Anda di halaman 1dari 114

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN

PELAKSANAAN SENAM KAKI DIABETIK DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS GUGUAK PANJANG
TAHUN 2023

SKRIPSI

Diajukan ke Program Studi Keperawata Fakultas Keperawatan Dan


Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Nusantara Bukitinggi
Sebagai Pemenuhan Syarat untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Keperawatan

YUVA AUDINI

171011124201023

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN


DAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS PRIMA
NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2023

i
PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang Di kutip
maupun di rujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Yuva Audini

Nim :171012114201023

Program Studi : S1 Keperawatan

Institusi : Universitas Prima Nusantara Bukitinggi

Bukittinggi, September 2023 \


Pembuat Pernyataan

Materai
10000

Yuva Audini
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan

Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik Di Wilayah Kerja Puskesmas

Guguak Panjang Tahun 2023

Nama : Yuva Audini

NIM : 171011124201023

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

pada Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kesehatan

Masyarakat Universitas Prima Nusantara Bukittinggi.

Bukittinggi, September 2023

Menyetujui,

Koordinator Skripsi, Pembimbing


(Ns. Hidayati, M.Kep) (Dr.
Junios, M.Si)

Mengetahui
Sarjana Keperawatan
(Ns. Hidayati, M.Kep)
PERNYATAAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan Pelaksanaan


Senam Kaki Diabetik Di Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang
Bukitinggi Tahun 2023
Nama : Yuva Audini
Nim : 171012114201023

Skripsi ini telah berhasil di pertahankan di hadapan Dewan


Penguji dan di terima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Sarjana
Keperatan Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Universitas
Prima Nusantara Bukittinggi Tahun 2023.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Dr. Junios, M.Si ( )

Penguji I : Tuti Oktriani Bd. M.Keb ( )

Penguji II : Ns. Dian Sari, M.Kep, Sp.Kep.An ( )

Ditetapkan : Bukittingg , Oktober 2023


Mengetahui
Dekan

(Ns. Elfira Husna, M. Kep)


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

FotoWar
naUkuran
3x4

Nama : YUVA AUDINI


Tempat/tanggal Lahir : Dusun Dalam, 30 mei 1998

Alamat : Dusun Dalam bathin VIII

NIM :171012114201023
Agama : Islam
Email : Yovaaudini00@gmail.com
No. Hp :082351420167

Nama Orang Tua


Ayah : Alm H. Kholidin
Ibu : Hj. Nurbayah

Riwayat Pendidikan

1. SDN 25/VIII Dusun Dalam

2. SMA Negri 10 Sarolangun

3. S1 Keperawatan Universitas Prima Nusantara Bukittinggi Tahun 2023


PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Prima Nusantara, saya yang bertandatangan


dibawah ini :

Nama : Yuva Audini


NIM 171012114201023

Program Studi : Sarjana Keperawatan


JenisKarya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Prima Nusantara Bukittinggi Hak Bebas Royalti Non ekslusif (Non
exclusive Royalty-Free Right) atas karya saya yang berjudul : Hubungan
Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan Pelaksanaan Senam Kaki
Diabetik Di Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Tahun 2023. Dengan
Hak Bebas Royalti Non ekslusif ini Universitas Prima Nusantara berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari
saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik
Hak Cipta.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Di buat di : Bukittinggi
PadaTanggal :Oktober 2023
Yang menyatakan,

(Yuva Audini)
Nama : Yuva Audini
Program Stud i : S1 Keperawatan
Judul : Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus
Dengan Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik Di
Wilayah Kerja Puskesmas Guguak Panjang Tahun 2023

ABSTRAK

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan gula darah seseorang yang melebihi batas
normal. Pengetahuan masyarakat mengenai penyakit diabetes melitus sangat dibutuhkan sebagai pondasi masyarakat
dalam menunjukan perilaku pencegahan diabetes melitus. Salah satu pengetahuan bagi penderita diabetes adalah senam
kaki diabetik. Pasien diabetes perlu mendapat informasi yang baik, Sehingga pasien mampu melakukan latihan senam kaki
untuk mencegah komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan pasien diabetes
melitus dengan pelaksanaan senam kaki diabetik diwilayah kerja Puskesmas Guguak Panjang tahun 2023.
Desain penelitian ini adalah penelitian korelasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien diabetes di Puskesmas Guguak Panjang tahun 2023. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 72 responden dari 259 populasi dengan menggunakan purposive sampling. Pengumpulan
data dengan menggunakan lembar kuesioner kemudian analisis dengan uji chi-square. Intrumen yang
digunakan adalah lembar kuesioner, waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2023 s/d Agustus 2023. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan pasien diabetes melitus berkategori baik sebanyak 50 responden
(69,4%). Pelaksanaan senam kaki diabetik mayoritas baik sebanyak 47 responden (65,3%). Pada uji chi-square
diperoleh nilai p sebesar 0,019 dimana, p≤0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang
signifikan antara pengetahuan pasien diabetes melitus dan pelaksanaan senam kaki diabetik di wilayah kerja
Puskesmas Guguak Panjang. Dengan penelitian ini diharapkan Perawat sebagai garda terdepan bagi pasien
dalam menerima pelayanan pengobatan untuk selalu mengoptimalkan penyampaian informasi kepada pasien
agar lebih aware tentang penyakit yang diderita dan kegiatan yang dapat dilakukan pasien dirumah guna
membantu pengobatan dan memiliki dukungan untuk sembuh.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pelaksanaan Senam Kaki sReferensi : 33 (2012-2023)


Name : Yuva Audini

Study Program : Bachelor of Nursing

Title : The Relationship between Knowledge of Diabetes


Mellitus Patients and the Implementation of Diabetic Foot
Exercises in the Guguak Panjang Community Health Center
Work Area in 2023

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a chronic disease characterized by an increase in a person's


blood sugar that exceeds normal limits. Public knowledge about diabetes mellitus
is very much needed as a foundation for society to demonstrate diabetes mellitus
prevention behavior. One piece of knowledge for diabetes sufferers is diabetic foot
exercises. Diabetes patients need to receive good information, so that patients are
able to do foot exercises to prevent complications. This study aims to determine
the relationship between knowledge of diabetes mellitus patients and the
implementation of diabetic foot exercises in the Guguak Panjang Community
Health Center work area in 2023. The design of this research is analytical
correlational research with a cross sectional approach. The population in this study
were diabetes patients at the Guguak Panjang Community Health Center in 2023.
The samples taken in this study were 72 respondents from 259 populations using
purposive sampling. Data were collected using a questionnaire sheet then analyzed
using the chi-square test. The instrument used was a questionnaire sheet, when the
research was conducted from June 2023 to August 2023. The results of the study
showed that the knowledge of diabetes mellitus patients was in the good category
as many as 50 respondents (69.4%). The majority of diabetic foot exercises were
implemented well by 47 respondents (65.3%). In the chi-square test, a p value of
0.019 was obtained, where p≤0.05. So it can be concluded that there is a significant
relationship between knowledge of diabetes mellitus patients and the
implementation of diabetic foot exercises in the Guguak Panjang Community
Health Center working area. With this research, it is hoped that nurses as the front
guard for patients in receiving treatment services will always optimize the delivery
of information to patients so that they are more aware of the disease they are
suffering from and activities that patients can do at home to help with treatment
and have support to recover.

\
Keywords : Knowledge, Implementation of Foot
Exercise References : 33 (2012-2023)

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes

Melitus Dengan Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik Di Wilayah Kerja Puskesmas

Guguak Panjang Tahun 2023”. Skripsi ini disusun dengan maksud untuk

memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan di Universitas Prima

Nusantara Bukittinggi. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesiakan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimaksih terutama kepada Yth. Bapak Dr.

Junios, M.Si, selaku pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Seterusnya ucapan terimakasih

penulis kepada :

1. Ibu Dr.Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed selaku Rektor Universitas Prima

Nusantara Bukittinggi.

2. Ibu Ayu Nurdiyan, Bd, M.Keb selaku Wakil Rektor I Universitas Prima

Nusantara Bukittinggi.

3. Bapak Yuhendri Putra, S.Si, M.Biomed selaku Wakil Rektor II Universitas

Prima Nusantara Bukittinggi.

4. Ibu Tuti Oktriani, Bd. M.Keb selaku Wakil Rektor III Universitas Prima

Nusantara Bukittinggi.

5. Ibu Ns. Elfira Husna, M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan dan

Kesehatan Masyarakat Prima Nusantara Bukittinggi.

x
6. Ibu Ns. Hidayati, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi Keperawatan

Universitas Prima Nusantara Bukittinggi.

7. Ibu Tuti Oktriani, Bd. M.Keb dan Ibu Ns. Dian Sari, M.Kep, Sp. Kep.An

selaku tim penguji.

8. Para staf dosen yang tidak dapat saya sebutkan namanyasatu-persatu.

9. Bapak/Ibu tenaga kependidikan yang telah membantu proses selama ini

10. Keluarga besar Universitas Prima Nusantara Bukittinggi

11. Kepada para responden peneliti yang bersedia berpartisipasi pada

penelitian ini.

12. Orang tua tercinta, kakak adik beserta keluarga yang telah memberikan

dukungan do’a, materil dan perhatian yang tidak terhingga.

13. Para sahabat yang telah sama-sama berjuang dalam suka dan duka

menjalani pendidikan ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis

harapkan demi perbaikan skripsi ini dimasa yang akan datang. Mudah-mudahan

Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan juga bagi tenaga kesehatan.

Bukittinggi Mei 2023

Yuva Audini

xi
DAFTAR ISI

HALAM JUDUL i
PERNYATAAN PERSETUJUAN ii
PERNYATAAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR SKEMA xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penulisan 7
D. Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

A. Konsep Diabetes 9
B. Konsep Senam Kaki Diabetik 18
C. Konsep Pengetahuan 23
D. Kerangka Teori 28

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL 29

A. Kerangka Konseptual Penelitian 29


B. Definisi Operasional 30
C. Hipotesis 31

BAB IV METODE PENELITIAN 32

xii
A. Desain Penelitian 32
B. Populasi dan Sampel Penelitian 32
C. Lokasi dan Waktu Penelitian 34
D. Etika Penelitian 34
E. Alat Pengumpulan Data 35
F. Instrumen Penelitian 35
G. Prosedur Pengumpulan Data 36
H. Pengolahan dan Analisis Data 37
I. Analisis Data 38

BAB V HASIL PENELITIAN 40

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian 40


B. Karakteristik Responden 41
C. Analisis Univariat 43
D. Analisis Bivariat 45

BAB VI PEMBAHASAN 46

A. Analisis Univariat 46
B. Analisis Bivariat 51

BAB VII PENUTUP 54

A. Kesimpulan 54
B. Saran 54

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 57

xiii
DAFTAR TABEL

No Tabel Halaman

sTabel 3.1 Definisi Operasional 30

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Diabetes Melitus 41

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan 42

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan Senam Kakik Diabetik 42

Tabel 5.4 Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Senam Kaki Dibetik 43

xiv
DAFTAR SKEMA

No Skema Halaman

2.4 Skema Kerangka Teori................................................................................................27

3.1 Skema Kerangka Konseptual Penelitian....................................................................29

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Ganchart

Lampiran 2 : Surat Permohonan Menjadi

Responden Lampiran 3 : Lembar Informed Consent

Penelitian Lampiran 4 : Kuesioner penelitian

Lampiran 5 : Master Tabel

Lampiran 6 : Hasil Pengolahan dan Analisa Data

Lampiran 7 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 8 ; Surat Keterangan Selesai

Penelitian Lampiran 9 : Lembar Konsultasi

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan

gula darah seseorang yang melebihi batas normal. bagi penderita diabetes

dianjurkan untuk mengikuti gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang,

olahraga teratur, penggunaan obat-obatan, dan pemantauan gula darah.

Sedangkan untuk obat-obatan, seperti insulin atau obat diabetes oral dapat

membantu mengontrol gula darah. Pengetahuan dan kesadaran tentang

diabetes sangat penting bagi penderita penyakit ini dan masyarakat umum

untuk memahami risiko gejala dan tindakan pencegahan yang tepat. Diabetes

melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

keduanya (1).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) World Health Organization tahun

2020 memperkirakan sekitar 422 juta orang di seluruh dunia yang menderita

penyakit diabetes mellitus dimana sebagian besar berasal dari negara dengan

penghasilan rendah dan menengah. Jumlah kasus maupun prevalensi diabetes

terus meningkat tiap tahunnya sering dengan adanya 1,6 juta kematian secara

langsung dihubungkan dengan penyakit diabetes itu sendiri (2).

International Diabetes Federation (IDF) mencatat jumlah penderita

diabetes melitus di seluruh dunia meningkat menjadi 537 juta orang dewasa

dalam rentang usia (20-79 tahun) atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes

di

1
seluruh dunia. Tiongkok menjadi negara dengan jumlah orang dewasa

pengidap diabetes terbesar di dunia. 140,87 juta penduduk Tiongkok hidup

dengan diabetes pada tahun 2021. Negara terbesar kedua adalah India dengan

jumlah penduduk yang mengalami diabetes sebanyak 74,19 juta jiwa,

menyusul Pakistan sebanyak 32,96 juta jiwa. Amerika Serikat sebanyak 32,22

juta jiwa, Indonesia sebanyak 19,7 juta jiwa, Brazil 15,73 juta jiwa, Meksiko

14,12 juta jutajiwa, Bangladesh 13,16 juta jiwa, Jepang 11,01 juta jiwa dan

Mesir 10,93 juta jiwa (3).

Laporan dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2021) mengatakan

bahwa jumlah prevelensi kasus diabetes melitus di Indonesia menurut

diagnosis dokter pada penduduk umur 20-79 tahun sebesar 19,47 juta jiwa.

Angka tersebut menunjukan yang terbesar kelima didunia. Pada tahun 2021,

jumlah kematian yang diakibatkan oleh diabetes di Indonesia mencapai

236.711. Jumlah ini meningkat 58% jika dibandingkan dengan 149.872 pada

tahun 2021 lalu (4).

Di Sumatera Barat menurut dinas kesehatan mencatat tahun 2018 tercatat

kasus diabetes melitus sebanyak 245.105 atau sekitar 13,72 %. Angka ini

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Kota Bukittinggi termasuk

10 besar kota dengan angka penderita Diabetes Melitus tertinggi di Sumatera

Barat dan terjadi peningkatan setiap tahunnya. Penderita Diabetes Mellitus

yang mengunjungi puskesmas pada Januari 2021 sebanyak 140 pasien, lalu
(15).
meningkat menjadi 165 pasien pada bulan Februari 2021 Data yang

terdapat di lima Puskesmas yang ada di Bukittinggi yakni, puskesmas guguak

panjang terdapat 259 orang penderita DM, puskesmas Rasimah Ahmad

2
dengan jumlah penderita DM 161 orang, puskesmas Tigo baleh dengan jumlah

penderita DM 154 orang, di puskesmas Plus Mandiangin dengan jumlah

penderita 155 orang dan Puskesmas Nilam Sari 102 orang. Berdasarkan data

dari lima puskesmas ini, dapat diketahuin bahwa Puskesmas Guguak Panjang

memiliki pasien diabetes melitus terbanyak di kota Bukittinggi (5).

Pengetahuan masyarakat mengenai penyakit diabetes melitus sangat

dibutuhkan sebagai pondasi masyarakat dalam menunjukan perilaku

pencegahan diabetes melitus. Pengetahuan menjadi hal yang sangat penting


(6).
untuk terbentuknya sebuah perilaku Pengetahuan juga berkaitan dengan

tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang tentunya

akan semakin banyak pula informasi yang dimiliki sehingga berpengaruh

terhadapperilaku seseorang. Salah satu pengetahuan bagi penderita diabetes

adalah senam kaki diabetik. Pasien diabetes perlu mendapat informasi yang

baik, Sehingga pasien mampu melakukan latihan senam kaki untuk mencegah

komplikasi. Salah satu tindakan pencegahan komplikasi kaki pada pasien

diabetes melitus adalah senam kaki. Senam kaki diabetes adalah suatu

kegiatan atau latihan yang di lakukan oleh penderita diabetes melitus untuk
(7).
mencegah terjadinya kaki diabetik Gerakan -gerakan senam kaki dapat

melancarkan peredaran darah di kaki, memperbaiki sirkulasi darah,

memperkuat otot kaki dan mempermudah gerakan sendi kaki (8).

3
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmat menyatakan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang senam kaki diabetik

dengan aktivitas senam kaki diabetik untuk mencegah ulkus diabetik pada
(9).
penderita Diabetes Melitus (DM) Hal ini sejalan dengan penelitian Yudhi

Pratama yang berjudul gambaran pengetahuan penderita Diabetes Melitus

tentang penyakit diabetes melitus bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan kejadian diabetes melitus, hal ini juga didukung dengan

data gambaran pengetahuan penderita diabetes melitus berdasarkan jenis

kelamin dari 13 orang laki-laki berpengetahuan lebih baik yaitu 92%,

sementara dari 7 orang perempuan yang berpengetahuan baik 86% selebihnya


(10).
berpengetahuan cukup Penelitian lain yang dilakukan Desiana, yang

menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hubungan

pengetahuan pasien diabetes melitus dengan pelaksanaan senam kaki diabetik

ditunjukan dengan p=0,030 (p≤0,05). Seiring meningkatanya pengidap

diabetes melitus, meningkatnya pula kejadian komplikasi, yang paling sering

dialami pengidap diabetes melitus adalah komplikasi pada kaki yang kini

desbut kaki diabetic (11). Sampai saatini, masalah kaki diabetik masih kurang

mendapat perhatian akibatnya, banyak penderita yang penyakitnya

berkembang dan bisa teramputasi kakinya. Untuk mencegah tejadinya

amputasi yang terjadi pada penderita maka perlu diajarkan senam kaki

diabetik untuk menurunkan kadar gulah darah dan mencegah terjadinya luka.
(12)

4
Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien

diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu melancarkan

peredaran darah bagian. Senam kaki dapat membantu memperbaiki sirkulasi

darah atau memperkuat otot-otot kecil kaki dan mencegah terjadinya kelainan

bentuk kaki. Kaki diabetes mengalami gangguan sirkulasi darah dan neuropati

dianjurkan untuk melakukan senam kaki sesuai dengan kondisi dan

kemampuan tubuh (13).

Studi awal yang peneliti lakukan terhadap 10 responden yang menderita

diabetes melitus dengan pertanyaan mengenai pengetahuan, cara, manfaat dan

merasakan fungsi dari senam kaki diabetik yaitu 4 orang diantaranya

menyatakan tidak mengetahui tentang senam diabetik, dan 4 orang

menyatakan pernah mendengar mengenai senam kaki namun tidak pernah

pelaksanakannya.

5
Sedangkan 2 orang lainnya mengetahui senam kaki diabetik dan merasakan

fungsinya.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus dengan

Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik.

B. Rumusan masalah

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan

gula darah seseorang yang melebihi batas normal. bagi penderita diabetes

dianjurkan untuk mengikuti gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang,

olahraga teratur, penggunaan obat-obatan, dan pemantauan gula darah.

Pengetahuan masyarakat mengenai penyakit diabetes melitus sangat

dibutuhkan sebagai pondasi masyarakat dalam menunjukan perilaku

pencegahan diabetes melitus. Pengetahuan menjadi hal yang sangat penting

untuk terbentuknya sebuah perilaku. Salah satu pengetahuan bagi penderita

diabetes adalah senam kaki diabetik. Pasien diabetes perlu mendapat informasi

yang baik, Sehingga pasien mampu melakukan latihan senam kaki untuk

mencegah komplikasi.

. Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian adalah “Apakah ada hubungan pengetahuan pasien Diabetes

Melitus dengan pelaksanaan senam kaki diabetik di Wilayah Kerja Puskesmas

Guguak Panjang Tahun 2023?”

6
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk Diketahuinya hubungan pengetahuan pasien diabetes

melitus dengan pelaksanaan senam kaki diabetik di wilayah kerja

Puskesmas Guguak Panjang tahun 2023.

2. Tujuan khusus

a. Untuk Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan pasien diabetes

melitus di wilayah kerja Puskesmas Guguak Panjang tahun 2023.

b. Untuk Mengetahui distribusi frekuensi pelaksanaan senam kaki

diabetik di wilayah kerja Puskesmas Guguak Panjang tahun 2023.

c. Untuk Mengetahui hubungan pengetahuan diabetes melitus dengan

pelaksanaan senam kaki diabetik di wilayah kerja Puskesmas Guguak

Panjang tahun 2023.

7
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru, serta sebagai

syarat untuk memperoleh gelar serjana

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang Pengetahuan dengan pelaksanaan

senam kaki diabetik di kacamatan Guguk Panjang.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi referensi bacaan dan

menambah kepustakaan bagi mahasiswa Fakultas Keperawatan dan

Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Nusantara Bukittingggi.

4. Bagi Pelayanan Kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam hal

meningkatkan Pengetahuan pelaksanaan senam kaki diabetik di wilayah

kerja puskesmas Guguk Panjang.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Diabetes

1. Pengertian Diabetes

American Diabetes Association Diabetes adalah penyakit metabolik

kronis yang ditandai dengan gangguan produksi insulin, gangguan kerja

insulin, atau keduanya, yang mengakibatkan gula darah (hiperglikemia).

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas yang berperan

dalam mengatur metabolisme glukosa dalam tubuh (14).

2. Etiologi Diabetes Melitus

Menurut American Diabetes Association etiologi atau penyebab

diabetes melitus meliputi:(15)

a. Diabetes Melitus Tipe 1

Penyebab utama diabetes tipe 1 adalah reaksi autoimun di mana

sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel-sel beta pankreas

yang menghasilkan insulin. Faktor genetik dan lingkungan di yakini

berperan dalam perkembangan diabetes tipe 1.

b. Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes tipe 2 terjadi karena kombinasi faktor genetik dan gaya

hidup yang tidak sehat termasuk kelebihan berat badan atau obesitas,

pola makan yang tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, dan usia

yan
8
lebih tua. Resistensi insulin, di mana sel-sel tubuh tidak merespons

insulin dengan baik, dan penurunan produksi insulin oleh pankreas

merupakan faktor utama dalam diabetes tipe 2.

c. Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes gestasional terjadi selama kehamilan dan disebabkan oleh

perubahan hormon yang mempengaruhi produksi dan penggunaan

insulin dalam tubuh. Faktor risiko termasuk riwayat keluarga dengan

diabetes, kelebihan berat badan selama kehamilan, usia ibu yang lebih

tua, dan riwayat diabetes gestasional sebelumnya.

d. Diabetes Melitus Tipe Lain

Ada beberapa jenis diabetes lain yang dapat disebabkan oleh faktor

genetik, kelainan pankreas, infeksi, obat-obatan tertentu, dan kondisi

medis lainnya. Contohnya termasuk diabetes akibat kelainan genetik

(misalnya diabetes monogenetik) atau diabetes yang disebabkan oleh

kerusakan pankreas (misalnya pankreatitis atau pembedahan pankreas) (17).

3. Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut International Diabetes Federation Diabetes melitus

dapat dibagi menjadi beberapa tipe utama, yaitu: (16)

a. Diabetes Melitus Tipe 1

Diabetes tipe ini disebabkan oleh infeksi virus atau reaksi autoimun, di

mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta pankreas yang

menghasilkan insulin. Hal ini menyebabkan kerusakan pada sel beta

1
pankreas sehingga insulin yang diproduksi sedikit atau bahkan tidak

ada

2
sama sekali. Diabetes tipe ini umumnya terjadi pada anak-anak dan

orang muda. Pengobatan yang diberikan kepada penderita adalah

melalui injeksi insulin secara teratur untuk menjaga kadar gula darah

tetap stabil.

b. Diabetes Melitus Tipe 2

Pada diabetes tipe ini, terjadi hiperglikemia karena sel-sel tubuh tidak

mampu merespons insulin dengan baik, sehingga tubuh memproduksi

lebih banyak insulin. Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya

diabetes tipe 2 adalah kelebihan berat badan, obesitas, usia, etnis, dan

riwayat keluarga. Pengelolaan diabetes tipe 2 dapat dilakukan melalui

promosi gaya hidup sehat seperti pola makan seimbang, aktivitas fisik

teratur, berhenti merokok, dan menjaga berat badan ideal. Jika

pengobatan oral tidak dapat mengontrol hiperglikemia, injeksi insulin

dapat diberikan sebagai terapi.

c. Diabetes Melitus Gestasional

Diabetes gestasional terjadi ketika hiperglikemia terjadi dan di

diagnosis pertama kali selama kehamilan, biasanya setelah 24 minggu

kehamilan. Faktor risiko untuk diabetes gestasional meliputi kehamilan

pada usia lanjut, penambahan berat badan berlebih selama kehamilan,

sindrom ovarium polikistik, dan riwayat melahirkan bayi dengan

kelainan bawaan. Diabetes gestasional bersifat sementara selama

kehamilan, tetapi memiliki risiko menderita diabetes tipe 2 dalam

jangka waktu 3- 6 tahun setelah melahirkan.

3
d. Diabetes Melitus Tipe Lain

Diabetes melitus tipe lain termasuk diabetes monogenetik, yang

disebabkan oleh kontribusi satu gen atau beberapa gen dan faktor

lingkungan, serupa dengan yang terjadi pada diabetes tipe 1 dan tipe 2.

Meskipun jarang terjadi, diabetes tipe ini memberikan pemahaman

tentang patogenesis diabetes dan dapat mempengaruhi penyesuaian

terapi sesuai dengan cacat genetik yang terkait (18).

4. Manifestasi klinis diabetes melitus

Manifestasi klinis diabetes melitus dapat bervariasi tergantung pada

tingkat keparahan penyakit dan lamanya diabetes tidak terkontrol.

Beberapa gejala umum yang sering muncul pada pasien diabetes melitus

antara lain:

a. Poliuria (sering buang air kecil)

Ditandai dengan produksi urine yang berlebihan karena peningkatan

kadar glukosa dalam darah, yang mengakibatkan volume urine

meningkat.

b. Polidipsia (sering haus)

Ditandai dengan rasa haus yang berlebihan sebagai respons terhadap

poliuria.

c. Polifagia (sering lapar)

Ditandai dengan peningkatan nafsu makan sebagai kompensasi

terhadap gangguan metabolisme glukosa.

d. Penurunan berat badan


4
Meskipun nafsu makan meningkat, pasien mengalami penurunan

berat badan karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai

sumber energi yang efisien.

e. Kelelahan Pasien

Sering merasa lelah dan lemas karena tubuh tidak dapat menggunakan

glukosa dengan baik.

f. Luka sulit sembuh

Diabetes melitus dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam proses

penyembuhan luka, sehingga luka cenderung sembuh lebih lambat.

g. Infeksi berulang

Pasien dengan diabetes melitus lebih rentan terhadap infeksi, terutama

infeksi saluran kemih, infeksi kulit, dan infeksi jamur (19).

5. Pemeriksaan untuk Cek Diabetes Mellitus

Tes gula darah merupakan pemeriksaan yang penting untuk

mendiagnosis diabetes tipe 1 atau tipe 2. Tes ini memberikan informasi

mengenai kadar glukosa darah seseorang, yang dapat digunakan untuk

mengetahui apakah mereka mengidap diabetes atau tidak. Pemeriksaan

Penunjang Kriteria diagnosa DM adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi

tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.

b. Pemeriksaan glukosa darah ≥ 200 mg/dl 2-jam setelah Tes Toleransi

Glukosa Oral (TTGO) dengan beban glukosa 75 mg.

c. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan keluhan klasik.

5
d. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6,5 % dengan menggunakan metode yang

terstandarisasi oleh National Glycohaemoglobin Standarization

Program (NGSP). Catatan untuk diagnosa berdasarkan HbA1c, tidak

semua laboratorium di Indonesia memenuhi standar NGSP, sehingga

harus hati-hati dalam membuat interpretasi (20).

6. Langkah sehat mencegah diabetes

Menurut Kemkes, terdapat 6 langkah sehat yang dapat mencegah

penyakit diabetes melitus, yaitu: (21)

a. Berhenti merokok

Merokok tidak hanya berdampak buruk bagi paru-paru, tetapi juga

meningkatkan risiko terkena diabetes melitus. Hindari penggunaan

tembakau (rokok dan tembakau kunyah) serta mengurangi konsumsi

minuman beralkohol.

b. Mempertahankan berat badan ideal

Mengatur pola makan dengan gizi seimbang untuk menjaga berat

badan ideal. Kurangi konsumsi karbohidrat dan tingkatkan asupan

makanan yang kaya serat.

c. Melakukan aktivitas fisik

Aktivitas fisik ringan seperti berjalan, menaiki tangga, atau melakukan

aerobik dapat menurunkan kadar gula darah, menjaga berat badan

ideal, dan mencegah diabetes melitus.

6
d. Mengkonsumsi makanan yang sehat

Upayakan mengonsumsi makanan sehat yang memberikan nutrisi yang

dibutuhkan tubuh. Sertakan 3-5 porsi buah dan sayur dalam diet

sehari-hari, dan batasi asupan gula, garam, dan lemak jenuh.

e. Rutin memeriksa gula darah

Melakukan pemeriksaan gula darah atau HbA1c secara rutin

membantu mendeteksi kadar gula darah dalam tubuh secara dini,

sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat jika terdapat tanda-

tanda diabetes.

f. Mengelola stres

Stres dapat menjadi penyebab diabetes yang sering kali terabaikan.

Ketika tubuh mengalami stres, produksi serotonin dapat terganggu,

sehingga mempengaruhi kemampuan tubuh dalam menghasilkan

insulin. Oleh karena itu, penting untuk mengelola stres dengan baik

melalui meditasi, olahraga, tidur yang cukup, atau kegiatan yang

menyenangkan.

7. Patofisiologi Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus tipe 1 adalah kondisi di mana sel beta pankreas

rusak oleh proses autoimun, yang menghambat produksi insulin. Hal ini

menyebabkan peningkatan glukosa dalam darah pada saat puasa

(hiperglikemia puasa). Selain itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak

dapat disimpan dengan baik di hati, sehingga menyebabkan peningkatan

glukosa darah setelah makan (hiperglikemia postprandial). Jika kadar

7
glukosa darah sangat tinggi, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa

yang disaring, sehingga glukosa muncul dalam urin (glukosuria).

Kelebihan glukosa dalam urin menyebabkan kehilangan cairan dan

elektrolit, yang mengakibatkan poliuria (sering buang air kecil) dan

polidipsia (rasa haus yang berlebihan).

Kelebihan glukosa juga dapat menyebabkan ketosis (keton

merusak keseimbangan asam basa tubuh), yang dapat menimbulkan gejala

seperti ketidaknyamanan perut, mual, muntah, hiperventilasi, napas berbau

aseton, bahkan dapat berkembang menjadi koma dan berpotensi fatal.

Pengobatan diabetes tipe 1 melibatkan pemberian insulin, cairan, dan

elektrolit sesuai kebutuhan untuk mengatasi hiperglikemia dan ketosis.

Selain itu, diet yang tepat, olahraga, dan pemantauan glukosa secara

teratur juga merupakan komponen penting dalam pengelolaan penyakit ini


(22).

Pada Diabetes Mellitus tipe 2, di sisi lain, ditandai oleh sekresi

insulin yang tidak memadai, resistensi insulin, peningkatan produksi

glukosa oleh hati, dan metabolisme lemak yang abnormal. Pada awalnya,

toleransi glukosa tampak normal meskipun resistensi insulin sudah ada.

Sel beta pankreas akan berusaha mengkompensasi dengan mengeluarkan

lebih banyak insulin. Namun, seiring berjalannya waktu, resistensi insulin

dan hiperinsulinemia membuat sel beta pankreas menjadi tidak efektif.

Jika sel beta pankreas tidak dapat mengimbangi peningkatan kebutuhan

insulin, kadar glukosa darah akan meningkat, menyebabkan diabetes tipe 2

dan hiperglikemia (23).

8
8. Komplikasi Diabetes

Menurut American Diabetes Association, Komplikasi diabetes melitus

dapat terjadi jika kondisi diabetes tidak terkontrol dengan baik dalam

jangka waktu yang lama (24). Beberapa komplikasi yang umum terjadi pada

diabetes melitus antara lain:

a. Neuropati diabetik

Kerusakan pada saraf yang dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan,

dan nyeri pada ekstremitas.

b. Retinopati diabetik

Kerusakan pembuluh darah pada retina yang dapat menyebabkan

kehilangan penglihatan.

c. Nefropati diabetik

Kerusakan pada ginjal yang dapat menyebabkan gagal ginjal.

d. Penyakit jantung dan pembuluh darah

Pasien dengan diabetes melitus memiliki risiko lebih tinggi

terhadap penyakit jantung koroner, penyakit arteri perifer, dan stroke.

e. Ulkus diabetik

Luka pada kaki atau kaki yang sulit sembuh dan berisiko terhadap

infeksi.

f. Gangguan seksual

Diabetes melitus dapat menyebabkan disfungsi ereksi pada pria dan

masalah seksual pada wanita.

9
9. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Menurut Inzucchi et al, Penatalaksanaan diabetes melitus meliputi

beberapa aspek, termasuk pengaturan pola makan, aktivitas fisik,

penggunaan obat- obatan, dan pengukuran glukosa darah secara rutin (25).

Beberapa pendekatan pengelolaan diabetes melitus yang umum

digunakan antara lain:

a. Pengaturan pola makan

Pasien diabetes melitus perlu mengikuti pola makan seimbang dengan

memperhatikan jumlah karbohidrat, lemak, dan protein yang

dikonsumsi. Dalam beberapa kasus, kontrol diet mungkin perlu

dikombinasikan dengan penghitungan karbohidrat dan penggunaan

indeks glikemik.

b. Aktivitas fisik

Olahraga dan aktivitas fisik teratur dapat membantu meningkatkan

sensitivitas tubuh terhadap insulin, mengontrol berat badan, dan

meningkatkan kondisi kardiovaskular.

c. Penggunaan obat-obatan

Terdapat berbagai jenis obat-obatan yang digunakan dalam

pengelolaan diabetes melitus, termasuk obat hipoglikemik oral, insulin,

dan obat injeksi lainnya. Penggunaan obat-obatan harus disesuaikan

dengan jenis diabetes melitus dan kebutuhan individu.

10
d. Pengukuran glukosa darah

Pasien diabetes melitus perlu secara rutin memantau kadar glukosa

darah untuk mengontrol gula darah mereka. Pengukuran ini dapat

dilakukan dengan alat pengukur glukosa darah mandiri.

B. Konsep Senam Kaki Diabetik

1. Definisi Senam Kaki Diabetik

Senam kaki adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien

diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu

melancarkan peredaran darah bagian kaki (26).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Leni dan Damayanti, Pasien

dikatakan aktif melakukan gerakan senam jika nilainya 60-100% dan

pasien dikatakan kurang aktif dalam melakukan gerakan senam yaitu 40-

59% (27).

2. Manfaat Senam Kaki Diabetik

Bermanfaat untuk memperbaiki sirkulasi darah dikaki sehingga nutrisi

lancar kejaringan tersebut, memperkuat otot-otot kecil kaki, dan mencegah

terjadinya kelainan bentuk kaki (deformitas) meningkatkan kekuatan otot

betis, otot paha serta mengatasi keterbatasan pergerakan sendi yang sering

dialami penderita diabetes (28).

3. Tujuan Senam Kaki Diabetik

Tujuan dilakukan senam diabetes menurut Ernawati adalah sebagai

11
berikut: (29)

a. Memperbaiki sirkulasi darah

12
b. Memperkuat otot-otot kecil

c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki

d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha

e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

f. Meningkatkan kebugaran klien diabetes melitus.

4. Indikasi dan Kontraindikasi Senam Kaki Diabetes Melitus

Menurut Ernawati indikasi dan kontraindikasi senam kaki diabetes

melitus adalah sebagai berikut: (30)

a. Indikasi

Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita Diabetes

Melitus dengan tipe l dan tipe ll. Namun sebaiknya diberikan sejak

pasien didiagnosa menderita diabetes melitus sebagai tindakan

pecegahan dini.

b. Kontraindikasi

1) Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dispneu dan

nyeri dada

2) Orang yang depresi, khawatir, dan cemas

5. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan

Hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan tindakan senam

kaki diabetik menurut Ernawati adalah sebagai berikut: (31)

a. Lihat keadaan umum dan keadaan pasien

b. Cek tanda-tanda vital sebelum melakukan tindakan

13
c. Cek Status Respiratori (adakan Dispenia atau nyeri dada)

14
d. Perhatikan indikasi dan kontraindikasi dalam pemberian tindakan

senam kaki tersebut

e. Kaji status emosi pasien (suasana hati/mood, motivasi)

6. Pelaksanaan umum Senam Kaki Diabetik

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan

senam kaki menurut Maryunani yakni: (32)

a. Latihan senam kaki dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk dan

tidur, dengan cara menggerakan kaki dan sendi-sendi kaki, misalnya

berdiri dengan kedua tumit diangkat, mengangkat kaki dan

menurunkan kaki.

b. Gerakan dapat berupa gerakan menekuk, meleruskan, mengangkat,

memutar keluar atau kedalam dan mencengkeram pada jari-jari kaki.

c. Latihan senam kaki diabetes dapat dilakukan setiap hari secara teratur,

sambil santai di rumah bersama keluarga, dan juga apabila kaki terasa

dingin, senam kaki ulang dapat dilakukan.

7. Langkah-langkah Senam kaki Diabetik

Menurut Maf’ul latihan senam kaki dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut: (33)

a. Duduk tegak diatas bangku dengan kaki menyentuh lantai.

b. Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-jari kedua belah kaki

diluruskan keatas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar

ayam sebanyak 10 kali.

15
c. Dengan meletakkan tumit salah satu kaki di lantai, angkat telapak kaki

ke atas. Kemudian, sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari-jari kaki

diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini

dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian dan

diulangi sebanyak 10 kali.

d. Tumit kaki diletakkan di lantai. Kemudian bagian ujung jari kaki

diangkat ke atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki

sebanyak 10 kali.

e. Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Kemudian tumit diangkat dan buat

gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak

10 kali.

f. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Lalu gerakkan jari-jari kaki

kedepan kemudian turunkan kembali secara bergantian ke kiri dan ke

kanan. Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali.

g. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut

dan gerakkan ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu turunkan kembali

kelantai. Ulangi sebanyak 10 kali.

h. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Pertahankan posisi tersebut. Gerakan

pergelangan kaki ke depan dan belakang. Ulangi sebanyak 10 kali.

i. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan

kaki, tuliskan pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan

secara bergantian.

16
j. Letakkan sehelai koran di lantai. Bentuk kertas itu menjadi seperti bola

dengan kedua belah kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran

seperti semula menggunakan kedua belah kaki. Robek koran menjadi

dua bagian koran Sebagian Koran di sobek-sobek menjadi kecil-kecil

dengan kedua kaki Pindahkan kumpulan sobekan-sobekan tersebut

dengan kedua kaki lalu letakkan sobekkan kertas pada bagian kertas

yang utuh. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk

bola.

17
C. Konsep Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengintaian

sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan repsesi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran yaitu telinga

dan indra penglihatan yaitu mata (34).

Menurrut Notoadmodjo pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”

dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
(35).
tertentu Sebagian besar pengetahauan manusia diperoleh dari

pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain,

media masa maupun lingkungan. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan

diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan sikap dan

perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan

merupakan stimulasi terhadap tindakan seseorang.

2. Proses terjadinya pengetahuan

Menurut Nuryanto pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum

orang mengapdosi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses

sebagai berikut: (36).

18
a. Kesadaran (Awareness), dimanah orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (obyek).

b. Merasa (Interest), tertarik terahadap stimulasi atau obyek tersebut

disini sikap obyek mulai timbul.

c. Menimbang-nimbang (Evaluation), terhadap baik dan tidaknya

stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah

lebih baik lagi.

d. Mencoba (trial), dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan apa yang dikehendaki.

e. Adoption dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulasi.

3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo pada BPPSDMK Metodologi Penelitian

Kesehatan 2018 Tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu objek

dapat memiliki tingkat intensitas yang berbeda-beda. Terdapat enam

tingkat pengetahuan secara umum, yaitu: (37)

a. Tingkat Tahu (Know)

Ini merujuk pada kemampuan seseorang untuk mengingat atau

mengingat kembali informasi yang telah diamati sebelumnya

mengenai suatu objek.

b. Tingkat Memahami (Comprehend)

19
Pada tingkat ini, seseorang tidak hanya mengetahui objek tersebut,

tetapi juga mampu menginterpretasikan dengan benar apa yang

diketahui tentang objek tersebut.

c. Tingkat Aplikasi (Application)

Tingkat ini tercapai ketika seseorang yang telah memahami objek

tersebut dapat menggunakan atau menerapkan prinsip-prinsip yang

diketahui dalam situasi yang berbeda.

d. Kemampuan untuk menganalisis melibatkan kemampuan seseorang

untuk memecah objek atau masalah yang diketahui menjadi

komponen- komponen yang lebih kecil dan mencari hubungan antara

komponen- komponen tersebut.

e. Tingkat Sintesis (Synthesis):

Sintesis mengacu pada kemampuan seseorang untuk merangkum

atau menyusun kembali komponen-komponen pengetahuan yang

dimiliki ke dalam satu hubungan yang logis.

f. Tingkat Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi terkait dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap objek tertentu berdasarkan kriteria yang relevan.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman & Riyanto faktor yang mempengaruhi

pengetahuan meliputi: (38)

20
a. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang

atau kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan, Semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin cepat menerima dan memahami suatu informasi

sehingga pengetahuan yang dimiliki juga semakin tinggi.

b. Informasi/ Media massa

Massa informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,

menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.

c. Sosial, Budaya dan Ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk akan menambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

d. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan

kedalam individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak

yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh individu.

e. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun

diri sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang.

5. Pengukuran Pengetahuan

21
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui

atau kita ukur dapat kita sesuakian dengan tingkatan-tingkatan diatas (39).

6. Kategori pengetahuan

Dalam buku BPPSDMK Metodologi Penelitian Kesehatan edisi tahun

2018, tingkat pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan

dengan menggunakan skala kualitatif sebagai berikut:

a. Tingkat pengetahuan baik akan tercapai jika subyek mampu menjawab

dengan benar 76-100% dari seluruh pertanyaan yang diajukan.

b. Tingkat pengetahuan cukup akan tercapai jika subyek mampu

menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh pertanyaan yang

diajukan.

c. Tingkat pengetahuan kurang akan tercapai jika subyek hanya mampu

menjawab dengan benar kurang dari 56% dari seluruh pertanyaan yang

diajukan.

22
7. Kerangka Teori

Pasien DM Hiperglikemia

Pencegahan
 Senam Kaki Resiko Ulkus
 Pengetahuan Diabetik Pada
 Diet Kaki
 Farmakologi

Memperbaiki Sirkulasi darah

Meningkatnya perfusi ekstermitas

23
Nutrisi ke jaringan lebih
lancar

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konseptual Penelitian

Menurut Nursalam kerangka konseptual penelitian adalah abstraksi dari

suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang

menjalankan ketertarikan antara variabel (baik variabel yang diteliti dan tidak

diteliti). Kerangka konsep akan membantu penelitian, menghubungkan hasil

peneliti dengan teori (40).

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan tentang Senam Kaki Diabetik


senam kaki diabetes

Keterangan :

: Variabel Independen

:Variabel Dependen

: Hubungan anatara variabel


24
Skema 3. 1 Kerangka Konseptual Penelitian

25
B. Definisi Operasional

Nursalam (2017) menggambarkan definisi operasional adalah definisi

berdasarkan karakteristik yang dapat di amati dari sesuatu yang di definisikan

tersebut. Karakteristik yang dapat di amati (diukur) itulah yang merupakan

kunci definisi operasional (41).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

N Variabel Definisi Alat Hasil Skala


o ukur ukur
1 Pengetahua Segala sesuatu Kuesione 1. baik: jika Ordinal
. n yang diketahui r jawaban
oleh penderita responden
DM tentang memiliki
pelaksanaan skor
senam kaki ≥ 16,5
diabetic 2. kurang jika
jawaban
responden
memperole
h skor <
16,5

2 Pelaksanaa Suatu kegiatan Daftar 1. Kurang: jika Ordinal


. n atau latihan Tilik Jawaban
senam kaki yang di responden <
15
lakukan oleh
2. Baik: jika
pasien DM jawaban
untuk responden ≥
membantu 15
melancarkan
peredaran
darah dan
memperkuat
otot,saraf serta
tungkai bawah
pada kedua
kaki

26
C. Hipotesis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan hipotesis

sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan pasien diabetes melitus dengan

pelaksanaan senam kaki diabetik di wilayah kerja Puskesmas Guguak Panjang

tahun 2023.

27
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

korelasioanl analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mencari

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sesuai dengan


(42).
penelitian yang dilakukan oleh Nursalam Pada penelitian ini dilakukan

dengan menganalisis Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus dengan

Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik.

B. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Menurut Sujarweni populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri

atas objek atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulannya (43). Populasi penelitian ini adalah pasien penderita diabetes

melitus yang berada di wilayah kerja Puskesmas Guguak Panjang

Bukittinggi. Populasi pada penelitian ini sebanayak 259 orang.

2. Sampel

Nursalam mengatakan bahwa sampel adalah bagian populasi yang

terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui


(44).
sampling Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive

28
sampling yaitu Teknik penempatan sampel dengan cara memilih sampel

diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan masalah

dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik

dari populasi.(45)

Penelitian ini menggunakan rumus slovin dalam pengambilan sampel

sebagai berikut:

Keterangan :

N : Besar Populasi

n : Besar Sampel

e : Tingkat kepercayaan atau Ketepatan diinginkan dengan nilai (0,1)²

N
n= 2
1+ ( e )

2 59
n= 2
1+259 ( 0 , 1 )

2 59
n= 2
1+259 ( 0 , 01 )

259
n=
1+2 , 59

1
259
n=
3,59

𝑛 = 72,14 (di bulatkan menjadi 72)

Berdasarkan rumusan diatas maka jumlah sampel yang akan diambil

dari populasi adalah 72 pasien diabetes melitus. Sampel tersebut berdasar

kan dengan kriteria sampel yang diajukan oleh peneliti.

Adapun kriteria sampel yang dimaksud adalah:

a. Kriteria Inklusi:

1) Pasien yang menderita Diabetes Melius Usia 30-65 tahun

2) Pasien diabetes melitus yang bersedia jadi responden

3) Pasien yang rawat jalan di puskesmas

b. Kriteria ekslusi:

1) Pasien yang mengalami luka diabetik

2) Pasien yang telah amputasi kaki

3) Pasien dalam kondisi lemah atau kritis

33
C. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Guguak

Panjang pada bulan Juni-Agustus 2023.

D. Etika Penelitian

Menurut Hidayat penelitian apapun khususnya yang menggunakan

manusia sebagai subjek tidak boleh bertentangan dengan etika, oleh karena itu

setiap penelitian menggunakan subjek untuk mendapatkan persutujuan subjek

penelitian (46).

Penelitian merupakan aspek etika responden dengan menekankan masalah

etika yang meneliti:

1.Lembar persetujuan (informed consend)

Informed Consend merupakan lembar persutujuan antara penelitian

dan responden yang diberikan sebelum penelitian merupakan lembar

perstujuan antara penelitian dan responden yang diberikan sebelum

penelitian.

2.Tanpa nama (anonimity)

Anonimity adalah memberikan jaminan dalam penggunaan subjek

penelitian dengan cara tidak memberikan atau tidak mencatumkan nama.

2
3.Kerahasiaan (Confidentianlity)

Confidentianlity adalah semua informasi yang dikumpulkan dijamin

kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan

pada hasil riset.

E. Alat pengumpulan data

Alat pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

lembar kuesoner (angket), alat pengumpulan data yang di lakukan dengan

cara:

1. Data primer

Data primer adalah data yang didapatkan dari dinkes Bukittinggi

yang diambil secara langsung untuk mendapatkan jumlah pasien diabetes

melitus.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data penunjang atau data pelengkap yang di

ambil dari pihak puskesmas. Adapun datanya berupa data rekam medis

pasien diabetes melitus di Puskesmas Guguak Panjang.

3
F. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan

instrumen penelitian yaitu kuesioner. Hidayat mengatakan bahwa kuesioner

merupakan alat ukur denga beberapa pertanyaan, dan alat ukur ini digunakan
(47).
bila responden jumlanya besar dan tidak buta huruf Kuesioner dalam

penelitian ini menggunakan jenis kuesioner cheklis atau daftar yang berisi

pertanyaan atau pernyataan yang diamati responden memberikan jawaban

dengan tanda (√) sesuai hasil yang dinginkan.

1. Kuesioner Pengetahuan Senam Kaki Diabetik

Kuesioner pengetahuan tentang senam kaki diabetik bertujuan

untuk mengetahui bagaimanah tingkat pengetahuan pasien tentang Senam

Kaki Diabetik. Kuesioner ini terdiri dari 11 pertanyaan. Caranya

responden memilih salah satu jawaban yang benar atau dengan kondisi

yang dialami responden, dengan skoring benar=2 salah=1, dikatakan baik

jika nilainya ≤ mean dan kurang baik jika nilainya < mean.

2. Daftar Tilik Pelaksanaan senam kakik diabetik bertujuan untuk

mengetahui Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik kuesioner ini terdiri dari 10

pertanyaan berbentuk lembar observasi. Peneliti memilih salah satu

jawaban Tidak di lakukan, Dilakukan tapi kurng baik, Dilakukan Dengan

baik atau Dilakukan dengan sempurna dengan kondisi yang dialami

responden, dengan skoring Tidak dilakukan =0, dan Dilakukan tapi kurang

baik =1, dilakukan dengan baik=2 dan dilakukan dengan sempurna=3,

hasil observasi dikategorikan baik, jika nilainya ≥mean dan kurang baik

jika nilainya < mean.


4
G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur penelitian yang digunakan sebagai berikut:

1. Instrumen yang digunakan adalah kusioner yang dibagikan kepada

responden.

2. Setelah mendapatkan sampel berdasarkan kriteria inklusi, maka diminta

bertujuan atau ketersediaan sampel tersebut menjadi responden.

3. Memberi penjelasan tentang tujuan penelitian dan keikutsertaan responden

dalam kegiatan penelitian. Meminta responden untuk mendatangani

lembar persetujuan penelitian (informed consent).

4. Memberikan kuesioner peneliti kepada responden untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang disediakan.

5. Pengolahan dan Analisis Data

6. Pengolahan data

Sujarweni dalam penelitiannya melakukan pengelolaan data dengan

mengubah data menjadi informasi untuk mengambil sebuah keputusan.

Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical

Package for Social Science) untuk memeriksa jawaban pada kuesioner

sudah lengkap, jelas, dan relevan (48). Semua data yang diperoleh kemudian

diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Editing, Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan

yang sudah diisi, editing meliputi kelengkapan pengisian, kesalahan

pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban.


5
b. Coding, Koding merupakan tahap selanjutnya dengan memberi kode

pada jawaban dari responden tersebut.

c. Scoring, Melakukan pemberian skor pada jawaban responden

berdasarkan tingkat pengetahuan atau hasil observasi, bila benar diberi

skor 2 bila salah diberi skor 1. Semua jawaban responden yang

diberikan sesuai dengan benar atau tidaknya jawaban responden.

d. Transfering, Memindahkan jawaban/kode ke dalam media pengolahan

atau kegiatan memasukkan data ke komputer. Untuk mempermudah

analisa data, pengolahan data, dan pengambilan kesimpulan maka

hasilnya dimasukkan dalam distribusi frekuensi.

e. Tabulating, Untuk mempermudah pengolahan data, data dimasukkan

dalam bentuk distribusi frekuensi dengan memberikan skor terhadap

jawaban-jawaban responden pada kuesioner dan lembar observasi.

Tabulasi datanya menggunakan SPSS (Statistical Package For Social

Science).

f. Saving, Menyimpan data yang telah diolah.

H. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis tabel distribusi frekuensi dari tiapvariabel yang dianggap

terikat dengan tujuan penelitian. Analisis univariat bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel penelitian.

Analisis ini menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap

variabel. Analisa dalam penelitian ini meliputi variabel Independen

6
pengetahuan tentang senam kaki diabetik dan variabel Dependen

dengan pelaksanaan senam kaki diabetik

2. Analisis Bivariat

Analisis data ditemukan untuk menjawab tujuan penelitian dan

menguji hipotesis penelitian untuk mengetahui adanya hubungan

variable dependen dengan mengunakan uji statistic Chi Square dengan

nilai kemaknaan (α = 0,05). Setelah uji hipotesa dilakukan dengan taraf

kesalahan (Pha) yang digunakan yaitu 5% atau 0.05 maka penelitian

hipotesa yaitu : apabila Pvalue ≤ α (0,05), maka Ha (hipotesis penelitian)

diterima yang berarti ada hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat. Sedangkan bila Pvalue > α0,05, maka Ho (hipotesis penelitian

ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara variabel terikat

7
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

UPTD puskesmas Guguak Panjang merupakan bagian dari pemerintahan

Kota Bukittinggi dan merupakan tempat pelayanan kesehatan untuk

masyarakat baik yang sakit maupun bagi masyarakat yang membutuhkan

layanan masyarakat untuk kebutuhan dokumen sebagai bukti dalam

peningkatan derajat kesehatan di wilayah Guguak Panjang.

Puskesmas Guguk Panjang merupakan salah satu Puskesmas yang

terletak di Kecamatan Guguk Panjang, mempunyai wilayah kerja seluas 2,82

Km2 yang terdiri dari 3 kelurahan yakni Kelurahan Tarok Dipo, Pakan Kurai

dan Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang, yang terdiri dari 17 RW dan 52

RT. Wilayah kerja Puskesmas mempunyai batas-batas sbb :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Mandiangin Koto

Selayan

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan ABTB

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan IV Koto Kab.Agam

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kec. ABTB dan Mandiangin

Koto Selayan.

Terletak pada ketinggian 700-850 dpl, menyebabkan udara yang relatif

sejuk karena suhu sekitar 18-23 derajat celcius dengan kelembaban relatif 97-

99 % dan mempunyai curah hujan rata-rata 1789 mm

8
B. Karakteristik Responden

Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi pasien diabetes melitus

di Puskesmas Guguak Panjang Tahun 2023 dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pasien


Diabetes Melitus di Puskesmas Guguak Panjang
Karakteristik Responden F %
1. Pendidikan
a. SD 6 8.3
b. SMP 18 25.0

c. SMA 33 45.8

d. D3 5 6.9

e. S1 10 13.9

2. Jenis Kelamin

a. Laki-laki 30 41.7

b. Perempuan 42 58.3

3. Pekerjaan

a. Guru 8 11.1

b. ibu Rumah Tangga 29 40.3

c. Petani 20 27.8

d. Tidak Bekerja 6 8.3

e. Wiraswasta 9 12.5

4. Umur

a. 35-45 Tahun 12 16,67

b. 46-55 Tahun 14 19,44

c. 56 - 65 Tahun 24 33,33

9
d. 66-75 Tahun 22 30,56
Total 72 100,0

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa dari 72 responden, pasien

diabetes melitus pasien dengan pendidikan SMA yaitu 33 orang (45,8%),

pasien diabetes melitus ber0.jenis kelamin perempuan yaitu 42 orang (58,3%),

pasien dibetes melitus yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 29 orang

(40,3%) dan pasien diabetes melitus yang berumur 56-65 tahun yaitu sebanya

24 orang (33,33%).

10
C. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan untuk

mendeskripsikan karakteristik disetiap variabel baik variabel dependen

maupun variabel independen.

1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Pasien DM

Adapun data distribusi pengetahuan pasien Diabetes Melitus diuraikan sebagai


berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Pasien DM tentang


Senam Kaki Diabetes (n)
Pengetahuan
Pasien DM Frekuen %
si
Kurang Baik 22 30.
6
Baik 50 69.
4
Total 72 100
.0

Pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa dari 72 orang responden ada 50

orang (69,4%) yang mengetahui dengan baik senam kaki diabetes dan 22

orang (30,6%) yang pengetahuannya kurang baik mengenai senam kaki

diabetes.

11
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pelaksanaan Senam Kaki


Diabetik (n)
Pelaksanaa Senam Frekuen %
si
Kurang Baik 25 34.
7
Baik 47 65.
3
Total 72 100
.0

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 72 orang responden 47 orang

(65,3%) melakukan pelaksanaan senam kaki diabetik dengan baik dan 25

orang (34,7%) yang melakukan senam kaki diabetik kurang baik.

D. Analisis Bivariat

Hubungan pengetahuan senam kaki diabetes dengan pelaksanaan senam

kaki diabetik sebagai berikut :

Tabel 5.4 Hubungan Pengetahuan Senam Kaki Diabetes Dengan Pelaksanaan


Senam Kaki Diabetik Pada Pasien DM Di Puskesmas Guguak Panjang
Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik P value
Variabel Kurang % Baik % TOTAL %
Baik
Pengetahuan Kurang 12 16,7 10 13,9 22 30.5
Diabetes Baik 0,019
Baik 13 18,0 37 51,3 50 69,5
Total 25 34,7 47 65,2 72 100

12
Pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel

pengetahuan senam kaki diabetes dengan pelaksanaan senam kaki diabetik

terdapat responden yang kurang baik pengetahuaannya dengan pelaksanaan

kurang baik sebanyak 12 responden (16,7%), pengetahuan kurang baik

dengan pelaksanaan senam baik sebanyak 13 responden (18%), pengetahuan

baik dengan pelaksanaan senam kurang baik 37 responden (51,3%) serta

pengetahuan baik dengan pelaksanaan senam baik sebanyak 13 responden

(43,3%).

Berdasarkan hasil analisis uji statistik mengunakan uji Chi-Square

dengan nilai p value 0,019. Karena p value < 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa Ha diterima, ini menjelaskan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

pasien diabetes melitus dengan pelaksanaan senam kaki diabetic.

13
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat
1. Pengetahuan Pasien DM Di Wilayah Puskesmas Kerja Guguak
Panjang

Tabel 5.5 di atas, menjelaskan bahwa pengetahuan pasien diabetes

melitus yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 50 responden (69,4%),

sedangkan pasien dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 22 responden

(30,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa lebih dari setengah

responden yang sudah memiliki pengetahuan yang baik mengenai senam

kaki diabetes. Hal ini menunjukkan bahwa litersi mengenai diabetes

melitus tersampaikan dengan baik oleh petugas kesehatan di puskesmas

Guguak Panjang kepada pasien. Dengan tingkat pendidikan responden

yang rata- rata adalah SMA tentu responden memiliki tingkat literasi yang

baik untuk

memperoleh informasi dan pengetahuan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan,

dimana pendidikan merupakan kebutuhan dasar bagi seseorang untuk

mengembangkan diri, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan

semakin mudah untuk menerima, serta mengembangkan pengetahuan dan

teknologi. Pengetahuan ini juga bisa berasal dari kemampuan pasien untuk

mencari tahu, dimana pada masa sekarang segala informasi bisa diperoleh

dari internet dan media sosial.(48)

14
Pengetahuan yang baik mengenai diabetes melitus dan tahu

mengenai senam kaki diabetes ini tentu akan memberikan kebaikan kepada

pasien itu sendiri, dimana senam kaki ini dapat membantu pasien diabetes

melitus untuk terhindar dari luka serta membantu melancarkan peredaran

darah. Senam kaki dapat melancaran sirkulasi darah dan memperkuat otot-

otot kecil kaki dan mencegah kelaian bentuk kaki. Kaki yang mengalami

diabetes akan mengalami gangguan sirkulasi daran dan neoropati yang

dianjurkan untuk melakukan senam kaki sesuai dengan kemampuan tubuh

pasien (49)

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yeni Yulinti &

Sulistiana (2021) menyetakan bahwa terdapat pengaruh senam kaki

diabetes melitus terhadap perubahan kadar glukosa darah pada penderita

diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja puskesmas Ciemas Kabupaten


(49).
Sukabumi Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mersa

Monica & dkk, menyatakan bahwa terdapat pengaruh terhadap perubahan

gula darah pada lansia penderita diabetes melitus tipe 2 di Desa Pagu
(50).
Kabupaten Kediri Penelitian serupa yang dilakukan Priyoto

menyatakan bahwa ada pengaruh senam kaki terhadap perubahan kadar

gula darah pada penderita diabetes melitus tipe 2 di Posyandu Mawar Desa
(51).
Balerejo Kecamatan Kebonsari Mandiun Penelitian lain yang

dilakukan oleh Rahmat, menyetakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan dengan aktivitas senam kaki diabetik untuk mencegah


(52).
ulkus pada penderita diabetes melitus Penelitian yang dilakukan oleh

Yudhi Pratama juga


15
menyatakan hal serupa bahwa pengetahuan tentang senam diabetik dengan

kejadian diabetes melitus pada pasien. Ini menjelaskan bahwa pengetahuan

yang dimiliki pasien perpengaruh terhadap apa yang dilakukan pasien (53).

Menurut Notoadmojo (2012) yang menyatakan bahwa salah satu

faktor yang menentukan perilaku pasien penderita diabetes melitus adalah

tingkat pengetahuan, dimana tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh pasien

dibetes melitus akan terlihat seberapa edukasi tentang diabetes melitus yang

diterima, pola makan, rutunitas yang dilakukan pasien diabetes seperti

senam kaki, melakukan aktivitas fisik atau jasmani, minum obat teratur,

pengetahuan akan hal ini tentu akan memberikan dampak baik bagi pasien

diabetes melitus sehingga dapat menurunkan tingkat gula dasar pasien (54).

Pendapat ini juga didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Santoso

yang menyetakan salah satu faktor yang menentukan pengetahuan pasien

adalah tingkat pendidikan yang ditempuh baik itu pendidikan formal maupun

pendidikan non formal, dengan pendidikan yang baik akan memudahkan

pasien untuk menerima informasi dan pengetahuan yang disampaian (55).

Menurut peneliti pengetahuan yang dimiliki pasien sejalan dengan

tingkat pendidikan, dimana semakin baik tingkat pendidikan pasien akan

semakin baik literasi dan penerimaan informasi pasien. Dengan literasi yang

baik baik mengenai diabetes melitus akan memberi pasien pengetahuan

tentang apa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi berbagai resiko

penderita diabetes melitus. Ini bisa terlihat dari hasil penelitian yang

16
dilakukan, dimana dengan rata-rata tingkat pendidikan SMA responden

yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 69,4% dam kurang baik hanya

30,6%.

2. Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik Di Wilayah Kerja Puskesmas


Guguak Panjang
Tabel 5.6 di atas, menjelaskan pelaksanaa senam kaki diabetik,

terdapat responden dengan pelaksanaan senam kaki diabetik kurang baik

sebanyak 25 responden (34,7%), sedangkan responden dengan

pelaksanaan senam kaki diabetik dengan baik sebanyak 47 responden

(65,3%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan senam kaki

diabetik di wilayah kerja Pukesmas Guguak Panjang sudah tergolong baik,

dimana dari 72 responden 47 orang sudah melakukan senam kaki diabetik

dengan baik, artinya lebih dari setengah responden yang telah melakukan

senam kaki diabetik dengan baik.

Pelaksanaan senam diabetik dapat menurunkan kadar gula darah

pada pasien diabetes melitus. Pasien yang melakukan senam kaki diabetik

secara teratur memiliki rata-rata gula darah lebih kecil dibandingkan

pasien yang tidak melaksanakan senam kaki diabetik secara teratur.

pelaksanaan senam kaki diabetik ini dapat dilihat pada penelitian yang

dilakukan oleh Desiana Sampulawa, yang menyatakan bahwa dari 30

responden 15 responden (48,4%) yang pelaksanaannya baik dan 15

responden (48,4%) dengan pelaksanaan senam kaki kurang naik, ini

disimpulkan bahwa pelaksanaan senam kaki diabetik baik dan kurang

baik dengan jumlah yang sama dan

17
(56).
signifikan Jumlah ini didapatkan dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti kurangnya literasi tentang pelaksanaan senam kaki diabetik dengan

baik, kurang dorongan bagi pasien diabetes melitus untuk melakukan

senam kaki diabetik sehingga pasein malas bahkan enggan untuk

melakukan senam kaki diabetik, kurangnya pemahaman pasien tentang

pentingnya melaksanakan senam kaki diabetik ini untuk pasien diabetes

melitus. Faktor ini dapat dikurangi dengan berbagai upaya yang dapat

dilakukan seperti membuat group-group kecil pasien diabetes melitus

untuk berbagi informasi baik itu tentang perkembangan pengobatan,

kesehatan, saling memotivasi serta informasi mengenai pelaksanaan senam

kaki diabetik.

Penelitian yang sejalan dengan ini dilakukan oleh Sanjaya,

menyatakan bahwa senam kaki diabetik merupakan aktivitas atau

pelatihan yang dilakukan oleh pasien diabetes melitus untuk mencegah


(57).
terjadinya luka dan membantu peredaran darah bagian kaki Gerakan

atau aktivitas yang dilakukan pasien saat senam diabetik selain dapat

mengurangi tingkat gula darah juga dapat melancarkan peredaran darah

pada kaki jika dilaksanakan secara rutin.

Kadar gula darah pasien diabetes melitus dapat dikontrol dengan

kegiatan atau aktivitas olahraga seperti senam kaki diabetik apabila

dilakukan pasien secara teratur, terukur, dilaksanakan secara tepat dan


(58).
benar Olahraga dapat menstimulasi pankreas dalam menghasilkan

insulin yang dapat mengurangi kadar glukosa dalam darah. Aktivitas yang

tepat dan mencari salah satu cara yang dapat dilakukan


18
pasien diabetes melitus untuk mengurangi gula darah yaitu dengan

pelaksanaan senam kaki diabetik.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa

pelaksanan senam kaki diabetik yang dilakukan pasien diabetes melitus

bisa tepat dan baik diperlukan peranan nakes atau tenaga kesehatan untuk

mengedukasi pasien, sehingga pemahaman dan pelaksanaannya bisa sesuai

dan memberikan dampak positif terhadap pasien diabetes melitus, karena

pada saat edukasi pasien kurang dan pelaksanaannya tidak sesuai tentu

senam kaki diabetik tidak akan memberikan pengaruh terhadap tingkat

gula darah pasien. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasien

diwilayah kerja puskesmas Guguak Panjang terlihat bahwa rata-rata pasien

telah melaksanakan senam kaki dengan tepat dan baik.

B. Analisis Bivariat

Analisis bivariat ini menjelaskan hubungan antara variabel pengetahuan

pasien diabetes melitus terhadap pelaksanaan senam kaki diabetik di wilayah

kerja puskesmas guguak panjang setelah dilakukan analisis terdapat hasil

pada tabel 5.7 di atas, dimana terdapat 37 responden (51,3%) dengan

pengetahuan baik dan pelaksanaan senam dengan baik, 13 responden (18%)

pengetahuan baik pelaksanaan senam kurang baik, 12 responden (16,7%)

pengetahuan kurang baik pelaksanaan senam kurang baik serta 10 responden

(13,9%) pengetahuan kurang baik pelaksanaan diabetik baik.

Analisis statistik menggunakan uji chi-square dipoleh nilai p value

sebesar 0,019 lebih kecil dari nilai α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

19
Ha di terima, artinya terhadapat hubungan antara pengetahuan pasien

diabetes melitus dengan pelaksanaan senam kaki diabetik di wilayah kerja

puskesmas Guguak Panjang. Hubungan pengetahuan dengan pelaksanaan

senam kaki diabetik ini berbanding lurus karena semakin baik pengetahuan

pasien terhadap senam kaki diabetik ini maka pelaksanaan senam akan

semakin baik. Ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nasriati, dengan

hasil dari 40 responden terdapat 33 responden (82,5%) dengan pengetahuan

baik dan 7 responden (17,5%) pengetahuan kurang baik dengan nilai p value
(59).
0,001 < 0,05 Penelitian lain dilakukan oleh Agustina, diperoleh hasil p

value 0,008 dimana 0,008 < 0,05 yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak

yaitu ada hubungan antara pengetahuan dengan pelaksanaan senam kaki

diabetic (60).

Dalam penelitian ini mayoritas responden memiliki pengetahuan yang

baik dan pelaksanaan senam kaki diabetik dikarenakan mayoritas responden

berpendidikan SMA sehingga dapat menerima informasi dengan baik serta

rata-rata responden merupakan pasien menderita diabetes melitus cukup lama

sehingga sudah banyak menerima informasi selama perjalanan pengobatan

diabetes melitus. Pasien yang memiliki pengetahuan baik dan pelaksanaan

senam kurang baik itu karena responden belum mengaplikasikan informasi

yang diperolehnya mengenai diabetes melitus dan senam kaki diabetik.

Untuk pasien yang kurang pengetahuan dan kurang baik dalam pelaksanaan

senam kaki diabetik dikarenakan kurangnya dorongan untuk mencari

informasi dan adanya rasa malas untuk melakukan kegiatan senam sendirian,

faktor lain yaitu pasien baru yang belum mendapat cukup informasi tentang
20
diabetes melitus

21
sehingga bersikap acuh terhadap penyakit yang dialaminya. responden atau

pasien yang berada di fase ini membutuhkan dorongan dan motivasi dari

orang-orang terdekatnya seperti keluarga, sahabat dan teman agar pasien

dapat menerima dirinya serta memiliki semangat dan harapan untuk pulih

dari penyakit diabetes melitus. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh

Agista, menyimpulkan bahwa pengetahuan mempengaruhi tindakan

seseorang, maka apabila pasien diabetes melitus mengetahui dan memahami

tentang diabetes melitus tentu pasien akan melakukan tindakan atau upaya

yang dapat dilakukan untuk mengurangi serta mencegah diabetes melitus

(60).

Asumsi peneliti mayoritas responden memilki pengetahuan baik dan

pelaksanaan senam kaki diabetik baik karena mayoritas pasien yang berobat di

puskesmas Guguak Panjang merupakan pasien yang sudah menderita diabetes

melitus cukup lama sehingga sudah memiliki pengetahuan dan edukasi yang

cukup lama mengenai diabetes melitus dan aktivitas yang dapat dilakukan

untuk mencegah dan mengurangi resiko diabetes melitus, untuk responden

dengan pengetahuan baik dan pelaksanaan senam kaki diabetik kurang baik ini

dikarenakan responden sudah memiliki pengetahuan akan dampak baik dari

senam kaki diabetik hanya saja beleum di dilaknakan serta kurangnya

motivasi dan dorongan pasien untuk melaksanakan senam.

22
BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dengan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengetahuan pasien diabetes melitus pada wilayah kerja puskesmas

Guguak Panjang mayoritas berkategori baik yaitu sebanyak 50 responden

(69,4%)

2. Pelaksanaan senam kaki diabetik pada wilayah kerja puskesmas Guguak

Panjang mayoritas baik yaitu sebanyak 47 responden (65,3%)

3. Terrdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien diabetes

melitus dan pelaksanaan senam kaki diabetik di wilayah kerja puskesmas

Guguak Panjang dengan nilai p value sebesar 0,019 < 0,05.

4. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, saran yang dapat

diberikan sebagai berikut :

5. Bagi Praktisi Kesehatan

a. Perawat sebagai garda terdepan bagi pasien dalam menerima pelayanan

pengobatan untuk selalu mengoptimalkan penyampaian informasi

kepada pasien agar lebih aware tentang penyakit yang diderita dan

kegiatan yang dapat dilakukan pasien dirumah guna membantu

pengobatan dan memiliki dukungan untuk sembuh.

23
b. Untuk puskesmas Guguak Panjang agar dapat mempertahankan dan

meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien diabetes melitus

dengan memberikan dukungan layanan yang dapat meningkatkan

pengetahuan pasien diabetes melitus dan dapat melaksanakan senam

kaki diabetik dengan baik.

6. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel lain yang

berkaitan dengan pengetahuan diabetes melitus dan pelaksanaan senam

kaki diabetik, serta dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi untuk

melakukan penelitian selanjutnya yang terkait dengan pengetahuan pasien

diabetes terhadap pelaksanaan senam kaki diabetik.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Qurotulnguyun L, Rahmayani F, Sutarto. Pengaruh Senam Kaki Diabetik terhadap

Neuropati pada Pasien Diabetes Melitus. J Medula. 2023;13:53.

2. Sampulawa D. Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan

Pelaksanaan Senam kaki Diabetik Di RSUD Labuang Baji Makassar. ISSN 2502-

3632 ISSN 2356-0304 J Online Int Nas Vol 7 No1, Januari – Juni 2019 Univ 17

Agustus 1945 Jakarta [Internet]. 2019;53(9):1689–99. Available from:

www.journal.uta45jakarta.ac.id

3. Ramadhani, Khotami R. Hubungan Tingkat Pendidikan , Pengetahuan , Usia dan

Riwayat Keluarga DM dengan Perilaku Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 pada

Usia Dewasa Muda. SEHATMAS (Jurnal Ilm Kesehat Masyarakat) [Internet].

2023;2(1):137–47. Available from: http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb

4. MENDROFA RLW. Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan

Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik Di Uptd Puskesmas Gunungsitoli Utara

[Internet]. 2022. Available from:

http://repo.poltekkes-medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/5636http://

repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/5636/1/KTI Riang Fix

%29.pdf

5. Rona Yulianti. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Penurunan Resiko Ulkus Kaki

Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Rona. Angewandte Chemie

International Edition, 6(11), 951–952. 2021. 2013-2015 p.

6. Basuni A. Pengaruh Senam Kaki Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada

Penderita Dm Tipe 2 (Studi Di Posyandu Lansia Mawar Desa Mlaras, Sumobito,

Jombang). 2022;2:1–81.

7. Agita G glenda dan MNP. Hubungan Pengetahuan dan Pelaksanaan Senam Kaki
1
Diabetes Melitus. 2017;1(3):5.

8. DAMAYANTI. Efektifitas Senam Kaki Terhadap Kualitas Hidup Pasien Dibetes

Melitus Tipe 2. Keperawatan. 2016;4(2):117–25.

9. Edition IDAN. Internasional Diabetes Federation. 2019;2(4):55.

10. RI KK. Infodatin tetap produktif, cegah dan atasi diabetes melitus. In 2021.

11. Notoadmojo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.

12. Notoadmojo. Promosi Kesehatan dan Perilaku. Wijayanti I, editor. Jakarta: Rineka

Cipta; 2012.

13. Yulianti, Y dan Januari RS. Pengaruh Senam Kaki Diabetes. Keperawatan.

2021;2(3):5–8.

14. Zhafirah nahdah shofi, Palupi LM. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik

Kesehatan Makassar. J Media Keperawatan Politek Kesehat Makassar.

2019;10(2):85–91.

15. David RB. American Diabetes Association. P T. 2006;31(8):9–38.

16. Amalia Yunia Rahmawati. Senam Kaki Dibetik Pada Pasien Diabetes Melitus.

2020;2(July):1–23.

17. Suryati A. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Perawatan Kaki Diabetik

Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pasien Diabetes Melitus di Puskesmas

Kartasura …. 2010; Available from:

http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/10393http://eprints.ums.ac.id/10393/3/

J210060083.PDF

18. Muslik A, Agustina W, Lumadi SA. Kajian Pustaka Tentang Hubungan Perawatan

Kaki Dengan Terjadinya Ulkus Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes Melitus Type 2.

Malahayati Nurs J. 2022;4(7):1850–63.

19. Natalia N, Hasneli Y, Novayelinda R. Efektifitas Senam Kaki Diabetik Dengan

2
Tempurung Kelapa Terhadap Tingkat Sensitivitas Kaki Pada Pasien Diabetes

Melitus 2. Jom Unri. 2017;1–9.

20. Rahmawati UN. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Ulkus Diabetik Dengan

Perawatan Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetus Melitus Di Persadia Cabang Kota

Surakarta. Angew Chemie Int Ed 6(11), 951–952. 2017;1–77.

21. Suciningtyas PD, Yuniartika W. Penatalaksanaan Senam Kaki Diabetik pada

Keluarga Diabetes Mellitus untuk Mencegah Komplikasi. 2017; Available from:

http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/52357

22. Djamil A, Hermawan NSA, Dea P. Pola Perawatan Diabetes Melitus Dengan

Kejadian Kaki. KESMAS - J Kesehat Masy. 2018;6:279–86.

23. Susanto G, Wahyudi DA. Penyuluhan tentang diabetes melitus dan senam kaki

diabetikum pada lansia. Indones Berdaya. 2023;4(4):1517–22.

24. Sya’diyah H, Widayanti DM, Kertapati Y, Anggoro SD, Ismail A, Atik T, et al.

Penyuluhan Kesehatan Diabetes Melitus Penatalaksnaan Dan Aplikasi Senam Kaki

Pada Lansia Di Wilayah Pesisir Surabaya. J Pengabdi Kesehat. 2020;3(1):9–27.

25. Kemkes. Cegah Diabetes dengan 6 Langkah. 2022;

3
1.1 Lampiran Kuesioner

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan Pelaksanaan
Senam Kaki Diabetik Di Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang
Bukittinggi 2023

Kepada
Yth.Calon Responden
Di tempat
Dengan Hormat,

Saya sebagai mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas


Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Nusantara
Bukittinggi, bah-wa saya melakukan penelitian ini untuk menyelesaikan tugas
akhir Program Studi Pen-didikan Sarjana Keperawatan Universitas Prima
Nusantara Bukittinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan Pelaksanaan Senam
Kaki Diabetik Di Wilayah Kwerja Puskesmas Guguk Pan-jang Bukittinggi
Tahun 2023

Sehubung dengan hal diatas saya mengharapkan kesedian anda untuk


mem-berikan izin untuk memberikan Kuesoner Pengetahuan Seanam Kaki
Diabetik dan Kues-oner Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik. Saya menjamin
kerahasian anda. Identitas dan kesedian anda menjadi responden hanya
digunakan untuk pengembangkan ilmu ke-bidanan dan tidak digunakan
dengan maksud lain.

Partisipan anda dalam penelitian ini bersifat bebas. Anda bebas ikut atau
tidak tanpa sanksi apapun. Atas perhatian dan kesediaannya saya sampaikan
terimakasih.

Hormat saya, Peneliti

Yuva Audini
Nim.171012114201023

4
KUESONER PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN

PELAKSANAAN SENAM KAKI DIABETIK DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS GUGUK PANJANG TAHUN 2023

IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Pendidikan Terakhir :
Gula Darah Saat ini :
Lama Mengidap Penyakit Diabetes :

Petunjuk Pengisian

Bacalah setiap pertanyaan serta jawab dengan benar Berikan tanda (√)
pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman Ibu/Bapak.
Selama satu minggu belakangan ini. Karna itu isilah sesuai dengan keadaan
diri Ibu/Bapak yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang
terlintas dalam pikiran Ibu/Bapak. Atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih

5
KUESIONER PENGETAHUAN SENAM KAKI DIABETIK

N Pertanya Bena Salah


o an r
1 Senam kaki adalah kegiatan yang di

lakukan untuk melancarkan sirkulasi

darah dan mencegah terjadinya luka

2 Senam kaki dapat memperkuat otot-

otot kaki dan mencegah terjadinya

kelainan bentuk kaki

3 Posisi duduk tegak di atas bangku

dengan kaki menyentuh lantai ketika

melakukan senam kaki

4 Senam kaki baik dilakukan setiap hari

5 Senam kaki dianjurkan diberikan pada

saat pertama kali pasien menderita

diabetes

6 Senam kaki di abetik bisa di lakukan

dalam posisi berbaring, duduk dan

berdiri

7 Senam kaki diabetik dapat mencegah

ulkus diabetik atau koreng

6
8 Merobek koran menjadi kecil-kecil

dengan kedua kaki adalah salah satu

gerakan senam kaki

9 Dengan meletakan tumit di lantai jari-

jari kedua belah kaki di luruskan dan

bengkokkan adalah satu gerakan

senam kaki diabetik

1 Gerakan memutar pada pergelangan


0
kaki dengan tumpuan tumik pada

lantai bukan merupakan salah satu

gerakan senam kaki diabetik

1 Melakukan senam kaki menggunakan


1
2 lembar koran

Menurut (Maryunani 2013),(Ernawati 2013) dan (Maf’ul,2014)

40
KUESONER PELAKSANAAN SENAM KAKI DIABETIK

Keterangan : 0 : Tidak dilakukan sama sekali

1 : Dilakukan tapi kurang baik

2 : Di lakukan dengan baik

3 : Di lakukan dengan sempurna

N Pernyata 0 1 2 3
o an
1 Duduk tegak diatas bangku dengan

kaki menyentuh lantai.

2 Dengan tumit yang diletakkan dilantai, jari-

jari kedua belah kaki diluruskan keatas lalu

di beng-kokkan kembali ke bawah seperti

cakar ayam sebanyak 10 kali.

3 Dengan meletakkan tumit salah satu kaki di

lantai, angkat telapak kaki ke atas.

Kemudian, sebaliknya pada kaki yang

lainnya, jari-jari kaki diletakkan di lantai dan

tumit kaki diangkatkan ke atas. Gerakan ini

dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan

dan kiri bergantian dan diulangi sebanyak 10

kali.

1
4 Tumit kaki di letakkan di lantai. Kemudian

bagian ujung jari kaki diangkat ke atas dan

buat gerakan memutar pada pergelangan kaki

sebanyak 10 kali.

5 Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Kemudian

tumit diangkat dan buat gerakan memutar

dengan pergerakkan pada perge-langan kaki

sebanyak 10 kali.

2
6 Angkat salah satu lutut kaki, dan lurus kan.

Lalu gerakkan jari-jari kaki kedepan

kemudian turunkan kembali secara

bergantian ke kiri dan ke kanan. Ulangi

gerakan ini sebanyak 10 kali.

Luruskan salah satu kaki di atas lantai

kemudian angkat kaki tersebut dan gerakkan

ujung jari-jari kaki kearah wajah lalu

turunkan kembali kelantai. Ulangi sebanyak

10 kali.

8 Angkat kedua kaki lalu lu-ruskan.

Pertahankan posisi terse-but. Gerakan

pergelangan kaki ke depan dan belakang.

Ulangi sebanyak 10 kali.

9 Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar

kaki pada pergelangan kaki, tuliskan pada

udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9

lakukan

secara berganti-an.
1 Letakkan sehelai koran di lantai. Bentuk
0 kertas

itu menjadi seperti bola dengan kedua


3
belah

4
kaki.Kemudian, buka bola itu menjadi

lembaran seperti semula menggunakan kedua

belah kaki.

b.Robek koran menjadi dua bagian koran

c. Sebagian koran di sobek-sobek menjadi

bagian kecil dengan kedua kaki

d.Pindahkan bunkus semua dengan kedua

kaki menjadi bola

5
Lampiran 2 Ganchart

JADWAL KEGIATAN SKRIPSI

Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik Di Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi
Tahun 2023

N Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus Septemb Oktober


o er
1 Pengajuan Judul Proposal
2 ACC Judul Proposal
3 Pengambilan Data Awal
4 Konsul BAB I-IV Beserta Lampiran
5 Seminar Proposal
6 Perbaikan Proposal

7 Penelitian
8 Konsultasi Skripsi BAB V,VI dan VIi
9 ACC Skripsi
1 Sidang Skripsi
0
1 Perbaikan Skripsi
1
12 Pengumpulan Skripsi

Bukittinggi, September 2023


Pembimbing Peneliti

( Dr. Junios, M.S.I ) ( Yuva Audini )

39
Lampiran Informed Consent

INFORMED CONSENT PENELITIAN

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan


Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik Di Wilayah Kerja Puskesmas
Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2023
Nama Peneliti : Yuva Audini
Nim : 171012114201023

Saya adalah mahasiswa program studi S1 Keperawatan Universitas Prima


Nusantara Bukittinggi. Saya sedang melakukan penelitian dengan tujuan
mengetahui Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan Pelaksanaan
Senam Kaki Diabetik Di wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Tahun 2023.

Partisipasi Saudara/i dalam penelitian ini adalah bersikap sukarela dan


tidak ada Paksaan dari pihak manapun. Apabila saudara/I bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini maka saudara di harapkan untuk menandatangani
lembar persetujuan menjadi responden ini.

Peneliti akan menjaga menjaga kerahasian identitas dan data yang


responden berikan. Informasi yang responden berikan akan saya simpan seaman
mungkin dan apabila dalam pemberian informasi ada yang kurang mengerti maka
responden menanyakan kepada peneliti.

Terimakasih atas partisipasinya Saudara/I dalam penelitian ini

Bukitinggi, 2023

Peneliti Responden

(Yuva Audini) ( )

39
1.2 Izin Penelitian

39
39
Lembar Konsultasi

39
Lampiran Master Tabel
39
Hubungan Pengetahuan Pasien Diabetes Melitus Dengan Pelaksanaan
Senam Kaki Diabetik Di Wiliyah kerja Puskesmas
Guguak Panjang Tahun 2023
Pengetahuan

Tentang Pelaksana

N Inisi Um Pendidik Senam Kaki an Senam


o al ur an
Kaki
1 EN 40 SMA 2 2

2 R 70 SD 1 1

3 NR 67 SMA 2 2

4 AL 65 SMA 2 1

5 I 60 SMA 1 1

6 Y 65 SMP 2 2

7 M 57 SMA 2 2

8 E 67 SMA 2 1

9 Z 61 SMA 1 1

1 I 62 SMP 2 2
0
1 S 68 SMA 1 1
1
1 RJ 66 SMA 2 2
2
1 S 70 SMP 1 1
3
1 S 68 SMA 2 2
4
1 Y 70 SD 2 1
5

39
1 AE 58 S1 2 2
6
1 EI 44 SMA 1 1
7
1 WS 60 S1 2 2
8
1 K 56 SMA 1 1
9
2 E 66 SMP 2 2
0
2 H 58 SMA 2 2
1
2 S 73 SMP 2 1
2
2 M 66 SMA 2 2
3
2 EL 65 SMP 2 2
4
2 S 67 SMA 1 1
5
2 DL 52 D3 1 2
6
2 VV 52 S1 2 1
7
2 R 52 S1 1 2
8
2 M 60 SMP 2 1
9
3 Z 56 SMA 1 2
0
31 NA 47 SMA 2 2

32 M 49 SMP 2 1

33 K 51 SMP 2 2

34 L 63 D3 2 1

35 W 67 S1 2 2

36 S 70 S1 2 2

37 RT 40 SMPSM 2 2
1
P

2
38 YR 48 SMPSM 2 2
P
39 TT 44 SMP 2 2

40 UP 40 SMP 2 2

41 KP 37 SMA 2 2

42 L 50 SMA 1 1

43 OP 50 S1 2 2

44 TU 53 SMA 2 2

45 ID 60 S1 1 2

46 DK 73 SMA 2 2

47 AI 62 SMP 2 1

48 DP 66 SMA 1 2

49 AD 44 SMP 1 2

50 FR 38 D3 2 2

51 SP 70 D3 1 1

52 WG 75 S1 2 2

53 YS 65 SMA 2 1

54 A 62 SMA 2 2

55 RH 63 SMA 2 1

56 MR 40 SMA 2 2

57 TA 48 SMA 2 2

58 RF 62 SMA 2 2

59 HA 60 SMP 1 2

3
60 SA 72 SMA 2 2

61 AP 74 SMP 2 2

62 DA 48 SMA 1 2

63 P 45 SD 2 1

64 R 48 SD 1 1

65 TM 48 S1 2 2

66 AN 36 SD 2 2

67 IH 62 SMP 2 2

68 SM 60 SMA 1 2

69 DA 60 SD 2 1

70 MH 71 SMA 2 2

71 GM 73 SMA 1 1

72 FD 75 D3 1 2

Keterangan :

Pengetahuan Responden Tentang Senam

1 = Kurang Baik

2 = Baik

Pelaksanaan Senam Kaki Diabetik

1 = Kurang Baik

2 = Baik

4
1.5 Tabulasi Data

PENGETAHUAN TENTANG SENAM KAKI DIABETES PELAKSANAAN SENAM KAKI DIABETIK


Subj X X X X X X X X X X X Tot Kategori Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y10 To Katego
ek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 al 1 2 3 4 5 6 7 8 9 tal ri
0 1
1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2
2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 16 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 13 1
3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2
4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 21 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 13 1
5 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 3 13 1
6 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 21 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 23 2
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 3 15 2
8 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 19 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 14 1
9 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 2 15 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1
10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 1 23 2
11 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 14 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 14 1
12 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 2
13 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 16 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 11 1
14 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 20 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 16 2
15 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 19 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 11 1
16 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 22 2
17 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 15 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 14 1
18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 22 2
19 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 14 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1
20 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21 2
21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 22 2
22 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 18 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1
23 2 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 2
24 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 23 2
51 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 1 15 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 2 14 1
52 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 18 2 2 2 2 2 1 2 3 2 1 2 19 2
53 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 21 2 1 1 1 1 2 3 1 1 1 2 14 1
54 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 18 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 17 2
55 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 21 2 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 14 1
56 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 18 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 3 16 2
57 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 20 2 2 1 2 3 2 3 1 2 1 1 18 2
58 2 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 18 2 3 0 1 1 1 2 2 1 2 2 15 2
59 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 16 1 1 2 2 1 2 2 3 2 1 3 19 2
60 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 18 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 19 2
61 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21 2 3 2 2 2 2 2 1 2 2 3 21 2

39
62 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 15 1 3 2 2 2 1 2 1 1 2 1 17 2
63 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 20 2 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 14 1
64 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 15 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 13 1
65 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 21 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 16 2
66 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 15 2
67 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 20 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 17 2
68 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 15 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 17 2
69 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 19 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 14 1
70 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 17 2
71 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
72 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 2 15 1 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 18 2

39
1.5 Hasil SPSS

pengetahuan senam kaki diabetik

Cumulati

Frequency Percent Valid Percent ve


Percent

Valid kurang baik 22 30.6 30.6 30.6

baik 50 69.4 69.4 100.0

Total 72 100.0 100.0

pelaksanaan senam kaki diabetik

Cumulati

Frequency Percent Valid Percent ve


Percent

Valid kurang baik 25 34.7 34.7 34.7

baik 47 65.3 65.3 100.0

Total 72 100.0 100.0

Pengetahuan Senam Kaki * Pelaksanaan Senam Kaki Crosstabulation

Pelaksanaan Senam Kaki

1 2
Total

Pengetahuan Senam Kaki 1 Count 12 10 22


Expected Count 7.6 14.4 22.0

2 Count 13 37 50

Expected Count 17.4 32.6 50.0

Total Count 25 47 72

Expected Count 25.0 47.0 72.0

1
Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.

Value d (2- (2- (1-


f sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 5.492a 1 .019


b
Continuity Correction 4.305 1 .038

Likelihood Ratio 5.360 1 .021

Fisher's Exact Test


.031 .020
5.4 1 .020
Linear-by-Linear Association 16

N of Valid Casesb 72

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,64.

b. Computed only for a 2x2 table


1.5 Dokumentasi Penelitian
39
39
39
39
41

Anda mungkin juga menyukai