Anda di halaman 1dari 26

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/366740174

MANAJEMEN MODAL KERJA

Chapter · December 2021

CITATIONS READS

0 1,000

1 author:

Novia Sandra Dewi


Universitas Sulawesi Barat
16 PUBLICATIONS 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Novia Sandra Dewi on 09 January 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BOOK CHAPTER

DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN


UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral
dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i Penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau
produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual
yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan
informasi aktual;
ii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk kepentingan penelitian ilmu
pengetahuan;
iii Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait
hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali
pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan
Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv Penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang
memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak
Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku
Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga
Penyiaran.

Sanksi Pelanggaran Pasal 113


1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan
pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara
paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda
paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa
izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan
pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d,
huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN
Jeni Irnawati
Hari Nugroho
Hikma Niar
Sitti Murniati
Marlinda Saputri
Riri Putri Dika
Refni Sukmadewi
Novia Sandra Dewi
Iryani
Micrets Agustina Silaya
Ika Kartikasari
Aditya Wardhana
Setiawati
Maria Josefa F. Esomar

Editor:
Harini Fajar Ningrum

Penerbit

CV. MEDIA SAINS INDONESIA


Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.medsan.co.id

Anggota IKAPI
No. 370/JBA/2020
DASAR-DASAR MANAJEMEN KEUANGAN
Jeni Irnawati
Hari Nugroho
Hikma Niar
Sitti Murniati
Marlinda Saputri
Riri Putri Dika
Refni Sukmadewi
Novia Sandra Dewi
Iryani
Micrets Agustina Silaya
Ika Kartikasari
Aditya Wardhana
Setiawati
Maria Josefa F. Esomar

Editor :
Harini Fajar Ningrum
Tata Letak :
Mega Restiana Zendrato
Desain Cover :
Rintho R. Rerung
Ukuran :
A5 Unesco: 15,5 x 23 cm
Halaman :
vi, 249
ISBN :
978-623-362-231-8
Terbit Pada :
Desember 2021

Hak Cipta 2021 @ Media Sains Indonesia dan Penulis

Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang keras menerjemahkan,


memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit atau Penulis.

PENERBIT MEDIA SAINS INDONESIA


(CV. MEDIA SAINS INDONESIA)
Melong Asih Regency B40 - Cijerah
Kota Bandung - Jawa Barat
www.medsan.co.id
8
MANAJEMEN MODAL KERJA

Novia Sandra Dewi, S.E., M.M.


Universitas Sulawesi Barat

Pengertian Modal Kerja


Manajemen modal kerja juga disebut dengan pengelolaan
keuangan perusahaan jangka pendek. Manajemen modal
kerja menyangkut pemilihan pola pembiayaannya.
Terdapat 3 pilihan pola pembiayaan modal kerja (Asri,
2015), yaitu:
1. Pola pembiayaan agresif. Pola pembiayaan agresif
lebih banyak menggunakan dana jangka pendek.
Dana jangka pendek tidak hanya digunakan untuk
modal kerja temporer (modal kerja sementara,
biasanya saat kegiatan produksi di atas normal
karena besarnya permintaan), tetapi juga untuk
membiayai sebagian modal kerja permanen (modal
kerja yang harus selalu tersedia). Dikatakan agresif
karena manajemen harus selalu siap dengan dana
baru menggantikan dana yang jatuh tempo.
2. Pola pembiayaan konservatif. Pola pembiayaan
konservatif perusahaan lebih banyak mengandalkan
dana jangka panjang. Dana jangka pendek hanya
dipakai untuk membiayai modal kerja temporer.
Manajemen merasa tidak aman jika dana hanya
tersedia untuk waktu singkat, sehingga manajemen
menyediakan dana jangka panjang yang lebih besar.

119
MANAJEMEN MODAL KERJA

3. Pola pembiayaan moderat. Pola pembiayaan moderat


pada dasarnya merupakan keseimbangan antara
penggunaan dana jangka pendek dan dana jangka
panjang.
Pengukuran likuiditas, efisiensi, dan kesehatan jangka
pendek perusahaan dapat dilihat dari modal kerja suatu
perusahaan. Sehingga modal kerja pada dasarnya
merupakan pengelolaan aset dan kewajiban jangka
pendek, maupun komposisi antara keduanya. Kelebihan
aktiva lancar berdampak pada banyaknya dana
mengangggur, sedangkan kekurangan aktiva lancar
berakibat pada tingkat likuiditas perusahaan yang buruk
(Syaifuddin, 2008). Keputusan investasi yang diambil oleh
manajemen harus diimbangi dengan keputusan yang
terkait dengan modal kerja. Beberapa pengertian modal
kerja diantaranya:
1. Modal kerja (working capital) adalah modal kerja yang
digunakan untuk kegiatan perusahaan sehari-hari,
diantaranya untuk kebutuhan: pembelian bahan
baku, barang dagangan, gaji dan upah karyawan,
biaya air, biaya listrik, biaya telepon, dan biaya
operasional lainnya (Asri, 2015).
2. Modal kerja adalah sejumlah dana yang
diinvestasikan dalam aktiva lancar berupa kas,
piutang dan persediaan. Dana yang diinvestasikan
dalam aktiva lancar akan berputar dalam jangka
pendek. Sehingga, modal kerja merupakan jumlah
keseluruhan dari aktiva lancar atau disebut juga gross
working capital yaitu modal kerja bruto (Riyanto,
2001).
3. Modal kerja adalah seluruh aktiva lancar perusahaan,
atau dana yang wajib tersedia untuk membiayai
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari (Sawir,
2003).

120
MANAJEMEN MODAL KERJA

4. Modal kerja adalah sejumlah investasi perusahaan ke


dalam aktiva jangka pendek perusahaan (kas,
sekuritas, persediaan, dan piutang), aktiva jangka
pendek merupakan aktiva yang dengan mudah dijual
sehingga dengan cepat berubah menjadi kas (Brigham
& Houston, 2018).
5. Modal kerja adalah cakupan secara kolektif pada
aktiva dan pasiva lancar dalam jangka pendek
(Tampubolon, 2013).
Likuiditas perusahaan akan meningkat jika pengelolaan
modal kerja dilakukan secara baik. Likuiditas
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya (Asri,
2015; Hanafi & Halim, 2012; Kasmir, 2014; Sartono,
2010) atau kemampuan perusahaan menjamin
kelangsungan hidupnya dan kemampuan dalam
memperoleh laba (Wild et al., 2010). Sebaliknya,
perusahaan dikatakan tidak likuid ketika terjadi keadaan
yang tidak menguntungkan bagi perusahaan yang
berdampak pada terganggunya kegiatan perusahaan.
Cara mengukur likuiditas perusahaan adalah dengan
menggunakan current ratio dan quick ratio. Current ratio
menggambarkan perbandingan antara aset lancar dengan
kewajiban lancar, sedangkan quick ratio menunjukkan
perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi
persediaan dengan kewajiban lancar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa manajemen modal kerja pada
dasarnya terkait dengan pengelolaan aset lancar dengan
kewajiban lancar.
Salah satu fokus dari manajemen modal kerja adalah
siklus konversi kas (cash conversion cycle) yang
menggambarkan waktu yang dibutuhkan untuk
kembalinya kas yang digunakan dalam membiayai
operasional perusahaan (Asri, 2015). Panjangnya siklus
ini bergantung pada lamanya dana terikat pada tahap-

121
MANAJEMEN MODAL KERJA

tahap yang dilalui, seperti: jangka waktu terikatnya dana


pada bahan baku, pada barang dalam proses, maupun
pada barang jadi. Dengan kata lain, siklus konversi kas
menunjukkan jangka waktu terikatnya dana pada
persediaan, proses, maupun piutang. Oleh karena itu,
manajemen modal kerja dapat dirincikan lagi ke dalam
manajemen persediaan, manajemen piutang dan
manajemen kas.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian modal kerja adalah
dana yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai
kegiatan produksi perusahaan sehari-hari yang
tergambarkan dalam aktiva lancar perusahaan yaitu kas,
piutang dan persediaan. Manajemen modal kerja
merupakan pengelolaan keuangan perusahaan yang
bersifat jangka pendek yang terus berputar dan kembali
menjadi kas agar dapat digunakan kembali oleh
perusahaan dalam membiayai kegiatan usahanya.
Sehingga, manajemen modal kerja juga disebut dengan
manajemen aktiva lancar dan kewajiban/ hutang lancar.
Manajemen modal kerja bertujuan untuk mengelola
aktiva lancar dan kewajiban lancar untuk memperoleh
modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat
likuiditas perusahaan.
Konsep Modal Kerja
Modal kerja dibagi ke dalam 3 konsep (Ahmad, 1997;
Kasmir, 2014; Riyanto, 2001), yaitu:
1. Konsep kuantitatif (modal kerja kotor/ gross working
capital)
Modal kerja dalam konsep kuantitatif
menggambarkan seluruh jumlah aktiva lancar (kas,
surat berharga, piutang, dan persediaan). Konsep
kuantitatif merupakan keseluruhan aktiva lancar
yang berputar dan kembali pada bentuk semula (kas)
dalam jangka waktu yang relatif pendek. Konsep ini

122
MANAJEMEN MODAL KERJA

juga disebut dengan modal kerja bruto (gross working


capital). Konsep kuantitatif memperlihatkan jumlah
modal kerja yang digunakan untuk operasional
perusahaan sehari-hari yang bersifat rutin dan tidak
memperhatikan sumber modal kerja, apakah berasal
dari pemilik, hutang jangka pendek ataupun hutang
jangka panjang.
Jumlah modal kerja yang besar tidak menggambarkan
batas keamanan (margin of safety) yang baik, atau
modal kerja yang besar tidak menjamin tingkat
keamanan yang tinggi bagi kreditur jangka pendek.
Jumlah modal kerja yang besar juga tidak
menggambarkan likuiditas perusahaan yang baik,
begitu pula dengan kelangsungan operasional
perusahaan, juga tidak dinilai dari besarnya jumlah
modal kerja.
2. Konsep kualitatif (net working capital)
Modal kerja dalam konsep kualitatif merupakan
selisih dari aktiva lancar (current assets) dengan
kewajiban/ hutang lancar (current liabilities). Dalam
konsep ini, modal kerja merupakan sebagian dari
aktiva lancar riil yang dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan perusahaan tanpa menunggu
likuiditasnya, atau konsep ini sering disebut dengan
modal kerja netto (net working capital).
Dikatakan kualitatif karena pada konsep ini
menggambarkan jumlah aktiva lancar yang lebih
besar dibandingkan kewajiban lancar, sehingga
menggambarkan tingkat keamanan bagi para kreditur
jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi
perusahaan di masa yang akan datang. Konsep ini
juga menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh tambahan dana jangka pendek dengan
menjaminkan aktiva lancarnya.

123
MANAJEMEN MODAL KERJA

3. Konsep Fungsional (functional working capital)


Modal kerja dalam konsep fungsional memfokuskan
pada fungsi dari dana yang digunakan dalam
menghasilkan pendapatan (income) dari kegiatan
utama perusahaan. Setiap dana yang diinvestasikan
dalam operasi perusahaan bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan bagi perusahaan. Dalam
konsep ini, terdapat dana yang digunakan selama
satu periode akuntansi sehingga menghasilkan
pendapatan pada periode tersebut. Selain itu, juga
terdapat dana yang ditujukan untuk menghasilkan
pendapatan pada periode selanjutnya atau
pendapatan di masa yang akan datang, seperti:
bangunan, mesin, peralatan, dan aktiva tetap lainnya.
Sehingga modal kerja dalam konsep ini yaitu dana
yang digunakan oleh perusahaan untuk
mendapatkan pendapatan pada saat ini (current
income) sesuai dengan tujuan utama didirikannya
perusahaan, dana tersebut yaitu: kas, piutang
sebesar harga pokok penjualan, persediaan, dan
aktiva tetap sebesar nilai penyusutan pada periode
tersebut. Adapun efek (surat berharga) dan margin
laba dari piutang merupakan modal kerja potensial
yang akan menjadi modal kerja apabila piutang sudah
terbayar dan efek sudah dijual.
Tiga konsep modal kerja diatas, dapat dilihat pada skema
modal kerja berikut:
1. Modal Kerja Kuantitatif (Modal Kerja Bruto)
Kas xxx
Sekuritas xxx
Piutang xxx
Persediaan xxx +
Modal Kerja Bruto xxx

124
MANAJEMEN MODAL KERJA

2. Modal Kerja Kualitatif (Modal Kerja Netto)


Total Aktiva Lancar xxx
Total Hutang Lancar xxx -
Modal Kerja Netto xxx
3. Modal Kerja Fungsional
a. Riil
Kas xxx
Piutang xxx
Persediaan xxx
Penyusutan xxx +
Modal Kerja Riil xxx
b. Potensial
Efek (surat berharga) xxx
Margin laba perusahaan xxx +
Modal Kerja Potensial xxx

c. Bukan Modal Kerja, yaitu keseluruhan aktiva tetap.


Adapun contoh dari skema modal kerja diatas dapat
dilihat sebagai berikut:

Keuntungan yang diinginkan (margin laba) ditentukan


sebesar 20% dan surat-surat berharga sebesar Rp.
9.000.000,-.

125
MANAJEMEN MODAL KERJA

1. Modal Kerja Kuantitatif


Kas & Sekuritas 15,000,000
Piutang 45,000,000
Persediaan 60,000,000 +
Total 120,000,000

2. Modal Kerja Kualitatif (Modal Kerja Netto)


Total Aktiva Lancar 120,000,000
Total Hutang Lancar 75,000,000 -

Selisih 45,000,000

3. Modal Kerja Fungsional


a. Modal Kerja Riil
Kas 6,000,000
Piutang (80%) 36,000,000
Persediaan 60,000,000
Penyusutan Mesin 10,500,000
Penyusutan Gedung 18,000,000 +
Total 130,500,000

b. Modal Kerja Potensial


Efek (sekuritas) 9,000,000
Margin Laba (20%) 9,000,000 +

Total 18,000,000

c. Bukan Modal Kerja Potensial


Mesin 52,500,000
Gedung 90,000,000 +
Total 142,500,000
Jenis-Jenis Modal Kerja
Modal kerja dapat dibagi menjadi 2 jenis (Riyanto, 2001;
Sawir, 2003), yaitu:
1. Modal Kerja Permanen. Modal kerja permanen
merupakan modal kerja yang dimiliki perusahaan
untuk dapat menjalankan fungsi perusahaan, pada
modal kerja ini dibagi menjadi:

126
MANAJEMEN MODAL KERJA

a. Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja


minimum yang harus dimiliki perusahaan untuk
menjaga kelangsungan usahanya, atau modal
kerja yang selalu dibutuhkan demi kelancaran
usaha perusahaan.
b. Modal kerja normal, yaitu modal kerja yang
dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan
produksi normal perusahaan.
2. Modal Kerja Variabel. Modal kerja variabel merupakan
modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan keadaan, modal kerja variabel diantaranya:
a. Modal kerja musiman (seasonal working capital),
yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah
dikarenakan perubahan musim. Contoh: Ketika
musim tahun ajaran baru sekolah, maka
permintaan terhadap buku tulis mengalami
peningkatan sehingga perusahaan akan
meningkatkan volume produksi untuk buku tulis,
peningkatan volume produksi ini akan
meningkatkan jumlah kebutuhan modal kerja
pula.
b. Modal kerja siklis (cyclical working capital), yaitu
modal kerja yang jumlahnya berubah
dikarenakan fluktuasi konjungtur. Jumlah modal
kerja berubah sesuai dengan keadaan ekonomi,
ketika keadaan ekonomi baik maka kebutuhan
modal kerja mengalami peningkatan, sementara
ketika keadaan ekonomi tidak baik maka
kebutuhan modal kerja mengalami penurunan.
c. Modal kerja darurat (emergency working capital),
yaitu modal kerja yang jumlah berubah karena
terjadi keadaan darurat di luar prediksi
perusahaan, seperti: banjir, perubahan kondisi
ekonomi, mogok kerja dan sejenisnya.

127
MANAJEMEN MODAL KERJA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja


Dalam menentukan jumlah modal kerja yang layak bagi
perusahaan bukanlah perkara mudah, karena kebutuhan
akan modal kerja pada perusahaan dipengaruhi oleh
beberapa faktor (Munawir, 2014), diantaranya:
1. Jenis dan Sifat Perusahaan
Modal kerja dipengaruhi jenis dan sifat dari usaha
yang dimiliki perusahaan. Modal kerja pada
perusahaan jasa relatif lebih rendah dari pada modal
kerja yang dibutuhkan pada perusahaan
manufaktur/ industri, karena perusahaan jasa tidak
membutuhkan investasi yang besar pada kas, piutang
ataupun persediaan. Perusahaan manufaktur
membutuhkan investasi yang cukup besar dalam
aktiva lancar agar perusahaan dapat menjalankan
kegiataan sehari-hari tanpa hambatan. Selain itu,
antar perusahaan manufaktur juga memiliki
kebutuhan modal kerja yang berbeda-beda.
2. Waktu Produksi dan Harga Satuan
Kebutuhan modal kerja berhubungan dengan waktu
yang dibutuhkan dalam memperoleh barang yang
akan dijual maupun bahan baku yang akan
diproduksi hingga barang dijual. Semakin panjang
waktu yang digunakan dalam memproduksi atau
memperoleh barang, maka semakin besar pula modal
kerja yang akan dibutuhkan. Selain itu, semakin
tinggi harga pokok barang satuan yang dijual, maka
kebutuhan modal kerja akan semakin besar.
3. Syarat Pembelian dan Penjualan
Syarat pembelian bahan baku untuk produksi atau
barang dagangan akan mempengaruhi jumlah modal
kerja yang dibutuhkan perusahaan. Apabila syarat
kredit saat pembelian memberikan keuntungan bagi

128
MANAJEMEN MODAL KERJA

perusahaan, maka akan sedikit kas yang akan terikat


dalam persediaan bahan baku atau barang dagangan,
sebaliknya jika pembelian bahan baku atau barang
dagangan harus dilakukan secara tunai maka dana
yang terikat dalam persediaan semakin besar, yang
berarti kebutuhan modal kerja juga semakin besar.
Jika perusahaan menjual barang secara kredit kepada
konsumen, maka semakin lunak kredit (jangka kredit
lebih panjang) yang diberikan oleh perusahaan
kepada konsumen akan berdampak pada jumlah
modal kerja yang terikat dalam piutang akan semakin
besar. Untuk meminimalisir terjadinya piutang yang
tidak dapat tertagih, maka perusahaan dapat
memberikan potongan tunai kepada konsumen agar
konsumen terdorong untuk membayar hutangnya,
sehingga terikatnya modal kerja dalam piutang dapat
diperpendek yang akan berpengaruh terhadap
besarnya kebutuhan modal kerja.
4. Tingkat Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan memperlihatkan
berapa kali persediaan berputar dalam suatu periode
tertentu. Semakin tinggi perputaran persediaan maka
kebutuhan modal kerja akan semakin rendah.
Semakin tinggi atau cepat perputaran persediaan
akan meminimalisir risiko terhadap kerugian karena
terjadinya penurunan harga atau karena terjadinya
perubahan selera konsumen. Selain itu, perputaran
persediaan yang tinggi juga dapat menekan biaya
penyimpanan dan pemeliharaan persediaan.
5. Tingkat Perputaran Piutang
Jumlah modal kerja yang dibutuhkan perusahaan
dipengaruhi oleh jangka waktu penagihan piutang
terhadap konsumen. Jika piutang dapat terkumpul
dalam waktu yang lebih singkat, maka kebutuhan

129
MANAJEMEN MODAL KERJA

modal kerja akan semakin rendah. Agar perusahaan


memiliki tingkat perputaran piutang yang tinggi maka
perusahaan harus melakukan pengawasan secara
efektif terhadap piutang dan kebijakan yang tepat
terkait pelunasan kredit, syarat kredit penjualan,
batas kredit maksimum, dan penagihan piutang.
6. Volume Penjualan
Tingkat penjualan yang tinggi akan meningkatkan
kebutuhan akan modal kerja, begitu pula sebaliknya
yaitu volume penjualan yang rendah akan
menurunkan tingkat kebutuhan modal kerja.
7. Faktor Musim dan Siklus
Perubahan penjualan sangat dipengaruhi oleh faktor
musim dan siklus, sehingga berpengaruh terhadap
kebutuhan modal kerja. Modal kerja yang terikat
dalam persediaan barang akan mengalami
peningkatan pada masa-masa menjelang puncak
peningkatan penjualan.
Menentukan Kebutuhan Modal Kerja
Dalam menentukan kebutuhan modal kerja, terdapat 2
metode yang dapat digunakan (Harjito & Martono, 2021;
Sutrisno, 2009), diantaranya:
1. Metode Keterikatan Dana
Metode keterikatan dana yaitu periode terikatnya
dana mulai dari kas menjadi kas kembali. Pada
metode ini perlu diketahui 2 faktor yang
mempengaruhi yaitu:
a. Periode terikatnya modal kerja, yaitu waktu yang
diperlukan mulai dari kas yang ditanamkan pada
elemen-elemen modal kerja menjadi kas kembali.
Semakin lama waktu terikatnya modal kerja maka

130
MANAJEMEN MODAL KERJA

semakin besar jumlah modal kerja yang


dibutuhkan. Waktu yang dimaksud diantaranya:
1) Waktu pembelian dan penyimpanan bahan
2) Lama proses produksi
3) Lama barang disimpan
4) Lama penerimaan piutang
5) Pengeluaran kas setiap hari
Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan
dagang dan perusahaan manufaktur memiliki
perbedaan, karena terikatnya modal kerja pada
perusahaan manufaktur akan semakin panjang.
Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan
dagang adalah sebagai berikut:
• Penjualan secara tunai

• Penjualan secara kredit

Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan


manufaktur adalah sebagai berikut:
• Penjualan secara tunai

• Penjualan secara kredit

131
MANAJEMEN MODAL KERJA

b. Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari.


Proyeksi ini digunakan untuk mengetahui
pengeluaran kas rata-rata setiap harinya untuk
kebutuhan pembelian bahan baku, bahan
penolong, pembayaran upah, pembayaran biaya
pemasaran, dan pembayaran tunai lainnya.
Rumus menentukan kebutuhan modal kerja:
Kebutuhan MK = MKD x pengeluaran kas tiap
hari + kas minimal

2. Metode Perputaran Modal Kerja


Metode ini mengestimasi kebutuhan modal kerja
dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen
modal kerja yaitu: perputaran kas, perputaran
piutang, dan perputaran persediaan.
Rumus metode perputaran modal kerja:
a. Perputaran Kas
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
Perputaran Kas = 𝐊𝐚𝐬

b. Perputaran Piutang
𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
Perputaran Piutang = 𝐏𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠

c. Perputaran Persediaan
𝐇𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐏𝐨𝐤𝐨𝐤 𝐏𝐞𝐧𝐣𝐮𝐚𝐥𝐚𝐧
Perputaran Persediaan =
𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧

132
MANAJEMEN MODAL KERJA

Contoh Soal 1:
Suatu perusahaan mempunyai data tentang modal kerja
sebagai berikut:
1. Rata-rata periode terikatnya modal kerja
a. Lamanya proses produksi 8 hari
b. Lamanya barang disimpan digudang 5 hari
c. Lamanya pengumpulan piutang 12 hari
2. Rata-rata pengeluaran kas setiap hari
a. Pembelian bahan mentah Rp. 170.000,-
b. Upah karyawan Rp. 130.000,-
c. Biaya administrasi umum Rp. 40.000,-
d. Biaya penjualan Rp. 30.000,-
Apabila kas minimal sebesar Rp. 150.000,-. Hitunglah
berapa jumlah modal kerja yang dibutuhkan!
Jawab:
Besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan
adalah:
1. Periode terikatnya dana
a. Lamanya proses produksi 8 hari
b. Lamanya barang disimpan digudang 5 hari
c. Lamanya pengumpulan piutang 12 hari +
25 hari

2. Pengeluaran kas setiap hari


a. Pembelian bahan mentah Rp. 170.000,-
b. Upah karyawan Rp. 130.000,-
c. Biaya administrasi umum Rp. 40.000,-
d. Biaya penjualan Rp. 30.000,- +
Rp. 370.000,-

133
MANAJEMEN MODAL KERJA

Kebutuhan modal kerja = MKD x pengeluaran kas tiap


hari + kas minimal
= 25 hari x 370.000 + 150.000
= Rp. 9.400.000,-
Contoh Soal 2:
PT. Sumber Rezeki memiliki rencana produksi sebanyak
30.000 unit barang jadi selama sebulan. Untuk itu
perusahaan membutuhkan:
Bahan baku 5kg dengan harga Rp. 1500/kg, bahan
mentah rata-rata disimpan selama 12 hari sebelum
masuk proses produksi, lamanya proses produksi 7 hari,
barang jadi berada di gudang sebelum terjual rata-rata 14
hari. Rata-rata piutang tertagih selama 50 hari. Upah
langsung per unit barang jadi sebesar Rp. 2.000,-.
Biaya tunai lainnya:
1. Biaya pemasaran tunai sebulan: Rp. 27.000.000,-
2. Biaya administrasi dan umum sebulan: Rp. 18.000.000,-
3. Biaya lain-lain per bulan rata-rata : Rp. 15.000.000,-

Dari data tersebut, hitunglah kebutuhan modal kerja PT.


Sumber Rezeki, jika kas minimal ditentukan sebesar Rp.
7.500.000,-!
Jawab:
Diasumsikan 1 bulan adalah 30 hari.
1. Periode terikatnya dana
a. Bahan mentah disimpan 12 hari
b. Lamanya proses produksi 7 hari
c. Barang jadi sebelum terjual 14 hari
d. Piutang tertagih 50 hari +
83 hari

134
MANAJEMEN MODAL KERJA

2. Pengeluaran kas tiap hari:


a. Biaya bahan mentah (30.000⁄30) x 5kg x 1.500 = 7.500.000,-
b. Upah karyawan (30.000/30) x 2.000 = 2.000.000,-
c. Biaya pemasaran 27.000.000 : 30 = 900.000,-
d. Biaya administrasi umum 18.000.000 : 30 = 600.000,-
e. Biaya-biaya lainnya 15.000.000 : 30 = 500.000,- +
11.500.000,-

Kebutuhan modal kerja = MKD x pengeluaran kas tiap hari +


kas minimal

= 83 hari x 11.500.000 + 7.500.000


= Rp. 962.000.000,-

Contoh Soal 3:
PT. Makmur Sentosa memiliki neraca dan laporan rugi
laba tahun 2020 sebagai berikut:
PT. MAKMUR SENTOSA
NERACA

LAPORAN RUGI LABA


Penjualan 60.000.000
Harga pokok penjualan 42.500.000 -
Laba bruto 17.500.000
Biaya operasi 6.250.000 -
EBIT (Earning Before Interest and Tax) 1.250.000
Bunga 3.750.000 -
EBT (Earning Before Tax) 7.500.000
Pajak 30% 2.250.000 -
EAT (Earning After Tax) 5.250.000

135
MANAJEMEN MODAL KERJA

Pada tahun berikutnya perusahaan akan mampu menjual


produknya sebesar Rp. 75.000.000,-. Berapa kebutuhan
modal kerjanya?
Jawab:
1. Perputaran elemen-elemen aktiva lancar:
a. Perputaran kas
Penjualan
Perputaran Kas =
Kas
60.000.000
=
462.500

= 130 kali

b. Perputaran piutang
Penjualan
Perputaran Piutang =
Piutang
60.000.000
=
1.925.000

= 31 kali

c. Perputaran persediaan
Harga Pokok Penjualan
Perputaran Persediaan =
Persediaan
42.500.000
=
2.300.000

= 18 kali
2. Periode terikatnya elemen modal kerja (1 tahun = 360 hari)
Kas 360⁄ = 3 hari
130
Piutang 360⁄ = 12 hari
31
Persediaan 360⁄ = 20 hari +
18
35 hari
3. Perputaran modal kerja
360⁄
35 x 1 kali = 10 kali
4. Kebutuhan modal kerja
75.000.000
= 7.500.000
10 kali

136
MANAJEMEN MODAL KERJA

Daftar Pustaka
Ahmad, K. (1997). Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja.
PT. Rineka Cipta.
Asri, M. (2015). Keuangan Keperilakuan. BPFE.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2018). Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Edisi 14. Salemba Empat.
Hanafi, M. M., & Halim, A. (2012). Analisis Laporan
Keuangan: Edisi Keempat. UPP STIM YKPN.
Harjito, A., & Martono. (2021). Manajemen Keuangan.
Edisi Ketiga. Ekonisia.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers.
Munawir, S. (2014). Analisa Laporan Keuangan. Edisi
Keempat. Liberty.
Riyanto, B. (2001). Dasar-dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE.
Sartono, A. (2010). Manajemen Keuangan: Teori dan
Aplikasi, Edisi 4. BPFE.
Sawir, A. (2003). Analisis Kinerja Keuangan dan
Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan
Aplikasi. Ekonisia.
Syaifuddin, D. T. (2008). Manajemen Keuangan (Teori dan
Aplikasi). Unhalu Press.
Tampubolon, M. P. (2013). Manajemen Keuangan (Finance
Management). Mitra Wacana Media.
Wild, J. J., Subramanyam, K. R., & Halsey, R. F. (2010).
Analisis Laporan Keuangan: Financial Statement
Analysis. Salemba Empat.

137
MANAJEMEN MODAL KERJA

Profil Penulis
Novia Sandra Dewi, S.E., M.M.
Penulis adalah dosen tetap pada Program studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Sulawesi Barat sejak tahun 2011. Penulis
menempuh pendidikan S1 Manajemen di
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dan
menyelesaikannya pada tahun 2007. Pada tahun 2008, penulis
melanjutkan pendidikan Magister Manajemen di Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta dan memperoleh gelar MM pada
April 2011. Saat ini, penulis sedang melanjutkan pendidikan
pada Program Studi Doktor Ilmu Manajemen di Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta sejak tahun 2017, dengan mengambil
konsentrasi Manajemen Keuangan dan memfokuskan kajian
pada Lembaga dan Pasar Keuangan.
Dalam mewujudkan peran sebagai dosen profesional yang telah
tersertifikasi, penulis aktif melaksanakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Penulis terlibat pada beberapa penelitian
yang didanai oleh internal perguruan tinggi dan
Kemenristekdikti. Penulis juga terlibat sebagai nara sumber
pada beberapa pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi
daerah, perusahaan daerah dan kegiatan masyarakat. Penulis
memiliki tulisan di beberapa book chapter, diantaranya
mengenai: Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Analisis
Rasio Aktivitas, Teori Struktur Modal dan Pasar Modal.
Penulisan buku dimaksudkan sebagai bentuk pengembangan
keilmuan dan pengimplementasian kepakaran. Selain itu,
penulisan buku diharapkan dapat bermanfaat bagi civitas
akademik sebagai bahan referensi. Lebih jauh, penulisan buku
diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan
negara Indonesia.

Email Penulis: noviasd29@unsulbar.ac.id

138

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai