LAPORAN - UTILIAS Remake
LAPORAN - UTILIAS Remake
UTILITAS
BIMBINGAN TEKNISI
PENGENALAN PERAIRAN PERUMAHAN KHUSUSNYA
BAGIAN PENGALIRAN AIR BERSIH, PEMBUANGAN AIR KOTOR,
AIR PDAM, DAN AIR SUMUR BOR DI TITIK LOKASI KENDARI ss
TIM PELAKSANA :
AHMADI RAHIM (NIM: P3B123016 )
RYAN PRASETYO (NIM: )
ANNISA NURHAIFA (NIM: )
MUHAMMAD ABDUL RHAZAK (NIM: )
DANI ASHAR (NIM: P3B123022)
Lokasi :
Anggota Pengusul 1
a. Nama Lengkap : AHMADI RAHIM
b. NIM : P3B123016
Anggota Pengusul 2
a. Nama Lengkap : ANNISA NURHAIFA
b. NIM ;
Anggota Pengusul 3
a. Nama Lengkap : DANI ASHAR
b. NIM : P3B123022
Anggota Pengusul 4
a. Nama Lengkap : MUHAMMAD ABDUL RHAZAK
b. NIM :
Anggota Pengusul 5
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
Dosen Pembimbing
Ketua Tim
Tim kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Air bersih
Air bersih merupakan komoditas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dengan
ketersediaan air bersih yang baik, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,
termasuk keperluan rumah tangga, fasilitas umum, sosial, dan ekonomi.
Air bersih harus memiliki kualitas yang baik untuk konsumsi sesuai dengan standar air
minum di Indonesia, yaitu PP No.82 Tahun 2001 dan KepMen No.907 Tahun 2002.
Ketersediaan air bersih adalah mutlak untuk menunjang hidup yang sehat, dan peningkatan
pertumbuhan penduduk berpengaruh pada tingkat kebutuhan air bersih.
Air bersih merupakan sumber daya yang sangat utama bagi kehidupan manusia, yang
mendukung dalam peningkatan kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
Untuk mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan hidup masyarakat, kebutuhan akan air
bersih adalah sebuah keniscayaan dalam pembangunan.
Persyaratan teknis penyediaan air bersih untuk penduduk dikatakan baik, apabila memenuhi
tiga syarat, yaitu: (1) ketersediaan air dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, (2) kualitas air yang memenuhi standar, serta (3) kontinuitas dalam arti air selalu
tersedia ketika diperlukan
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) adalah sebuah instansi yang berperan dalam
mengelola dan menyediakan air bersih bagi masyarakat. PDAM dibentuk berdasarkan
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2004 tentang Perusahaan Daerah Air Minum dan Peraturan
Menteri PUPR Nomor 117/PM/2004 tentang Tata Cara Pelaksanaan Perusahaan Daerah Air
Minum. PDAM memiliki fungsi yang sangat penting dalam mencapai tujuan pengelolaan air
bersih yang efisien, efektif, dan terintegrasi. Air bersih yang disediakan oleh PDAM harus
memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh Kepmen No. 907 Tahun 2002 tentang Mutu Air
Minum.
c. Air Kotor
masalah tentang air kotor berisi informasi mengenai situasi yang menyebabkan masalah
terjadi dan perlu diatasi. Air kotor, yang juga disebut limbah cair, merupakan air yang sudah
dicemari baik oleh alam, manusia, tumbuhan, atau hewan.
Air kotor dapat dibagi menjadi tiga jenis: air hujan, air bekas, dan air kotor.
Air hujan berasal dari hujan ditambah dengan debu, pasir, angina, daun, dan lain-lain,
sementara air bekas yang tidak mengandung kotoran manusia memiliki kadar pencemaran
yang masih sangat ringan.
3. Tujuan
Selain ciri-ciri yang bisa kamu identifikasi sendiri, terdapat beberapa syarat air dinyatakan
bersih dan dapat dikonsumsi secara kimiawi.
1. Memiliki pH netral
pH menunjukkan kadar asam/basa pada sebuah substansi. Skala asam/basa adalah dari 1
hingga 14. Tingkat pH agar air aman digunakan adalah 6,5 hingga 8,5. Cara mengetahui pH
air ini harus menggunakan sebuah alat.
2. Tidak mengandung zat kimia berlebih
Zat kimia pada air tetap dibutuhkan untuk tubuh namun jika air memiliki kadar zat kimia
berlebih maka akan merusak kesehatan. Zat tembaga pada air dibutuhkan untuk tubuh namun
jika air mengandung zat ini terlalu banyak maka akan membuat kerusakan pada hati.
3. Tidak mengandung bakteri
Bakteri yang harus dihindari adalah bakteri E. coli. Bakteri ini bisa hidup di dalam usus
makhluk hidup. Akibat yang ditimbulkan saat meminum air dengan kandungan bakteri ini
adalah diare ringan. Mengolah air sebelum dimasak adalah cara terbaik menghilangkan
bakteri.
1.3 Manfaat
1.4 Sumber
a) Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di dunia.
Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap orang) sepintas
terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap penduduk, tetapi
kenyataannya air tersebut sering kali tersedia di tempat-tempat yang tidak tepat. Sebagai
contoh air bersih di lembah sungai Amazon walupun ketersediaannya cukup, lokasinya
membuat sumber air ini tidak ekonomis untuk mengekspor air ke tempat-tempat yang
memerlukan.[4]
b) Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/ berkelompok/
pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan
air bersih di saat bulan-bulan musim kemarau dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.
[5]
c) Air permukaan
Air permukaan adalah air yang berada di permukaan Bumi yang berasal dari air hujan yang
jatuh ke permukaan bumi tetapi berada di permukaan tanah. Kualitas air ini biasanya
tergantung daerah sekitarnya di mana air itu berada. Air permukaan kurang baik untuk
langsung dikonsumsi oleh manusia, oleh karena itu perlu adanya pengolahan terlebih dahulu
sebelum dimanfaatkan, air ini terdiri dari; air sungai, telaga, danau, rawa dan sebagainya.[6]
d) Air bawah tanah
Air bawah tanah dalah air yang berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi alamiah.
Yang termasuk sumber air jenis ini terdiri dari air sumur dangkal, sumur dalam dan mata air
1.5 Kandungan
1.5.1 Silika
Kandungan air putih ini sebenarnya sudah banyak terkandung pada jaringan pembuluh darah,
kulit, dan rambut. Fungsinya adalah untuk menjaga keutuhan dan kinerja jaringan pembuluh
darah sehingga mengurangi resiko terkena penyakit aterosklerosis. Dengan mengonsumsi
lebih banyak Silika, kita juga merawat kesehatan tulang dan jaringan, serta menjaga
keremajaan kulit. Dengan kata lain, minum air putih dapat membuat tubuh Anda tetap fit
hingga usia lanjut.
1.5.2 Magnesium dan Kalsium
Kedua kandungan air putih ini berperan penting dalam struktur tulang, kontraksi otot,
transmisi impuls saraf, pembekuan darah, dan pengiriman sinyal pada sel. Apabila kita
kekurangan zat ini, maka akan berdampak langsung pada fungsi saraf, yang dapat
mengakibatkan anoreksia, kelemahan otot, kelelahan, dan ketidakseimbangan dalam berjalan.
1.5.3 Natrium dan Kalium
Bagi yang Anda yang belum mengetahui, cairan dalam tubuh dibagi ke dalam dua
kompartemen utama yakni cairan ekstrasel (CES) dan cairan intrasel (CIS). Pada keduanya,
terdapat zat berupa elektrolit yang di antaranya adalah Natrium dan Kalium. Kedua
kandungan air putih ini penting dalam mengatur keseimbangan cairan dan fungsi sel, serta
menjaga fungsi saraf yang mengendalikan jantung.
1.5.4 Zink dan Selenium
Zink adalah kandungan air putih yang berperan penting dalam pembentukan inti sel (DNA)
dan protein, serta turut bekerja di sekitar 300 enzim dalam tubuh manusia. Bersama selenium,
zink menjaga kesehatan saraf otak, dan juga dapat memperbaiki sistem imunitas tubuh.
Air pdam, atau yang juga dikenal sebagai air ledeng, merupakan air yang disediakan oleh
pemerintah melalui jaringan pipa air terpusat. Air pdam berasal dari sumber air permukaan,
seperti sungai, danau, atau waduk, yang kemudian diolah dan disalurkan ke rumah-rumah
melalui pipa-pipa distribusi.
Perusahaan Daerah Air Minum yang merupakan kepanjangan PDAM adalah salah satu unit
usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.
PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia.
Perusahaan Daerah Air Minum atau sssssssss merupakan perusahaan daerah sebagai sarana
penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif
daerah.
Pada masa penjajahan Belanda, air minum yang dikonsumsi oleh masyarakat masih sangat
sederhana dengan memanfaatkan sumber air permukaan (sungai) yang pada masa itu
kualitasnya masih baik.
Di Asia Tenggara kebiasaan penduduk untuk mengendapkan air sungai dalam gentong atau
kendi selama 3 minggu atau satu bulan telah dilakukan untuk mendapatkan air minum yang
sehat, dilansir dari publikasi oleh undip.ac.id.
Pada masa pra-kemerdekaan, Dinas Pengairan Hindia Belanda (1800 - 1890) membangun
saluran air sepanjang 12 kilometer dan bendungan yang mengalirkan air dari Sungai Elo ke
pusat kota Magelang untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan mengairi sawah di wilayah
Magelang.
Pemerintah Penjajahan Hindia Belanda di Surabaya, tahun 1890, memberikan hak konsesi
kepada pengusaha Belanda warga Kota Surabaya, Mouner dan Bernie. Konsesi ini berupa
pengelolaan mata air Umbulan, Pasuruan, untuk dialirkan ke Kota Surabaya dengan
memasang pipa sepanjang 20 kilometer selama dua tahun.Tahun 1900, pemerintah
mendirikan perusahaan air minum dan instalasinya diresmikan tiga tahun kemudian. Status
perusahaan air minum pada bulan Juli 1906 dialihkan dari pemerintah pusat menjadi dinas air
minum kotapraja (kini PDAM Kota Surabaya).
Kurun 1945-1965
Pada tahun 1953, dimulailah pembangunan Kota Baru Kebayoran di Jakart. Pada saat itu
dilakukan pelimpahan urusan air minum ke pemerintah Propinsi Pulau Jawa dan Sumatera.
Hingga tahun 1959 terbentuklah Djawatan Teknik Penjehatan yang mulai mengurusi air
minum.
Dimulai pembangunan air minum di kota Jakarta (3.000 l/dt), Bandung (250 l/dt), Manado
(250 l/dt), Banjarmasin (250 l/dt), Padang (250 l/dt) dan Pontianak (250 l/dt) dengan sistim
“turn key project” loan dari Pemerintah Perancis. Terbitlah UU no. 5 Tahun 1962 tentang
Perusahaan Daerah dan mulailah dibentuk PDAM sampai sekarang.
Kurun 1965-1969
Melalui SK Menteri PUTL no 3/PRT/1968, lahir Direktorat Teknik Penyehatan, Ditjen Cipta
Karya. Tiga waduk yang dibangun di wilayah Jawa Barat dengan membendung Sungai
Citarum, yaitu Waduk Jatiluhur (1966), Waduk Cirata (1987), dan Waduk Saguling (1986)
menandai era dimulainya penanganan sumberdaya air secara terpadu.
Dalam Pelita I (1969 - 1973), kebijaksanaan pembangunan air minum dititikberatkan pada
rehabilitasi maupun perluasan sarana-sarana yang telah ada, serta peningkatan kapasitas
produksi melalui pembangunan baru dan seluruhnya didanai oleh APBN. Target
pembangunan sebesar 8.000 l/detik. Pembangunan air minum melalui pinjaman OECF
(overseas economic cooperation fund) dilakukan di kota Jambi, Purwekerto, Malang,
Banyuwangi dan Samarinda.
Pada Pelita II (1974 - 1978) pemerintah mulai menyusun rencana induk air bersih,
perencanaan rinci dan pembangunan fisik di sejumlah kota. Pembangunan Air Minum di 106
Kabupaten/Kota, yang dilanjutkan pembentukan BPAM (Badan Pengelola Air Minum)
sebagai embrio PDAM yang mengelola prasarana dan sarana air minum juga dibangun.
Periode berikutnya (Pelita III, 1979 - 1983), pembangunan sarana air minum diperluas
sampai kota-kota kecil dan ibu kota kecamatan, melalui pendekatan kebutuhan dasar. Pada
awal tahun 1981 pula diperkenalkan “dekade air minum” (Water Decade) yang
dideklerasikan oleh PBB.
Tahun 2002 Terbit Keputusan Menteri Kesehatan No. 907 Tahun 2002 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air Minum, yang akan menjadikan pedoman dalam monitoring
kualitas air minum yang diproduksi oleh PDAM.
Di tahun 2004 inilah tonggak terbitnya peraturan dan perundangan yang memayungi air
minum, yaitu dimulai dengan terbitnya UU no 7 Tahun 2004 tentang SDA (sumber daya air).
Setelah 60 tahun Indonesia merdeka, pada tahun 2004 ini Indonesia baru memiliki peraturan
tertinggi disektor air minum dengan terbitnya PP (peraturan pemerintah) No 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan SPAM (sistim penyediaan air minum).
Proses pengeboran sumur dilakukan dengan peralatan khusus yang melibatkan pengeboran
vertikal ke dalam tanah. Setelah mencapai lapisan air tanah yang cukup, sumur dilengkapi
dengan pipa dan pompa air untuk memudahkan pengambilan air. Air sumur memiliki
karakteristik alami sesuai dengan komposisi kimia dan mineral yang terdapat di lapisan air
tanah tempat sumur tersebut dibuat.
Proses pengolahan air pdam dilakukan di instalasi pengolahan air yang dilengkapi dengan
berbagai fasilitas, seperti filtrasi, pengendapan, oksidasi, dan desinfeksi. Proses ini bertujuan
untuk menghilangkan kontaminan, patogen, dan bahan-bahan yang berpotensi berbahaya
dalam air permukaan. Setelah melalui proses pengolahan yang ketat, air pdam didistribusikan
melalui jaringan pipa yang terhubung ke setiap rumah di suatu daerah.
1) Sumber
Air sumur diperoleh dari tanah melalui sumur yang dibuat dengan cara mengebor atau
menggali. Sedangkan, air PAM berasal dari sumber air permukaan seperti sungai, danau, atau
waduk, yang kemudian diolah di instalasi pengolahan air (IPA).
2) Kualitas
Air sumur umumnya lebih keras dan mengandung mineral seperti kalsium dan magnesium
yang lebih tinggi dibandingkan dengan air PAM. Selain itu, air sumur juga lebih rentan
terhadap kontaminasi bakteri dan zat berbahaya lainnya seperti arsen, radon, dan besi yang
berlebihan. Sementara air PAM umumnya lebih lembut dan memiliki kandungan mineral
yang seimbang.
3) Biaya
Air sumur biasanya lebih murah dalam jangka panjang karena tidak memerlukan biaya
pengolahan dan distribusi yang tinggi seperti air PAM. Namun, biaya awal untuk pembuatan
sumur cukup mahal dan memerlukan perawatan yang rutin.
4) Pemeliharaan
Air sumur memerlukan pemeliharaan yang lebih sering dan rumit, seperti memeriksa
kebersihan sumur, menjaga kelembapan area sekitar, dan mengecek kondisi pompa dan filter.
Sedangkan, air PAM memerlukan perawatan yang relatif mudah seperti mengganti filter
secara teratur dan menjaga kebersihan tangki.
5) Ketersediaan
Air sumur hanya tersedia di daerah pedesaan atau di lingkungan yang belum terjangkau oleh
jaringan air PAM. Sementara air PAM umumnya tersedia di kota-kota dan lingkungan
perkotaan.
Air baku dari PDAM yang berasal dari sumber air tidak semerta-merta dapat langsung
digunakan untuk kebutuhan air bersih di dalam bangunan. Air tersebut terlebih dahulu harus
memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Untuk menjaga kualitas dari air
baku tersebut, biasanya air akan mengalami proses pengolahan. Pengolahan ini secara umum
dapat dilakukan dengan 3 cara: fisika, kimia dan biologi. Pengolahan secara fisika biasanya
dilakukan dengan memanfaatkan sifat makanis dari air tanpa tambahan zat kimia. Contoh
penerapannya adalah pengendapan, adsorbsi, filtrasi, dll. Pengolahan secara kimiawi tentu
saja dengan penambahan zat kimia seperti tawas, klor, dll yang biasanya untuk menyisihkan
logam-logam berat yang terkandung dalam air. Sedangkan pengolahan secara biologi dengan
memanfaatkan mikroorganisme tertentu yang dapat membantu menjernihkan air.
PDAM di Indonesia umumnya menggunakan instalasi pengolahan air (IPA) secara fisika dan
kimiawi. Pada dasarnya, pengolahan air tersebut dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
Sesuai dengan namanya, bangunan ini berfungsi sebagai tempat pertama masuknya air dari
sumber air. Bangunan ini dilengkapi dengan screen bar yang berfungsi untuk menyaring
benda-benda asing yang terdapat dalam air. Selanjutnya air akan masuk ke dalam bak besar
sebelum dipompakan ke water treatment plant.
WTP merupakan instalasi utama pengolahan air bersih. Terdapat beberapa bagian pengolahan
pada STP yang membuat air menjadi layak digunakan. Adapun bagian tersebut:
2.4.3 Koagulasi
Bagian pertama kita kenal dengan bak koagulasi. Di bak ini air akan di destabilisasi dari
partikel koloid/kotoran. Proses destabilisasi dapat dilakukan secara kimiawi dengan
penambahan zat tawas (aluminium sulfat) maupun dengan cara fisika yaitu dengan rapid
mixing (pengadukan cepat), hidrolis (terjunan atau hydrolic jump) dan secara mekanis
(batang pengaduk) agar tawas bercampur merata dengan air.
2.4.4 Flokulasi
Proses selanjutnya adalah flokulasi untuk membentuk dan memperbesar flok (kumpulan
kotoran). Prosesnya air akan diaduk perlahan agar tawas yang tercampur di air dapat
mengikat partikel kotoran dan membentuk flok yang lebih besar agar lebih mudah
mengendap.
2.4.5 Sedimentasi
Setelah flok terbentuk (biasanya berbentuk lumpur), air akan masuk ke bak sedimentasi
dimana berat jenis flok yang lebih berat akan otomatis mengendap di dasar bak dan air bersih
dapat terpisah dari lumpur.
2.4.6 Filtrasi
Setelah air terpisah dari lumpur, air akan disaring lagi agar benar-benar bersih dengan
dimasukkan ke bak filtrasi. Bak filtrasi dapat menggunakan teknologi membran, namun dapat
pula disubtitusi dengan media lainnya seperti pasir dan kerikil silica. Proses ini dilakukan
dengan bantuan gaya grafitasi.
2.4.7 Desinfeksi
Setelah proses pengolahan selesai, biasanya juga dilakukan proses tambahan (disinfeksi)
berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dll untuk menghindari adanya potensi
kuman dan bakteri yang terkandung di dalam air.
2.4.8 Reservoir
Setelah air selesai diolah, air akan dimasukkan ke tempat penampungan sementara di dalam
reservoir sebelum didistribusikan ke rumah dan bangunan. Untuk mengalirkan air, biasanya
digunakan pipa HDPE dan pipa PVC.
Untuk lebih menghemat biaya pembangunan dan operasional, bianya Instalasi Pengolahan
Air (IPA) dibangun di daerah yang cukup tinggi (bukit atau gunung) sehingga dapat
menghemat penggunaan pompa air karena dapat dialirkan dengan gaya grafitasi. Untuk
menjangkau wilayah yang lebih luas, biasanya air akan ditampung lagi di reservoir di tiap
daerah sebelum dipompakan ke rumah dan bangunan.
Jenis-jenis mesin bor air yang digunakan untuk sumur bor antara lain:
a. Mesin Bor Sumur: Mesin bor sumur adalah alat yang dirancang khusus untuk
menggali lubang dalam tanah dengan diameter yang cukup besar untuk mencapai
sumber air tanah.
b. Mesin Bor Submersible: Mesin bor submersible adalah mesin bor yang dapat
menggali lubang dengan kedalaman yang lebih dalam, sehingga dapat menghasilkan
air tanah yang lebih banyak.
c. Mesin Bor Jet Pump: Mesin bor jet pump adalah mesin bor yang dapat menggali
lubang dengan kedalaman yang lebih sedikit, tetapi dapat menghasilkan debit air yang
lebih tinggi.
d. Mesin Bor Semi-Jet: Mesin bor semi-jet adalah mesin bor yang dapat menggali
lubang dengan kedalaman yang lebih sedikit, tetapi dapat menghasilkan debit air yang
lebih rendah dibandingkan dengan mesin bor jet pump.
e. Mesin Bor Pantek: Mesin bor pantek adalah mesin bor yang digunakan untuk
menggali lubang dengan cara manual, tetapi dapat menghasilkan sumber air tanah
yang lebih banyak dibandingkan dengan sumur galian.
f. Mesin Bor Resapan: Mesin bor resapan adalah mesin bor yang dapat menggali lubang
dengan cara manual, tetapi dapat menampung dan meresapkan air hujan ke tanah
dengan maksimal.
b. Pompa Air Sumur Dalam: Jenis pompa air yang cocok untuk kebutuhan rumah tangga
dengan kedalaman air sumur lebih dari 9 meter.
Pompa Air Sumur Dalam Shimizu PS-103BIT Otomatis 103
BIT PS103BIT
Tokopedia Rp1.228.500
c. Pompa Air Diesel: Jenis pompa air yang cocok untuk kebutuhan rumah tangga dengan
kedalaman air sumur yang lebih dalam.
Mesin Pompa Air Solar Diesel Water Pump
Yamamoto YWP 30 D / 3 Inch.
Tokopedia Rp5.775.000
d. Pompa Air Booster: Jenis pompa air yang cocok untuk mengalirkan air ke dalam alat
penyaring air, seperti filter air.
f. Pompa Air Jet Pump: Jenis pompa air yang cocok untuk kebutuhan rumah tangga
dengan kedalaman air sumur lebih dari 9 meter