TAHUN 2023
Disusun Oleh:
RISMA YUNITA
NPM: 22.156.01.12.013
1
SKRIPSI
TAHUN 2023
Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S. Kep)
Pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKes Medistra Indonesia
Disusun Oleh:
RISMA YUNITA
NPM: 22.156.01.12.013
2
LEMBAR PERSETUJUAN
TAHUN 2023
Disusun oleh :
RISMA YUNITA
NPM.221560112013
Pembimbing
Ns.Lina Indrawati,S.Kep.M.Kep.
NIK.0321108001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKes Medistra Indonesia
Ns.Kiki Deniati,S.Kep.M.Kep.
NIK.0316028302
3
HALAMAN PENGESAHAN
TAHUN 2023
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Risma Yunita
NPM : 221560112013
Diujikan
Pada Tanggal 15 Februari 2024
Mengetahui,
Penguji 1 Penguji 2
NPM : 22.156.01.12.013
Menyatakan dengan sebenarnya skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain
yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari
dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia
5
Risma Yunita
NPM: 22.156.01.12.013
KATA PENGANTAR
6
6. Hainun Nisa,SST,M.Kes.,Selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIKes
Medistra Indonesia
7. Ns.Kiki Deniati,S.Kep.,M.Kep.,Selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
(S1) STIKes Medistra Indonesia
8. Rotua Suriany S, M.Kes., selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Skripsi telah
banyak melimpahkan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis
9. Ns.Lina Indrawaty,S.Kep.M.Kep selaku pembimbing yang selalu
mendengarkan,memberi arahan dan bimbingan serta semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini
10. Baltasar S S Dedu, M.Sc.,selaku penguji yang meluangkan waktu pikiran dan
tenaga untuk memberikan bimbingan, masukan dan arahan selama pengujian
skripsi ini
11. Dosen dan Staff STIKes Medistra Indonesia
12. Bapak Makpudin,S.Ap.,selaku Kepala Kelurahan Margamulya Bekasi,Ketua RT
01-03,Ketua RW dan Kader atas bantuan dan dukungan sehingga penelitian ini
dapat terlaksana dengan baik.
13. Orang tua dan suami yang selalu memberikan dukungan dalam segala hal
sehingga membuat saya bersemangat dalam menyelesaikan skripsi ini
Risma Yunita
NPM: 22.156.01.12.013
7
ABSTRAK
8
penyakit yang menyebabkan kematian dunia yang
menempati urutan ke 7,prevalensi demensia pada
lansia yang terus meningkat diprediksi pada tahun
2030 di Indonesia jumlah penderita demensia
mencapai 74,7 juta.
9
ABSTRACT
10
number of dementia sufferers has reached 74.7
million
11
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH5
C. TUJUAN PENELITIAN6
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. MANFAAT PENELITIAN....................................................................................................................
1. Manfaat teoritis
12
2. Manfaat praktis
E. KEASLIAN PENELITIAN......................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI..................................................................................................................................
1. KONSEP LANSIA
a. Pengertian lansia….....................................................................................................
b. Batasan usia lansia…………………………………………………….11
c. Teori penuaan pada lansia..........................................................................................
2. KONSEP DEMENSIA.......................................................................................................................
a. Pengertian Demensia..................................................................................................
b. Klasifikasi Demensia…..……………………………………………..21
c. Etiologi Demensia………………………………………………….
….21
d. Subtipe Klinis Demensia……………………………………………...23
e. Manisfestasi Klinis
Demensia…………………………………............26
f. Faktor Risiko
Demensia……………………………………………….28
3. KONSEP OBESITAS.......................................................................................................................
a. Pengertian Obesitas…………………………………..
………………..38
b. Penentuan Obesitas……………………………………………………39
c. Etiologi Obesitas………………….…........................................................................
4. HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RISIKO DEMENSIA..............................................
B. KERANGKA TEORI
C. KERANGKA KONSEP
D. HIPOTESIS
BAB III METODE PENELITIAN
A.JENIS & RANCANGAN PENELITIAN
B.POPULASI DAN SAMPEL
C. RUANG LINGKUP PENELITIAN
13
D. VARIABEL PENELITIAN..................................................................................................................
E. DEFINISI OPERASIONAL.................................................................................................................
F. JENIS DATA........................................................................................................................................
G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA....................................................................................................
H. INSTRUMENT PENELITIAN............................................................................................................
I.UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS……..………………………………………..55
J. PENGOLAHAN DATA........................................................................................................................
K. ANALISIS DATA................................................................................................................................
L. ETIKA PENELITIAN..........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN2
DAFTAR TABEL
14
DAFTAR SKEMA
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1..............................................................................................................................................
Lampiran 2..............................................................................................................................................
Lampiran 3..............................................................................................................................................
Lampiran 4..............................................................................................................................................
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era millennial saat ini kemajuan bidang kesehatan dan kesejahteraan
hingga lebih meningkat secara dramatis seiring dengan kemajuan dunia dalam
beberapa dekade,dari 730 juta jiwa ditahun 2020 dengan presentase 9,5% hingga
peningkatan lansia dengan jumlah 1,25 miliar sekitar 800 juta atau 64%
17
diperkirakan terjadi di wilayah Asia,yang mana populasi lansia meningkat 3 kali
Jumlah lansia yang terdapat di Asia tahun 2020 yaitu sekitar 4,1 miliar juta
jiwa presentase populasi lansia sekitar 9,1% dengan sebagian besar lansia berada
di Asia Timur dengan jumlah lebih dari 223,8 juta dengan presentase 13,7% dan
Asia Selatan dengan jumlah 122,5 juta dengan presentase 6,5% lalu disusul oleh
Asia Tenggara dengan jumlah 47,7 dengan presentase 7,1% kemudian Asia Barat
dengan jumlah 15,8 juta presentase 5,8% pertumbuhan penduduk lansia dan yang
6,3%.Jumlah lansia terbesar berada pada negara China,India dan Jepang lalu
disusul oleh negara Indonesia,ini tidak mengherankan, mengingat Cina dan India
(He et al., 2022)
keduanya memiliki julukan “miliarder populasi” .
berjumlah hampir 19 juta orang dengan menempati ranking 4 dunia yang memiliki
populasi lansia pada penduduknya,dan akan meningkat pada tahun 2060 menjadi
hampir 68 juta orang dengan menempati posisi ranking ke 3 dunia yang memiliki
Obesitas menjadi salah satu masalah kesehatan akibat proses penuaan yang harus
18
menjadi perhatian dikarenakan obesitas memiliki risiko besar terhadap berbagai
penyakit yang dapat ditimbulkan pada lansia. Obesitas yang terjadi pada lansia
dapat disebabkan oleh gaya hidup, genetik dan akibat proses penuaan. Obesitas di
seluruh dunia meningkat hampir tiga kali lipat sejak 1975. Pada tahun 2016, lebih
dari 1,9 miliar orang dewasa berusia 18 tahun ke atas kelebihan berat badan. Dari
jumlah tersebut lebih dari 650 juta mengalami obesitas. Sebanyak 39% orang
dewasa berusia 18 tahun ke atas mengalami kelebihan berat badan pada tahun
2016, dan 13% mengalami obesitas. Sebagian besar populasi dunia tinggal di
obesitas pada lansia berjumlah 14,6% dari jumlah penduduk lansia di Indonesia
tahun 2019. Dari data tersebut disimpulkan bahwa sebagian besar lansia memiliki
Otak sebagai organ kompleks serta vital yang merupakan pusat pengaturan
demensia salah satu penyakit yang lebih mematikan dari pada penyakit kanker
19
payudara atau kanker prostat antara tahun 2000 sampai 2019 dengan kenaikan
sebanyak 7,743 miliar yaitu sekitar 0,7% dari jumlah penduduk dunia menderita
(Alzheimer Disease International (ADI), 2020)
demensia,Menurut data didapatkan
data estimasi penderita demensia tahun 2020 pada benua Asia sebanyak 29,23
benua Afrika sebanyak 5,30 juta dengan jumlah penderita demensia dunia tahun
2020 sebanyak 58,66 juta dari populasi dunia. Pada tahun 2015 di Indonesia
terdapat 9,9 juta kasus lansia dengan demensia dengan total penderita demensia
secara global dunia pada 2015 sebanyak 46,8 juta dan diprediksi akan meningkat
2 kali lipat pada setiap 20 tahun dengan prediksi tahun 2030 jumlah penderita
(Badan Pusat Statistik (BPS), 2015)
demensia sebanyak 74,7 Juta
dunia ,dan munculnya data bahwa demensia adalah penyebab kematian peringkat
prevalensi demensia terutama pada lansia sebagai salah satu faktor risiko terbesar
seperti usia,gen,dan jenis kelamin yang kedua adalah yang dapat dimodifikasi,
20
seperti merokok,aktivitas fisik,konsumsi alcohol, polusi udara, trauma kepala,
data mengenai kematian akibat demensia di Indonesia mencapai 54.743 atau 3,22
sebagai penyakit juga masih sedikit. Lagi pula, tidak ada obat untuk
secara pasti jumlah penderitanya,namun peneliti melihat secara kasat mata tanpa
mengukur berat badan dan tinggi badan lansia bahwa banyak sekali lansia yang
memiliki berat badan lebih dan obesitas.Lansia yang memiliki berat badan lebih
21
dan obesitas ini setelah dilakukan wawancara secara singkat memiliki masalah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah
“apakah ada hubungan antara obesitas dengan risiko kejadian demensia pada lansia
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
03 RW 07 Margamulya Bekasi
D. Manfaat Penelitian
22
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
23
E. Keaslian Penelitian
24
Alzheimer (AD). neuroprotektif dan spanyol,penelitian
meningkatkan LTP, ini di indonesisa
mempotensiasi 3) Instrumen :
aktivitas reseptor instrumen yang
NMDA sinaptik dipakai adalah
glutamat. Kami pemeriksaan leptin
membahas dan glutamate
bagaimana sedangakan
resistensi leptin, penelitian ini berat
disfungsi LTP, dan badan dan tinggi
juga peningkatan badan
glutamat terjadi
pada AD. Untuk
semua ini, obesitas
pada usia paruh
baya dapat dianggap
sebagai faktor risiko
untuk
mengembangkan
DA pada orang tua
Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Lansia
Lanjut usia atau lansia merupakan seseorang dengan usai lebih dari 60
tahun,lansia dibagi menjadi tiga kategori yaitu lansia muda (60-69 tahun),lansia
(Lavida et al., 2023)
madya (70-79 tahun),dan lansia tua (>80 tahun) .
Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Lanjut usia merupakan istilah bagi seseorang yang telah memasuki periode
25
dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang
dan akhirnya masuk pada fase usia lanjut dengan umur diatas 60 tahun
(Mujahidullah, 2012)
.
yang telah berusia > 60 tahun yang telah memasuki periode penutup melewati fase
26
3) Lansia risiko tinggi ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan
masalah kesehatan.
5) Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah
3. Teori-teori Penuaan
Menurut (Widiyawati & Jerita, 2020)tahap lanjut usia adalah tahap dimana terjadi
Secara umum teori tentang penuaan dapat dilihat ditabel berikut ini.
27
Neuroendokrin Kelebihan atau kurangnya
produksi hormon
Teori psikologis Tingkat proses
Kepribadian Introvert lawan ekstrovert
Tugas perkembangan Maturasi sepanjang rentang
kehidupan
Disengagement Antisipasi menarik diri
Aktivitas Membantu mengembangkan
usaha
Kontinuitas Pengembangan individualitas
Tabel 1.2 Tabel Teori Penuaan
seluler dalam system organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara
(Widiyawati & Jerita, 2020)
adekuat dan melawan penyakit.
28
hubungan hal-hal yang mempengaruhi penuaan ataupun tentang penyebab
karakteristik penuaan telah dapat di identiifkasi oleh pada ahli.Teori biologis juga
yang berbeda dari waktu ke waktu dan factor apa yang mempengaruhi umur
Menurut teori ini menua telah terprogram secara generic untuk spesies-
spesies tertentu .Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang
terprogram oleh molekul-molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan
mengalami mutase.Sebagai contoh yang khas adalah mutase dari sel-sel kelamin
genetic.Menurut teori genetika ,penuaan adalah suatu proses yang secara tidak
sadar diwariskan yang berjalan dari waktu ke waktu untuk merubah sel atau
29
deoksiribonukleat(DNA),teori ketepatan dan kesalahan,mutase somatic,dan teori
mnejadi tidak teratur karena adanya informasi tidak sesuai yang diberikan dari inti
sel.Molekul DNA menjadi saling bersilangan (crosslink) dengan unsur yang lain
keslahan pada tingkat seluler yang akhirnya menyebabkan system dan organ
fungsi sel dan percepatan kematian sel yang disebabkan oleh kesalahan urutan
Teori wear and tear (dipakai dan rusak) mengusulkan bahwa akumulasi
dengan suatu electron yang tidak berpasangan.Ini merupakan jenis yang sangat
30
cepat dihancurkan oelh system enzim pelindung pad kondisi normal.Beberapa
adikal bebas berhasil lolos dari proses perusakan ini dan berakumulasi didalam
seing memusatkan pada peran kelenjar timus.Berat dan ukuran kelenjar timus
untuk diferensiasi sel T.Karena hilangnya proses diferensiasi sel T,tubuh salah
mengenali sel yang tua dan tidak beraturan sebagai benda asing dan
4) Teori Neuroendokrin
terjadi pada struktur dan perubahan pada tingkat molekul dan sel,Nampak sangat
terjadi oleh karena adanya suatu perlambatan dalam sekresi hormon tertentu yang
31
mempunyai suatu dampak pada reaksi sitem saraf.Hal ini lebih jelas ditunjukkan
(Widiyawati & Jerita, 2020)
dalam kelenjar hipofisis,tiroid,adrenal dan reproduksi.
sebenarnya yang tejadi bukan satupun dari hal-hal tersebut,tetapi orang lanjut usia
sering dibuat untuk merasa seolah-ollah mereka tidak kooperatif atau tidak
mneyatakna bahwa Ketika manusia berada pada proses menua maka saat itulah
tubuh manusia tidak dapat membedakan sel normal dan sel yang tidak
6) Teori Stress
32
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan
sehingga dapat mengikat molekul lain yang akan menjadi penyebab kerusakan
fungsi sel dan perubhaan dalam tubuh.Ketika radikal bebas terbentuk dengan tidak
stabil ,akan terjadi oksidasi terhadap oksigen dan bahan-bahan organic seperti
penyebab penurunan kolagen pada lansia dann perubahan pigmen pada proses
(Widiyawati & Jerita, 2020)
menua.
33
proses penuaan diakibatkan oleh lemak,protein,asam nukleat (Molekul Kolagen)
dan karbohidrat yang bereaksi dengan zat kimia maupun radiasi yang dapat
contoh perubahan seperti banyaknya kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit
usia.Contoh ini dapat dikaitkand engan perubahan pada pembuluh darah yang
pemompaan darah dari jantung menuju keseluruh tubuh menjadi berkurang dan
9) Teori Proeram
B. KONSEP DEMENSIA
1. Pengertian Demensia
perubahan pada pasien dalam cara berpikir dan berinteraksi dengan orang lain.
34
Seringkali, memori jangka pendek, pikiran, kemampuan berbicara dan
(Kurniasih et al., 2021)
kemampuan motorik terpengaruh.
Menurut Joseph Gallow dalam (Abdillah, 2019) demensia adalah sindrom yang di
(memori).
Demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal dan
bukan sesuatu yang pasti akan terjadi dalam kehidupan mendatang, demensia
2. Klasifikasi Demensia
tipe Alzheimer, adalah suatu keadaan yang meliputi perubahan dari jumlah,
35
b. Demensia Multi Infark (10-20%) Demensia ini merupakan jenis kedua
3. Etiologi Demensia
dihentikan:
c. Gangguan metabolic
d. Gangguan nutrisi
1) Penyakit Alzheimer
2) Penyakit pick
1) Penyakit Parkinson
2) Penyakit hungtington
36
4) Penyakit degenerative lain yang jarang didapat
dengan pengobatan yang baik penderita dapat kembali menjalankan hidup sehari-hari
yang normal. Untuk mengingat berbagai keadaan tersebut telah disebut suatu
emosi, missal depresi, dan lain-lain, Metabolik (endokrin), Eye and Ear (disfungsi
4. Subtipe Demensia
progresif memori episodik dan fungsi kortikal lain. Gangguan motorik tidak
lansia (>65 tahun) walaupun dapat ditemukan pada usia yang lebih muda.
Diagnosis klinis dapat dibuat dengan akurat pada sebagian besar kasus (90%)
37
dan cairan otak (β-amiloid dan protein tau) untuk menambah akurasi diagnosis.
(Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2015)
b) Demensia vaskuler
memuat defisit kognisi yang luas mulai dari gangguan kognisi ringan sampai
adalah penyakit heterogen dengan patologi vaskuler yang luas termasuk infark
gangguan hipoperfusi, gangguan hipoksik dan demensia tipe campuran (PA dan
kejadian ateroskerosis dan DV. Faktor risiko vaskuler ini juga memacu terjadinya
leucoensefalopathy), adalah bentuk small vessel disease usia dini dengan lesi
iskemik luas white matter dan stroke lakuner yang bersifat herediter.
(Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indones
demensia ini.Gejala inti demensia ini berupa demensia dengan fluktuasi kognisi,
halusinasi visual yang nyata (vivid) dan terjadi pada awal perjalanan penyakit
jatuh berulang dan sinkope, sensitif terhadap neuroleptik, delusi dan atau
38
halusinasi modalitas lain yang sistematik. Juga terdapat tumpang tindih temuan
patologi antara DLB dan PA.Namun secara klinis orang dengan DLB cenderung
memori verbalnya relatif baik jika dibanding dengan PA yang terutama mengenai
yang juga sering ditemukan. Prevalensi DPP 23-32%, enam kali lipat dibanding
populasi umum (3-4%). Secara klinis, sulit membedakan antara DLB dan DPP.
Pada DLB, awitan demensia dan Parkinsonism harus terjadi dalam satu tahun
d) Demensia Frontotemporal
dementia/EOD) sebelum umur 65 tahun dengan rerata usia adalah 52,8 - 56 tahun.
Karakteristik klinis berupa perburukan progresif perilaku dan atau kognisi pada
observasi atau riwayat penyakit. Gejala yang menyokong yaitu pada tahap dini (3
CT/MRI ditemukan atrofi lobus frontal dan atau anterior temporal dan hipoperfusi
frontal atau hipometabolism pada SPECT atau PET. Dua jenis DLFT lain yaitu
39
gambaran disfungsi bahasa adalah dominan disertai gangguan perilaku lainnya.
Kejadian DFT dan Demensia Semantik (DS) masing-masing adalah 40% dan
e) Demensia campuran
demensia tipe campuran ini lebih tua dengan penyakit komorbid yang lebih
sering. Patologi Penyakit Parkinson ditemukan pada 20% orang dengan PA dan
berikut:
1) Stadium awal
Gejala stadium awal sering diabaikan dan disalahartikan sebagai usia lanjut atau
sebagai bagian normal dari proses otak menua oleh anggota keluarga, dan orang
terdekat penyandang demensia. Karena proses berjalan sangat lambat, sulit sekali
untuk menentukan kapan proses ini dimulai. Gejala yang ditunjukan sebagi
berikut:
40
Mengalami kemunduran daya ingat secara bermakna
2) Stadium menengah
Proses penyakit berlanjut dan masalah menjadi semakin nyata. Pada stadium ini,
a) Sangat mudah lupa, terutama untuk peristiwa yang baru dan nama orang.
sendiri).
e) Kesulitan berjalan
41
g) Akhirnya bergantung pada kursi roda/tempat tidur.
Usia
pertambahan usia; peningkatannya sekitar dua kali lipat setiap pertambahan usia 5
demensia mulai dari 0.4% pada pria dan perempuan usia 60- 64 tahun sampai
22.1% pada pria dan 30.8% pada wanita berusia lebih dari 90 tahun.
(Wreksoatmodjo, 2014)
Gender
Tidak terdapat perbedaan insidensi demensia akibat semua penyebab antara laki-
lebih muda.Hal ini dapat karena ada faktor risiko seperti penyakit kardiovaskuler
(Wreksoatmodjo, 2014)
yang lebih sering dijumpai di kalangan laki-laki.
42
Genetik
penyakit Alzheimer early-onset yang sangat jarang; jenis yang diturunkan secara
–PS2) atau di khromosom 14 (gen presenilin 1 – PS1), atau lebih jarang lagi, di
(Wreksoatmodjo, 2014)
khromosom 21.
itu telah diamati bahwa tekanan darah mulai turun sekitar 3 tahun sebelum
demensia didiagnosis dan terus menurun pada penderita AD.Dari data ini bisa
43
hipokampus dan amigdala.Masing-masing kelainan tersebut dapat berpengaruh
peningkatan risiko dipengaruhi oleh onset yang lebih dini, lama dan beratnya
lebih sedikit yang turun fungsi kognitifnya dibandingkan dengan yang tidak
silent infarcts, dan atrofi yang pada MRI terlihat lebih sering dan berat di
dan tau-protein57 yang membentuk plak dan kekusutan neuron di otak juga
(Wreksoatmodjo, 2014)
dapat dipengaruhi oleh kadar insulin.
44
3) Aritmi Jantung Kejadian fi brilasi atrium dikaitkan dengan gangguan fungsi
Tahun,fibrilasi atrium permanen pada usia lanjut dikaitkan dengan nilai MMSE
menurunkan cardiac output dan penyakit lain seperti diabetes melitus yang juga
(Wreksoatmodjo, 2014)
merupakan factor resiko gangguan kognitif.
Nutrisi
1) Mikronutrien : Vitamin B6, B12 dan asam folat dapat mengurangi risiko
laporannya masih saling bertentangan. Vitamin C dan E dari diet dan suplemen
45
tidak menemukan asosiasi antara penggunaan zat antioksidan di usia
tinggi polifenol dari sari buah dan sayuran dan flavonoid dari buah, sayuran,
anggur merah dan teh diasosiasikan dengan penurunan risiko demensia dan
Alzheimer. Coklat dan kakao juga mengandung flavonoid tinggi telah terbukti
berkontribusi pada proses penuaan dan proses patologi yang dikaitkan dengan
(Wreksoatmodjo, 2014)
demensia.
antara asupan lemak di usia pertengahan berasal dari olesan roti dan susu
moderat (dibandingkan dengan asupan rendah) lemak total dan lemak takjenuh
dan AD, sedangkan asupan moderat lemak jenuh dari olesan roti diasosiasikan
46
terkontrol atas pengaruh minyak ikan (sumber asam lemak tak jenuh termasuk
EPA dan DHA) terhadap fungsi kognitif tidak menghasilkan efek pada usia
lanjut, tetapi ada sedikit efek untuk beberapa aspek atensi di antara APOEe4
carrier dan pria.Peranan lemak pada fungsi kognitif dan demensia diduga
1) Merokok
disebabkan oleh survivor bias- lebih sedikit kalangan perokok yang mencapai
usia berisiko demensia. Pada studi atas pria Jepang-Amerika, risiko gangguan
47
lain menunjukkan bahwa perokok aktif meningkat risiko demensia dan
perbedaan risiko tidak pernah merokok dan mantan perokok masih belum jelas
karena masalah variasi di antara studi.Asupan nikotin – zat adiktif utama dalam
alba, kematian neuron dan atrofi subkortikal. Merokok juga menurunkan kadar
2) Alkohol
48
diasosiasikan dengan penurunan risiko demensia; risiko demensia vaskuler dan
moderat. Lebih lanjut, ditemukan hubungan U-shape dan modifi kasi efek oleh
(2008) melaporkan bahwa konsumsi anggur (wine) yang lebih sering, tetapi
bukan spirit dan bir, di usia pertengahan dikaitkan dengan insiden demensia
yang lebih rendah 34 tahun kemudian di kalangan perempuan Swedia. Studi ini
besar atau terbatas di kalangan perempuan, tetapi studi lain tidak menemukan
insulin dan menurunkan reaksi infl amasi, tekanan darah, faktor pembekuan
Trauma
49
Trauma kepala secara langsung mencederai struktur dan fungsi otak, dan dapat
lipat;selain itu mulatimbul Alzheimer lebih dini jika ada riwayat hilang kesadaran
lebih dari 5 menit.Sebuah studi kasus kontrol juga menunjukkan risiko Alzheimer
Obesitas
menurunkan indeks massa tubuh. Mekanisme yang paling jelas ialah melalui
50
kemungkinan obesitas secara independen berisiko demensia. Mekanismenya bisa
akibat efek jaringan adiposa yang mensekresi beberapa sitokin, hormon dan faktor
C. KONSEP OBESITAS
1. Pengertian Obesitas
penimbunan secara berlebihan jaringan lemak dalam tubuh. Hal ini dapat
terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi
(Saraswati et al., 2021)
yang keluar.
51
2. Penentuan Obesitas
penunjang terkait.
Anamnesis (wawancara) terkait obesitas untuk mencari tanda atau gejala yang
3) Riwayat keluarga yaitu orang tua dengan kelebihan berat badan dan obesitas.
b) Pemeriksaan Antropometri
manusia ,dan metric berarti ukuran ,jadi antropometri adalah ukuran tubuh
52
menghasilkan berat dan tinggi yang optimal.Beberapa contoh jenis ukuran
antropometri yang sering digunakan untuk menilali status gizi diantaranya berat
badan dan tinggi badan.Indeks massa tubuh ?IMT dikenal sebagai indeks skeletal
merupakan antropometri untuk menilai massa tubuh yang terdiri dari tulang,otot
dan lemak.IMT merupakan cara yang sederhana untuk menilai status gizi orang
kelebihan berat badan.IMT tidak dapat diterapkan pada kelompok umur yang
masih tumbuh seperti bayi,anak,remaja dan kelompok khusus ibu hamil dan
olahragawan dan juga bagi penderita penyakit seperti oedema ,asites dan
berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk mendapatkan nilai IMT yang
(Sulistyowati et al., 2015)
nantinya digunakan dalam menentukan derajat obesitas.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur IMT adalah sebgai berikut :
Berat Badan(Kg)
Indeks Massa Tubuh =
Tinggi Badan ( m ) xTinggi Badan(m)
2.1 Tabel perhitungan indeks massa tubuh (IMT)
53
Kategori IMT (Kg/m2)
(kegemukan)
Pengukuran IMT ini tidak dapat dilakukan pada orang hamil, binaragawan,
(Sulistyowati et al., 2015)
edema, dan ascites.
c) Pemeriksaan Fisik
denyut nadi. Pemeriksaan fisik ditujukan untuk mengetahui adanya kondisi medis
d) Pemeriksaan Penunjang
adalah analisis komposisi tubuh. Untuk analisis ini memerlukan alat khusus
(Sulistyowati et al., 2015)
yaitu body composititon analyzer.
54
2) Untuk melihat komorbiditas penyakit yang disebabkan oleh obesitas
3. Etiologi
a) Faktor Genetik
Faktor genetik adalah faktor keturunan yang berasal dari orang tuanya.
Menurut penelitian, anak-anak dari orang tua yang mempunyai berat badan
normal ternyata mempunyai 10% risiko obesitas. Bila salah satu orang tuanya
menderita obesitas, maka peluang itu meningkat menjadi 40–50%. Dan bila
kedua orang tuanya menderita obesitas maka peluang faktor keturunan menjadi
obesitas dari faktor genetik 30%, namun demikian faktor keturunan sebenarnya
(Sulistyowati et al., 2015)
belum terlalu jelas sebagai penyebab obesitas.
b) Faktor lingkungan
1) Pola makan mencakup jumlah, jenis, jadwal makan, dan pengolahan bahan
kepadatan energi yang tinggi (banyak mengandung lemak, gula, serta kurang
2009). Jadwal makan yang tidak teratur, tidak sarapan, dan suka mengemil
55
dengan menggunakan minyak yang banyak, santan kental, dan banyak gula
(Sulistyowati et al., 2015)
berisiko terhadap peningkatan asupan energi.
2) Pola Aktivitas Fisik, pola aktivitas fisik sedentary (kurang gerak) menyebabkan
menjalani kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat. Hal ini
1) Obat-obatan
yang lama untuk terapi asma, osteoartritis dan alergi dapat menyebabkan
2) Hormonal.
hormon leptin, ghrelin, tiroid, insulin dan estrogen. Hormon leptin yang
56
dihasilkan oleh sel lemak berfungsi sebagai pemberi sinyal berhenti
dalam sel otot dan lemak. Jika asupan tinggi karbohidrat maupun lemak
57
D. Hubungan Obesitas dengan Risiko Demensia
Menurut penelitian (Ma et al., 2020) bahwa kelebihan berat badan atau
menemukan kejadian demensia yang lebih tinggi terlebih pada lansia wanita
dengan obesitas.
obesitas dikaitkan dengan tingkat risiko kejadian demensia yang lebih tinggi,
dengan risiko demensia di antaranya termasuk kondisi komorbid yang timbul dari
yang memiliki konsekuensi negatif pada otak. BMI yang tinggi meningkatkan
58
pada pembersihan amyloid.Hiperinsulinemia perifer dapat menghambat
produksi insulin otak yang akan mengganggu pembersihan amyloid dan
tingginya resiko penyakit demensia (Luchsinger & Gustafson, 2009)
b) Advanced glycosylation end products (AGEs)
AGEs merupakan hasil dari terganggunya toleransi glukosa dan
diabetes ,yang mana sering mendampingi atau mengikuti tingginya lemak dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akhir organ.AGEs dapat diidentifikasi
secara immunohistochemically dalam plak senile dan kekusutan neurofibrialis
sebagai penanda utama dari penyakit demensia.Selanjutnya ,reseptor AGEs
telah ditemukan pada permukaan spesifik reseptor untuk Amyloid ß .Sehingga
secara potensial memfasilitasi keruakan neuron.
(Luchsinger & Gustafson, 2009)
59
penyakit serebrovaskuler.Oleh karena itu,obesitas mungkin mempengaruhi
penurunan fungsi kognitif secara tidak langsung melalui factor risiko vascular
dan penyakit serebrovaskuler (Luchsinger & Gustafson, 2009)
E. Kerangka Teori
Populasi Masyarakat
Lansia Bayi,anak,remaja,dewasa
Tanda & gejala :
Kesulitan dalam berbahasa
Resiko Kejadian Demensia Mengalami kemunduran
Karakteristik :
daya ingat secara bermakna
Usia,Jenis Kelamin
Disorientasi waktu dan
tempat
Faktor Risiko : Sering tersesat ditempat
yang biasa dikenal
Usia Kesulitan membuat
Obesitas
Gender keputusan
Genetik Kehilangan minat dalam
hobi dan aktivitas
Status Kesehatan
Formulir isian berat badan,tinggi badan,dan hasil
Nutrisi
perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
Gaya Hidup
Trauma
Obesitas
YA, OBESITAS TIDAK, OBESITAS
KUESIONER Mini Mental State
IMT ≤29
IMT ≥29 Examination (MMSE)
Terdiri dari 11 pertanyaan
dengan Aspek;
60
F. KERANGKA KONSEP
Penelitian ini mengkaji dua variable yang terdiri dari satu variable bebas
(independent) yakni obesitas serta satu variable terikat (dependent) yakni Risiko
Kerangka konsep penelitian tentang hubungan obesitas dengan risiko kejadian demensia pada lanjut usia di
G. HIPOTESIS
Ho : Tidak Ada hubungan antara obesitas dengan risiko kejadian demensia pada
Ha : Ada hubungan antara obesitas dengan risiko kejadian demensia pada lanjut
61
BAB III
METODE PENELITIAN
sebagai lokasi penelitian karena terdapat banyak jumlah lansia dengan obesitas
hubungan obesitas dengan risiko kejadian demensia pada lanjut usia di tempat
tersebut.
1. Populasi
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
(Siyoto & Sodik, 2015).
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh lanjut usia yang berada di RT 01-03
62
RW 07 Kelurahan Margamulya Kecamatan Bekasi Utara kota Bekasi berjumlah
152 lansia.
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasinya, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
(Siyoto & Sodik, 2015)
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya .
Pada penelitian ini, sampel yang diambil dari populasi menggunakan purposive
penelitian ini yaitu laki-laki dan perempuan berusia ≥60 tahun dengan obesitas
pada bulan Mei 2023 didapatkan jumlah sampel lanjut usia dengan obesitas dan
Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi pada Bulan juni-September Tahun 2023.
D. Variabel Penelitian
63
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
E. Definisi Operasional
Operasional Ukur
1 Karakteris Nilai yang di Melakukan observasi -kartu identitas -usia dalam tahun nominal
jenis kelamin
kelamin) responden
2 Obesitas Nilai yang Pengukurang -timbangan berat Indeks massa tubuh nominal
dengan tinggi
64
badan (m2) responden (m2)
responden
kalkulasi
Salah satu unsur yang membantu komunikasi antar penelitian adalah definisi
F. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data primer. Data primer
adalah data atau informasi utama yang berhubungan langsung dengan obyek
primer juga diartikan data utama yang diperoleh dari sumber utama dalam
65
G. Teknik Pengumpulan Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui
ini,yakni:
Bekasi
3. Setelah persyaratan izin penelitian dan proposal penelitian disetujui dan surat
66
dengan penelitian,selanjutnya responden diberikan lembar persetujuan untuk
menjadi responden.
7. Hasil pengukuran berat badan,tinggi badan serta kuesioner MMSE yang telah
H. Instrumen Penelitian
pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur
2. Bagian B : Berupa hasil gambaran obesitas pada responden yang meliputi Hasil
pengukuran IMT yang didapat melalui hasil pembagian dari berat badan dalam
67
3. Bagian C : Berupa instrumen Test Mini Mental State Examination
dan telah banyak digunakan oleh para klinisi untuk praktek klinik maupun
secara luas sebagai pemeriksaan yang sederhana dan cepat untuk mencari
pengulangan kata, perintah tiga langkah, perintah menutup mata, perintah menulis
Sumber :
Panduan Praktik Klinik Diagnosis dan Penatalaksanaan Demensia (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2015)
68
I. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
1. Uji validitas
Validitas merupakan uji coba pertanyaan penelitian dengan tujuan untuk melihat
0.776 lebih tinggi dari nilai p (0,001) sehingga dinyatakan kuesioner MMSE
valid.
2. Reliabilitas
69
J. PENGOLAHAN DATA
a) Usia responden
b) Jenis Kelamin
L : Laki-laki
P : Perempuan
70
c) Pengukuran obesitas (Indeks Massa Tubuh)
d) Pengkajian Demensia
TB : Tidak berisiko
B : Berisiko
Entry data adalah kegiatan memasukkan data dari lembar pengisian indeks
massa tubuh dan kuesioner MMSE kedalam program Excel dan SPSS kagar
yang sudah diinput di Excel untuk memastikan dan telah bersih dari kesalahan
71
K. ANALISA DATA
1. Analisis univariat
menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam bentuk tabel
yang diukur melalui IMT dan variable dependen (terikat) yaitu risiko kejadian
2. Analisis bivariat
72
L. Etika penelitian
1. Informed Consent
2. Anominity
nama responden pada lembar kuesioner, lembar tersebut hanya diberi inisial
3. Confidentiality
diberikan tidak akan berdampak terhadap kondite dan pekerjaan. Data yang
73
sudah diperoleh oleh peneliti disimpan dan dipergunakan hanya untuk
BAB IV
1. Letak Geografis
74
dilakukan di RT 01-03 RW 07 Kelurahan Margamulya Kecamatan Bekasi
Margamulya Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi Tahun 2023, hasil dari
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi karakteristik responden
75
Frekuensi
Karakteristik Responden Persentase (%)
(F)
Umur
Elderly (60-74 Tahun) 34 97,1%
Old (75-90 Tahun) 1 2,9%
Very Old (90 Tahun) 0 0%
Total 35 100%
Jenis Kelamin
Laki-Laki 9 25,7 %
Perempuan 26 74,3 %
35 100
Total
Sumber: hasil pengolahan data komputerisasi oleh Risma 2023
responden.
a) Variabel Obesitas
Tabel 4. 2
Distribusi frekuensi Status Obesitas pada lansia di RT 01-03 RW
07 Margamulya Bekasi Utara
Obesitas tingkat 3 0 0%
Total 35 100%
76
Sumber: hasil pengolahan data komputerisasi oleh Risma 2023
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi lansia berisiko demensia di RT 01-03 RW 07
Margamulya Bekasi Utara
Total 35 100%
19(54,3%) responden.
77
3. Hasil Analisa Bivariat
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Hubungan Obesitas dengan Risiko Kejadian
Demensia pada lansia
di RT 01-03 RW 07 Margamulya Bekasi Utara
Sumber:
Risiko Demensia
hasil
Risiko Tidak Total P Value
Obesitas
Berisiko
n % n % n %
Obesitas Tingkat 1 16 45,7 14 40 30 85,7
Obesitas Tingkat 2 0 0 5 14,3 5 14,3 0,049
Total 45,7 54,3 100
16 19 35
pengolahan data komputerisasi oleh Risma 2023
78
C. Pembahasan Penelitian
1. Analisis Univariat
hanya ada 1 jenis variabel (tidak ada variabel terikat dan variabel
Siyoto & Sodik, 2015)
bebas) ( .Parameter tersebut disajikan dalam
a) Variabel Obesitas
79
mayoritas adalah obesitas tingkat 1 dengan nilai IMT 30-34,9
rendah.
80
29,824 kali dibandingkan dengan seseorang dengan aktivitas
signifikan.
81
responden sedangkan jenis kelamin laki-laki menjadi responden
tas berada pada rentang usia lansia tua (old) dari usia 75 sampai d
(middle age) sudah menderita obesitas akibat dari pola hidup atau
82
sudah banyak diderita dan kebanyakan pada usia old (75-90
83
Faktor yang mempengaruhi kejadian demensia adalah
84
lansia mengalami perubahan morfologis dan biokimia, perubahan
lansia.
85
perbedaan antara individu yang luas. Diatas 80 tahun didapat
tahun.
2. Analisis Bivariat
86
Analisis bivariat adalah jenis analisis yang digunakan untuk
87
berjumlah 30 (85,7%) responden yang berisiko demensia dengan
Bekasi”.
88
meningkatkan sel-sel lemak yang merusak materi putih otak yang
pembuluh darah.
89
dengan demensia dan 3 penelitian menunjukkan hubungan antara
D. Keterbatasan Penelitian
90
BAB V
A. Kesimpulan
91
mayoritas dengan usia 60-74 tahun dengan obesitas tingkat 1 dan
B. Saran
kesehatan yang akan timbul dari obesitas dan lebih peduli akan
skala yang lebih luas dan meneliti faktor-faktor lain dari variabel
yang di teliti.
92
4. Bagi Masyarakat untuk terus mengupdate ilmu-ilmu terkait
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Setyawan, D. (2021). BUKU AJAR STATISTIKA KESEHATAN ANALISIS BIVARIAT PADA
HIPOTESIS PENELITIAN.
Al-Finatunni’mah, A., & Nurhidayati, T. (2020). Pelaksanaan Senam Otak untuk Peningkatan
Fungsi Kognitif pada Lansia dengan Demensia. Ners Muda, 1(2), 139.
https://doi.org/10.26714/nm.v1i2.5666
93
Anjum, I., Fayyaz, M., Wajid, A., Sohail, W., & Ali, A. (2018). Does Obesity Increase the Risk of
Dementia: A Literature Review. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.2660
Burhan, I. R., Putria, V., Novesar, M. I., & dkk. (2023). Mengajak lansia berdamai dengan
penyakit.
Danat, I. M., Clifford, A., Partridge, M., Zhou, W., Bakre, A. T., Chen, A., McFeeters, D., Smith,
T., Wan, Y., Copeland, J., Anstey, K. J., & Chen, R. (2019). Impacts of Overweight and
Obesity in Older Age on the Risk of Dementia: A Systematic Literature Review and a
Meta-Analysis. In Journal of Alzheimer’s Disease (Vol. 70, Issue s1, pp. S87–S99). IOS
Press. https://doi.org/10.3233/JAD-180763
Dewanti, D., Syauqy, A., Noer, E. R., & Pramono, ,Adriyan. (2022). HUBUNGAN POLA MAKAN
DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN OBESITAS SENTRAL PADA USIA LANJUT DI INDONESIA:
DATA RISET KESEHATAN DASAR. GIZI INDONESIA, 45(2), 79–90.
https://doi.org/10.36457/gizindo.v45i2.662
Hani, U., & Wulaningsih, I. (2023). MENOPAUSE DAN RISIKO DEMENSIA PADA WANITA Risk of
Dementia in Women After Menopause. In Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (Vol. 16, Issue 1).
He, W., Goodkind, D., Kowal, P., Issa, W., Almasarweh, S., Giang, T. L., Islam, M. M., Lee, S.,
Teerawichitchainan, B., & Tey, N. P. (2022). Asia Aging: Demographic, Economic, and
Health Transitions International Population Reports.
Kurniasih, U., Studi, P., Keperawatan, I., Tinggi, S., Cirebon, I. K., Wahyuni, N. T., Kesehatan, I.,
Fa’riatul Aeni, C. H., Masyarakat, K., Suzana, C., Giri, I., Sekolah, M., Ilmu, T., Cirebon, K.,
& Fuadah, A. (2021). HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN DEMENSIA PADA
LANSIA. 12(2), 102. https://doi.org/10.38165/jk
Lavida, T., R, R. S., Tinggi, S., Kesehatan, I., & Kemuliaan, B. (2023). Edukasi Gizi Sehat Menuju
Lansia Berkualitas di RW.16-2 Kebon Melati Jakarta Pusat.
https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/MediaAbdimas/issue/view/140
94
Luchsinger, J. A., & Gustafson, D. R. (2009). Adiposity and Alzheimer’s disease. In Current
Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care (Vol. 12, Issue 1, pp. 15–21). NIH Public
Access. https://doi.org/10.1097/MCO.0b013e32831c8c71
Ma, Y., Ajnakina, O., Steptoe, A., & Cadar, D. (2020). Higher risk of dementia in English older
individuals who are overweight or obese. International Journal of Epidemiology, 49(4),
1353–1365. https://doi.org/10.1093/ije/dyaa099
Masan Leton, E., Mahaji Putri, R., Mazarina Devi, H., Studi Keperawatan, P., Ilmu Kesehatan, F.,
& Tribhuwana Tunggadewi, U. (2022). Usia,Riwayat Pendidikan,Activity Daily Living(ADL)
Berhubungan Dengan Kejadian Demensia Pada Lansia. Care: Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan, 10(3), 486.
Natale, G., Zhang, Y., Hanes, D. W., & Clouston, S. A. P. (2023). Obesity in Late-Life as a
Protective Factor Against Dementia and Dementia-Related Mortality. American Journal
of Alzheimer’s Disease and Other Dementias, 38.
https://doi.org/10.1177/15333175221111658
Noor, C. & M. ,Lie. (2020). Hubungan antara aktivitas fisik dengan fungsi kognitif pada lansia.
Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Fungsi Kognitif Pada Lansia.
https://doi.org/10.18051/JBiomedKes.2020
Nugroho, K. P. A., Triandhini, R., & Haika, S. M. (2018). IDENTIFIKASI KEJADIAN OBESITAS PADA
LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL IDENTIFICATION OF OBESITY IN
ELDERY IN WORKING AREAS OF PUSKESMAS SIDOREJO KIDUL. Media Ilmu Kesehatan,
7(3).
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. (2015). PANDUAN PRAKTIK KLINIK Diagnosis
dan Penatalaksanaan Demensia PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS SARAF INDONESIA
Januari 2015. http://www.perdossi.or.id
Saraswati, S. K., Rahmaningrum, F. D., Pahsya, M. N. Z., Paramitha, N., Wulansari, A., Ristantya,
A. R., Sinabutar, B. M., Pakpahan, V. E., & Nandini, N. (2021). Literature Review : Faktor
Risiko Penyebab Obesitas. MEDIA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA, 20(1), 70–74.
https://doi.org/10.14710/mkmi.20.1.70-74
Siyoto, S., & Sodik, A. (2015a). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing.
https://books.google.co.id/books?
id=QPhFDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015b). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing.
Sofa, I. M. (2018). The Incidence of Obesity, Central Obesity, and Excessive Visceral Fat among
Elderly Women. 27–35. https://doi.org/10.2473/amnt.v2i3.2018.228-236
Sulistyowati, L. S., Andinisari, S., & dkk. (2015). PEDOMAN UMUM PENGENDALIAN OBESITAS.
95
Uliyah, M., Aisyah, S., Rahmina, Y., Keperawatan, B., Fakultasllmu, G., Umsurabaya, K., S1, M.,
& Keperawatan, I. (2009). HUBUNGAN USIA DENGAN PENURUNAN DAYA INGAT
(DEMENSIA) PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA
LANDASAN ULIN KOTA BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN.
Widia Komala, D., Novitasari, D., Kurnia Sugiharti, R., Awaludin, S., Keperawatan Program
Sarjana, P., Kesehatan, F., Harapan Bangsa, U., Keperawatan Anestesiologi Program
Sarjana Terapan, P., Kebidanan Program Diploma Tiga, P., Keperawatan, P., Ilmu-Ilmu
Kesehatan, F., & Jenderal Soedirman, U. (2021). Mini-mental State Examination Untuk
Mengkaji Fungsi Kognitif Lansia. Jurnal Keperawatan Malang, 6(2).
https://jurnal.stikespantiwaluya.ac.id/
Wreksoatmodjo, B. R. (2014). Beberapa Kondisi Fisik dan Penyakit yang Merupakan Faktor
Risiko Gangguan Fungsi Kognitif. http://data.
LAMPIRAN 96
97
98
SEKOLAH
SEKOLAH TINGGI
TINGGI ILMU ILMU
KESEHATANKESEHATAN (STIKes) (STIKes)
MEDISTRA
MEDISTRA INDONESIA
INDONESIA
PROGRAM PROGRAMSTUDI STUDI PROFES NERS-PROGRAM
PROFES NERS-PROGRAM STUDI ILMUSTUDI ILMU KEPERAWATAN
KEPERAWATAN (S1) (S1)
PROGRAMPROGRAM STUDISTUDIPROFESI
PROFESI BIDAN BIDAN – PROGRAM
– PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1)
STUDI KEBIDANAN (S1)
PROGRAM STUDI FARMASI (S1)-PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)
PROGRAM STUDI FARMASI (S1)-PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)
Jl.Cut Mutia Raya No. 88A-Kel.Sepanjang Jaya – Bekasi Telp.(021) 82431375-77 Fax (021) 82431374
Jl.Cut Mutia Raya No. 88A-Kel.Sepanjang
Web:stikesmedistra-indonesia.ac.id Email: Jaya stikes_mi@stikesmedistra-indonesia.ac.id
– Bekasi Telp.(021) 82431375-77 Fax (021) 82431374
Web:stikesmedistra-indonesia.ac.id Email: stikes_mi@stikesmedistra-indonesia.ac.id
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Desy Ashari
NPM : 22.156.01.12.005
Judul : Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kepuasan Pasien
Pada Pelayanan Perawat Di Poli Internis RS Cibitung Medika Tahun 2023
Dengan ini mengajukan permohonan sidang hasil Skripsi kepada koordinator
Skripsi. Atas perhatian ibu saya ucapkan terima kasih.
Pemohon,
(Desy Ashari)
NPM : 22.156.01.12.005
Hari/Tanggal :
NO Penguji Nama Penguji TTD/Paraf
1. I Lina Indrawati,S.Kep.,Ns.,M.Kep
2. II Baltasar S S Dedu, M.Sc
99
(Rotua Suriany S, M.Kes) (Kiki Deniati S.Kep.,Ns.,M.Kep)
NIDN. 0315018401 NIDN. 0316028302
100
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
101
NPM : 22.156.01.12.013
Pekerjaan : Mahasiswa STIKes Medistra Indonesia
Alamat : Jln Nakula No.10 RT 03 RW 07,Margamulya,Bekasi Utara,Kota
Bekasi
Bermaksud akan melakukan penelitian mengenai “Hubungan Obesitas
dengan Risiko Kejadian Demensia pada Lansia di RT 01-03 RW 07 Margamulya
Bekasi Tahun 2023”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada
hubungan obesitas dengan risiko kejadian demensia pada lansia. Manfaat dari
penelitian ini untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat,pemerintah
daerah dan perkembangan ilmu keperawatan dalam mencegah demensia pada
lansia.
Prosedur penelitian membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit untuk
mengisi lembar isian demografi,penimbangan berat badan,tinggi
badan,perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan pengisian kuesioner MMSE
berisikan 11 Pertanyaan yang akan diberikan oleh peneliti. Pengisian kuesioner
menggunakan lembar isian pertanyaan mengenai fungsi kognitif untuk menilai
apakah berisiko demensia atau tidak berisiko.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang dapat merugikan anda
sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi akan terjaga dan dipergunakan
hanya untuk kepentingan penelitian. Apabila anda tidak bersedia menjadi
responden maka tidak ada ancaman bagi anda dan keluarga. Apabila anda bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini, maka saya mohon kesediaannya untuk
menandatangani lembar persetujuan yang saya lampirkan dan menjawab semua
pertanyaan yang saya sertakan. Atas kesediannya menjadi responden saya
ucapkan terima kasih.
Bekasi, 10 Juni 2023
Risma Yunita
102
Nama :
Usia :
Alamat:
Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian ini dalam keadaan sadar, jujur
dan tidak ada paksaan dalam penelitian dari:
Nama : Risma Yunita
NPM : 22.156.01.12.013
Judul : Hubungan Obesitas dengan Risiko Kejadian Demensia pada Lansia
di RT 01-03 RW 07 Margamulya Bekasi Tahun 2023.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan Obesitas dengan Risiko
Kejadian Demensia pada Lansia di RT 01-03 RW 07 Margamulya Bekasi Tahun
2023 . Prosedur ini tidak menimbulkan dampak atau resiko apapun pada resonden
penelitian. Kerahasiaan akan dijamin sepenuhnya oleh peneliti. Saya telah
menerima penjelasan terkait hal tersebut diatas dan saya telah diberikan
kesempatan bertanya terkait hal-hal yang belum dimengerti dan telah mendapat
jawaban yang jelas dan tepat.
Dengan ini saya menyatakan secara sukarela untuk ikut dalam penelitian ini
sebagai responden.
(………………………)
LEMBAR OBSERVASI
PENILAIAN MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)
103
Pemeriksa :
Tanggal :
Initial Responden :
Jenis Kelamin :
Usia :
104
11 Pasien diminta meniru gambar dibawah ini
SKOR 30
TOTAL
Pedoman Skor :
Catatan: dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus diperhatikan tingkat pendidikan dan
usia responden
Alat bantu periksa: Siapkan kertas kosong, pinsil, arloji, tulisan yang harus
dibaca dan gambar yang harus ditiru / disalin.
Contoh:
105
FORMULIR ISIAN PENILAIAN INDEKS MASSA TUBUH
(IMT)
Initial Responden
Usia
Jenis Kelamin
Berat Badan
Tinggi Badan
BB(Kg)
Hasil Perhitungan IMT (
TB(M ²)
106