Anda di halaman 1dari 6

COURSEWORK 2 INDONESIAN STATE PHILOSOPHY

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT, ETIKA & MORAL

Nama Anggota :
1. Benvenuta Alexia Sonia (23240030055)
2. Guz Nasima (23240030043)
3. M Angga Raharja (23240030072)
4. Muhammad Amir A (23240030061)
5. Muhammad Yuko Z.F (23240030046)
6. Sofia Trancy Gabriel C (23240030011)
Dosen Pembimbing :
Ms Anita Yunita, M.I.Kom.

MGM04-2SP
1. Berikan satu contoh yang terjadi di sekitar kita tentang Pancasila dipandang sebagai
Identitas atau pandangan hidup warga Indonesia !
Jawab: Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mengandung makna bahwa semua
aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan Pancasila. Berikut
adalah beberapa contoh di sekitar kita yang menunjukkan bagaimana Pancasila dianggap
sebagai identitas dan pandangan hidup warga Indonesia:

1. Keragaman Budaya dan Agama: Pancasila mencerminkan keberagaman budaya,


etnis, agama, dan keyakinan yang ada di Indonesia. Identitas Pancasila
menghormati dan menggabungkan keberagaman ini dalam satu kesatuan nasional.
Warga Indonesia memahami dan meresapi jati diri mereka sebagai bangsa yang
menghargai toleransi, persatuan, keadilan, dan kemanusiaan.
2. Kehidupan Sehari-hari: Warga negara Indonesia mengaplikasikan nilai-nilai
Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan. Misalnya, menghormati hak dan
kewajiban sesuai dengan sila keadilan sosial, serta menjaga persatuan dan kesatuan
dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Musyawarah dan Keputusan Bersama: Sila keempat, “Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Khidmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan,”
mengajak warga negara untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dengan cara
bermusyawarah atau berdiskusi. Ini tercermin dalam banyak aspek kehidupan,
termasuk dalam pengambilan keputusan di lingkungan masyarakat dan
pemerintahan.
4. Pendidikan dan Pembelajaran: Sekolah-sekolah di Indonesia mengajarkan nilai-
nilai Pancasila sebagai bagian dari kurikulum. Ini membantu generasi muda
memahami dan menginternalisasi Pancasila sebagai pandangan hidup yang
mengarah pada kebaikan bersama dan keharmonisan sosial.

Pancasila bukan hanya sekadar teori, tetapi juga menjadi bagian integral dari
kehidupan sehari-hari warga Indonesia. Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila, kita
memperkuat identitas bangsa dan membangun masyarakat yang adil, beradab, dan
berkeadilan.

1
2. Berikan dua contoh tantangan pancasila dalam sistem filsafat !
Jawab:
a. Tantangan internal
• Radikalisme dan intoleransi
Paham radikalisme dan intoleransi yang bertentangan dengan nilai Pancasila,
seperti Bhinneka Tunggal Ika, radikalisme dan intoleransi dapat memicu perpecahan dan
konflik dalam masyarakat. Dengan adanya radikalisme dan intoleran dapat memicu sikap-
sikap sebagai berikut :
1. Mendorong sikap eksklusi dan diskriminatif:Kelompok radikal dan intoleran
memandang kelompok lain “berbeda” dan “salah”. Hal ini dapat memicu sikap
eksklusi dan diskriminatif seperti penolakan, marginalisasi, dan bahkan kekerasan
terhadap kelompok minoritas.Misalnya, beberapa kelompok radikal agama dapat
menolak kelompok agama lain dan mencoba memaksakan keyakinannya kepada
orang lain.
2. Menimbulkan ketegangan dan kemarahan:Sikap individu dan diskriminatif
dapat menimbulkan ketegangan dan kemarahan antar kelompok sosial. Hal ini
dapat menimbulkan perselisihan bahkan konflik terbuka.Contohnya, ketegangan
antar kelompok agama di beberapa wilayah di Indonesia dapat menimbulkan
kerusuhan dan konfrontasi fisik.
3. Merusak persatuan dan integritas nasional:
Perpecahan dan konflik antar kelompok dapat merusak persatuan dan integritas
nasional. Hal ini dapat menghambat pembangunan negara bahkan mengancam
stabilitas negara.Contohnya, gerakan separatis di beberapa wilayah Indonesia
dapat mengancam keutuhan wilayah NKRI.
4. Mencegah toleransi dan kerukunan beragama:Radikalisme dan intoleransi dapat
menghambat toleransi dan kerukunan beragama. Hal ini dapat mengganggu
kehidupan sosial yang harmonis dan damai.Misalnya, intoleransi terhadap agama
minoritas di beberapa wilayah di Indonesia dapat mengganggu kehidupan
beragama yang damai.
5. Rusaknya citra internasional:Perpecahan dan konflik antar kelompok dapat
merusak citra suatu bangsa di mata internasional. Hal ini bisa membuat negara lain
enggan bekerja sama dengan Indonesia.Contohnya, pemberontakan antar

2
kelompok agama di Indonesia bisa membuat negara lain ragu berinvestasi di
Indonesia.
b. Tantangan Eksternal
• Globalisasi dan liberalisme
Globalisasi dan liberalisme yang fokus pada individualisme, hedonisme, dan
materialisme seringkali bertentangan dengan nilai-nilai dasar Pancasila. Misalnya,
individualisme yang menekankan kebebasan individu tanpa mempertimbangkan
kepentingan kolektif, hal ini bertentangan dengan semangat gotong royong dan solidaritas
yang dijiwai Pancasila. Hedonisme yang menekankan pada mengejar kesenangan dan
kepuasan pribadi dapat merugikan nilai-nilai moral dan etika yang dianut Pancasila,
seperti integritas dan tanggung jawab sosial. Materialisme yang menekankan kepemilikan
harta benda dan status sosial juga tidak sejalan dengan semangat berhemat dan keadilan
sosial yang diusung Pancasila. Perubahan nilai ini dapat berdampak negatif terhadap jati
diri bangsa, melemahkan solidaritas sosial, dan mempercepat kesenjangan ekonomi.
Ketika individu mengutamakan kepentingan pribadinya di atas kepentingan umum, maka
solidaritas sosial akan terkikis dan dapat berujung pada fragmentasi sosial. Selain itu,
meningkatnya materialisme dapat menyebabkan melebarnya ketimpangan ekonomi
antara kaya dan miskin, yang bertentangan dengan semangat keadilan sosial, salah satu
pilar Pancasila. Globalisasi dan liberalisme membawa manfaat seperti pertumbuhan
ekonomi dan akses yang lebih besar terhadap teknologi dan informasi, namun untuk
menjamin keberlangsungan Pancasila, nilai-nilai baru yang diperkenalkan dan Pancasila
harus ditegakkan secara kokoh.

3. Bagaimana sikap Warga Indonesia untuk dapat mengembangkan karakter atau jiwa
Pancasilais di generasi yang berkembang saat ini?
Jawab :
Banyak Warga Indonesia harus memiliki kesadaran akan pentingnya memperkuat
nilai-nilai Pancasila dalam mengembangkan karakter generasi saat ini. Upaya yang dapat
dilakukan adalah :
1. Dimulai dari diri sendiri :
Dengan mengamalkan sila sila dalam Pancasila, seperti melakukan kewajiban agama
(sila 1), tidak melakukan tindakan rasisme (sila ke-2) sampai sila ke 5, dengan kita
mengamalkan sila ini, kita bisa memperkuat nilai Pancasila.

3
2. Edukasi dari keluarga :
Keluarga menjadi pondasi utama dalam membentuk karakter dan moral individu,
dengan ini seharusnya nilai Pancasila mulai dibangun dari edukasi dalam keluarga.
3. Pendidikan di sekolah :
Pancasila harus menjadi mata pelajaran wajib di sekolah karena berfungsi untuk
memperkuat nilai Pancasila bagi jiwa pemuda Indonesia yang akan memengaruhi cara
pandang, sikap, dan karakter siswa.

4
REFERENSI

Setyadi, Faisal Galih, Indra Ardiyansah, Muhamad Ifan Nur Rohkim. December
2023. Pancasila Sebagai Identitas Dan Nilai Luhur Bangsa Indonesia
https://jurnal.uns.ac.id/indigenous/article/download/82865/pdf

Pusdatin, Rabu. 7 Juli 202. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Begini
Memahaminya. https://bpip.go.id/artikel/pancasila-sebagai-pandangan-hidup-bangsa-
begini-memahaminya

Rahmadani, Desilia. Radikalisme Tidak Sesuai Dengan Nilai-Nilai Pancasila.


Jurnal Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Prodi DIII Farmasi Universitas
Widya Mandala Surabaya Kampus Madiun.

Mulyana, Sinaga. RUU Sisdiknas Jadikan Pendidikan Pancasila Mata Pelajaran


Wajib. (September 2, 2022). Kompas.com
https://www.kompas.id/baca/humaniora/2022/09/02/ruu-sisdiknas-jadikan-pendidikan-
pancasila-mata-pelajaran-wajib

Rachmani, Intan. 20 Contoh Pengamalan Nilai Pancasila Sila 1-5 di Lingkungan


Keluarga. (Agustus 4,2023). Sindonews.com
https://nasional.sindonews.com/read/1167693/15/20-contoh-pengamalan-nilai-pancasila-
sila-1-5-di-lingkungan-keluarga-1691118534

Anda mungkin juga menyukai