I
SYUBHAT TENTANG ADANYA BAHASA ASING DALAM AL-
QUR’AN
Dosen Pengampu :
Dr. H. Masyhuri Putra, Lc., M.Ag
Disusun Oleh:
Fahrez Adhalik Zaid Abdullah (12130211900)
Hilman Akbar (12130214214)
Yuda Putra Pratama (12030216009)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
yang berjudul Syubhat Tentang Adanya Bahasa Asing Dalam Al-Qur’an.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini sampai selesai.
Kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami
harapkan untuk penyusunan makalah yang selanjutnya agar jauh lebih baik dari
sebelumnya.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga makalah ini bemanfaat
bagi kami khususnya bagi para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. Syubhat Tentang Adanya Bahasa Asing Dalam Al-Qur’an ............................................
2
B. Pandangan Ulama Sekitar Adanya Bahasa Asing Dalam Al-Qur’an..............................
2
C. Bantahan terhadap Syubhat tentang Adanya Bahasa Asing dalam Al-Qur’an ...............
3
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 6
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 6
B. Saran ............................................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................
7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya memahami Al-Qur’an dengan baik tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu yang
terkait dengan Al-Qur’an. Ketika Al-Qur’an dipahami secara bebas dengan mengabaikan
perangkat keilmuan yang melingkupinya, maka cenderung akan menghasilkan penafsiran
yang jauh dari nilai kebenaran AlQur‟an. Salah satu rumpun keilmuan yang melekat erat dan
tidak dapat dipisahkan dalam upaya memahami Al-Qur’an adalah keilmuan tentang
gramatikal atau tata bahasa Arab. Oleh karena itu, kaum muslimin yang ingin memahami
Al-Qur’an secara keseluruhan dan mendalam maka diharuskan untuk memahami perangkat-
perangkat keilmuan, termasuk mempelajari bahasa Arab dan gramatikalnya dengan
benar.Sejak lahirnya sampai sekarang ini, bahasa Arab banyak mengalami perubahan dari
segi gaya bahasa dalam perolehan kosa-kata yang baru karenaproses pengambilan bahasa
dengan penyerapan kata-kata asing. Proses ini merupakan suatu hal yang biasa dan bersifat
lahiriah. Begitu juga bahasa Arab, secara alami banyak mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
bahasa-bahasa lain karena hubungannya dengan negara-negara tetangganya seperti: Persia,
Habasyah, Syiria dan lain-
lain.
Berangkat dari hal tersebut maka munculah perbedaan pendapat dan terjadi perdebatan
panjang tentang ada-tidaknya kata serapan dalam al-Qur’an, karena banyaknya bahasa Arab
yang berasal dari bahasa serapan dan ayat-ayat alQur’an tertulis dengan bahasa Arab. Untuk
itu makalah ini akan membahas adanya kata serapan menurut salah satu tokoh yang
mengiyakan keberadaan kata serapan dalam Al-Qur’an. Tokoh tersebut adalah Ibn Jarir at-
Thobari yang memiliki kedalaman ilmu tentang ilmu hadist, ilmu bahasa dan tafsir.1
Dan bahasa Arab sendiri memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan bahasa-
bahasa yang lain yaitu sebagai Bahasa al-Qur’an. Maka seperti halnya bahasa Arab yang
banyak mengalami pembendaharaan kata dari bahasa asing, al-Qur’an juga mengalaminya.
Dikarenakan bahasa Arab telah banyak dipengaruhi dan mempengaruhi oleh bahasa lain
dari bangsa-bangsa sekitarnya seperti Persia, Turki, Pakistan, dll.2
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan memaparkan beberapa uraian lebih
mendalam mengenai bahasa asing yang ada didalam Al-Qur’an yang dipandang syubhat.
Maka judul makalah ini adalah “Syubhat tentang Adanya Bahasa Asing dalam Al-Qur’an”.
Serta memaparkan beberapa pandangan ulama sekitar adanya Bahasa asing dalam AlQur’an
dan bantahan-bantahan terhadap syubhat tentang adanya Bahasa asing dalam Al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja syubhat tentang adanya bahasa asing dalam Al-Qur’an ?
2. Bagaimana pandangan ulama sekitar adanya Bahasa asing dalam Al-Qur’an ?
3. Bagaimana bantahan terhadap syubhat tentang adanya Bahasa asing dalam Al-Qur’an?
1
Ismail Ubaidillah, Kata Serapan Bahasa Asing dalam Al-Qur'an dalam Pemikiran At-Thobari, Jurnal
At-Ta'dib. vol 8 no 1. 2013, hal.120
2
Muhammad sa’id Al-Khudri, Al-Luhgoh Al-Ukhro Fi-L-Qur’an Al-Karim Wa Mauqifu At-Thobari
Minha, (Beirut-Lebanon: Darul Ihya’ At-Turost Al-Araby), hal.40
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
HAMKA, Tafsir al-Azhar Jilid 5, (Singapura :Pustaka Nasional PTE LTD, 1999), hal. 3584
4
Azmi, Kritikan Orientalis Terhadap Keaslian Bahasa Al-Qur’an: Analisis Terhadap Teori Perkataan
Asing
dalam Al-Qur’an. Journal of Ma’alim wa As-Sunnah, 2019, hal.94.
5
Muslih, Membedah Pemikiran Arthur Jeffery Seputar Variasi Teks Al-Fatihah (Kajian Ortografi dan
Resitasi Terhadap Variasi Teks Al-Fatihah), Jurnal Al-Bayan, 2016, hal.1
6
Ismi Wakhidatul, Lianfitri Safira, “Analisis wacana Krisis Adopsi Bahsa Asing dalam Al-Qur’an dalam
Buku
Arthur Jeffery (The Foreign Vocabulary of the Quran), Jurnal JALSAH vol.2 no.1, 2022, hal. 22
3
digunakan dalam Al Qur'an. Ulama berbeda pendapat tentang adanya kata serapan (al-
kalimaat al-muarrobah) dalam Al Qur'an, dengan beberapa menerima dan beberapa
menolak. 7
Pendapat pertama mengatakan bahwa dalam al-Quran tidak terdapat bahasa non Bahasa
Arab, dengan argumentasi bahwa al-Quran dijadikan Allah sebagai kitab mukjizat dan bukti
risalah Nabi Muhammad SAW, sebagai tantangan bagi orang Arab (untuk membuat serupa
al- Quran); apabila dalam al-Quran terdapat bahasa selain Bahasa Arab, maka tujuan
penurunan al-Quran ini tidak ada manfaatnya (lam takun lahu faidah), karena Bahasa Arab
dipandang lemah untuk menjadi media bahasa al-Quran. Pendapat ini merupakan pendapat
jumhur ulama seperti al-Syafii, Abu Ubaidah, Muhammad Ibnu Jarir al-Thabari, dan Abu
Bakr Ibn Thayyib.8
Sementara pendapat kedua adalah yang membenarkan adanya bahasa selain Bahasa
Arab dalam al-Quran, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas dan Ikrimah; bahkan Imam Abu
Hanifah membolehkan membaca al-Quran dengan bahasa Persia.9
Ulama yang mengatakan bahwa dalam Al Qur'an tidak terdapat bahasa selain Bahasa
Arab mengaklaim bahwa Al Qur'an dijadikan Allah sebagai kitab mukjizat dan bukti risalah
Nabi Muhammad SAW, sebagai tantangan bagi orang Arab untuk membuat serupa Al
Qur'an; jika dalam Al Qur'an terdapat bahasa asing, maka itu tidak sesuai dengan tujuan
penurunan Al Qur'an. Ulama yang mengatakan bahwa ada kata serapan dalam Al Qur'an
mengaklaim bahwa dalam Al Qur'an terdapat kata-kata yang dipakai oleh orang Arab, dan
kata tersebut bisa jadi memiliki kesamaan dengan kosakata asing, misalnya Persia, Hibsiah,
dan Qibthiyah.
4
7
Ismail Ubaidillah, Kata Serapan Bahasa Asing dalam Al-Qur'an dalam Pemikiran At-Thobari, Jurnal
At- Ta'dib. vol 8 no 1. 2013, hal.123
8
Burhan al-Din al-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Quran, (Beirut: Dar al-Fikr, 1988), hal. 359
9
Burhan al-Din al-Zarkasyi, al-Burhan fi ‘Ulum al-Quran, (Beirut: Dar al-Fikr, 1988), hal.360
5
adalah suatu hal yang diakui oleh para ulama terdahulu dan sekarang, kecuali ada sebagian
ulama yang mengingkarinya seperti Imam Syafii.
1. Bukan Berarti Tidak Orisinal.
Adanya bahasa asing dalam Al-Qur’an itu bukan berarti membuat Al-Qur’an menjadi
tidak orisinal. Di antara kosa kata dalam A-Quran yang disebut-sebut berasal dari bahasa
asing adalah:
• Kata ( َأ َب ا ِر ْيُقQS al Waqi’ah: 18, jamak dari kata ِإ ْب ِر ْي ٌق. Artinya: tempat air / cerek)
dari bahasa Persia
• Kata ( الِج ْبتQS an Nisa`: 51) dari bahasa Habsyah, artinya setan atau tukang sihi
• Kata ( الِّص َر اطQS al Fatihah: 6) dari bahasa Romawi, artinya jalan.
Imam Suyuthi bahkan sampai menyusun kitab berisi kata-kata dalam Al-Quran yang
disebut-sebut berasal dari bahasa asing, dengan judul al Muhadzdzab fi ma Waqa’ fi al
Qur`ân min al Mu’arrab. Adanya sebagian kosa kata asing yang masuk ke sebuah bahasa
bukan berarti bahasa tersebut jadi tidak orisinal. Sebuah koran Arab tidak disebut berbahasa
Inggris atau berbahasa Perancis hanya sebagian kata dalam koran tersebut menukil istilah
dari bahasa Inggris dan Perancis. Selain itu, kata-kata asing yang dipakai dalam Al-Quran itu
sudah diserap ke dalam Bahasa Arab dan umum dipakai bangsa Arab sebelum Al-Quran
diturunkan.
Jadi, ada benarnya jika ulama brilian seperti Imam Syafii mengingkari secara mutlak
adanya kosa kata asing dalam al Quran. Sebab, aneka kosa kata asing tersebut walau asalnya
dari bahasa lain tetapi akhirnya telah menjadi ‘kosa kata bahasa Arab’ sebelum al Quran
diturunkan.
Adapun terkait orang semisal Ibrahim, Ya’qub, Ishaq, dan (gelar) Fir’aun yang
disebutkan dalam al Quran; tidak mungkin nama akan diterjemahkan. Sebab nanti bisa dikira
bahwa nama asli dan nama terjemahannya itu merujuk pada dua orang yang berbeda.
2. Tidak Semua Kosa Kata yang Disebut ‘Asing’ itu Benar-benar Asing
Terkadang orang berlebihan ketika menyebut sebuah kosa kata yang ada dalam al
Quran sebagai kosa kata asing (yang diserap ke dalam bahasa Arab). Misalnya kata: Zakâh,
Sakînah, dan Allah.
Zakâh (الَّز َك اُة, zakat) berasal dari kata َز َك اyang artinya suci. Sakînah (الَّس ِك ْيَنُة,
ketenangan) berasal dari َسَك َنyang artinya menempati. Berarti kedua istilah tersebut punya
akar dalam bahasa Arab. Kekeliruan yang paling fatal adalah klaim bahwa lafal Allah ()ال ّٰل ُه
diambil dari bahasa Ibrani (Hebrew) atau bahasa Suryani. Padahal lafal Allah hanya ada di
bahasa Arab, sebelum diserap ke bahasa-bahasa lain. Bahasa Ibrani menyebut El, Elohim,
Adonai, serta Jehova atau Jehovah (atau transliterasi lain yang seperti keduanya). Bahasa
Yunani (Injil
6
berbahasa Arab diterjemahkan dari yang berbahasa Yunani) menceritakan bahwa Nabi ‘Isa
(Yesus) memohon pertolongan “Eloi Eloi..” yang artinya: Tuhan-ku, Tuhan-ku.11
11
Tanacuma, Syubhat: Kosa Kata Asing (Non Arab) dalam Al-Qur’an, Blog Berbagi Kebaikan,
https : //tanacum a.blogs pot.com/20 19/ 04/syubhat-kos a-kata-as ing -non-arab-d alam.html? m=1 , diakses
pada
Minggu, 20 Maret 2024.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an diturunkan dengan membawa ajaran dan syariat yang baru dari ajaran yang
sudh ada. Hal ini tentu membuat Al-Qur’an harus menjelaskan beberapa istilah-istilah baru
pula yang sebelumnya tidk ada. Oleh sebab itu, adanya bahasa yang kurang dikenal sebagai
Bahasa Arab dalam Al-Qur’an sejatinya adalah kosakata Arab yang telah memeiliki definisi
baru karena menjelaskan istilah ajaran dan syariat yang baru. Sejak diturunkannya, Al-
Qur’an telah mengatakan bahwa kitab tersebut diturunkan atas Nabi Muhammad Saw
menggunakan Bahasa Arab. Al-Qur’an sama sekali tidak membenarkan bahwa di dalamnya
terdapat bahasa asing selain Arab. Namun kemudian datang seorang orientalis berkebangsaan
Australia, Arthur Jeffery, ia mengemukakan pendapat yang bertentangan dengan keterangan
Al-Qur’anAdanya ajaran dan syariat baru dalam Al-Qur’an juga menjadi faktor
dianggapnya terdapat kosakata asing dalam Al-Qur’an. Padahal kosakata tersebut memang
digunakan untuk menjelaskan ajaran dan syariat baru tersebut. Jadi kosakata tersebut
merupaka kosakata Arab yang memiliki definisi dan konsep baru yang bertujuan untuk
menjelaskan ajaran dan syariat yang belum dikenal sebelumnya.
B. Saran
Pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan simple. Serta dalam
penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi pembahasan materi
tersebut
Semoga dengan adanya makalah dapat menambah wawasan pembaca terkait materi
yang telah dijelaskan. Kami mengetahui bahwa masih banyaknya kekurangan dalam makalah
ini, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima agar makalah ini
dapat disempurnakan dengan baik kedepannya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zarkasyi, Burhan ad-Din. 1988. al-Burhan fi ‘Ulum al-Quran, (Beirut: Dar al-Fikr)
Quraish Shihab‚Seputar Mukjizat dan I‘jaz Al-Qur’an‛ dalam Issa J.Boullata, Al-Qur’an
yang Menakjubkan (Tangerang: Lentera Hati, 2008), vii.
Arthur Jeffery, The Foreign Vocabulary of the Qur’an (Leiden: Koninklijke Brill, 2007), 2-3.
‘Abd al-Majid al-Madani,‛ A Hiya Kalimat A‘jamiyah‛
http://www.darululoomdeoband.com/arabic/magazine/tmp/1334986197fix4sub4 file.htm
Azmi, 2019. Kritikan Orientalis Terhadap Keaslian Bahasa Al-Qur’an: Analisis Terhadap