Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

PROSES PERUBAHAN PADA PENUAAN

Dosen Pengampu : Sri Hidayati, S.Kep.,Ns., M.Kes

Disusun Oleh :

M.Fauzan Al Hafidz P1337421021110

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TEGAL

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Proses
Perubahan Pada Penuaan ” ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan gerontik. Selain itu, saya berharap makalah ini dapat
memberikan wawasan kepada saya selaku penulis dan bagi para pembaca.

Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih ibu Sri Hidayati,
S.Kep.,Ns., M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah keperawatan gerontik yang
telah memberikan tugas ini. Berkat tugas yang diberikan ini, saya mendapat
wawasan baru mengenai topik pembahasan makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


kekurangan dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yag saya
miliki. Oelh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak.

Tegal, 23 Januari 2024

M.Fauzan Al Hafidz

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .............................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

TEORI YANG MENDASARI PERUBAHAN FISIK PADA LANSIA .............1

PERUBAHAN PSIKOSOSIAL PADA LANSIA.................................................2

PERUBAHAN SPIRITUAL PADA LANSIA ......................................................3

PERUBAHAN PADA LANSIA TERKAIT PEKERJAAN ................................3

TIPE KEPRIBADIAN PADA LANSIA ...............................................................4

SOAL & KUNCI JAWABAN ..............................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

iii
TEORI YANG MENDASARI PERUBAHAN FISIK PADA LANSIA

Lansia merupakan proses akhir dari pertumbuhan, dan akn di alami oleh
setiap orang. Batasan usia lansia yaitu di atas 60 tahun. Dalam Undang-undang
No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang termasuk lansia adalah
seseorang yang telah ber-usia 60 tahun atau lebih. Semakin bertambahnya umur
manusia, terjadi proses penuaan secara degenerative yang akan berdampak pada
perubahanperubahan pada diri manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga
kognitif, perasaan, sosial dan sexual. Proses penuaan dapat ditandai dengan adanya
perubahan baik dari fisik, maupun psikologis. Tanda-tanda terjadinya perubahan
fisik pada lansia antara lain kulit mulai mengendur, timbul keriput, mulai beruban,
penedengaran dan penglihatan mulai berkurang, mudah lelah, gerakan mulai lambat
dan kurang lincah, dan bahkan lansia akan mengalami mudah jatuh karena terjadi
kemunduran dari otot, tulang dan penglihatan. Selain perubahan fisik lansia juga
akan mengalami perubahan psikologis, perubahan itu meliputi menurunya proses
informasi, menurunya daya ingat jangka pendek, berkurangnya kemampuan otak
untuk membedakan stimulus atau rangsangan yang datang, dan mudah sensitive
dengan dunia sekitar. Selain perubahan psikologi lansia juga sering kali lansia
mengalami berbagai masalah psikologis. Masalah psikologis yang sering dijumpai
pada lansia adalah depresi, kecemasan, kekecewaan, rumah sepi, kecacatan,
gangguan dalam kemandirian, dan masalah dalam berhubungan merupakan
penyebab strees yang banyak dijumpai pada lansia.(Muchsin et al., 2023)

1
PERUBAHAN PSIKOSOSIAL PADA LANSIA

1) Kesepian

Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama jika
lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit fisik
berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran.

2) Duka cita

Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan


kesayangannya dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada
lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan.

3) Depresi

Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti
dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode
depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stress lingkungan dan
menurunnya kemampuan adaptasi.

4) Gangguan cemas

Dibagi dalam beberapa golongan yakni panik, fobia, gangguan cemas


umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif.
Gangguan-gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan
berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping
obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.

5) Parafrenia

Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga),


lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barang atau berniat

2
membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi atau diisolasi
atau menarik diri dari kegiatan sosial.

6) Sindroma diogenes

Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat


mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia
bermainmain dengan feses dan urinnya, sering menumpuk barang
dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut
dapat terulang kembali.

PERUBAHAN SPIRITUAL PADA LANSIA

Perubahan spiritual pada lansia ditandai dengan semakin matangnya


kehidupan keagamaan lansia. Agama dan kepercayaan terintegrasi dalam
kehidupan yang terlihat dalam pola berfikir dan bertindak sehari-hari.
Perkembangan spiritual yang matang akan membantu lansia untuk
menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan, maupun
merumuskan arti dan tujuan keberadaannya dalam kehidupan.

PERUBAHAN PADA LANSIA TERKAIT PEKERJAAN

Kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan


harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung
dari model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga di
atas. Kenyataan ada menerima, ada yang takut kehilangan, ada yang merasa
senang memiliki jaminan hari tua dan ada juga yang seolah-olah acuh
terhadap pensiun (pasrah). Masing-masing sikap tersebut sebenarnya punya
dampak bagi masing-masing individu, baik positif maupun negatif. Dampak
positif lebih menenteramkan diri lansia dan dampak negatif akan
mengganggu kesejahteraan hidup lansia. Agar pensiun lebih berdampak

3
positif sebaiknya ada masa persiapan pensiun yang benar-benar diisi dengan
kegiatankegiatan untuk mempersiapkan diri, bukan hanya diberi waktu
untuk masuk kerja atau tidak dengan memperoleh gaji penuh. Persiapan
tersebut dilakukan secara berencana, terorganisasi dan terarah bagi masing-
masing orang yang akan pensiun. Jika perlu dilakukan assessment untuk
menentukan arah minatnya agar tetap memiliki kegiatan yang jelas dan
positif. Untuk merencanakan kegiatan setelah pensiun dan memasuki masa
lansia dapat dilakukan pelatihan yang sifatnya memantapkan arah minatnya
masing-masing. Misalnya cara berwiraswasta, cara membuka usaha sendiri
yang sangat banyak jenis dan macamnya.

TIPE KEPRIBADIAN PADA LANSIA

Tipe-tipe kepribadian pada lansia mengungkapkan bahwa pada umumnya


sesorang yang memasuki masa usia lanjut, akan mengalami penurunan fungsi
kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif terdiri dari proses belajar, pemahaman,
pengertian, persepsi, perhatian, dan lain sebagainya mengalami penurunan pada
masa usia lanjut sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi semakin
lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang
berhubungan dengan dorongan kehendak, seperti tindakan, koordinasi, dan gerakan
juga mengalami penurunan, sehingga lansia menjadi kurang cekatan. Adanya
penurunan kedua fungsi tersebut juga menyebabkan lansia mengalami perubahan
pada aspek psikososial yang berkaitan dengan kondisi kepribadian lansia.beberapa
perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan lima tipe kepribadian lansia, yaitu
sebagai berikut:

1) Tipe kepribadian konstruktif

Model kepribadian tipe ini sejak muda umumnya mudah menyesuaikan diri
dengan baik terhadap perubahan dan pola kehidupannya. Sejak muda
perilakunya positif dan konstruktif serta hampir tidak pernah bermasalah,
baik di rumah, di sekolah maupun dalam pergaulan sosial. Perilakunya baik,
4
adaptif, aktif, dinamis, sehingga setelah selesai mengikuti studi ia
mendapatkan pekerjaan juga dengan mudah dan dalam bekerjapun tidak
bermasalah. Karier dalam pekerjaan juga lancar begitu juga dalam kehidupan
berkeluarga; tenang dan damai semua berjalan dengan normatif dan lancar.
Dapat dikatakan bahwa tipe kepribadian model ini adalah tipe ideal, seolah-
olah orang tidak pernah menghadapi permasalahan yang menggoncangkan
dirinya sehingga hidupnya terlihat stabil dan lancar. Jika tipe kerpibadian ini
terlihat seolah-olah tidak pernah bermasalah hal itu terjadi karena tipe
kepribadian model ini mudah menyesuaikan diri, dalam arti juga pandai
mengatasi segala permasalahan dalam kehidupannya.

Sifatnya pada masa dewasa adalah mempunyai rasa toleransi yang tinggi,
sabar, bertanggung jawab dan fleksibel, sehingga dalam menghadapi
tantangan dan gejolak selalu dihadapi dengan kepala dingin dan sikap yang
mantap. Pada masa lanjut usia model kepribadian ini dapat menerima
kenyataan, sehingga pada saat memasuki usia pensiun ia dapat menerima
dengan suka rela dan tidak menjadikannya sebagai suatu masalah, karena itu
post power sindrome juga tidak dialami. Pada umumnya karena orangorang
dengan kepribadian semacam ini sangat produktif dan selalu aktif, walaupun
mereka sudah pensiun akan banyak yang menawari pekerjaan sehingga
mereka tetap aktif bekerja di bidang lain ataupun ditempat lain. Itulah
gambaran tipe kepribadian konstruktif yang sangat ideal, sehingga mantap
sampai lansia dan tetap eksis di hari tua.

2) Tipe kepribadian mandiri

Model kepribadian tipe ini sejak masa muda dikenal sebagai orang yang aktif
dan dinamis dalam pergaulan sosial, senang menolong orang lain, memiliki
penyesuaian diri yang cepat dan baik, banyak memiliki kawan dekat namun
sering menolak pertolongan atau bantuan orang lain. Tipe kepribadian ini
seolah-olah pada dirinya memiliki prinsip "jangan menyusahkan orang lain"
tetapi menolong orang lain itu penting. Jika mungkin segala keperluannya

5
diurus sendiri, baik keperluan sekolah, pakaian sampai mencari pekerjaan
dan mencari pasangan adalah urusan sendiri. Begitu juga setelah bekerja,
dalam dunia kerja ia sangat mandiri dan sering menjadi pimpinan karena
aktif dan dominan. Perilakunya yang aktif dan tidak memiliki pamrih, justru
memudahkan gerak langkahnya, biasanya ia mudah memperoleh fasilitas
atau kemudahan-kemudahan lainnya sehingga kariernya cukup menanjak,
apalagi jika ditunjang pendidikan yang baik, maka akan mengantarkan
model kepribadian yang mandiri menjadi pimpinan atau manajer yang
tangguh. Dalam kehidupan berkeluarga model kepribadian ini umumnya
sangat dominan dalam mengurus keluarganya. Semua dipimpin dan diatur
dengan cekatan sehingga semua beres. Seolah-olah dalam benaknya anak
istri tidak boleh kerepotan dan jangan merepotkan orang lain. Model tipe ini
adalah ayah atau ibu yang sangat perhatian pada anak-anak dengan segala
kebutuhannya. Bagaimana model kepribadian tipe ini memasuki masa
pensiun dan masa lansia? Disinilah mulai timbul gejolak, timbul perasaan
khawatir kehilangan anak buah, teman, kelompok, jabatan, status dan
kedudukan sehingga cenderung ia menunda untuk pensiun atau takut pensiun
atau takut menghadapi kenyataan. Termasuk dalam kelompok kepribadian
model ini adalah mereka yang sering mengalami post power sindrome
setelah menjalani masa pensiun. Sedangkan tipe kepribadian ini yang
selamat dari sindrome adalah mereka yang biasanya telah menyiapkan diri
untuk memiliki pekerjaan baru sebelum pensiun, misalnya wira swasta atau
punya kantor sendiri atau praktek pribadi sesuai dengan profesinya masing-
masing dan umumnya tidak tertarik lagi bekerja disuatu lembaga baru
kecuali diserahi penuh sebagai pimpinan.

3) Tipe kepribadian tergantung

Tipe kepribadian tergantung ditandai dengan perilaku yang pasif dan tidak
berambisi sejak anak-anak, remaja dan masa muda. Kegiatan yang
dilakukannya cenderung didasari oleh ikut-ikutan karena diajak oleh
temannya atau orang lain. Karena pasif dan tergantung, maka jika tidak ada

6
teman yang mengajak, timbul pikiran yang optimistik, namun sukar
melaksanakan kehendaknya, karena kurang memiliki inisiatif dan kreativitas
untuk menghadapi hal-hal yang nyata. Pada waktu sekolah mereka biasanya
dikenal sebagai siswa yang pasif, tidak menonjol, banyak menyendiri,
pergaulannya terbatas sehingga hampir-hampir tidak dikenal kawan
sekelasnya. Begitu juga saat menjadi mahasiswa, biasanya serba lambat
karena pasif sehingga masa studinya juga lambat. Dalam mencari pekerjaan
orang tipe ini biasanya tergantung pada orang lain, sehingga masuk usia kerja
juga lambat dan kariernya tidak menyolok. Dalam bekerja lebih senang jika
diperintah, dipimpin dan diperhatikan oleh orang lain atau atasan, namun jika
tidak ada perintah cenderung pasif seolah-olah tidak tahu apa yang harus
dilakukan. Dalam pergaulan sehari-hari mereka cenderung menunggu ajakan
teman namun sesudah akrab sulit melupakan jasa baik temannya. Dalam
kehidupan perkawinan, karena orang pasif biasanya menikah terlambat dan
memilih istri atau suami yang dominan, maka dalam kehidupan keluarga
biasanya akur, akrab, tentram tidak banyak protes, pokoknya mengikuti
kehendak suami atau istri. Pada saat pensiun mereka dengan senang hati
menerima pensiun dan dapat menikmati hari tuanya. Masalah akan timbul
jika pasangan hidupnya meninggal duluan. Kejadian tersebut seringkali
mengakibatkan mereka menjadi merana dan kadang-kadang juga cepat
menyusul, karena kehilangan pasangan merupakan beban yang amat berat
sehingga mengalami stress yang berat dan sangat menderita.

4) Kepribadian bermusuhan

Tipe Kepribadian bermusuhan adalah model kepribadian yang tidak


disenangi orang, karena perilakunya cenderung sewenang-wenang, galak,
kejam, agresif, semauanya sendiri dan sebagainya. Sejak masa sekolah dan
remaja biasanya mereka sudah banyak masalah, sering pindah-pindah
sekolah, tidak disenangi guru, dijauhi kawan-kawan sehingga sebagai siswa
reputasinya negatif. Begitu juga setelah jadi mahasiswa, dikampus biasanya
mereka dikenal sebagai tukang bikin ribut, prestasi akademik kurang, namun

7
biasanya pandai pacaran, ganti-ganti pacar, berjiwa petualang dan mudah
terjerumus dalam minum-minuman keras, menggunakan narkotik dan
sejenisnya. Dalam dunia kerja umumnya mereka tidak stabil, senang pindah-
pindah kerja atau pekerjaannya tidak menentu. Kalau menjadi pejabat
cenderung foya-foya, menghalalkan segala cara dan semua keinginan harus
dituruti, demi memberikan kepuasan diri. Tipe ini juga dikenal tidak mau
mengakui kesalahannya dan cenderung mengatakan bahwa orang lah yang
berbuat salah, banyak mengeluh dan bertindak agresif atau destruktif, pada
hal dalam kenyataan mereka lebih banyak berbuat kesalahan. Model
kepribadian bermusuhan ini juga takut menghadapi masa tua, sehingga
mereka berusaha minum segala jenis jamu atau obat agar terlihat tetap awet
muda, mereka juga takut kehilangan power, takut pensiun dan paling takut
akan kematian. Biasanya pada masa lansia ornag-orang dengan tipe ini
terlihat menjadi rakus, tamak, emosional dan tidak puas dengan
kehidupannya, seolah-olah ingin hidup seribu tahun lagi.

5) Kepribadian kritik diri

Tipe kepribadian kritik diri ditandai adanya sifat-sifat yang sering menyesali
diri dan mengkritik dirinya sendiri. Misalnya merasa bodoh, pendek, kurus,
terlalu tinggi, terlalu gemuk dan sebagainya, yang menggambarkan bahwa
mereka tidak puas dengan keberadaan dirinya. Sejak menjadi siswa mereka
tidak memiliki ambisi namun kritik terhadap dirinya banyak dilontarkan.
Kalau dapat nilai jelek, selalu mengkritik dirinya dengan kata dasar orang
bodoh maka malas belajar. Begitu juga setelah dewasa dalam mencari
pekerjaan dan bekerja juga tidak berambisi yang penting bekerja namun
karier tidak begitu diperhatikan. Keadaan itu biasanya juga mengakibatkan
kondisi sosial ekonominya juga menjadi paspasan, karena sulit diajak kerja
keras. Dalam kehidupan berkeluarga juga tidak berambisi, syukur kalau dapat
jodoh, namun setelah nikah hubungan suami istripun tidak mesra karena
selalu mengkritik dirinya dengan segala kekuangannya. Karena kurang akrab
berkomunikasi dengan suami atau istri, maka mudah terjadi salah faham,

8
salah pengertian dan mudah tersinggung. Kehidupan dalam keluarga kurang
hangat dan kurang membahagiakan dirinya. Dalam menghadapi masa
pensiun mereka akan menerima dengan rasa berat, karena merasa lebih tidak
berharga lagi dan tidak terpakai. Model kepribadian inilah yang sering terlihat
pada lansia yang antara suami dan istri menjadi tidak akur, sehingga masing-
masing mengurusi kebutuhan sendiri-sendiri, tidak saling menegur dan saling
mengacuhkan walaupun hidup dalam satu atap.

9
SOAL & KUNCI JAWABAN

1. Tipe kepribadian kritik diri ditandai adanya sifat-sifat yang sering


menyesali diri dan mengkritik dirinya sendiri. Misalnya kecuali ….

A. merasa bodoh

B. merasa pendek

C. merasa kurus

D. menerima diri apa adanya & bersyukur

E. merasa terlalu tinggi & terlalu gemuk

2. Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat


mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia
bermainmain dengan feses dan urinnya, sering menumpuk barang
dengan tidak teratur. Merupakan perubahan psikososial pada lansia….

A. Kesepian

B. Duka cita

C. Depresi

D. Gangguan cemas

E. Sindroma diogenes

3. Perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat di


pengaruhi oleh tipe personality kondisi ini sesuai dengan….( Jawaban=
A. Teori reaksi kekebalan sendiri

B. Teori pemakaian dan rusak

C. Teori aktivitas

10
D. Teori kepribadian berkelanjutan

E. Teori pembebasan

4. Usia lanjut yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan Sosial, kondisi ini sesuai dengan teori proses menua …
A. Teori reaksi kekebalan sendiri

B. Teori pemakaian dan rusak

C. Teori kepribadian berlanjut

D. Teori pembebasan

E. Teori aktivitas

5. Kesepian pada lansia dapat terjadi karena pasangan hidup yang


meninggal. Kondisi ini Termasuk pada perubahan ….

A. Psikososial

B. Konsep diri

C. Psikologis

D. Sosial

E. Kepribadian

11
DAFTAR PUSTAKA

Maria (2021). Tipe-Tipe Kepribadian Pada Lansia. Diakses pada 18 Januari 2024
Muchsin, E. nurhayati, Wibowo, D. A., Sunaringtyas, W., & Ilmika, R. V. (2023).
Tingkat Stres Pada Lansia Yang Tidak Tinggal Serumah Dengan Keluarga.
Jurnal Salam Sehat Masyarakat (JSSM), 4(2), 22–28.
https://doi.org/10.22437/jssm.v4i2.25948
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2016). Proses Memasuki Usia Lanjut.
Depkres RI. Jakarta https://dinas.id/soal-materi-proses-menua Kompasiana.
Artikel.
Putri, D. R., Psikologi, P., Sahid, U., & Perkembangan, T. (n.d.). Perubahan
kepribadian pada masa usia lanjut. 2, 49–57. Wiffida, D. (2021).

12

Anda mungkin juga menyukai