Riwayat obstetri: jika ada, diperiksa riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan
penggunaan kontrasepsi
f. Riwayat kesehatan keluarga: perlu ditanyakan kepada anggota keluarga
lainnya (ibu dan saudara perempuan) mengenai umur mereka pada saat
pertama kali mendapat haid, banyaknya darah yang keluar, lama haid dan
lamanya haid terakhir.
g. Pemeriksaaan fisik:

6
Pada pemeriksaan fisik yang pertama kali diperiksa adalah tanda-tanda vital
dan juga termasuk tinggi badan, berat badan dan perkembangan seksual.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik head to toe.
Pemeriksaan yang lain adalah:
- Keadaan umum
- Keadaan payudara
- Keadaan rambut kemaluan dan genitalia eksterna
- Keadaan vagina
- Uterus
- Cervix
- Pola pemenuhan kebutuhan sehari- hari:
● Kebutuhan nutrisi
● Kebutuhan eliminasi (BAK dan BAB)
● Kebutuhan aktivitas/istirahat
● Personal hygiene
● Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
● Psikososial dan spiritual

1.1.2 Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


a. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan (D.0080)
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisik, tahap perkembangan,
perseptual, dan penyakit (D.0083).
c. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan fungsional
(amenorea primer) (D.0087).

1.1.3 Kriteria Hasil dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan

Ansietas Setelah dilakukan intervensi keperawatan Redukasi Ansietas (I.09314)


berhubungan selama 1x24 jam diharapkan tingkat
Definisi:
dengan ansietas menurun dengan kriteria hasil:
Meminimalkan kondisi dan pengalaman
perubahan
Tingkat Ansietas (L.09093) subyektif terhadap objek yang tidak jelas
dalam status
● Verbalisasi khawatir akibat kondisi dan spesifik akibat antisipasi bahaya

7
kesehatan yang dihadapi menurun (5) untuk menghadapi ancaman
(D.0080) ● Perilaku gelisah menurun (5)
Tindakan:
● Perilaku tegang menurun (5)
Observasi
● Keluhan pusing menurun (5)
● Identifikasi saat tingkat ansietas
● Pola tidur membaik (5)
berubah mis stresor
● Pola berkemih membaik (5)
● Monitor tanda-tanda ansietas

Terapeutik
● Ciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
● Temani pasien untuk mengurangi
kecemasan
● Dengarkan dengan penuh
perhatian
● Gunakan pendekatan dengan
tenang dan meyakinkan
● Diskusikan perencanaan realistis
tentang peristiwa yang akan datang

Edukasi
● Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis, pengobatan
dan prognosis
● Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien
● Anjurkan untuk mengungkapkan
perasaan dan persepsi
● Latih kegiatan untuk mengurangi
ketegangan
● Latih teknik relaksasi

Kolaborasi
● Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu

8
Gangguan citra Setelah dilakukan intervensi keperawatan Promosi Citra Tubuh (I.09305)
tubuh selama 1x24 jam diharapkan citra tubuh
Definisi:
berhubungan membaik dengan kriteria hasil:
Meningkatkan perbaikan perubahan
dengan
Citra Tubuh (L.09067) persepsi terhadap fisik pasien.
biofisik, tahap
● Verbalisasi perasaan negatif
perkembangan, Tindakan
tentang perubahan tubuh menurun
perseptual, dan Observasi:
(5)
penyakit ● Identifikasi harapan citra tubuh
● Verbalisasi kekhawatiran pada
(D.0083). berdasarkan tahap perkembangan
penolakan/reaksi orang lain
● Identifikasi budaya, agama, jenis
menurun (5)
kelamin dan umur terkait citra
● Verbalisasi perubahan gaya hidup
tubuh
menurun (5)
● Identifikasi perubahan citra tubuh
● Respon non verbal pada perubahan
yang mengakibatkan isolasi sosial
tubuh membaik (5)
● Monitor frekuensi pernyataan
● Hubungan sosial membaik (5)
kritik terhadap diri sendiri
● Monitor apakah pasien bisa
melihat bagian tubuh yang berubah

Terapeutik:
● Diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
● Diskusikan perubahan akibat
pubertas
● Diskusikan kondisi stress yang
mempengaruhi citra tubuh (Mis.
penyakit)
● Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh

Edukasi:
● Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh.

9
Harga diri Setelah dilakukan intervensi keperawatan Promosi Koping (I.05183)
rendah selama 1x24 jam diharapkan harga diri
Definisi
situasional meningkat dengan kriteria hasil:
Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku
berhubungan
Harga Diri (L.09069) untuk menilai dan merespon stressor atau
dengan
● Penilaian diri positif meningkat (5) kemampuan menggunakan
gangguan
● Penerimaan penilaian positif sumber-sumber yang ada
fungsional
terhadap diri sendiri meningkat (5)
(amenorea Tindakan:
● Perasaan memiliki kelebihan atau
primer) Observasi
kemampuan positif meningkat (5)
(D.0087) ● Identifikasi pemahaman proses
● Percaya diri berbicara meningkat
penyakit
(5)
● Identifikasi dampak situasi
● Perasaan malu menurun (5)
terhadap peran dan hubungan
● Identifikasi metode penyelesaian
masalah
● Identifikasi kebutuhan dan
keinginan terhadap dukungan
sosial

Terapeutik
● Gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
● Diskusikan alasan mengkritik diri
sendiri
● Diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan
rasa malu
● Diskusikan risiko yang
menimbulkan bahaya pada diri
sendiri

Edukasi
● Anjurkan menjalin hubungan yang
memiliki kepentingan dan tujuan

10
sama
● Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
● Anjurkan keluarga terlibat
● Ajarkan cara memecahkan
masalah secara konstruktif
● Latih penggunaan teknik relaksasi

Tabel 1.1.3 Kriteria Hasil dan Intervensi Keperawatan

11
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN AMENORE

2.1 Kasus (Skenario)


Seorang perempuan Ny. T usia 28 tahun, menarche usia 15 tahun. Datang ke dokter
dengan keluhan tidak datang haid selama 4 bulan dan tidak pernah merasakan lagi adanya
tanda tanda yang biasa dirasakan menjelang datangnya haid. Pasien sudah menikah 5 tahun
dan belum pernah hamil. Setelah menikah, pasien mengatakan sering ngemil dan suka
mengkonsumsi makanan yang berminyak ataupun berlemak sehingga haid menjadi semakin
tidak teratur padahal sebelum menikah haid relatif teratur setiap bulan meskipun tanggalnya
selalu mundur. Pasien juga mengatakan bahwa berat badannya cenderung semakin lebih
gemuk. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum baik, tekanan darah 130/80 mmHg, nadi
84x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36.4°C, tinggi badan 157 cm dengan berat badan 65 kg.
Pada lengan dan kaki terlihat pertumbuhan bulu yang cukup banyak, dan sekilas terlihat
bahwa pasien juga memiliki kumis halus yang tidak lazim untuk seorang wanita. Pasien
mengatakan ia dan keluarga tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi dan diabetes
melitus. Pasien mengatakan ibunya menarche usia 14 tahun. Pasien mengatakan sering kali
merasa kurang percaya diri saat keluar rumah dan pasien juga jarang melakukan aktivitas
fisik.

2.2 Pengkajian
2.2.1 Identitas Pasien
Nama : Ny. T
Usia : 28 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan :-
Suku/bangsa :-

2.2.2 Identitas Penanggung Jawab

Nama suami : Tn. U


Usia : 30 tahun

12
Pendidikan terakhir: SMA
Pekerjaan :-
Suku/bangsa :-

2.2.3 Anamnesis

1. Keluhan utama: Pasien mengatakan tidak haid selama 4 bulan.


2. Riwayat kesehatan sekarang: Pasien tidak haid selama 4 bulan juga tidak
pernah merasakan lagi adanya tanda tanda yang biasa dirasakan menjelang
datangnya haid. Pasien sudah menikah 5 tahun dan belum pernah hamil.
Setelah menikah, pasien mengatakan sering ngemil dan suka mengkonsumsi
makanan yang berminyak ataupun berlemak sehingga haid menjadi semakin
tidak teratur padahal sebelum menikah haid relatif teratur setiap bulan
meskipun tanggalnya selalu mundur.
3. Riwayat kesehatan dahulu: Pasien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit jantung, hipertensi dan diabetes melitus.
4. Riwayat kesehatan keluarga: Pasien mengatakan anggota keluarganya tidak
pernah menderita penyakit jantung, hipertensi dan diabetes melitus. Ibu pasien
menarche usia 14 tahun.

2.2.4 Riwayat Menstruasi

Menarche Usia: 15 Tahun

2.2.5 Pemeriksaaan Fisik

1. Keadaan Umum
Compos Mentis
2. Pemeriksaan Tanda-tanda vital
- TD: 130/80 mmHg
- N: 84x/menit
- RR: 20x/menit
- S: 36,4°C
3. Pemeriksaan Antropometri
- BB : 65 kg
- TB : 157 cm = 1,57 m
- IMT : BB/(TB xTB) = 26,37 (kategori gemuk)

13
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Wajah : terdapat kumis halus yang tidak lazim untuk wanita
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih.
b. Leher
Tiroid : tidak ada pembesaran
Limfe : tidak ada pembesaran
c. Abdomen
1. Inspeksi
Pembesaran : tidak ada
Bekas Operasi : tidak ada
2. Palpasi : tidak teraba massa di abdomen, tidak terdapat
nyeri tekan
d. Lengan
1. Inspeksi : terdapat pertumbuhan bulu yang cukup banyak
2. Palpasi : tidak dikaji
e. Kaki
1. Inspeksi : terdapat pertumbuhan bulu yang cukup banyak
2. Palpasi : tidak dikaji
5. Pola Nutrisi
- Makan : 3x/hari
- Minum : 4-6 gelas/hari
6. Pola Eliminasi
- BAK : 4-5x/hari, warna kuning jernih dan bau khas urine
- BAB : 1x/hari, konsisten, semi padat
7. Pola Aktivitas dan Istirahat
- Tidur siang : tidak
- Tidur malam : 7 jam
- Keluhan : tidak ada
8. Personal Hygiene
- Mandi : 2x/hari
- Keramas : 2x/minggu
- Gosok gigi : 2x/hari
9. Psikososial

14
- Keadaan psikologis : pasien merasa sering kali kurang percaya diri
karena berat badan cenderung semakin gemuk

2.3 Analisa Data

Tanda & Gejala Etiologi Masalah Keperawatan

DS: Perubahan fungsi tubuh Gangguan citra tubuh


- Pasien mengatakan tidak haid (proses penyakit) (D.0083)
selama 4 bulan
DO:
- TD : 130/80 mmHg
- N : 84x/menit
- RR : 20x/menit
- BB : 65 kg
- TB : 157 cm

DS: Perubahan citra tubuh Harga diri rendah situasional


- Pasien mengatakan sering kali (D.0087)
merasa kurang percaya diri saat
keluar rumah (pasien merasa
malu).
- Pasien sudah menikah 5 tahun
dan belum pernah hamil.
- Pasien mengatakan bahwa berat
badannya cenderung semakin
lebih gemuk
DO:
- BB: 65 kg
- TB: 157 cm
- IMT: BB/(TB xTB) = 26,37
(kategori gemuk)
- Pada lengan dan kaki terlihat
pertumbuhan bulu yang cukup
banyak

15
- Terlihat bahwa pasien juga
memiliki kumis halus yang tidak
lazim untuk seorang wanita

DS: Kurang beraktivitas fisik Berat badan lebih


- Pasien mengatakan bahwa berat dan memakan makanan (D.0018)
badannya cenderung semakin berminyak/berlemak
lebih gemuk
- Pasien mengatakan jarang
melakukan aktivitas fisik.
- Pasien mengatakan sering ngemil
dan suka mengkonsumsi
makanan yang berminyak
ataupun berlemak
DO:
- BB: 65 kg
- TB: 157 cm
- IMT: BB/(TB xTB) = 26,37
(kategori gemuk)

Tabel 2.3 Analisa Data

2.4 Diagnosa Keperawatan


a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh proses penyakit
ditandai dengan fungsi tubuh berubah (pasien mengatakan tidak haid selama 4 bulan)
(D.0083)
b. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan perubahan citra tubuh ditandai
dengan pasien merasa malu (D.0087)
c. Berat badan lebih berhubungan dengan kurang beraktivitas fisik dan memakan
makanan berminyak/berlemak ditandai dengan IMT: BB/(TB xTB) = 26,37 (kategori
gemuk) (D.0018)

16
2.5 Kriteria Hasil dan Rencana Intervensi Keperawatan

Diagnosa Kriteria Hasil Rencana Intervensi Keperawatan


Keperawatan

Gangguan citra Setelah dilakukan intervensi Promosi Citra Tubuh (I.09305)


tubuh berhubungan keperawatan selama 2x24 jam
Definisi:
dengan perubahan diharapkan citra tubuh meningkat
Meningkatkan perbaikan perubahan
fungsi tubuh Proses dengan kriteria hasil:
persepsi terhadap fisik pasien.
penyakit (D.0083)
Citra Tubuh (L.09067)
Tindakan:
● Verbalisasi perasaan
Observasi
negatif tentang perubahan
● Identifikasi harapan citra tubuh
tubuh menurun (5)
berdasarkan tahap perkembangan
● Verbalisasi kekhawatiran
● Identifikasi budaya, agama, jenis
pada penolakan/reaksi
kelamin dan umur terkait citra
orang lain menurun (5)
tubuh
● Verbalisasi perubahan
● Monitor apakah pasien bisa
gaya hidup menurun (5)
melihat bagian tubuh yang
● Respon non verbal pada
berubah
perubahan tubuh
membaik (5) Terapeutik
● Diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
● Diskusikan perubahan akibat
pubertas
● Diskusikan persepsi pasien dan
keluarga tentang perubahan citra
tubuh

Edukasi
● Jelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh.

Harga diri rendah Setelah dilakukan intervensi Promosi Harga Diri (I.09307)
situasional keperawatan selama 2x24 jam Definisi:

17
berhubungan diharapkan harga diri meningkat Meningkatkan penilaian
dengan perubahan dengan kriteria hasil: perasaan/persepsi terhadap diri sendiri
citra tubuh (D.0087) atau kemampuan diri
Harga Diri (L.09069)
● Penilaian diri positif Tindakan:
meningkat (5) Observasi
● Perasaan memiliki ● Identifikasi budaya, agama, ras,
kelebihan atau jenis kelamin, dan usia terhadap
kemampuan positif harga diri
meningkat (5) ● Monitor verbalisasi yang
● Penerimaan penilaian merendahkan diri sendiri
positif terhadap diri ● Monitor tingkat harga diri setiap
sendiri meningkat (5) waktu, sesuai kebutuhan
● Perasaan malu menurun
Terapeutik
(5)
● Motivasi terlibat dalam
● Perasaan bersalah
verbalisasi positif untuk diri
menurun (5)
sendiri
● Motivasi menerima tantangan
atau hal baru
● Diskusikan pernyataan tentang
harga diri
● Diskusikan kepercayaan terhadap
penilaian diri
● Diskusikan pengalaman yang
meningkatkan harga diri
● Diskusikan persepsi negatif diri
● Diskusikan alasan mengkritik diri
atau rasa bersalah
● Diskusikan penetapan tujuan
realistis untuk mencapai harga diri
yang lebih tinggi
● Berikan umpan balik positif atas
peningkatan mencapai tujuan

18
● Fasilitasi lingkungan dan aktivitas
yang meningkatkan harga diri

Edukasi
● Jelaskan kepada keluarga
pentingnya dukungan dalam
perkembangan konsep positif diri
pasien
● Anjurkan mengidentifikasi
kekuatan yang dimiliki
● Anjurkan membuka diri terhadap
kritik negatif
● Latih pernyataan/kemampuan
positif diri
● Latih cara berpikir dan
berperilaku positif
● Latih meningkatkan kepercayaan
pada kemampuan dalam
menangani situasi

Berat badan lebih Setelah dilakukan intervensi Konseling Nutrisi (I.03094)


ditandai dengan keperawatan selama 3x24 jam Definisi:
Kurang beraktivitas diharapkan status nutrisi Memberikan bimbingan dalam
fisik dan memakan membaik dengan kriteria hasil: melakukan modifikasi asupan nutrisi.
makanan
Status Nutrisi (L.03030) Tindakan:
berminyak/berlemak
● Pengetahuan tentang Observasi
(D.0018)
pilihan makanan yang ● Identifikasi kebiasaan makan dan
sehat meningkat (5) perilaku makan yang akan diubah
● Pengetahuan tentang ● Identifikasi kemajuan modifikasi
pilihan minuman yang diet secara reguler
sehat meningkat (5) ● Monitor intake dan output cairan,
● Pengetahuan tentang nilai hemoglobin, tekanan darah,
pilihan standar asuhan kenaikan berat badan, dan

19
nutrisi yang tepat kebiasaan membeli makanan
meningkat (5)
Terapeutik
● Sikap terhadap
● Bina hubungan teraupetik
makanan/minuman sesuai
● Sepakati bersama waktu
dengan tujuan kesehatan
pemberian konseling
meningkat (5)
● Tetapkan tujuan jangka pendek
● Berat badan membaik (5)
dan jangka panjang yang realistis
● IMT membaik (5)
● Gunakan standar nutrisi sesuai
program diet dalam mengevaluasi
kecukupan asupan makanan
● Pertimbangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan gizi ( mis. Usia,
tahapan pertumbuhan dan
perkembangan, penyakit)

Edukasi
● Informasikan perlunya modifikasi
diet (mis.penurunan atau
penambahan berat badan,
pembatasan natrium atau cairan,
pengurangan kolesterol
● Jelaskan program gizi dan
persepsi pasien terhadap diet yang
diprogramkan

Kolaborasi
● Rujuk pada ahli gizi, jika perlu

Manajemen Berat Badan (I.03097)


Definisi:
Mengidentifikasi dan mengelola berat
badan agar dalam rentang optimal.

20
Tindakan:
Observasi
● Identifikasi kondisi kesehatan
pasien yang dapat mempengaruhi
berat badan

Terapeutik
● Hitung berat badan ideal pasien
● Hitung persentase lemak dan otot
pasien
● Fasilitasi menentukan target berat
badan yang realistis

Edukasi
● Jelaskan hubungan antara asupan
makanan, aktivitas fisik,
penambahan berat badan dan
penurunan berat badan
● Jelaskan faktor risiko berat badan
lebih dan berat badan kurang
● Anjurkan mencatat berat badan
setiap minggu, jika perlu
● Anjurkan melakukan pencatatan
asupan makan, aktivitas fisik dan
perubahan berat badan

Tabel 2.5 Kriteria Hasil dan Rencana Intervensi Keperawatan

21
DAFTAR PUSTAKA

Dipiro Tj, Talbert Lr, Dkk. 2008. Pharmacotherapy:A Phathophysiology Aproach. The
Mcgraw-Hill Companies Inc, USA

Gayatri, P. R., Retnaningsih, E. S. Y. R., Pujiastutik, R. S. Y. E., Astuti, L. Y. Y. W. W.,


Purwati, Putri Raden, D. T. R. N. D., Anitasari, I. E. S. B., Nuraisya, Y. K. S. W., &
Ertiana, D. (2023). Buku Kesehatan Reproduksi (D. Ivantarina, Ed.). WIYATA
BESTARI SAMASTA.

Ghaffari, F., Keikha, F., & Arabipoor, A. (2015). A Rare Case of Primary Amenorrhea with
Two Etiologies, Hypothalamic Amenorrhea, Transverse Vaginal Septum, and No
Hematocolpos. Case Reports in Obstetrics and Gynecology, 2015, 1–3.
https://doi.org/10.1155/2015/989123

Hafid, A., Rodiani, R., & Sayuti, M. (2023). Amenorea Primer et Hematokolpos et
Hematometra ec. Septum Vagina Transversal. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada,
12(1), 55–60. https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i1.867

Klein, D. A., Paradise, S. L., & Reeder, R. M. (2019). Amenorrhea: A Systematic Approach
to Diagnosis and Management. American Family Physician, 100(1), 39–48.

Lord M, Sahni M. Secondary Amenorrhea. [Updated 2022 Jul 18]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431055/

Mayo Clinic Staff. (2023, February 9). Amenorrhea. Mayo Clinic.

Nawaz G., Rogol AD. Amenorrhea. [Updated 2023 Jun 12]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023

Husna, R. (2014). Hubungan Berat Badan Tidak Normal Dengan Kejadian Amenore Pada
Remaja Putri Di Pesantren MTI Kapau Tahun 2014. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Perintis Sumatera Barat.

Suparman, E., Suparman, E. (2017). Amenorea Sekunder: Tinjauan dan Diagnosis. JURNAL
BIOMEDIK (JBM), 9(3). https://doi.org/10.35790/jbm.9.3.2017.17335

22
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta:
PPNI

Tudhur, N. S., Paramitha, A. D., Islamy, N., & Wiajaya, O. (2021). Laporan Kasus:
Amenorea Primer . Medula, 11(1).

23

Anda mungkin juga menyukai