Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PERUBAHAN SALINITAS TERHADAP PROSES

OSMOREGULASI (CHOROMIS ANALIS)

NURAENI / L011221028 / KELOMPOK TIGA A

nuraeni15012005@gmail.com

ASISTEN : ASISTEN1, ASISTEN2

LABORATORIUM PENANGKARAN DAN REHABILITASI EKOSISTEM


PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2024

ABSTRAK

Fisiologi sistem indera, organ dan mekanisme osmoregulasi, komponen dan fungsi
sirkulasi, alat dan sistem pernafasan, struktur dan fungsi alat pencernaan, organ
genital serta reproduksi seksual dan aseksual dalam proses penyesuaiannya
dengan lingkungan sekitar. Osmoregulasi merupakan salah satu cara biota laut
beradaptasi dengan lingkungannya dengan mengatur jumlah cairan yang masuk ke
dalam tubuh biota laut. Pada percobaan kali ini, objek penelitian yang digunakan
ialah ikan nila (choromis analis) dengan mengamati bukaan overculum, perilaku,
dan berat badan pada kondisi salinitas air yang berbeda. Cara biota laut berdaptasi
terhadap perubahan salinitas yang terjadi di lingkungan tempat biota laut tersebut
berada tergantung dari tingkat salinitas tempat biota laut tersebut berada.
Peningkatan nilai salinitas yang tidak sesuai dengan habitat asli biota tersebut
dapat menyebabkan bertambahnya bukaan operculum, tingkah laku yang semakin
aktif, dan berat badan yang meningkat.

Kata Kunci : kondisi salinitas air

PENDAHULUAN maka sel-sel tersebut harus berada


Salinitas berhubungan erat dengan dalam cairan media dengan
tekanan osmotik dan ionik air, baik air komposisi dan konsentrasi ionik yang
sebagai media internal maupun sesuai dengan kebutuhannya. Oleh
eksternal. Agar sel-sel organ tubuh karena itu diperlukan pengaturan
ikan dapat berfungsi dengan baik (osmoregulasi) agar tercipta
komposisi dan konsentrasi ionik cara. Jika sebuah sel menerima
cairan dalam sel (intraseluler) dengan terlalu banyak air maka ia akan
cairan luar sel (ekstraseluler) yang meletus, begitu pula sebaliknya, jika
hampir sama (Ardyen, 2016). terlalu sedikit air maka sel akan

Osmoregulasi adalah menjaga mengerut dan mati (Diana 2019)

keseimbangan antara jumlah air dan Osmoregulasi adalah upaya

zat terlarut yang ada di dalam tubuh. hewan air untuk mengontrol

Proses ini dilakukan untuk keseimbangan air dan ion antara

mempertahankan keseimbangan tubuh dan lingkungannya, atau suatu

antara jumlah air dan zat terlarut proses pengaturan tekanan osmose.

pada tingkatan yang tepat karena Hal ini penting dilakukan, terutama

adanya perbedaan konsentrasi. Jika oleh organisme perairan karena

sebuah sel menerima terlalu banyak harus terjadi keseimbangan antara

air maka ia akan meletus, sedangkan substansi tubuh dan lingkungannya,

jika menerima terlalu sedikit air maka membran sel yang permeabel

sel akan mengerut serta mati. Proses merupakan tempat lewatnya

inti dalam osmoregulasi yaitu beberapa substansi yang bergerak

osmosis atau pergerakan air dari cepat, dan adanya perbedaan

cairan yang mempunyai kandungan tekanan osmotik antara cairan tubuh

air lebih tinggi menuju ke yang lebih dan lingkungan (Fujaya, 2014).

rendah. Berdasarkan konsentrasi Salinitas di perairan


osmotik, suatu cairan dapat menimbulkan tekanan-tekanan
dibedakan menjadi hipoosmotik, osmotik yang dapat berbeda
isoosmotik dan hiperosmotik (Nilna, dengan tekanan osmotik di dalam
2014) tubuh organisme perairan. Hal
Menurut Stickney (2016), tersebut menyebabkan organisme
salinitas berhubungan erat dengan harus melakukan mekanisme
proses osmoregulasi dalam tubuh osmoregulasi di dalam tubuhnya
ikan yang merupakan fungsi fisiologis sebagai upaya untuk
yang membutuhkan energi. Organ menyeimbangkan tekanan osmotik
yang berperan dalam proses tersebut
di dalam dan di luar tubuh. Proses
antara lain ginjal, insang, kulit, dan
osmoregulasi merupakan salah
membran mulut dengan berbagai
satu proses fisiologi yang terjadi
dalam tubuh ikan untuk mengontrol Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu
konsentrasi larutan dalam tubuh Kelautan dan Perikanan
agar seimbang dengan
rata-
lingkungannya. Ketidakmampuan ulagan 1 2 3 rata
ikan dalam mengontrol bobot
awal 6,289 8,22 6,28 6,92
keseimbangan osmotik dalam
bobor
tubuhnya akan menyebabkan ikan akhir 5,689 5,59 10,34 7,32
stres dan dapat berakibat pada
kematian ikan.
B. Alat dan Bahan
a. Alat :Aquarium/baskom sebanyak
TUJUAN DAN KEGUNAAN 4 buah, Timbangan Analitik,
Praktikum ini bertujuan untuk Handrefractometer, Stopwatch,
mengamati dan mengetahui proses Handcounter, Kanebo, Gelas Ukur
osmoregulasi yang dilakukan oleh 1000 mL, Gelas Ukur 100 mL, Timba,
ikan nila (Oreochromis niloticus) Mangkok, Pipet Tetes, Botol Plastik
dengan mengamati bukaan yang telah dimodifikasi sebanyak 4
operculum, tingkah laku, dan berat buah, Alat Tulis Menulis, issue
badan ikan pada salinitas yang b. Bahan : Hewan Uji, Air Laut, Air
berbeda dangan kurun waktu 60 Tawar
menit.
Kegunaan dari praktikum ini C. Prosedur Kerja
yaitu agar mahasiswa dapat melihat HASIL DAN PEMBAHASAN
proses osmoregulasi ikan nila pada A. Hasil
salinitas yang berbeda.
rata-
rata bukaan operculum (buka 1 menit)
METODOLOGI PRAKTIKUM salinita
s 1 2 3 rata-rata
A. Waktu dan Tempat
35 138 200 57 131,6
Praktikum Osmoregulasi dilaksa pada 30 788 769 210 589
Kamis, 14 Maret 2024 pada pukul 25 1,009 950 496 785
13.30 – 15.30 WITA bertempat di 20 1,144 926 662 877,3
15 1,072 472 618 720,6
Laboratorium Penangkaran dan
10 1,195 520 1,202 977,3
Rehabilitasi Ekosistem, Program 5 771 473 691 645
Tingka laku ketidak stabilan bukaan operculum
salinitas 1 2 pada ikan objek pengamatan.
35 +++ +++ 2. Tingkah Laku Tingkah laku
30 ++ +
hewan objek yang diamati cukup
25 ++ +
20 + + bervariasi dan tidak menentu. Pada
15 + + interval pertama, semua objek
10 + + penelitian pada tingkat salinitas yang
5 + + berbeda cenderung bergerak sangat
0 + +
aktif di dalam wadah alquarium .
Namun pada interval ke dua objek
penelitian mengalami penuruan
B. Pembahasan
keaktifan menjadi aktif biasa
1. Bukaan Operkulum Pada
sedangkan pada interval kedua dan
wadah yang berisikan air dengan
ketiga, hanya objek penelitian pada
tingkat salinitas 0 ppt, menunjukkan
salinitas 0 ppt yang kembali bergerak
penurunan bukaan operculum secara
aktif sedangkan objek penelitian pada
drastic pada interval 1 ke interval 2
tingkat salinit2as 10 ppt, 20 ppt, dan
dan turun secara perlahan hingga ke
30 ppt, menjadi kurang aktif
interval 4. Wadah yang berisikan air
dengan salinitas 10 ppt PENUTUP
memperlihatkan bukaan operculum A. Kesimpulan

yang tidak stabil. Begitupun dengan Setelah melakukan percobaan

wadah yang berisikan air dengan kepada () sebagai objek penelitian,

tingkat salinitas 20 ppt juga dapat kita ketahui lingkungan

menunjukkan bukaan operculum salinitas yang tidak sesuai dengan

yang tidak stabil dengan bukaan habitat alami suatu biota dapat

operculum yang menurun pada mempengaruhi proses osmoregulasi

interval 1 dan 2 namun naik kembali pada biota tersebut. Hal ini dibuktikan

pada interval 3 dan 4 tetapi tidak dengan adanya perbedaan respon

menyamai bukaan operculum pada terhadap salinitas seperti bukaan

interval 1. Begitupun dengan bukaan operculum, tingkah laku, dan berat

operculum pada wadah dengan badan pada tingkat salinitas yang

salinitas 30 ppt yang memperlihatkan berbeda dan tidak sesuai dengan


tingkat salinitas habitat alami
B. Saran
Diharapkan dapat melengkapi alat Pamungkas, Wahyu. 2014. Aktivitas
dan bahan Osmoregulasi, Respons
DAFTAR PUSTAKA Pertumbuhan, Dan Energetic
Cost Pada Ikan Yang Dipelihara
Atien. N. C,. 2022. ANATOMI,
Dalam Lingkungan Bersalinitas.
FISIOLOGI, DAN GENETIKA
Media Akuakultur. Vol. VII (1)
Nurhastuti, & Setia, B,. 2019.
Anatomi Fisiologi Genetika Ardyen Saputra, Tatag Budiardi*,
Dan Neurlogi Eddy Supriyono. 2016. Kinerja
produksi ikan sidat Anguilla
Epilepsi. Pendidikan Luar Biasa
Fakultas Ilmu Pendidikan bicolor bicolor dengan
Universitas Negeri Padang pemberian kalsium karbonat.
Jurnal Akuakultur Indonesia 15
Malinah. 2021. Fisiologi Dan Sel
(1)
Tumbuhan

Bahrudin,M. 2019 Pengantar Nilna, M,. Farianita, M.


Fisiologi Tumbuhan. Program Harnizar,. 2014.
Studi Pendidikan Ipafakultas OSMUGULASI. Program
Keguruan Dan Ilmu Studi Biologi Fakultas Sains
Pendidikanuniversitas dan Teknologi Universitas
Trunojoyo Madura
Islam Negeri Syarif
Nio, S,. A . 2023 Fisiologi Hidayatullah Jakarta
Tumbuhan. Penerbit: Widina
Media Utama Komplek Puri
Melia Asri Blok C3 No. 17
Desa Bojong Emas Kec.
Solokan Jeruk Kabupaten
Bandung, Provinsi Jawa Barat
LAMPIRAN
Adi, Rahman. Dkk. 2017.
Konsentrasi Pengenceran *10 Tahun terakhir
Salinitas Terhadap
Kemampuan Osmoregulasi *Lampirkan jurnal kutipan
Ikan Capungan Banggai
( Pterapogan Cauderni ). Jurnal
SAINTEK Peternakan Dan
Perikanan Vol. I (1)

Lantu, S. 2014. Osmoregulasi Pada


Hewan Akuatik. Jurnal
Perikanan Dan Kelautan. Vol.
VI (1)

Anda mungkin juga menyukai