Anda di halaman 1dari 5

KURANG TEPAT

Muhammad Nur Fikri

Citra, anak smp lugu yang berasal dari keluarga harmonis. Ia merupakan anak dari seorang
tentara. Sejak kecil ia di didik dengan positif dan penuh kasih sayang. Pada saat smp, ia terkenal
pintar dan cerdas, bahkan selalu mendapat peringkat umum. Dikarenakan kepintarannya, ia
selalu berhasil memenangkan olimpiade yang diselenggarakan dikotanya. Namun waktu tidak
berhenti ketika dia smp. Ada masanya iya harus menuju ke jenjang yang lebih tinggi. Yapp,
sekolah menengah atas atau SMA. Tapi dia menerima kenyaatan jika ia harus melanjutkan
sekolahnya diluar kota yang dikarenakan ayahnya yang ditugaskan dikota Jakarta. Singkat
cerita, dia dan keluarganya sampai dijakarta. Citra bersama ibunya mencari sekolah yang bagus
untuk dia menjalankan SMAnya. Hingga akhirnya citra dan ibunya menentukan kalo Citra akan
melanjutkan sekolahnya di SMA NEGERI 1 Jakarta. Dikarenakan kepintarannya, dia berhasil
masuk ke sekolah itu, bahkan nilai Citra merupakan nilai tertinggi dari semua calon siswa yang
mengikuti tes di sekolah itu.

Citra yang telah berhasil masuk ke sekolah itu melalukan MPLS atau Masa Pengenalan
Lingkukan Sekolah. Disana Citra dan siswa lainnya disuruh membuat kelompok. Dikarenakan
Citra orang yang pemalu, dia masih sungkan untuk mengajak orang lain membuat kelompok
bersamanya. Untungnya ada 1 siswa yang mengajak Citra untuk membuat kelompok
bersamanya. Anak itu bernama A( isi sendiri, nnti bru bt ganti). A merupakan anak pengusaha
kaya. ayah si A merupakan pengusaha kelapa sawit dan ibunya memiliki perusahaan jasa yang
berfokus dibidang keamanan atau lebih dikenal dengan security. singkat cerita Citra mau
sekelompok dengan A. Akan tetapi, mereka masih berdua, sedangkan panitia penyelenggara
meminta agar 1 kelompok berisi minimal 3 orang dan maksimal 5 orang. Datanglah Si B yang
sedang kewalahan mencari kelompok. Dari sinilah persahabatan mereka bertiga dimulai. Ohh
hamper lupa saya mengenalkan Si B. perkenalkan B, dia merupakan teman kelas A di SMP.
Ayahnya bekerja sebagai seorang guru di Jakarta. Seluruh kelompok disuruh untuk
mengumpulkan identitas guru disekolah ini beserta tanda tangannya. Mereka diberi waktu
selama setengah jam untuk melakukan itu.
Panitia : Kami akan membunyikan bel itu sebagai tanda bahwa waktunya telah dimulai (sambil
menunjuk bel yang bedara di dinding)
KKRRIIINGGGG!!!!. Bunyi bel yang menandakan bahwa seluruh kelompok harus mengerjakan
tugasnya. Tanpa pikir panjang, Citra dan 2 temannya langsung mencari guru-guru yang ada di
sekolah itu. 5 menit pertama mereka berhasil mendapatkan 7 identitas guru beserta tanda
tangannya. 15 menit berjalan, mereka berhasil mengumpulkan 30 identitas guru. Dan hingga
waktu selesai, mereka menyelesaikan tugasnya dengan mendapat 76 identitas guru. Mereka
berhasil menjadi peringkat kedua yang mendapatkan identitas guru terbanyak. Singkatnya,
MPLS selesai. Mereka pulang. Namun A meneraktir Citra dan B untuk makan mie ayam didekat
sekolah mereka. Sembari menyantap makanannya, mereka berbincang tentang tugas yang
diberikan panitia MPLS tadi.
A : parahh, masa tugasnya disuruh ngumpulin tanda tangan semua guru, mana banyak banget
lagi
B : Iya anjirrr, capek gua. Padahal banyak guru yang gak masuk loh katanya, tapi tetap banyak
cok, gimana kalo semuanya hadir
Citra : udahh gak apa-apa, ambil untungnya aja. Kita bisa tau banyak guru dalam 1 hari ini, jadi
gak perlu bingung lagi kalo ada guru yang manggil.
A dan B : iyaasihh.
A : yaudahlah abisin makanannya dan kita langsung balik aja
mereka bergegas menyelesaikan makan mereka dan pulang.

Tiba hari dimana mereka balik ke sekolah, seluruh siswa disuruh kumpul dilapangan
Panitia : kepada seluruh siswa segera mencari kelompok MPLSnya masing-masing!!!!
Citra panik sambil mencari A dan B. Untungnya mereka langsung bertemu dipinggiran lapangan.
Setelah semuanya sudah mendapat kelompokknya masing-masing. Mereka mendapat
informasi kalau tiap orang akan mendapatkan kelas yang sama dengan teman kelompoknya.
Mereka bertiga kegirangan karena mereka bisa lebih dekat dengan ini. Singkat saja setelah 5
kelompok dipanggil, Citra beserta 2 temannya dipanggil. Mereka masuk ke kelas dan masih
menunggu kelompok lainnya untuk mengisi kelas. Setelah 2 kelompok masuk, tibalah kelompok
terakhir yang terkenal nakal dan rusaknya. Mereka merupakan Raden, LA dan LB( kasih nama
LA deng LB sndri). Ketika mereka bertiga masuk, terdengar banyak bisikan-bisikan.
A : liatuh mereka, anak-anak bandel.
B : kok kita harus sekelas sama mereka sihhh
Citra : udahh, jangan gitu. Mereka juga berhak sekolah disini
B : hmm

Karena banyaknya cerita aneh dari anak-anak yang lain. Citra bagaikan anak kecil yang
berhayal seolah dia adalah pahlawan yang bisa membasmi kejahatan, dia berhayal kalau dia
bisa merubah Raden dan teman-temannya menjadi anak baik. Namun itu bukan Cuma hayalan,
citra ingan merealisasikan itu. Dengan pedenya citra berkata pada A dan B
Citra : gua akan membuat mereka menjadi anak baik yang rajin belajar
A dan B : APAAAA???!!! (teriak mereka bersamaan dengan kaget)
B : mereka itu nakalnya udah stadium 4, orang tua mereka aja udah gak sanggup ngatur
mereka, apa kabar elo yang baru kenal skrng.
A : jangan ngayal deh cit, kaget gue nih.
Citra : udah percaya aja, aku yakin bisa buat mereka berubah

Citra berjalan menuju raden dan teman- temannya.


Citra : hai, aku citra kamu raden kan?
Raden : iya, kenapa?
Citra : gak apa-apa, trus teman-teman kamu?
Si lB : gw LB, dan itu LA, kami temenan sama raden dari kelas 1 smp
LA : ehh gw kekantin dulu lah, lapar nih
Raden dan LB : nitip dongg
LA : enak banget lu pada ngomong nitip. sini ikut anjing
LB : yeee pelit amat. Yaudahlahh ayo
Tanpa berpemitan, mereka bertiga berjalan meninggalkan citra. Citrapun berjalan menuju
tempat dudukknya
A : kan udah gue bilang, sifat mereka itu gak bagus
Citra : percaya sama aku, mereka pasti berubah
A dan B tidak bisa berkata-kata melihat tekad citra yang sangat kuat.

Selang 1 minggu, mereka diberikan tugas fisika, raden beserta teman-temannya pergi ke
tempat citra dan teman-temannya untuk meminta mengerjakan tugasnya untuk mereka
Raden : Citra
Citra : iyaa?
Raden : kerjain tugas gue dong, besok bawa ya
Citra : dihh enak banget nyuruh aku, mending pulang sekolah kita kerjain bareng
Raden : lu aja deh kerjain buat gue
Citra : gak akan, kalo kamu nyuruh aku buat kerjain gak akan aku kerjain kecuali kalo kita kerjain
bareng-bareng
Raden : iyadehh ntar pulang sekolah gue tunggu depan sekolah
Citra : okeyy
Merekapun bubar

Sepulang sekolah citra dan teman-temannya bertemu dengan raden beserta 2 temannya
untuk pergi mengerjakan tugas bersama. Ini berulang setiap ada tugas yang diberikan dikelas.
Waktu berjalan 1 tahun. Raden dan teman-temannya berubah, yang dulu anaknya nakal
sekarang menjadi anak sekolahan yang normal. melihat itu, citra jatuh hati kepada raden.
mengetahui citra yang jatuh cinta kepada raden, dan sebenarnya radenpun memiliki perasaan
kepada citra, radenpun mengajak citra untuk berpacaran. Diam-diam citra menerima ajakan
raden tanpa sepengetahuan keluarganya. Singkat cerita mereka berdua menjadi sepasang
kekasih yang romantis. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Mulai dari belajar
bersama, hang out, bahkan mereka sering night ride. Selang 6 bulan berpacaran. Ada saat
dimana raden berulang tahun. Raden mengajak citra untuk makan malam romantic di sebuah
restoran tersembunyi (biasa disebut hidden gems). Citrapun meng iya kan ajakan raden
pacarnya. Malamnya raden shareloc tempat ia berada. Tanpa pikir panjang citra bersiap-siap
dan langsung meluncur ke tempat itu menggunakan ojek online. Setibanya disana, citra
menunggu raden untuk menjemputnya untuk pergi ketempat restoran tersembunyi itu. Pada
saat menunggu, datang 2 orang yang menutup mulut citra sambil mengangkat citra ke sebuah
bangunan kosong. Mereka berdua merupakan LA dan LB teman Raden. Ternyata raden menipu
citra, tidak ada restoran disekitar sini. Ini hanya kawasan bangunan tua yang sudah tidak
terpakai dan tidak ada penghuninya. Mereka mengikat citra di kursi dan mereka bertiga
menyalakan rokok yang dibawa oleh mereka. Sikap mereka mematahkan ekspetasi citra yang
menganggap mereka telah berubah. ternyata perkiraan citra “KURANG TEPAT” mereka hanya
berpura-pura menjadi anak baik didepan citra karena mereka tau citra anak yang polos, karena
itu mereka ingin memanfaatkan kepolosan citra untuk memuaskan nafsu mereka dengan cara
kasar.
Sehabis menghisap rokok mereka,
Raden : mari kita mulai permainannya
Raden dan teman-temannya mulai meluncurkan aksinya, mereka mulai membuka baju citra
perlahan-lahan

Anda mungkin juga menyukai