Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SYUBHAT HAWLA AL-QUR’AN

I
SYUBHAT TENTANG ADANYA BAHASA ASING DALAM AL-
QUR’AN

Dosen Pengampu :
Dr. H. Masyhuri Putra, Lc., M.Ag

Disusun Oleh:
Fahrez Adhalik Zaid Abdullah (12130211900)
Hilman Akbar (12130214214)
Yuda Putra Pratama (12030216009)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


FAKULTAS USHULUDDIN JURUSAN
ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR PEKANBARU
TAHUN AKADEMIK 20224
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul Syubhat Tentang Adanya Bahasa Asing Dalam Al-Qur’an.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini sampai selesai.
Kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk penyusunan makalah yang selanjutnya agar jauh lebih baik dari
sebelumnya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bemanfaat
bagi kami khususnya bagi para pembaca.

Pekanbaru, 23 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. Syubhat Tentang Adanya Bahasa Asing Dalam Al-Qur’an ............................................
2
B. Pandangan Ulama Sekitar Adanya Bahasa Asing Dalam Al-Qur’an..............................
2
C. Bantahan terhadap Syubhat tentang Adanya Bahasa Asing dalam Al-Qur’an ...............
3
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 6
B. Saran ............................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya memahami Al-Qur’an dengan baik tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu yang
terkait dengan Al-Qur’an. Ketika Al-Qur’an dipahami secara bebas dengan mengabaikan
perangkat keilmuan yang melingkupinya, maka cenderung akan menghasilkan penafsiran
yang jauh dari nilai kebenaran AlQur‟an. Salah satu rumpun keilmuan yang melekat erat dan
tidak dapat dipisahkan dalam upaya memahami Al-Qur’an adalah keilmuan tentang
gramatikal atau tata bahasa Arab. Oleh karena itu, kaum muslimin yang ingin memahami
Al-Qur’an secara keseluruhan dan mendalam maka diharuskan untuk memahami perangkat-
perangkat keilmuan, termasuk mempelajari bahasa Arab dan gramatikalnya dengan
benar.Sejak lahirnya sampai sekarang ini, bahasa Arab banyak mengalami perubahan dari
segi gaya bahasa dalam perolehan kosa-kata yang baru karenaproses pengambilan bahasa
dengan penyerapan kata-kata asing. Proses ini merupakan suatu hal yang biasa dan bersifat
lahiriah. Begitu juga bahasa Arab, secara alami banyak mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
bahasa-bahasa lain karena hubungannya dengan negara-negara tetangganya seperti: Persia,
Habasyah, Syiria dan lain-
lain.
Berangkat dari hal tersebut maka munculah perbedaan pendapat dan terjadi perdebatan
panjang tentang ada-tidaknya kata serapan dalam al-Qur’an, karena banyaknya bahasa Arab
yang berasal dari bahasa serapan dan ayat-ayat alQur’an tertulis dengan bahasa Arab. Untuk
itu makalah ini akan membahas adanya kata serapan menurut salah satu tokoh yang
mengiyakan keberadaan kata serapan dalam Al-Qur’an. Tokoh tersebut adalah Ibn Jarir at-
Thobari yang memiliki kedalaman ilmu tentang ilmu hadist, ilmu bahasa dan tafsir.1
Dan bahasa Arab sendiri memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan bahasa-
bahasa yang lain yaitu sebagai Bahasa al-Qur’an. Maka seperti halnya bahasa Arab yang
banyak mengalami pembendaharaan kata dari bahasa asing, al-Qur’an juga mengalaminya.
Dikarenakan bahasa Arab telah banyak dipengaruhi dan mempengaruhi oleh bahasa lain
dari bangsa-bangsa sekitarnya seperti Persia, Turki, Pakistan, dll.2
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan memaparkan beberapa uraian lebih
mendalam mengenai bahasa asing yang ada didalam Al-Qur’an yang dipandang syubhat.
Maka judul makalah ini adalah “Syubhat tentang Adanya Bahasa Asing dalam Al-Qur’an”.
Serta memaparkan beberapa pandangan ulama sekitar adanya Bahasa asing dalam AlQur’an
dan bantahan-bantahan terhadap syubhat tentang adanya Bahasa asing dalam Al-Qur’an.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja syubhat tentang adanya bahasa asing dalam Al-Qur’an ?
2. Bagaimana pandangan ulama sekitar adanya Bahasa asing dalam Al-Qur’an ?
3. Bagaimana bantahan terhadap syubhat tentang adanya Bahasa asing dalam Al-Qur’an?

1
Ismail Ubaidillah, Kata Serapan Bahasa Asing dalam Al-Qur'an dalam Pemikiran At-Thobari, Jurnal
At-Ta'dib. vol 8 no 1. 2013, hal.120
2
Muhammad sa’id Al-Khudri, Al-Luhgoh Al-Ukhro Fi-L-Qur’an Al-Karim Wa Mauqifu At-Thobari
Minha, (Beirut-Lebanon: Darul Ihya’ At-Turost Al-Araby), hal.40
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Syubhat Tentang Adanya Bahasa Asing Dalam Al-


Qur’an
Berbicara mengenai bahasa Al-Qur’an para ulama sepakat menyatakan bahwa sisi
keindahan bahasa dan susunan kata ayat-ayat Al-Qur’an sangat mempesona dan ini yang
ditantangkan AlQur’an kepada orang yang meragukan sumbernya. Aspek-aspek
keistemewaan bahasa Al-Qur’an antara lain ketelitiannya memilih dan menyusun kosakata,
kemudahan pengucapannya serta kesesuaian nada kalimatnya ke telinga pembaca dan
pendengarnya juga kedalaman pesan yang dikandungnya.1
Di dalam buku The Foreign Vocabulary of The Qur’an Jeffery menjelaskan faktor-
faktor dan penyebab adanya kosakata asing di dalam Al-Qur’an dan juga menyebutkan
kosakata yang menurutnya asing beserta perdebatan yang terjadi di antara para sarjana dan
ulama dalam menentukan asal suatu lafadz. Di dalam buku tersebut ia menjelaskan bahwa di
dalam Al-Qur’an terdapat kosakata asing yang berasal dari Ethiopia, Persia, Yunani, India,
Syriak, Ibrani, Nabatean, Koptik, Turki, Negro dan Barbar. Dari penemuannya 317 kosakata
asing di dalam Al-Qur’an Jeffery menyimpulkan bahwa Al-Qur’an adalah kitab berbahasa
Arab yang terpengaruh berbagai bahasa asing. Hal ini disebabkan pada zaman rasulullah
SAW Arab tidak terisolasi dari dunia luar sehingga interaksi tersebut secara alami
menghasilkan pertukaran kosakata.2
Friedrich Schwally mengatakan bahwa kata Qur’an merupakan derivasi dari bahasa
Syria atau Ibrani yaitu qeryana, qiryani yang artinya bacaan atau yang dibaca dimana kata
tersebut digunakan dalam liturgi Kristen. Hal ini menunjukkan bahwa ada penyerapan
kosakata Arab dari bahasa Syria.3
Imam Syafii mengatakan bahwa di dalam Al-Quran hanya terdapat bahasa Arab dan itu
bersifat murni. Apa yang dianggap sebagai kosakata asing oleh sebagian kelompok pada
kenyataannya dia bukan asing melainkan orang tersebut tidak mengetahui kosakata tersebut.
Hal ini diperkuat dengan pendapat bahwa Nabi Muhammad adalah satu-satunya orang yang
memiliki wawasan dan keluasan pengetahuan di bidang bahasa Arab.
Jalaluddin as-Suyuti berpendapat bahwa di dalam AlQur’an terdapat kosakata asing.
Argumentasi ini didasarkan pada riwayat Yang artinya: Di dalam Al-Qur’an terdapat berbagai
macam bahasa. Hal ini karena nabi diutus untuk semua umat, maka dari itu seharusnya kitab
yang diwahyukan kepadanya terdiri dari berbagai macam bahasa. Diantara hikmah adanya
kosakata asing dalam Al-Qur’an adalah sebagai bukti bahwa Al-Qur’an mencakup semua
pengetahuan terdahulu dan sekarang sehingga untuk mengungkapkan isyarat-isyarat itu
dibutuhkan berbagai macam bahasa.4 Seperti adanya kosakata Persia, ketika itu bangsa
tersebut terkenal dengan kemajuan peradabannya sehingga bahasanya dipakai oleh berbagai
bangsa. Sebagai bukti Al-Qur’an untuk semua umat maka ia juga mengandung kata-kata
bahasa internasional diantaranya Persia yang ketika itu menyebar sampai ke Mesopotamia
bahkan peradabannya hampir menggeser peradaban Habasyah di daerah Mekah. 5Ibn Naquib
dalam Khasais Al-Qur’an juga mengatakan bahwa Al-Qur’an terdiri bahasa Arab dan juga
selain Arab diantaranya Romawi, Persi dan Habsyah.6
1
Quraish Shihab, ‚Seputar Mukjizat dan I‘jaz Al-Qur’an‛ dalam Issa J.Boullata, Al-Qur’an yang Menakjubkan
(Tangerang: Lentera Hati, 2008), vii.
2
Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Qur’an (Leiden: Koninklijke Brill, 2007), 2-3.
3
Subhi as-Salih, Mabahith fi ‘Ulum Al-Qur’an (Beirut: Dar al-‘Ilm li al-Malayin, 1988), 20.
4
Jalaluddin as-Suyuti, al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an, 137.
5
Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of The Qur’an (Leiden: Koninklijke Brill NV: 2007),14.
6
‘Abd al-Majid al-Madani,‛ A Hiya Kalimat A‘jamiyah‛
http://www.darululoomdeoband.com/arabic/magazine/tmp/1334986197fix4sub4 file.htm
2
Adanya bahasa asing dalam Al-Qur'an adalah suatu kontroversi yang telah dibahas oleh
para ulama selama bertahun-tahun. Meskipun Al-Qur'an diturunkan dalam Bahasa Arab,
tetapi ada kata-kata yang disebut-sebut berasal dari bahasa asing, seperti Persia, Habsyah,
dan Yunani. Ini menunjukkan bahwa Bahasa Arab bukanlah satu-satunya bahasa dalam
peradaban manusia, dan Al-Qur'an diturunkan dalam konteks masyarakat Arab Quraisy.
Terdapat beberapa pendapat mengenai adanya bahasa asing dalam Al-Qur'an.
Sebagian ulama mengatakan bahwa kata-kata yang disebut-sebut berasal dari bahasa asing
adalah kata- kata yang telah diarabisasi, atau kata-kata serapan bahasa asing yang telah
terarabkan (ta’arib). Sebagian lain mengatakan bahwa kata-kata asing tersebut bukanlah
bahasa asing, tetapi berasal dari bahasa Arab yang telah digunakan dalam konteks tertentu.
Adopsi bahasa asing memberi pandangan terhadap al-Qur’an seolah bukan dibangun
dengan bahasa Arab, padahal dalam al-Qur’an sendiri sering menyebutkan bahwa al-
Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab yang murni. 3 Dengan adanya penemuan
perkataan asing menjadikan kalangan orientalis mulai mempermasalahkan keaslian sifat
bahasa Arab di dalam al-Qur’an.4
Kajian bahasa asing dalam al-Qur’an salah satunya dikaji lebih lanjut oleh Arthur
Jeffery (1892-1959). Ia merupakan orientalis asal Australia yang memiliki pengaruh besar
dalam kajian orientalis yang berkaitan dengan al-Qur’an, banyak sekali karya-karyanya yang
berkaitan dengan Al-Qur’an dan Nabi Muhammad.5Arthur Jeffery mengatakan bahwa dalam
Al-Qur'an terdapat bahasa asing, tetapi ini telah dibuktikan kekeliruannya dengan kritik dari
para ulama terdahulu. Imam As-Syafi'i mengemukakan jawaban sebaliknya, bahwa Al-
Qur'an diturunkan dalam Bahasa Arab, meski bukan hanya untuk orang Arab, tetapi untuk
semua orang di dunia.6
Dalam hal ini, adanya bahasa asing dalam Al-Qur'an tidak menunjukkan kekeliruan
keaslian Bahasa Arab di dalam al-Qur'an, melainkan merupakan tanda bahwa Al-Qur'an
diturunkan dalam konteks masyarakat Arab Quraisy yang memiliki berbagai bahasa asing.

B. Pandangan Ulama Sekitar Adanya Bahasa Asing Dalam Al-


Qur’an
Pandangan ulama sekitar adanya bahasa asing dalam Al Qur'an adalah bertentangan,
dengan beberapa ulama mengatakan bahwa dalam Al Qur'an tidak terdapat bahasa selain
Bahasa Arab, sementara lainnya mengatakan bahwa ada kata-kata asing yang diarabisasi
dan

3
HAMKA, Tafsir al-Azhar Jilid 5, (Singapura :Pustaka Nasional PTE LTD, 1999), hal. 3584
4
Azmi, Kritikan Orientalis Terhadap Keaslian Bahasa Al-Qur’an: Analisis Terhadap Teori Perkataan
Asing
dalam Al-Qur’an. Journal of Ma’alim wa As-Sunnah, 2019, hal.94.
5
Muslih, Membedah Pemikiran Arthur Jeffery Seputar Variasi Teks Al-Fatihah (Kajian Ortografi dan
Resitasi Terhadap Variasi Teks Al-Fatihah), Jurnal Al-Bayan, 2016, hal.1
6
Ismi Wakhidatul, Lianfitri Safira, “Analisis wacana Krisis Adopsi Bahsa Asing dalam Al-Qur’an dalam
Buku
Arthur Jeffery (The Foreign Vocabulary of the Quran), Jurnal JALSAH vol.2 no.1, 2022, hal. 22

3
digunakan dalam Al Qur'an. Ulama berbeda pendapat tentang adanya kata serapan (al-
kalimaat al-muarrobah) dalam Al Qur'an, dengan beberapa menerima dan beberapa
menolak. 7
Pendapat pertama mengatakan bahwa dalam al-Quran tidak terdapat bahasa non Bahasa
Arab, dengan argumentasi bahwa al-Quran dijadikan Allah sebagai kitab mukjizat dan bukti
risalah Nabi Muhammad SAW, sebagai tantangan bagi orang Arab (untuk membuat serupa
al- Quran); apabila dalam al-Quran terdapat bahasa selain Bahasa Arab, maka tujuan
penurunan al-Quran ini tidak ada manfaatnya (lam takun lahu faidah), karena Bahasa Arab
dipandang lemah untuk menjadi media bahasa al-Quran. Pendapat ini merupakan pendapat
jumhur ulama seperti al-Syafii, Abu Ubaidah, Muhammad Ibnu Jarir al-Thabari, dan Abu
Bakr Ibn Thayyib.8
Sementara pendapat kedua adalah yang membenarkan adanya bahasa selain Bahasa
Arab dalam al-Quran, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas dan Ikrimah; bahkan Imam Abu
Hanifah membolehkan membaca al-Quran dengan bahasa Persia.9

Ulama yang mengatakan bahwa dalam Al Qur'an tidak terdapat bahasa selain Bahasa
Arab mengaklaim bahwa Al Qur'an dijadikan Allah sebagai kitab mukjizat dan bukti risalah
Nabi Muhammad SAW, sebagai tantangan bagi orang Arab untuk membuat serupa Al
Qur'an; jika dalam Al Qur'an terdapat bahasa asing, maka itu tidak sesuai dengan tujuan
penurunan Al Qur'an. Ulama yang mengatakan bahwa ada kata serapan dalam Al Qur'an
mengaklaim bahwa dalam Al Qur'an terdapat kata-kata yang dipakai oleh orang Arab, dan
kata tersebut bisa jadi memiliki kesamaan dengan kosakata asing, misalnya Persia, Hibsiah,
dan Qibthiyah.

Ulama yang mengkritisikan pandangan bahwa Al Qur'an hanya berbahasa Arab


mengatakan bahwa kata tersebut adalah kata asing yang telah diserap oleh bahasa Arab dan
membentuk kata dasar sendiri. Contohnya, kata "Baraka" yang digunakan dalam Al Qur'an,
yang awalnya digunakan untuk unta duduk, sekarang memiliki kata dasar dalam bahasa
Arab, tetapi memiliki makna yang berbeda dengan apa yang dimaknai dalam al-Qur'an.
Ulama juga mengatakan bahwa Al Qur'an adalah buatan Nabi Muhammad SAW dan bukan
berasal dari Lauhul Mahfu'z, sehingga kosakata asing yang beredar pada saat itu
menyebabkan di dalam Al-Qur'an terdapat bahasa Arab dan bahasa asing.

C. Bantahan terhadap Syubhat tentang Adanya Bahasa Asing dalam Al-Qur’an


Bentuk Syubhat : Kenapa dalam Al Quran dikatakan “ (diturunkan ) dengan bahasa
Arab yang jelas ” (QS asy Syu’ara`: 195) ? Padahal di dalam Al Quran ada kata-kata yang
berasal dari bahasa Persia, Asyuria, Suryani, Ibrani, Yunani, Mesir (Qibti), Habsyah, dan
lainnya. Itu menunjukkan bahwa klaim “dengan bahasa Arab yang jelas” salah. 10
Bantahan Terhadap Syubhat
Sama sekali tidak ada kalimat dalam Al-Quran yang menggunakan tata bahasa non-
Arab. Semua ulama sepakat akan hal ini. Adapun adanya beberapa kosa kata asing dalam Al
Quran

4
7
Ismail Ubaidillah, Kata Serapan Bahasa Asing dalam Al-Qur'an dalam Pemikiran At-Thobari, Jurnal
At- Ta'dib. vol 8 no 1. 2013, hal.123
8
Burhan al-Din al-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Quran, (Beirut: Dar al-Fikr, 1988), hal. 359
9
Burhan al-Din al-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Quran, (Beirut: Dar al-Fikr, 1988), hal.360

5
adalah suatu hal yang diakui oleh para ulama terdahulu dan sekarang, kecuali ada sebagian
ulama yang mengingkarinya seperti Imam Syafii.
1. Bukan Berarti Tidak Orisinal.
Adanya bahasa asing dalam Al-Qur’an itu bukan berarti membuat Al-Qur’an menjadi
tidak orisinal. Di antara kosa kata dalam A-Quran yang disebut-sebut berasal dari bahasa
asing adalah:

• Kata ‫( َأ َب ا ِر ْيُق‬QS al Waqi’ah: 18, jamak dari kata ‫ِإ ْب ِر ْي ٌق‬. Artinya: tempat air / cerek)
dari bahasa Persia
• Kata ‫( الِج ْبت‬QS an Nisa`: 51) dari bahasa Habsyah, artinya setan atau tukang sihi
• Kata ‫( الِّص َر اط‬QS al Fatihah: 6) dari bahasa Romawi, artinya jalan.

Imam Suyuthi bahkan sampai menyusun kitab berisi kata-kata dalam Al-Quran yang
disebut-sebut berasal dari bahasa asing, dengan judul al Muhadzdzab fi ma Waqa’ fi al
Qur`ân min al Mu’arrab. Adanya sebagian kosa kata asing yang masuk ke sebuah bahasa
bukan berarti bahasa tersebut jadi tidak orisinal. Sebuah koran Arab tidak disebut berbahasa
Inggris atau berbahasa Perancis hanya sebagian kata dalam koran tersebut menukil istilah
dari bahasa Inggris dan Perancis. Selain itu, kata-kata asing yang dipakai dalam Al-Quran itu
sudah diserap ke dalam Bahasa Arab dan umum dipakai bangsa Arab sebelum Al-Quran
diturunkan.

Jadi, ada benarnya jika ulama brilian seperti Imam Syafii mengingkari secara mutlak
adanya kosa kata asing dalam al Quran. Sebab, aneka kosa kata asing tersebut walau asalnya
dari bahasa lain tetapi akhirnya telah menjadi ‘kosa kata bahasa Arab’ sebelum al Quran
diturunkan.

Adapun terkait orang semisal Ibrahim, Ya’qub, Ishaq, dan (gelar) Fir’aun yang
disebutkan dalam al Quran; tidak mungkin nama akan diterjemahkan. Sebab nanti bisa dikira
bahwa nama asli dan nama terjemahannya itu merujuk pada dua orang yang berbeda.

2. Tidak Semua Kosa Kata yang Disebut ‘Asing’ itu Benar-benar Asing

Terkadang orang berlebihan ketika menyebut sebuah kosa kata yang ada dalam al
Quran sebagai kosa kata asing (yang diserap ke dalam bahasa Arab). Misalnya kata: Zakâh,
Sakînah, dan Allah.

Zakâh (‫الَّز َك اُة‬, zakat) berasal dari kata ‫ َز َك ا‬yang artinya suci. Sakînah (‫الَّس ِك ْيَنُة‬,
ketenangan) berasal dari ‫ َسَك َن‬yang artinya menempati. Berarti kedua istilah tersebut punya
akar dalam bahasa Arab. Kekeliruan yang paling fatal adalah klaim bahwa lafal Allah (‫)ال ّٰل ُه‬
diambil dari bahasa Ibrani (Hebrew) atau bahasa Suryani. Padahal lafal Allah hanya ada di
bahasa Arab, sebelum diserap ke bahasa-bahasa lain. Bahasa Ibrani menyebut El, Elohim,
Adonai, serta Jehova atau Jehovah (atau transliterasi lain yang seperti keduanya). Bahasa
Yunani (Injil

6
berbahasa Arab diterjemahkan dari yang berbahasa Yunani) menceritakan bahwa Nabi ‘Isa
(Yesus) memohon pertolongan “Eloi Eloi..” yang artinya: Tuhan-ku, Tuhan-ku.11

11
Tanacuma, Syubhat: Kosa Kata Asing (Non Arab) dalam Al-Qur’an, Blog Berbagi Kebaikan,
https : //tanacum a.blogs pot.com/20 19/ 04/syubhat-kos a-kata-as ing -non-arab-d alam.html? m=1 , diakses
pada
Minggu, 20 Maret 2024.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an diturunkan dengan membawa ajaran dan syariat yang baru dari ajaran yang
sudh ada. Hal ini tentu membuat Al-Qur’an harus menjelaskan beberapa istilah-istilah baru
pula yang sebelumnya tidk ada. Oleh sebab itu, adanya bahasa yang kurang dikenal sebagai
Bahasa Arab dalam Al-Qur’an sejatinya adalah kosakata Arab yang telah memeiliki definisi
baru karena menjelaskan istilah ajaran dan syariat yang baru. Sejak diturunkannya, Al-
Qur’an telah mengatakan bahwa kitab tersebut diturunkan atas Nabi Muhammad Saw
menggunakan Bahasa Arab. Al-Qur’an sama sekali tidak membenarkan bahwa di dalamnya
terdapat bahasa asing selain Arab. Namun kemudian datang seorang orientalis berkebangsaan
Australia, Arthur Jeffery, ia mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan keterangan
Al-Qur’anAdanya ajaran dan syariat baru dalam Al-Qur’an juga menjadi faktor
dianggapnya terdapat kosakata asing dalam Al-Qur’an. Padahal kosakata tersebut memang
digunakan untuk menjelaskan ajaran dan syariat baru tersebut. Jadi kosakata tersebut
merupaka kosakata Arab yang memiliki definisi dan konsep baru yang bertujuan untuk
menjelaskan ajaran dan syariat yang belum dikenal sebelumnya.

B. Saran
Pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simple. Serta dalam
penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan materi
tersebut
Semoga dengan adanya makalah dapat menambah wawasan pembaca terkait materi
yang telah dijelaskan. Kami mengetahui bahwa masih banyaknya kekurangan dalam makalah
ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima agar makalah ini
dapat disempurnakan dengan baik kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Al-Zarkasyi, Burhan ad-Din. 1988. al-Burhan fi ‘Ulum al-Quran, (Beirut: Dar al-Fikr)
Quraish Shihab‚Seputar Mukjizat dan I‘jaz Al-Qur’an‛ dalam Issa J.Boullata, Al-Qur’an
yang Menakjubkan (Tangerang: Lentera Hati, 2008), vii.
Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Qur’an (Leiden: Koninklijke Brill, 2007), 2-3.
‘Abd al-Majid al-Madani,‛ A Hiya Kalimat A‘jamiyah‛
http://www.darululoomdeoband.com/arabic/magazine/tmp/1334986197fix4sub4 file.htm

Azmi, 2019. Kritikan Orientalis Terhadap Keaslian Bahasa Al-Qur’an: Analisis Terhadap

Teori Perkataan Asing dalam Al-Qur’an. Journal of Ma’alim wa As-


Sunnah.
HAMKA, 1999. Tafsir al-Azhar Jilid 5, (Singapura :Pustaka Nasional PTE LTD)
Muslih, 2016. Membedah Pemikiran Arthur Jeffery Seputar Variasi Teks Al-Fatihah (Kajian

Ortografi dan Resitasi Terhadap Variasi Teks Al-Fatihah), Jurnal Al-Bayan.

Sa’id Al-Khudri, Muhammad. Al-Luhgoh Al-Ukhro Fi-L-Qur’an Al-Karim Wa Mauqifu


At- Thobari Minha, (Beirut-Lebanon: Darul Ihya’ At-Turost Al-Araby).
Tanacuma, Syubhat: Kosa Kata Asing (Non Arab) dalam Al-Qur’an, Blog Berbagi
Kebaikan, https://tanacuma.blogspot.com/2019/04/syubhat-kosa-kata-asing-non-arab-
dalam.html?m=1
Ubaidillah, Ismail. 2013. Kata Serapan Bahasa Asing dalam Al-Qur'an dalam Pemikiran At-
Thobari, Jurnal At-Ta'dib. vol 8 no 1.
Ubaidillah, Ismail.2013. Kata Serapan Bahasa Asing dalam Al-Qur'an dalam Pemikiran At-
Thobari, Jurnal At-Ta'dib. vol 8 no 1.
Wakhidatul, Ismi, dan Lianfitri Safira, 2022. “Analisis wacana Krisis Adopsi Bahsa Asing
dalam Al-Qur’an dalam Buku Arthur Jeffery (The Foreign Vocabulary of the Quran),
Jurnal JALSAH vol.2 no.1.
Subhi as-Salih, Mabahith fi ‘Ulum Al-Qur’an (Beirut: Dar al-‘Ilm li al-Malayin, 1988), 20.
Jalaluddin as-Suyuti, al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an, 137.
Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of The Qur’an (Leiden: Koninklijke Brill NV:
2007),14.

Anda mungkin juga menyukai