Dampak Positif:
Meningkatkan Perilaku Kewarganegaraan Organisasi: Diferensiasi pengawasan kasar dapat
mendorong karyawan untuk menunjukkan perilaku kewarganegaraan organisasi, seperti
membantu rekan kerja, menawarkan bantuan tanpa diminta, dan menunjukkan loyalitas kepada
organisasi. Hal ini dapat terjadi karena karyawan ingin mendapatkan persetujuan dan
menghindari hukuman dari pemimpin.
Meningkatkan Kinerja Tim: Diferensiasi pengawasan kasar dapat meningkatkan kinerja tim dalam
beberapa situasi. Ketika tugas-tugas terstruktur dengan jelas dan membutuhkan kepatuhan
yang tinggi, diferensiasi pengawasan kasar dapat membantu memastikan bahwa semua orang
menyelesaikan tugasnya dengan benar dan tepat waktu.
Dampak-Dampak Deferensiasi
Dampak Negatif:
Meingkatkan Konflik Pekerjaan-Keluarga: Diferensiasi pengawasan kasar dapat meningkatkan konflik pekerjaan-
keluarga karena stres dan frustrasi yang dihadapi karyawan di tempat kerja dapat terbawa ke dalam
kehidupan keluarga mereka.
Menurunkan Motivasi dan Produktivitas: Diferensiasi pengawasan kasar dapat menurunkan motivasi dan
produktivitas karyawan karena mereka merasa tidak dipercaya dan dihargai oleh pemimpin. Hal ini dapat
menyebabkan karyawan menjadi apatis, tidak bersemangat dalam bekerja, dan tidak berusaha untuk mencapai
hasil terbaik.
Meningkatkan Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja: Diferensiasi pengawasan kasar dapat meningkatkan perilaku
menyimpang di tempat kerja seperti bolos kerja, menunda pekerjaan, dan melakukan tindakan yang tidak etis.
Hal ini dapat terjadi karena karyawan merasa frustrasi dan ingin membalas dendam kepada pemimpin.
Menurunkan Kesejahteraan Psikologis: Diferensiasi pengawasan kasar dapat menurunkan kesejahteraan psikologis
karyawan karena stres, kecemasan, dan depresi yang dihadapi di tempat kerja. Hal ini dapat menyebabkan
karyawan mengalami kelelahan emosional, insomnia, dan masalah kesehatan mental lainnya.
Untuk memotivasi bawahan, seorang pemimpin dapat melakukan beberapa langkah, antara lain:
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, seorang pemimpin dapat memotivasi bawahan untuk bekerja lebih
produktif dan berkontribusi secara maksimal dalam organisasi.
Kesimpulan
kesimpulan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Abusive supervision differentiation memiliki dampak signifikan terhadap ruminasi terkait kerja, perilaku kewargaan
organisasi, dan perilaku tempat kerja menyimpang, yang pada akhirnya mempengaruhi konflik kerja-keluarga.
2. Preferensi segmentasi batas kerja-keluarga memoderasi hubungan antara perilaku atasan dan konflik kerja-keluarga.
3. Abusive supervision differentiation dapat meningkatkan konflik kerja-keluarga dan memengaruhi perilaku karyawan.
4. Pengembangan kecerdasan emosional dan keterampilan kepemimpinan manajerial pada manajer dapat membantu
mengurangi abusive supervision differentiation dan mengurangi konflik kerja-keluarga.
5. Organisasi perlu memperhatikan preferensi segmentasi batas kerja-keluarga karyawan untuk mengurangi konflik
kerja-keluarga.
6. Penelitian ini memberikan wawasan yang penting tentang hubungan antara dinamika kerja-keluarga dan preferensi
segmentasi batas kerja.
Kesimpulan ini menunjukkan pentingnya memahami dan mengelola abusive supervision differentiation serta preferensi
segmentasi batas kerja-keluarga dalam konteks konflik kerja-keluarga dan perilaku karyawan.
Terima
Kasih!