Anda di halaman 1dari 10

How does abusive supervision

differentiation affect employee


work-family conflict? A
moderated chain mediation model

Lanxia Zhang, Jia-Min Li,


Mengyu Mao and Lijie Na
Anggota Kelompok

Riki kurniawan (22200489)


salma rahamawati (22200519)
alvito
annisa
irsyad
Latar Belakang

Leadership adalah adalah keterampilan atau sebuah fungsi manajemen


untuk memengaruhi, memotivasi, atau mengarahkan orang lain agar
melakukan hal-hal tertentu yang ini dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara
harfiah leadership adalah kepemimpinan. Leadership style bisa
diartikan sebagai gaya kepemimpinan seseorang. Hal ini akan
dipengaruhi oleh karakter yang bersangkutan.
Diferensiasi pengawasan kasar memiliki dampak
Differentiation adalah proses atau tindakan negatif dan positif pada kesejahteraan psikologis
membedakan atau memisahkan sesuatu dari yang karyawan melalui konflik pekerjaan-keluarga.
lain, atau mengidentifikasi perbedaan atau Dukungan sosial keluarga dapat membantu
karakteristik khusus dari suatu hal. Dalam konteks karyawan mengatasi dampak negatif dari konflik
kepemimpinan atau manajemen, differentiation pekerjaan-keluarga.
dapat merujuk pada cara atasan memperlakukan
bawahannya secara berbeda atau membedakan Para pemimpin dan organisasi perlu mengambil
perlakuan tergantung pada situasi atau individu langkah-langkah untuk mengurangi diferensiasi
yang bersangkutan. Dalam konteks abusive pengawasan kasar dan menciptakan lingkungan
supervision differentiation, differentiation mengacu kerja yang lebih adil dan suportif.
pada perilaku pengawasan yang kasar dan tidak Dukungan sosial keluarga dapat membantu
adil dari atasan terhadap bawahan. karyawan mengatasi dampak negatif dari konflik
pekerjaan-keluarga.
keterkaitan Deferensiasi dengan
leadership
Dalam jurnal penelitian tersebut, terdapat keterkaitan antara abusive supervision
differentiation yang dilakukan oleh pemimpin terhadap bawahan. Abusive supervision
differentiation mengacu pada perilaku pengawasan yang kasar dan tidak adil dari atasan
terhadap bawahan. Penelitian menunjukkan bahwa abusive supervision differentiation
dapat mempengaruhi konflik kerja-keluarga melalui ruminasi terkait kerja, perilaku
kewargaan organisasi, dan perilaku tempat kerja menyimpang. Dengan demikian,
perilaku abusive supervision differentiation oleh pemimpin dapat berdampak pada konflik
kerja-keluarga dan motivasi bawahan dalam organisasi.
Dampak-Dampak Deferensiasi
Dalam jurnal penelitian ini, dampak positifnya adalah memberikan pemahaman yang lebih
komprehensif tentang pengaruh abusive supervision differentiation terhadap perilaku karyawan.
Sedangkan dampak negatifnya adalah adanya konflik kerja-keluarga yang dipengaruhi oleh
abusive supervision differentiation.

Dampak Positif:
Meningkatkan Perilaku Kewarganegaraan Organisasi: Diferensiasi pengawasan kasar dapat
mendorong karyawan untuk menunjukkan perilaku kewarganegaraan organisasi, seperti
membantu rekan kerja, menawarkan bantuan tanpa diminta, dan menunjukkan loyalitas kepada
organisasi. Hal ini dapat terjadi karena karyawan ingin mendapatkan persetujuan dan
menghindari hukuman dari pemimpin.
Meningkatkan Kinerja Tim: Diferensiasi pengawasan kasar dapat meningkatkan kinerja tim dalam
beberapa situasi. Ketika tugas-tugas terstruktur dengan jelas dan membutuhkan kepatuhan
yang tinggi, diferensiasi pengawasan kasar dapat membantu memastikan bahwa semua orang
menyelesaikan tugasnya dengan benar dan tepat waktu.
Dampak-Dampak Deferensiasi
Dampak Negatif:
Meingkatkan Konflik Pekerjaan-Keluarga: Diferensiasi pengawasan kasar dapat meningkatkan konflik pekerjaan-
keluarga karena stres dan frustrasi yang dihadapi karyawan di tempat kerja dapat terbawa ke dalam
kehidupan keluarga mereka.
Menurunkan Motivasi dan Produktivitas: Diferensiasi pengawasan kasar dapat menurunkan motivasi dan
produktivitas karyawan karena mereka merasa tidak dipercaya dan dihargai oleh pemimpin. Hal ini dapat
menyebabkan karyawan menjadi apatis, tidak bersemangat dalam bekerja, dan tidak berusaha untuk mencapai
hasil terbaik.
Meningkatkan Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja: Diferensiasi pengawasan kasar dapat meningkatkan perilaku
menyimpang di tempat kerja seperti bolos kerja, menunda pekerjaan, dan melakukan tindakan yang tidak etis.
Hal ini dapat terjadi karena karyawan merasa frustrasi dan ingin membalas dendam kepada pemimpin.
Menurunkan Kesejahteraan Psikologis: Diferensiasi pengawasan kasar dapat menurunkan kesejahteraan psikologis
karyawan karena stres, kecemasan, dan depresi yang dihadapi di tempat kerja. Hal ini dapat menyebabkan
karyawan mengalami kelelahan emosional, insomnia, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Untuk memotivasi bawahan, seorang pemimpin dapat melakukan beberapa langkah, antara lain:

1. Memberikan dukungan dan pengakuan atas kerja yang dilakukan bawahan.


2. Memberikan kesempatan untuk pengembangan diri melalui pelatihan dan penugasan yang menantang.
3. Membangun hubungan yang baik dan komunikasi yang terbuka dengan bawahan.
4. Memberikan umpan balik konstruktif dan jelas terkait kinerja bawahan.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendukung kolaborasi antar tim.
6. Memberikan reward atau penghargaan atas pencapaian bawahan.
7. Memperhatikan kebutuhan dan keinginan bawahan serta memberikan dukungan dalam mencapai tujuan mereka.

Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, seorang pemimpin dapat memotivasi bawahan untuk bekerja lebih
produktif dan berkontribusi secara maksimal dalam organisasi.
Kesimpulan
kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Abusive supervision differentiation memiliki dampak signifikan terhadap ruminasi terkait kerja, perilaku kewargaan
organisasi, dan perilaku tempat kerja menyimpang, yang pada akhirnya mempengaruhi konflik kerja-keluarga.
2. Preferensi segmentasi batas kerja-keluarga memoderasi hubungan antara perilaku atasan dan konflik kerja-keluarga.
3. Abusive supervision differentiation dapat meningkatkan konflik kerja-keluarga dan memengaruhi perilaku karyawan.
4. Pengembangan kecerdasan emosional dan keterampilan kepemimpinan manajerial pada manajer dapat membantu
mengurangi abusive supervision differentiation dan mengurangi konflik kerja-keluarga.
5. Organisasi perlu memperhatikan preferensi segmentasi batas kerja-keluarga karyawan untuk mengurangi konflik
kerja-keluarga.
6. Penelitian ini memberikan wawasan yang penting tentang hubungan antara dinamika kerja-keluarga dan preferensi
segmentasi batas kerja.

Kesimpulan ini menunjukkan pentingnya memahami dan mengelola abusive supervision differentiation serta preferensi
segmentasi batas kerja-keluarga dalam konteks konflik kerja-keluarga dan perilaku karyawan.
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai