Anda di halaman 1dari 3

Toleransi Beragama Wujudkan Masyarakat Harmonis

Assalanmu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahillazi amarana biakhlakil karimah. Wasshola tuwasala muala sayyidil qari’ah

Sayyidina Wamaulana Muhammad

Shallahu a’la Muhammad

Shallahualaihi wassallam

Shallallahu a’ala Muhammad

Shallallahu ‘alaihi wasallam

Dewan hakim yang ‘arif dan bijaksana


hadirin sebangsa dan setanah air yang kami banggakan.

Indonesia negara Kepulauan nan indah adalah negera multibudaya,fluralisme menjadi


sebuah realita mewarnai bangsa kita yang telah merdeka selama 74 tahun lamanya. Bahkan
hadirin,bangsa kita tercinta ini didirikan oleh The Founding Fathers, terdiri dari berbagai
suku, agama dan budaya. Kita saksikan hadirin saat Ramadhan dan lebaran tiba umat islam
besuka cita meskipun ramai oleh orang beribadah ketika natal tiba umat kristiani bergembira
begitu pula umat konghucu dan hindu, mereka juga bagian dari harmoni keberagaman
bangsa Indonesia.Oleh karena itu, pada momentum yang penuh ukhuwah ini, perkenankanlah
kami untuk membawakan syarahan Al-Qur’an yang bertajuk: toleransi beragama
wujudkan masyarakat harmonis. Yang berlandaskan ayat suci Al-qur’an surah Ar-Rum
ayat 22 yang berbunyi :

Artinya :
Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasa
dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berilmu

Dewan hakim yang arif nan bijaksana


Hadirin sebangsa dan setanah air yang kami banggakan

Dalam tafsir ibnu kasir dijealaskan bahwa diantara tanda-tanda kebesaran Allah ialah
diciptakan-Nya langit dan bumi , dan berlain-lainnya bahasa kalian . orang jawa dengan
kalimat piye kabare , orang makassar dengan kalimat aga kareba , orang surabaya
mengatakan yo opo kabare . itu adalah warga bahasa dan semakin menunjukkan kebesaran
Allah terhadap bangsa kita yang dibungkus dalam Bhineka Tunggal Ika “ berbeda-beda
namun tetap satu tujuan “. Namun hadirin komnasham telah mencatat d tahun 2017 terdapat
100 kasus akibat kurangnnya kesadaran dan toleransii multibudaya, kasus tersebut meningkat
menjadi 200 kasus di tahun 2018 dan bertambah lagi menjadi 500 kasus di tahun 2019,
sungguh menyedihkan hadirin. Lantas bagaimanakah sikap kita dalam menghadapi hal
terebut, sebagai jawabannya mari kita lantunkan kembali firman Allah di dalam Al-Qur’an
surah Al-Hujurat ayat 13 sebagai berikut:

Artinya :
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti

Hadirin yang kami banggakan


Imam Syuyuti di dalam kitab tafsirnya Abdurru Almansur Fi Tafsir Bil Ma’sur halaman 10
menjelaskan dua kisah turunnya ayat ini . pertama , saat Rasullullah memasuki kota mekkah
dalam peristiwa fathul makkah , Billal bin rabbah naik keatas ka’bah dengan menyerukan
azan , lalu sebagian penduduk makkah mengatakan “ budak hitam inikah yang azan di atas
ka’bah ? “ diriwayatkan dalam ayat ini Baha haris bin hisyam mengejeknya dengan berkata “
apakah muhammad tidak menemukan selain burung gagak hitam ini untuk berazan ? “ lalu
hadirin turunlah surah al-hujurat ini . Yang kedua , saat rasullullah SAW meminta kepada
bani baidhah untuk menikahkan salah satu putri mereka dengan bekas budak bernama abu
hind , akan tetapi mereka menolaknya dengan berkata “ bagaimana bisa kami menikahkan
putri kami dengan bekas budak kami ya rasullullah ? “ lalu hadirin turunlah surah Al-Hujurat
ini .

Dari uraian diatas dapat kami petik mutiara kesimpulan menjadi tiga :
1. Keberagaman adalah kunci toleransi antar agama dan budaya .
2. Kehormatan adalah kunci kebebasan dalam berinteraksi antar sesama
3. United we stand devided we fall , uniti rimaniamo divorziati colasiamo , acca he
sabase acca hojasarfase hakareri kaliaja. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh

Demikian hadirin syarahan yang dapat kami sampaikan dan akhirnya :

Gunung daek bercabang tige


Patah satu tinggal due
Walau bede budaye bahase
Namun kite tetap saudare

Dan akhirnya
Buah durian bijik selaseh
Cukup sekian dan terimekaseh

Wabillahi taufik wal hidayah , wassalamuallaikum warahmatullahi wabarakatu .

Anda mungkin juga menyukai