net/publication/363638600
CITATIONS READS
0 258
1 author:
Dimas Subekti
Universitas Jambi
37 PUBLICATIONS 44 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Dimas Subekti on 18 September 2022.
A. PENDAHULUAN
Perbatasan bagi suatu negara mempunyai arti penting sebab tidak saja
menegaskan batas kedaulatan, tetapi juga memiliki dimensi internasional. Hal ini
karena berkaitan dengan kepentingan internasional, wilayah perbatasan satu negara
akan selalu bersinggungan dengan wilayah perbatasan darat atau laut negara lain atau
perairan internasional. Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai kurang lebih
81.900 km, Indonesia berbatasan langsung dengan banyak negara, baik di darat
(kontinental) maupun di perairan (maritim). Indonesia berbatasan dengan tiga negara
tetangga: Malaysia, Papua Nugini (PNG), dan Timor Leste. Negara ini berbatasan
dengan tiga pulau yaitu Kalimantan, Papua dan Nusa Tenggara. Di laut, perairan
Indonesia berbatasan dengan kedaulatan dan/atau hak berdaulat sepuluh negara:
India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, Republik Palau, Timor-Leste,
PNG dan Australia (Muhamad, 2012).
Berdasarkan pasal 25A Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara
dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.
Kemudian, Undang-Undang wilayah Negara Nomor 43 Tahun 2008 mengatur bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara kepulauan yang berciri
kepulauan, memiliki kedaulatan atas wilayahnya dan kedaulatan di luar wilayah
kedaulatannya dan mempunyai penguasaan yang sama, menyatakan memiliki
kewenangan tertentu lainnya. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dan kemakmuran rakyat Indonesia.
Tindakan yang merusak lingkungan terbagi dalam tiga kategori: Yang pertama
adalah pertumbuhan penduduk. Populasi dunia meningkat sekitar 1,5% setiap tahun,
dan dunia bertambah sekitar 90 juta orang setiap tahun. Pada tahun 1990 populasi
dunia adalah 5,3 miliar. Pada tahun 2025, populasi dunia diperkirakan akan mencapai
8,5 miliar. Petani kemudian akan membutuhkan 50% lebih banyak hasil padi daripada
yang mereka lakukan sekarang, hanya untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Kedua,
penyalahgunaan sumber daya alam seperti hutan, perikanan dan sungai.
Perkembangan di seluruh dunia menempatkan tuntutan besar pada kecukupan sumber
daya alam, mengancam stabilitas ekosistem. Banyak sumber daya alam yang
dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan penduduk saat ini, mengurangi kegunaannya
untuk generasi mendatang. Ketiga adalah pencemaran udara, air dan tanah.
Masyarakat industri juga berdampak pada ekosistem, semakin merusak lingkungan,
melalui emisi produk sampingan limbah dari bahan yang digunakan dan
diproses(Herlina, 2017).
Amalia, M., & Asmara, A. (2021). Desentralisasi Fiskal dan Kemiskinan di Daerah
Perbatasan Indonesia (IPB University). Retrieved from
https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/108031
Andayani Listyawati, & Lidia Nugrahaningsih Ayal. (2018). Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Kawasan Perbatasan Antar Negara: Kajian Masyarakat Kawasan
Perbatasan Di Timor Tengah Utara. Media Informasi Penelitian Kesejahteraan
Sosial, 42(1), 37–50.
Kennedy, P. S. J., L.Tobing, S. J., L.Toruan, R., & Tampubolon, E. (2019). Diskusi
Mengenai Isu Strategis Tentang Kelembagaan Pengelolaan Perbatasan Negara
Dengan Pemerintah Provinsi Maluku. JURNAL Comunità Servizio, 1(2), 120–133.
https://doi.org/10.33541/cs.v1i2.1277