Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI AKUATIK

PENGENALAN ALAT-ALAT EKOLOGI PERAIRAN


Jumat, 15 Maret 2024
Dosen pengampu: Ita Fitriyyah, M.Si.

Disusun oleh :
Sani Shofi Muthmainah (1227020065)
Kelompok 3 B2:
Sri Ajeng Mulyani (1227020071)
Summayah Fathimatuzzahroh (1227020073)
Teges Lituhayu Syakirah (1227020075)
Yulia Agustin (1227020081)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Mengetahui macam-macam alat, fungsi, dan cara kerja dari beberapa alat yang
digunakan dalam pengamatan dilingkungan abiotik di ekosistem akuatik.

1.2. Dasar Teori

Ekologi tersusun dari dua kata dasar yaitu “oikos” yang berarti lingkungan
atau tempat hidup dan “logos” yang mempunyai arti ilmu atau telaah. Ekologi juga
dijelaskan oleh Odum dan Baret (dalam Kurniawan, 2018) yaitu ilmu yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik yang dilakukan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Sehingga, kajian utama dari ekologi yaitu hubungan timbal
balik antara komponen biotik (makhluk hidup) dengan komponen abiotik (benda
tak hidup) yang berada disuatu lingkungan. Secara umum juga, ekologi dijelaskan
sebagai ilmu yang membahas atau menelaah hubungan timbal balik makhluk hidup
dengan lingkungannya, juga hubungan antara makhluk hidup dengan makhluk
hidup lain dalam lingkungan tersebut.

Ekosistem merupakan satu kelompok organisme yang memiliki ciri khas


tersendiri yang terdiri dari beberapa komunitas berbeda. Dalam pasal 1 ayat 5 UU
No.32 Tahun 2009 dijelaskan pula ekosistem merupakan tatanan unsur lingkungan
hidup secara kesatuan atau utuh menyeluruh dan saling berpengaruh dalam
membentuk keseimbangan, produktivitas lingkungan hidup, dan stabilitas. Di
dalam ekosistem, organisme yang ada selalu berinteraksi secara timbal balik
dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa adanya aliran energi, rantai
makanan, siklus biogeokimiawi, perkembangan, dan pengendalian (Rismika &
Purnomo, 2019).

Menurut Latuconsina (2019), berdasarkan spesiesnya maka ekologi perairan


secara umum mempelajari hubungan yang timbal balik juga saling mempengaruhi
antar suatu organisme dengan organisme lainnya juga dengan komponen
lingkungannya. Ekologi perairan dikawasan tropis dibagi menjadi beberapa
golongan yaitu:

1. Ekologi perairan tawar, mempelajari ekologi didaerah atau wilayah perairan


tawar. Contohnya sungai, danau, dan kolam.
2. Ekologi perairan estuari, mempelajari ekologi diwilayah perairan payau.
Contohnya muara sungai dan teluk yang bermuara ke sungai.
3. Ekologi perairan laut, mempelajari ekologi diwilayah perairan laut. Contohnya
perairan laut meliputi perairan intertidal (padang lamun; terumbu karang),
perairan oseanik, dan perairan laut jeluk (laut dalam).

Kualitas suatu perairan dapat diketahui dengan mengukur parameter fisika,


kimia, dan biologi pada perairan tersebut. Parameter fisika yang diukur yaitu suhu,
konduktivitas, kecerahan, padatan, tersuspensi, dsb. Parameter kimia yang diukur
antara lain seperti salinitas, derajat keasaman atau pH, oksigen terlarut, zat hara
atau nutrient, dsb. Sedangkan parameter biologi yang diukur antara lain
kelimpahan plankton. Zat hara atau nutrient utama yang digunakan untuk
mengukur atau mengetahui kualitas perairan yaitu nitrogen (N) dan fosfat (P).
nitrogen yang terdapat dilaut dalam bentuk nitrogen molecular sebagai garam
inorganic (nitrat, nitrit, dan ammonia), sementara fosfat terdapat dalam bentuk
ortofosfat. Senyawa-senyawa tersebut merupakan bentuk nutrient yang siap
digunakan oleh fitoplankton berkhlotofil untuk melakukan fotosintesis, sehingga
biasanya menjadi faktor pembatas pertumbuhan fitoplankton dilaut
(Kusumaningtyas dkk, 2014).

Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja


saat melakukan penelitian, karena alat-alat laboratorium biasanya rusak atau
bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya
dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara
penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur
pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin (Andriani, 2016).

Peralatan laboratorium ekologi digunakan untuk mempelajari interaksi antara


organisme hidup dan lingkungannya dalam konteks ekosistem. Secara umum,
ekosistem dibedakan berdasarkan habitat atau tempat hidup dan dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu ekosistem terrestrial, ekosistem akuatik, dan ekosistem buatan
manusia yang tersusun oleh komponen biotik dan abiotik. Peralatan yang ada
dilaboratorium ekologi dibagi menjadi dua bagian, yaitu ekologi terrestrial
(daratan) dan ekologi akuatik (perairan). Ekologi terrestrial merupakan cabang
ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dan lingkungannya yang berada
didaratan. Sedangkan, ekologi akuatik merupakan cabang ilmu yang mempelajari
interaksi antara organisme dan lingkungannya yang berada diperairan (Sholihah &
Prihatiningtyas, 2020).

Peralatan tersebut digunakan dilapangan untuk mengumpulkan data dan


memastikan keselamatan tempat kerja. Alat yang umum digunakan antara lain
termometer digital, klinometer, GPS, dll. Tujuan dari pengenalan alat laboratorium
akuatik ini adalah untuk memahami ekologi nama, fungsi, prinsip kerja, dan
kegunaan alat tersebut. Pemahaman yang baik terhadap peralatan percobaan
membantu meminimalisir kesalahan pada saat penggunaan peralatan dan
meningkatkan kualitas data yang diperoleh selama penelitian. Pengetahuan
terhadap alat merupakan salah satu indikator yang penting untuk mendukung
terlaksananya kegiatan praktikum (Ayuni dkk, 2020).

II. METODE
II.1. Alat dan Bahan
 Alat

No Nama Alat Jumlah


1. GPS 1 buah
2. Klinometer 1 buah
3. Secchi disk (tongkat/tali raffia) 1 buah
4. DO meter 1 buah
5. Eijikman grab 1 buah
6. pH meter 1 buah
7. Jaring/jala surber 1 buah
8. Botol sampel 300 mlb 1 buah

 Bahan

No Nama Bahan Jumlah


1. - -
II.2. Prosedur Kerja

Pengenalan alat

 Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok.


 Didengarkan penjelasan tentang fungsi dan cara penggunaan dari alat-alat
yang digunakan dalam praktikum tersebut.
 Diketahui tata cara penggunaan alat tersebut
 Dicatat apa yang telah dijelaskan
 Dipraktikkan satu persatu tentang cara penggunaan dan pemakaian alat
yang digunakan dalam praktikum ekologi akuatik.

Hasil

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


 HASIL

No Nama Gambar Alat Fungsi Alat


. Alat
1. GPS Menentukan
suatu lokasi
atau koordinat
(Utami & Putra, 2020) lokasi
penelitian.
2. Klinomet Mengukur
er kemiringan
suatu lahan atau
(Utami & Putra, 2020) tanah

3. Secchi Mengukur
disk kedalaman
perairan
(Saragi, 2021)

4. DO meter Mengukur
jumlah oksigen
yang terlarut
(Utami & Putra, 2020) pada suatu
perairan.
5. Eijikman Mengambil
grab sampel bentos
beserta
(Sugeng & Sulardi, 2019) sendimen.
6. pH meter Menyatakan
Tingkat
keasaman atau
(Sugeng & Sulardi, 2019) tingkat
kebasaan yang
dimiliki suatu
larutan yang
diuji.
7. Jaring/jala Menangkap
surber atau
pengambilan
sampel
makrozoobenth
(https://pingkrystal.blogspot.com/2016/12/ os
mengenal-alat-alat-ekologi.html)

8. Botol Tempat
sampel penyimpanan
300 mlb sampel air yang
(Sarbini dkk, 2016) akan diuji

 PEMBAHASAN
Pada praktikum pengenalan alat-alat ekologi perairan diketahui bahwa alat-alat
yang digunakan pada ekologi perairan meliputi, GPS, Klinometer, Secchi disk, DO
meter, Eijikman grab, pH meter, Jaring/jala surber, dan botol sampel 300 mlb yang
memiliki fungsinya masing-masing. GPS berfungsi untuk menentukan koordinat lokasi
penelitian (Muryati & Rahmatia, 2020). GPS juga digunakan pada saat pengambilan
data lapangan seperti posisi geografis dalam koordinat lintang dan bujur serta elevasi
atau ketinggian. Gambaran kondisi lingkungan tempat hidupnya vegetasi yang sedang
diamati pula dapat diketahui dari posisi geografis dan elevasi. Satuan koordinat GPS
biasanya berupa derajat bujur dan lintang, sedangkan pada elevasinya berupa meter di
atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan klinometer memiliki fungsi untuk mengukur
kemiringan lahan atau tanah dengan satuan klinometer yaitu derajat (˚) (Utami & Putra,
2020).
Lalu Eijikman grab atau Ekman grab memiliki fungsi untuk mengambil sampel
bentos juga mengambil sedimen permukaannya yang ketebalannya bergantung pada
dalam dan tingginya grab masuk ke dalam lapisan sendimen. Eijikman grab biasanya
digunakan untuk mengambil sampel sendimen di perairan dangkal yang berdasarkan
ukuran dan cara pemakaiannya terdapat dua jenis eijikman grab, yaitu eijikman
berukuran besar dan eijikman berukuran kecil. Eijikman berukuran kecil dapat
dipergunakan dengan mudah, yaitu hanya dengan menggunakan boat kecil yang dapat
dinaik turunkan dengan tangan. Cara pengambilan sampel oleh eijikman grab yaitu
dengan cara menurunkan alat secara perlahan dari atas boat supaya posisi grab tetap
berdiri sampai mendarat di permukaan dasar perairan dengan cara menghitung arah dan
kecepatan arus. Grab turun dengan posisi rahang/jepitan terbuka sampai pada
permukaan dasar perairan dan pada saat ditarik kembali ke atas rahang alat harus dalam
keadaan tertutup agar sampel sendimen yg terambil tidak keluar (Dodds & whiles,
2010).
Secchi disk berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan. Secchi disk
digunakan dengan cara memasukkan alat ke dalam air dengan keadaan tegak lurus,
tandai tali secchi disk sampai secchi disk tidak terlihat di air, selanjutnya ukur
kedalaman tali yang terendam air. Kemudian tarik secchi disk kembali ke atas (Saragi,
2021). Kecerahan suatu air juga dapat diukur secara langsung dengan menggunakan
secchi disk yaitu dengan cara memasukkan secchi disk ke dalam perairan sungai yang
akan diamati. Hasil yang didapatkan dari pengukuran suhu air dan kecerahan air
dicatat.
DO meter atau Dissolved Oxygen meter berfungsi untuk mengukur jumlah
oksigen yang terlarut pada suatu perairan. Indikator kesehatan perairan dan respirasi
biota perairan sangat membutuhkan oksigen, maka dari itu oksigen sangat penting pada
suatu perairan. Satuan DO meter adalah milligram per liter (mg/L) yang memiliki arti
dalam 1 liter air terdapat sejumlah mg oksigen (Utami & Putra, 2020).
pH atau potensial hidrogen merupakan derajat keasaman yang biasanya
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau tingkat kebasaan yang dimiliki
suatu larutan yang diujikan. Biasanya skala pH berkisar dari1-14, dengan netral pada
skala angka 7, asam pada kisaran skala kurang dari 7, dan larutan basa dengan skala
lebih dari 7. Sebelum pH meter digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu setiap
sebelum dan sesudah dilakukan pengukuran (Sugeng & Sulardi, 2019).
Jala surber berfungsi untuk menangkap atau pengambilan sampel
makrozoobenthos. Cara pengambilan sampel makrozoobenthos dapat dilakukan dengan
cara meletakkan jala surber yang dihadapkan pada arah arus yang datang. Bagian surber
yang berupa bingkai diletakkan pada dasar perairan, substrat di dalam bingkai jala
surber diaduk selama kurang lebih 5 menit dan dimasukan ke dalam jala surber
sehingga biota yang tersembunyi di sekitarnya akan tersaring ke dalam jala surber
(Rachman dkk, 2016). Sedangkan botol sampel berguna sebagai tempat penyimpanan
sampel air yang akan diuji. Sampel air tersebut diambil dengan cara memasukkan mulut
botol sampel dari atas permukaan air sampai sebagaian kedalaman air masuk ke dalam
botol sampel, lalu botol sampel ditarik atau dinaikkan sampai airnya terisi penuh
kemudian tutup botolnya (Nuraini dkk, 2017).

IV. KESIMPULAN
Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan di lingkungan abiotik ekosistem adalah
GPS, klinometer, secchi disk, DO meter, eijikman grab, pH meter, jala surber, dan botol
sampel. GPS digunakan untuk menentukan lokasi penelitian. Klinometer, secchi disk, dan
DO meter digunakan untuk pengukuran baik kemiringan lahan, kedalaman perairan, maupun
jumlah oksigen. pH meter digunakan untuk menyatakan tingkat asam atau basanya suatu
sampel. Jala surber dan botol sampel digunakan untuk pengambilan sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, R. (2016). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi
Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi,1(1).
Ayuni, N. P. B., Zunaena, M., Oktaviani, R. D., Kristinah, N., & Yuliyati, S. (2020).
Pengetahuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Tentang Peralatan Laboratorium
Biologi. NEKTAR: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI, 1: 1-7.
Dodds, W. K., & Whiles, M. R. (2010). Freshwater Ecology: Concepts and Enviromental
Applications of Limnology. USA: Academic Press.
Kurniawan, A. (2018). Sistem Ekologi Akuatik: Fundamental Dalam Pemanfaatan dan
Pelestarian Lingkungan Perairan. Jawa Timur: PERS Universitas Brawijaya.
Latuconsina, H. (2019). Ekologi Perairan Tropis: Prinsip Dasar Pengelolaan Sumber Daya
Hayati Perairan. Yogyakarta: PERS UGM.
Muryati, S., & Rahmatia, C. (2020). Keaneka Ragaman Jenis Pohon Pada Kawasan Wisata
Danau Sipin Sebagai Penunjang Ekowisata di Kota Jambi. In Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Pertanian Universitas Jambi, 1(1): 48-58.
Nuraini, R. A. T., Endrawati, H., & Maulana, I. R. (2017). Analisis Kandungan Logam Berat
Kromium (Cr) Hijau Pada Udara, Sedimen dan Kerang (Perna viridis) di Perairan
Trimulyo Semarang. Jurnal Kelautan Tropis, 20(1): 48-55.
Rachman, H., Priyono, A., & Wardiatno, Y. (2016). Makrozoobentos Sebagai Bioindikator
Kualitas Air Sungai di Sub DAS Ciliwung Hulu. Konservasi Media, 21(3): 261-
269.
Rismika, T., & Purnomo, G. P. (2019). Kebijakan Pengelolaan Ekosistem Laut Akibat
Pertambangan Timah di Provinsi Bangka Belitung. Publisia (Jurnal Ilmu
Administrasi Publik), 4(1): 63-80.
Saragi, J. F. H. (2021). Sosialisasi Pembuatan dan Penggunaan SECCHI Disk. ABDI SABHA
(Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat), 2 (1): 141-147.
Sarbini, R., Nugraha, Y., & Kuslani, H. (2016). Teknik Sampling dan Pengamatan
Kelimpahan Perifiton Di Ekosistem Lamun, Kepulauan Karimun Jawa, Jawa
Tengah. Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya dan Penangkapan, 13(2): 91-96.
Sholihah, F. N., & Prihatiningtyas, S. (2020). Miniatur Ekosistem Sebagai Media
Pembelajaran Ekologi Dasar. Jawa Timur: LPPM Universitas KH. Wahab
Hasbullah.
Sugeng, B., & Sulardi, S. (2019). Uji Keasaman Udara Dengan Alat Sensor pH di STT Migas
Balikpapan. Jurnal Kacapuri: Jurnal Keilmuan Teknik Sipil, 2(1): 65-72.
Utami, I., & Putra, I. L. I. (2020). Ekologi Kuantitatif: Metode Sampling dan Analisis Data
Lapangan. Yogyakarta: K Media.

Anda mungkin juga menyukai