Anda di halaman 1dari 17

GANGGUAN MENSTRUASI

PATOFISIOLOGI KEBIDANAN

NAMA : NURLISMI SUBBE

NIM : 1910104097

KELAS : D2

PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Gangguan Menstruasi”.

Saya berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas dukungan
dan bantuannya, saya hanya dapat membalas dengan do’a semoga Allah SWT.
Senantiasa memberikan segala berkat dan karunia-Nya yang melimpah.

Waalaikumsalam Wr.Wb.

Yogyakarta, 04 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................. 2

C. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Pengertian Menstruasi.…………………………… 3

B. Tinjauan Teori Pengertian Gangguan Menstruasi…………………. 3

C. Tinjauan Teori Tanda dan Gejala dari Gangguan Menstruasi……… 3

D. Tinjauan Teori Macam-macam dari Gangguan Menstruas ……….. 5

E. Tinjauan Teori Faktor Resiko dari Gangguan Menstruasi………… 9

F. Tinjauan Teori Diagnosis Gangguan Menstruasi…………………. 10

G. Tinjauan Teori Komplikasi yang Terjadi pada Gangguan Menstruasi…. 11

H. Tinjauan Teori pencegahan dari Gangguan Menstruasi……………….. 11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………….
B. SARAN…………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menstruasi merupakan proses peluruhan dinding rahim yang mengandung banyak


pembuluh darah. Pada umumnya wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama
beberapa hari sebelum periode menstruasi mereka datang. Kira-kira setengah dari seluruh
wanita menderita akibat dismenore, atau menstruasi yang menyakitkan. Hal ini
khususnya sering terjadi awal-awal masa dewasa. Gejala-gejala dari gangguan menstruasi
dapat berupa payudara yang melunak, putting susu yang him, nyeri, bengkak, dan mudah
tersinggung. Beberapa wanita mengalami gangguan yang cukup berat seperti kram yang
disebabkan oleh kontraksi oto-otot halus rahim, sakit kepala, sakit pada bagian bagian
tengah perut, gelisah, letih, hdung tersumbat dan ingin menangis. Dalam bentuk yang
paling berat sering melibatkan depresi dan kemarahan. Kondisi ini dikenal sebagai gejala
datang bulan atau pre menstrual syndrome (PMS) dan mungkin membutuhkan
penanganan medis. Selain itu, gangguan menstruasi juga sering terjadi seperti :
Amenorea, Menoragie, Metroragie, Disminorea, Menometrorargie, Oligomenstruasi,
dan Polimenstruasi.
Beberapa wanita mengalami sebuah kondisi yang dikenal sebagai amenore, atau
kegagalan bermenstruasi selama masa waktu perpanjangan. Kondisi ini dapat disebabkan
oleh bermacam-macam faktor termasuk stres, hilang berat badan, olahraga berat secara
teratur, atau penyakit. Sebaliknya, beberapa wanita mengalami aliran menstruasi yang
berlebihan, kondisi yang dikenal sebagai menoragi. Tidak hanya aliran darah menjadi
banyak, namun dapat berlangsung lebih lama dari periode normal. Siklus menstruasi pada
wanita dapat menyebabkan beberapa hal tersebut dimana siklus tersebut dipengaruhi oleh
produksi hormon wanita.
B. RUMUSAN MASALAH
Secara garis besar, masalah yang dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan menstruasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan gangguan mestruasi?
3. Apa saja tanda dan gejala dari gangguan menstruasi?
4. Apa saja macam-macam dari gangguan menstruasi?
5. Apakah faktor resiko dari gangguan menstruasi?
6. Apakah diagnosis gangguan menstruasi?
7. Apakah komplikasi yang terjadi pada gangguan menstruasi ?
8. Bagaimanakah pencegahan yang dapat dilakukan dari gangguan menstruasi?
C. TUJUAN
Makalah ini dimaksudkan sebagai pedoman, agar mahasiswa mengetahui tentang
pengertian dari menstruasi, gangguan menstruasi, tanda dan gejala gangguan menstruasi,
faktor resiko gangguan menstruasi, penyebab dari gangguan menstruasi, diagnosis
gangguan menstruasi, komplikasi yang terjadi pada gangguan menstruasi, dan
pencegahan yang dapat dilakukan dari gangguan menstruasi.
Siklus ini berjalan sekitar 4 minggu, dimulai sejak hari pertama menstruasi, hingga hari
pertama menstruasi berikutnya tiba.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian dari Menstruasi


Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi diakibatkan
siklus bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses organ reproduksi
wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan. Persiapan ini ditandai dengan penebalan
dinding rahim (endometrium) yang berisi pembuluh darah. Jika tidak terjadi kehamilan,
endometrium akan mengalami peluruhan dan keluar bersama darah melalui vagina.
Siklus menstruasi pada seorang wanita diatur oleh berbagai hormon, baik yang
dihasilkan oleh organ reproduksi maupun kelenjar lain. Beberapa hormon yang terlibat
adalah GnRH (gonadotropin relasing hormone), FSH (folicle stimulating hormone), LH
(luteinizing hormone), estrogen, dan progesteron.
2. Pengertian Gangguan Menstruasi
Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi mengalami anomali
atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak atau
terlalu sedikit, siklus menstruasi yang tidak beraturan, dan bahkan tidak haid sama
sekali.
3. Tanda dan Gejala Terjadinya Gangguan Menstruasi

Berbagai gejala gangguan menstruasi yang terlihat, antara lain:

 PMS (Premenstrual Syndrome)

Sebelum siklus menstruasi dimulai, wanita mengalami perubahan secara fisik


maupun emosional yang disebut sebagai gejala gangguan haid. Gejala tersebut
dikenal sebagai premenstrual syndrome (PMS) dalam dunia medis.

Terdapat beragam gejala gangguan haid PMS yang bisa diamati, antara lain:

 Perut melilit.

 Nyeri punggung.
 Payudara mengencang.

 Sakit kepala

 Kemunculan jerawat berlebih.

 Mudah lelah.

 Mudah lapar.

 Konstipasi.

 Gelisah.

 Kram perut.

 Diare.

 Absen Menstruasi.

Selain PMS, ada pula gejala gangguan haid lainnya, yaitu absen menstruasi ketika seorang
wanita tidak mengalami menstruasi di periode waktu tertentu. Kondisi tersebut terjadi
akibat gangguan hormon atau permasalahan pada sistem reproduksi wanita.

Umumnya, faktor hormonal juga bisa memengaruhi siklus haid, sehingga menjadi
tidak teratur. Kemungkinan seorang wanita mengalami haid dalam waktu yang lebih cepat
meningkat bila wanita tersebut memiliki hormon estrogen dan progesterone yang
berlebihan. Sementara itu, jika faktor hormonal menjadi penyebab gangguan haid,
dipastikan bahwa wanita tersebut mengalami gangguan kesuburan. Hal itu dapat diatasi
dengan suntikan untuk mempercepat pematangan sel telur.Gangguan menstruasi juga bisa
terjadi karena penyebab kelainan non-organ, di antaranya koagulopati, yaitu adanya
gangguan fungsi pembekuan darah yang menyebabkan darah sulit membeku. Hal yang
paling sering terjadi adalah penyakit Von Willebrand. Selain itu, disfungsi ovulasi juga
sering terjadi. Disfungsi ovulasi adalah terjadinya gangguan kesuburan yang dapat
menyebabkan gangguan hormon. Akibat gangguan hormon tersebut, perdarahan terjadi
dalam jumlah yang bervariasi dan dapat terjadi setiap saat. Manifestasi kelainan ini dapat
berupa perdarahan ringan (kemunculan flek), perdarahan banyak, maupun haid yang
jarang terjadi.

4. Macam-Macam Dari Gangguan Menstruasi

A. Amenoroe

Amenoroe adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan


berturut-turut. Lazim diadakan pembagian amenoroe antara primer dan sekunder.
Kita berbicara tentang amenorrhea primer apabila seorang wanita berumur 18
tahun keatas tidak pernah mendapat haid, sedang pada amenorrhea sekunder
penderita pernah mendapat haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi.

Klasifikasi amenorrhea adalah sebagai berikut :

1.) Amenorrhea primer


Amenorrhea primer mengacu pada masalah ketika wanita muda yang
berusia lebih dari 16 tahun belum mengalami menstruasi tetapi telah
menunjukkan maturasi seksual, atau menstruasi mungkin tidak terjadi sampai
usia 14 tahun tanpa disertai adanya karakteristik seks sekunder.

2.) Amenorrhea sekunder


Amenorrhea sekunder adalah tidak adanya haid selama 3 siklus atau 6
bulan setelah menstruasi normal pada masa remaja, biasanya disebabkan oleh
gangguan emosional minor yang berhubungan dengan berada jauh dari rumah,
masuk ke perguruan tinggi, ketegangan akibat tugas-tugas. Penyebab kedua yang
paling umum adalah kehamilan, sehingga pemeriksaan kehamilan harus
dilakukan.

B. Menoragie

Menoragie atau haid berlebihan adalah keluarnya darah menstruasi secara


berlebihan atau dalam jumlah yang terlampau banyak. Selama masa menstruasi,
jumlah rata-rata darah yang dikeluarkan adalah 30-40 ml. Dan seorang wanita
dianggap mengalami haid berlebihan jika kuantitas darah yang dia keluarkan
berkisar antara 60-80 ml.
1.) Gejala Menoragie
Selain terlalu banyaknya darah yang dikeluarkan atau masa perdarahan
yang cukup lama, haid berlebihan juga bisa disertai gejala lainnya, yaitu rasa
nyeri. Umumnya dikenal dengan istilah nyeri haid (dysmenorrhea).

Dismenore umumnya terjadi ketika dinding rahim berkontraksi dan


menekan pembuluh darah di sekitarnya. Akibatnya, pasokan oksigen terhenti
dan menyebabkan munculnya rasa nyeri. Selain itu, beberapa gejala lainnya
seperti tanda-tanda anaemia, merasa lemas, atau napas pendek juga dapat
dirasakan. Meskipun tidak selalu menjadi pertanda suatu kondisi yang serius,
haid berlebihan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari wanita yang
mengalaminya, baik secara emosi, psikis, maupun sosial. Disarankan untuk
temui dokter jika Anda perlu mengganti pembalut setiap 1-2 jam, mengalami
perdarahan di luar masa menstruasi atau setelah menopause.

2.) Penyebab Menoragie

Tidak semua penyebab menorrhagia dapat diidentifikasi, namun ada


beberapa yang umumnya menjadi pemicu, seperti:

 Radang panggul, misalnya karena infeksi pada organ reproduksi, baik pada
rahim, indung telur, atau saluran telur.
 Fibroid rahim, merupakan tumor jinak pada rahim.
 Sindrom ovarium polikistik.
 Endometriosis, yaitu kondisi ketika jaringan dari lapisan dinding rahim atau
endometrium tumbuh di luar rahim.
 Adenomiosis, yaitu pertumbuhan jaringan endometrium ke dalam dinding
otot rahim.
 Hipotiroidisme, kondisi di mana kelenjar tiroid tidak mampu memproduksi
hormon tiroid dalam jumlah yang cukup.
 Polip serviks atau polip rahim, yaitu pertumbuhan jaringan tambahan pada
dinding serviks atau dinidng rahim.
 Gangguan pada ovarium, yang dapat menyebabkan siklus hormon dan
proses ovulasi tidak terjadi sebagaimana mestinya.
 Gangguan pembekuan darah, misalnya penyakit Von Willebrand.
 Efek samping obat, seperti obat antiradang, obat hormon, antikoagulan,
dan penggunaan pil KB atau IUD (intrauterine contraceptive devices).
 Kanker, seperti kanker rahim atau serviks.

C. Metrorargie

Metroragia terkadang disebut juga sebagai perdarahan disfungsional uterus,


adalah istilah medis yang digunakan untuk mendeskripsikan siklus haid yang tidak teratur.
Jika Ibu mengalami kondisi ini, menstruasi Ibu tampak normal (jumlah darah yang Ibu
keluarkan dan jumlah hari berlangsungnya menstruasi sama dengan menstruasi normal), tapi
terjadi dalam interval yang tidak sewajarnya (lebih dari 35 hari atau kurang dari 21 hari
jaraknya), di interval yang tidak bisa diprediksi, atau malah kombinasi keduanya.

Metroragia paling sering terjadi ketika Ibu mengalami stres, memiliki kadar
tiroid yang rendah, ataupun hormon yang naik-turun yang bisa terjadi ketika Ibu mulai,
berhenti, atau lupa tidak mengonsumsi pil KB, koyo KB, atau suplemen lain yang
mengandung estrogen yang diresepkan dokter Ibu.

Karena gejala utama metroragia adalah waktu dan frekuensi menstruasi yang
tidak teratur, catatan siklus menstruasi (dengan menandai hari pertama dan hari terakhir
menstruasi Ibu di kalender selama beberapa bulan) akan membantu Ibu mempelajari apakah
siklus menstruasi Ibu tidak teratur atau hanya sedikit lebih pendek (atau lebih panjang)
rentangnya daripada 28 hari yang umumnya dimiliki para wanita. Hal ini juga bisa membantu
dokter Ibu untuk memberikan perawatan yang lebih tepat jika dibutuhkan. Jika menstruasi
yang tidak teratur mengganggu Ibu atau membuat Ibu sulit hamil, karena Ibu jadi tidak bisa
melacak siklus ovulasi Ibu, dokter mungkin akan menyarankan Ibu untuk mengikuti
pengobatan metroragia, misalnya dengan terapi hormon.
D. Disminoroe

Disminoroe merupakan istilah medis untuk menggambarkan rasa nyeri atau kram
di perut bagian bawah pada saat haid atau menstruasi. Pada beberapa wanita, disminoroe
hanya menyebabkan ketidaknyamanan. Tapi, beberapa kasus menunjukkan bahwa
kondisi ini dapat menghambat total aktivitas keseharian karena kuatnya rasa sakit yang
ditimbulkan. Gejala disminoroe biasanya diawali dengan rasa nyeri yang muncul pada
perut bagian bawah, kemudian menjalar ke punggung bagian bawah dan
tungkai. Munculnya rasa nyeri tadi biasanya disertai dengan rasa tertekan pada perut,
kram yang timbul-hilang, sakit kepala, mual yang terkadang disertai muntah, sering
buang air kecil, dan sembelit.

Pada kebanyakan kasus, disminoroe muncul sesaat sebelum atau selama


menstruasi. Kondisi ini dapat muncul selama beberapa jam saja, tapi ada juga yang
bertahan hingga 24 jam. Intensitas dismenorea akan mulai berkurang setelah 3 hari
semenjak rasa nyeri pertama kali muncul.

E. Menometrorargie

Menometroragia adalah suatu kondisi yang ditandai oleh perdarahan uterus yang

berat, abnormal, dan tidak teratur. Wanita dengan kondisi ini biasannya

memiliki pendarahan lebih dari 80 ml, atau 3 ons, selama siklus menstruasi. Pendarahan

juga tidak terduga dan sering terjadi di luar siklus menstruasi. Menometrorrhagia
sebenarnya merupakan kombinasi dari dua gangguan menstruasi, yaitu: Menorrhagia,

yang merupakan perdarahan uterus berat yang terjadi secara berkala dan Metrorrhagia,

yang merupakan perdarahan tidak teratur.

F. Oligomenstruasi

Oligomenorea (Oligomenstruasi) adalah suatu keadaan dimana siklus haid


memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama. Wanita yang
mengalami oligomenorea akan mengalami haid yang lebih jarang daripada biasanya. Namun,

jika berhentinya siklus haid berlangsung lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal

sebagai amenorea sekunder. Penyebab oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya

gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Gangguan

hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus haid normal menjadi memanjang, sehingga

haid menjadi lebih jarang terjadi. Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah

haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.

G. Polimenstruasi (Polimenorea)

Ketika seorang wanita mengalami siklus haid yang lebih sering (siklus haid yang
lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah polimenorea. Wanita dengan
polimenorea akan mengalami haid hingga dua kali atau lebih dalam sebulan, dengan pola
yang teratur dan jumlah perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari biasanya.
Polimenorea harus dapat dibedakan dari metroragia. Metroragia merupakan suatu perdarahan
iregular yang terjadi di antara dua waktu haid. Pada metroragia, haid terjadi dalam waktu
yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih sedikit. Penyebab timbulnya haid
yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang
mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal
pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Ketidak seimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses ovulasi
(pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk berlangsungnya suatu
siklus haid normal sehingga didapatkan haid yang lebih sering.

5. Faktor Resiko dari Gangguan Menstruasi

Terdapat beragam hal yang meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan


menstruasi. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko gangguan menstruasi, antara lain:
 Usia. Risiko lebih tinggi mengalami nyeri haid terjadi pada anak perempuan yang
mengalami menstruasi pada saat berusia 11 tahun atau lebih muda. Selain itu, siklus
menstruasi yang lebih panjang dan periode haid yang lebih lama juga mengintai. Sebelum
siklus ovulasi teratur, gangguan amenorrhea juga dapat dialami oleh remaja. Sementara
itu, absen haid dapat dialami oleh perempuan menjelang atau sudah mengalami masa
menopause (perimenopause). Dalam masa perimenopause tersebut, beberapa kasus
pendarahan juga dapat terjadi.

 Berat badan. Berat badan yang tidak normal, baik kelebihan atau kekurangan, sama-sama
meningkatkan resiko amenorrhea atau dysmenorrhea.

 Stres. Baik emosional maupun fisik, stres dapat menghalangi hormon LH (luteinizing
Hormone) untuk lepas dari tubuh. Hal tersebut dapat
menyebabkan amenorrhea sementara.

 Siklus dan aliran menstruasi. Siklus menstruasi yang lebih panjang atau lebih berat
umumnya, berkaitan dengan rasa nyeri dan kram.

6. Diagnosis Gangguan Menstruasi

Untuk menentukan diagnosis gangguan menstruasi, dokter akan menanyakan apakah ada
gejala yang sesuai dengan klasifikasi tadi. Selain itu, dokter mungkin juga akan melakukan
pemeriksaan panggul untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya peradangan di vagina
maupun serviks. Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan pap smear untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya kanker. Pemeriksaan lain yang mungkin saja dilakukan
adalah USG, biopsi endometrium, ataupun histeroskopi.

7. Komplikasi yang Terjadi pada Gangguan Menstruasi

Komplikasi yang dapat muncul karena gangguan haid, antara lain:


 Anemia Defisiensi Besi

Gangguan menstruasi yang menetap dapat menyebabkan kehilangan zat besi


kronis pada 30 persen kasus. Remaja sering kali mengalami hal tersebut. Hingga 20
persen dari pasien dalam kelompok usia ini yang mengalami menorrhagia juga
mengalami masalah pada pembekuan darah.

 Keganasan Endometrium

Sekitar 1-2 persen wanita dengan menstruasi anovulasi yang tidak ditatalaksana
dengan baik dapat mengalami kanker endometrium.

 Infertilitas

Infertilitas sering berhubungan dengan kejadian anovulasi kronis, dan dengan atau
tanpa adanya produksi androgen berlebih. Pasien dengan sindrom ovarium polikistik
(SOPK), obesitas, hipertensi kronis, dan diabetes melitus tipe 2 sering kali memiliki
resiko terjadinya infertilitas.

8. Pencegahan yang Dapat Dilakukan dari Gangguan Menstruasi

Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu mengatasi
gangguan menstruasi:

a.) Faktor diet

Pengaturan pola makan dimulai sekitar 14 hari sebelum haid dapat membantu
sebagian orang dengan gangguan ringan menstruasi, seperti kram. Petunjuk umum diet
sehat untuk semua orang, termasuk mengonsumsi makanan gandum utuh, buah dan
sayuran segar, menghindari lemak jenuh, serta makanan cepat saji. Selain itu, membatasi
konsumsi garam (sodium) dapat membantu mengurangi kembung maupun membatasi
asupan kafein, gula, dan alkohol juga dapat bermanfaat.

 Cegah dan atasi anemia

 Olahraga. Berolahraga dapat mengurangi nyeri haid.


 Aktivitas seksual. Terdapat laporan bahwa kram akibat haid bisa berkurang akibat
orgasme.

 Rasa hangat. Nyeri dan kram akibat haid bisa dikurangi dengan berendam pada air
hangat atau menempelkan kompres hangat pada bagian abdomen.

 Kebersihan menstruasi. Ganti pembalut setiap 4-6 jam. Hindari menggunakan


pembalut atau tampon berparfum, serta deodoran wanita yang dapat mengiritasi bagian
kewanitaan. Douching tidak disarankan, karena dapat membunuh bakteri alami yang
hidup di vagina. Mandi seperti biasa sudah cukup.

9. Contoh Kasus

Seorang perempuan umur 30 tahun datang ke Rumah Sakit mengatakan belum


mendapatkan menstruasi selama 5 bulan setelah masa persalinan dan ibu mengatakan bahwa
untuk saat ini menggunakan KB suntik.

Apakah diagnosa dari kasus diatas?


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi


diakibatkan siklus bulanan alami pada tubuh wanita. Siklus ini merupakan proses
organ reproduksi wanita untuk bersiap jika terjadi kehamilan.
Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus menstruasi mengalami
anomali atau kelainan. Hal ini bisa berupa perdarahan menstruasi yang terlalu banyak
atau terlalu sedikit, siklus menstruasi yang tidak beraturan, dan bahkan tidak haid
sama sekali.
2. Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini adalah :
a.) Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk
menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.
b.) Untuk menghindari terjadinya sindrom pra haid, setiap perempuan dianjurkan
untuk melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola makan.
c.) Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan agar dapat menjelaskan
tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.dictio.id/t/apakah-yang-dimaksud-dengan-amenorrhea/6080/2 Diakses tanggal 02


Desember 2019

https://www.alodokter.com/menstruasi Diakses tgl 03 Desember 2019

https://www.halodoc.com/kesehatan/gangguan-menstruasi Diakses tanggal 03 Desember 2019

https://www.alodokter.com/menorrhagia Diakses tanggal 02 Desember 2019

https://nakita.grid.id/read/024853/mengenal-metroragia-haid-tidak-teratur Diakses tanggal 02


Desember 2019

https://www.go-dok.com/dismenorea-gejala-penyebab-dan-penanganan/ Diakses tanggal 05


Desember 2019

https://www.honestdocs.id/menometroragia Diakses tanggal 05 Desember 2019

https://azhae.wordpress.com/2012/01/27/macam-macam-gangguan-haid/ Diakses tanggal 05


Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai