Anda di halaman 1dari 3

Hukum Acara Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) adalah seperangkat

aturan yang mengatur tentang cara bagaimana bertindak dimuka pengadilan


untuk mempertahankan haknya dihadapan Pengadilan Tata Usaha Negara.
UU Nomor 5 Tahun 1986, pasal 1 Ayat 1 adalah “ Tata Usaha Negara adalah
administrasi negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan
urusan pemerintahan, baik dipusat maupun di daerah”
Pengertian Peradilan Tata Usaha Negara
Sudikno mengatakan bahwa Peradilan adalah segala sesuatu yang bertalian
dengan tugas hakim dalam memutus perkara. Hal itu sesuai dengan kata dasar
peradilan yang terdiri dari kata adil dan mendapatkan awalan per- dan akhiran
-an, yang berarti segala sesuatu yang bertalian dengan pengadilan. Pengadilan
di sini bukanlah diartikan semata-mata sebagai badan untuk mengadili,
melainkan juga memiliki pengertian yang abstrak, yaitu hal memberikan
keadilan (Sudikno Mertokusumo, "Sejarah Peradilan dan Perundang-
undangannya", hlm. 2-3).

Riawan Tjandra mendefinisikan bahwa istilah Peradilan Tata Usaha Negara


dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses atau aktivitas hakim tata usaha
negara yang didukung oleh seluruh fungsionaris pengadilan dalam
melaksanakan fungsi mengadili baik di Pengadilan Tata Usaha Negara,
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara maupun di Mahkamah Agung (MA).
Istilah Pengadilan dapat didefinisikan sebagai lembaga yang melaksanakan
peradilan (Riawan Tjandra, "Peradilan Tata Usaha Negara Mendorong
Terwujudnya Pemerintahan Yang Bersih dan Berwibawa", Yogyakarta: Liberty,
2009, hlm. 15).

Sejarah pembentukan peradilan tata usaha negara


I. Periode berlakunya undang-undang 1945 (1945 sampai 1949)
1. pasal 66 berbunyi Jika dengan undang-undang atau berdasarkan atas
undang-undang tidak ditetapkan badan-badan kehakiman lain untuk
memeriksa dan memutus perkara-perkara dalam soal tata usaha
pemerintahan Maka pengadilan tinggi dalam tingkat pertama dan
Mahkamah Agung tingkat kedua memeriksa dan memutus perkara itu
2. pasal 67 berbunyi badan-badan kehakiman dalam urusan tata
pemerintahan yang dimaksud pasal 66 berada dalam pengawasan
Mahkamah Agung dari bunyi Ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa
tidak menyebut sebagai peradilan tata usaha negara akan tetapi sebagai
peradilan tata pemerintahan dan dalam operasionalnya Pengadilan tinggi
sebagai pengadilan tingkat pertama dan Mahkamah Agung sebagai
pengadilan tingkat kedua
II. Periode berlakunya Konstitusi RIS (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950)
dalam konstitusi RIS yang mengatur peradilan tata usaha negara belum
juga diatur secara spesifik berkarya mengadili diserahkan kepada
pengadilan perdata atau alat-alat kelengkapan lainnya
1. pasal 161 berbunyi pemutusan tentang sengketa yang mengenai
hukum tata usaha diserahkan kepada pengadilan yang mengadili
perkara perdata ataupun kepada alat kelengkapan lain tetapi jika
demikian sebelumnya dengan jaminan yang serupa tentang keadilan
dan kebenarannya
2. pasal 162 berbunyi dengan undang-undang Federal dapat diatur cara
memutus sengketa yang mengenai hukum tata usaha dan yang
bersangkutan dengan peraturan-peraturan yang diadakan dengan atau
asas kuasa konstitusi ini atau yang diadakan dengan undang-undang
Federal sedangkan peraturan-peraturan itu tidak langsung mengenai
semata-mata alat-alat kelengkapan dengan penghuni satu daerah
bagian saja termasuk badan-badan hukum publik yang dibentuk atau
diakui dengan atau atas kuasa undang-undang bagian daerah itu
III. Periode UUDS (17 Agustus 1950 - 05 Juli 1959)
dalam periode UUDS ini hanya satu pasal yang mengatur hukum tata usaha
yaitu
1. pasal 108 berbunyi pemutusan tentang sengketa mengenai hukum tata
usaha diserahkan kepada pengadilan yang mengadili perkara perdata
ataupun kepada alat-alat kelengkapan lainnya tetapi jika demikian
sebelumnya dengan jaminan yang serupa tentang keadilan dan
kebenaran

IV. Periode 1959 sampai 1986


Rencana pembentukan peradilan tata usaha hingga periode ini masih
mengalami perdebatan yang cukup panjang dan baru dapat diwujudkan
melalui undang-undang nomor 5 tahun 1986 tentang peradilan tata usaha
negara, LNR nomor. 77 tanggal 29 Desember 1986. Undang-undang ini
berlaku efektif penerapannya 5 (lima) tahun kemudian dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 7 Tahun 1991 tentang Penerapan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1986 tentang Pengadilan Tata Usaha Negara tanggal 14
Januari 199. Upaya pembentukan peradilan tata usaha negara dalam
periode ini telah dilakukan melalui upaya adanya ketetapan Majelis
Permusyawaratan Sementara MPRS Nomor II/MPRS/1960 yang
menetapkan agar dibentuk peradilan administrasi. TAP MPRS tersebut
selanjutnya ditindaklanjuti dengan undang-undang nomor 19 tahun 1964
tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman.
Tujuan Pembentukan Peradilan Tata Usaha Negara

Tujuan dibentuknya UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha


Negara yaitu untuk mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang badan
atau pejabat Tata Usaha Negara. Di dalam melakukan tindakan hukum publik
badan/ pejabat tata usaha negara mempunyai peranan sebagai pelaku hukum
publik yang menjalankan kekuasaan hukum publik dalam kualiatas penguasah
(authorities) seperti halnya badan-badan tata usaha negara dan perbagai
jabatan yang diserahi wewenag penggunaan keskuasaan publik.
Dipandang dari segi kelembagaan maka kontrol yang dilaksanakan yaitu :
1. Kontrol intern
2. Kontrol Ekstern

Tujuan pembentukan undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara adalah :


1. Agar badan/pejabat tata usaha negara tidak bertindak
sewenang-wenang melakukan perbuatan yang dapat merugikan warga
negara.
2. Agar badan/pejabat tata usaha negara benar-benar melaksanakan tugas
dan kewajiban yang diberikan oleh undang-undang kepadanya
3. Agar badan/pejabat tata usaha negara dalam mengeluarkan produk
berupa surat keputusan sesuai dengan asas-asas umumpemerintahan
yang baik.
Undang-undang yang mengatur Hukum Acara Peradilan Tata Usaha
Negara adalah :
1. Undang-Undang nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara.
2. Undang-Undang nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang peradilan Tata Usaha Negara.
3. Undang-Undang nomor 5 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang peradilan Tata Usaha
Negara
4. Undang-Undang nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
5. Undang-Undang nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
undang-undang nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.

Anda mungkin juga menyukai