DISUSUN OLEH :
NIM : 2111102415070
KELAS : C
KELOMPOK : 4
A. KASUS
No RM : 12-45-89
Nama : Tn. AD
Umur : 45 tahun
BB/TB : 60 Kg/161 cm
Pasien datang ke rumah sakit (4 November 2016) dengan kondisi lemas lesu, mata cekung, mulut
kering, turgor kulit menurun, nafas dalam dan cepat.
Pasien mengeluhkan diare yang sudah dirasakan sejak ± 5 minggu yang lalu. Diare terjadi sebanyak 3x
sehari, dengan konsistensi encer, tidak berlendir dan tidak berdarah. Pasien mengaku sudah diatasi
sendiri dengan minum New Diatab, kadang diare berhenti, tetapi hari berikutnya diare kembali terjadi
begitu seterusnya.
Menurut pasien, berat badannya turun sekitar 7 Kg dari bulan yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan sariawan yang tak kunjung sembuh sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien memiliki riwayat penyakit HIV sejak 7 bulan yang lalu, dan sedang menjalani terapi ARV.
Riwayat terapi HIV:
Loperamid 2 x 2 mg p.o. v V v V
Hasil pemeriksaan:
Kondisi Klinik
Kesadaran Cm cm Cm Cm
Lemas ++ + + -
Diare + + + +
Lesi sariawan + + + +
Tanda-tanda Vital
TTV 4/11 5/11 6/11 7/11
Gejala yang terjadi adalah demam, nyeri telan, pembengkakan kelenjar getah
bening, ruam, diare atau batuk. Setelah infeksi akut, dimulailah infeksi HIV
asimptomatik (tanpa gejala) yang berlangsung selama 8-10 tahun. Seiring makin
memburuknya kekebalan tubuh, ODHA mulai menunjukkan gejala infeksi
oportunistik seperti berat badan turun, demam, rasa lemah, pembesaran kelenjar getah
bening, diare, tuberkulosis, infeksi jamur, herpes, dan akhirnya pasien menunjukkan
gejala klinik yang makin berat dan masuk dalam tahap AIDS.
Etiologi
Penyebab HIV/AIDS adalah golongan virus retro yang disebut Human
Immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai
retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retro virus
baru yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen
dibandingkan dengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV.
HIV dapat diklasifikasikan sebagai retrovirus, yaitu yang merupakan suatu virus
asam ribonukleat (RNA), Retrovirus juga miliki enzim yang sering disebut
transkriptase balik yaitu yang dapat memberikan kemampuan yang dapat mengubah
kode RNA mereka yang akan menjadi asam deoksiribonukleat (DNA). Kemudian,
DNA retrovirus dapat berintegrasi ke dalam bagian sel inang yang sehingga dapat
membuat sel inang menjadi pabrik HIV. Pada dasarnya manusia, yaitu yang berperan
sebagai sel inang yaitu yang merupakan sistem imun dan yang dikenal sebagai sel
cluster of differentiation 4 (CD4).
C. ANALISIS KASUS
Problem Medik S O A P
Pasien biasanya
didiagnosis menderita
diare ketika buang air
besar tiga kali atau
lebih setiap hari; diare
kronis didiagnosis
ketika pola ini
bertahan selama lebih
dari 3 bulan. Diare
kronis bukanlah
kondisi yang
mengancam jiwa,
namun dapat
menurunkan kualitas
hidup secara
signifikan. Dalam
kondisi sanitasi yang
buruk, hal ini
menimbulkan beban
psikologis dan sosial
yang sangat berat bagi
pasien yang terkena
dampaknya. Diare
kronis pada pasien
HIV juga merupakan
kondisi terdefinisi
AIDS, menurut
kriteria Organisasi
Kesehatan Dunia
(WHO).
Pasien
direkomendasikan
suplemen metamucil
dengan Dosis khas
Metamucil dewasa
untuk sembelit adalah
3,4 gram (1 bungkus
atau 1 sendok makan
dalam 8 ons air atau
250 ml air). Sebagai
pengganti obat
ciprofloxacin dan
loperamide karena
kedua obat tersebut
tidak memberikan
efek pengobatan yang
tepat. Jadi berikan
suplemen saja untuk
mengatasi diare pada
pasien karena lebih
aman untuk
pengobatan jangka
panjang pada pasien
diare HIV.
Non farmakologi :
Cuci tangan
sebelum dan
sesudah buang air
besar.
Makan-makanan
yang bersih dan
sehat
mengkonsumsi air
putih yang cukup
untuk mencegah
dehidrasi.
Mengonsumsi
makanan sehat
dapat membantu
meningkatkan
sistem kekebalan
tubuh. Sehingga
meskipun
terserang HIV,
kondisi tubuh
Anda tetap dalam
kondisi baik.
Makanlah dalam
porsi kecil dan
sering untuk
menjaga
kesehatan
pencernaan. Bisa
juga
mengonsumsi
berbagai makan
sehat seperti
yoghurt, oatmeal,
pisang, pasta,
telur rebus, roti
putih, biskuit, dan
kentang rebus.
Obat yang 1. Infeksi HIV :
diberikan pada
- Zidovudine
pasien setelah
2x 300 mg
rawat inap
- Lamivudine
2x 150 mg
- Nevirapine 2x
200 mg
2. Kandidiasis :
- Flukonazol
1x 200 mg
3. Diare
- Metamucil
suplemen 1
bungkus
dengan 250
ml air.
D. KIE
Nama : Tn. AD
Umur : 45 tahun
BB : 60 Kg
TB : 161 cm
Informasi obat :
Zidovudine
Dosis dan aturan pakai : 300 mg diminum 2 kali sehari/tiap 12 jam, sebelum atau
setelah makan.
Lamivudine
Dosis dan aturan pakai : 150 mg diminum 2 kali sehari/tiap 12 jam, sebelum atau
setelah makan.
Efek samping : Diare, sakit kepala, kesulitan tidur, depresi, dan hidung
tersumbat.
Nevirapine
Dosis dan aturan pakai : 200 mg, diminum 2 kali sehari/tiap 12, sebelum atau
setelah makan.
Flukonazol
Dosis dan aturan pakai : 100–200 mg/hari. Diminum sekali sehari, atau 200 mg,
3 kali seminggu.
Terapi Non-farmakologi : Sikat gigi dua kali sehari dan bersihkan gigi setiap hari,
Metamucil
Indikasi : Pencahar serat pembentuk massal yang digunakan
ketidakteraturan usus.
Dosis dan aturan pakai : 3-4g/hari. 1 bungkus dengan 250 ml air. Diminum 1-3
kali sehari.
E. DAFTAR PERTANYAAN
-
F. DAFTAR PUSTAKA
Carla Garcia-Cuesta, J Clin Exp Penyok. Tentang Pengobatan kandidiasis Oral. Desember
2014; 6(5): e576– e582.(PubMed).
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4312689/
Keputusan Menkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/90/2019 Tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tata Laksana HIV.
Permenkes RI Nomor 87 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengobatan Antiretroviral.
G. LAMPIRAN