Disusun oleh :
Sani Shofi Muthmainah (1227020065)
Kelompok 3 B2:
Sri Ajeng Mulyani (1227020071)
Summayah Fathimatuzzahroh (1227020073)
Teges Lituhayu Syakirah (1227020075)
Yulia Agustin (1227020081)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023
I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Mengetahui macam-macam alat, fungsi, dan cara kerja dari beberapa alat yang
digunakan dalam pengamatan dilingkungan abiotik di ekosistem akuatik.
Ekologi tersusun dari dua kata dasar yaitu “oikos” yang berarti lingkungan
atau tempat hidup dan “logos” yang mempunyai arti ilmu atau telaah. Ekologi juga
dijelaskan oleh Odum dan Baret (dalam Kurniawan, 2018) yaitu ilmu yang
mempelajari tentang hubungan timbal balik yang dilakukan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya. Sehingga, kajian utama dari ekologi yaitu hubungan timbal
balik antara komponen biotik (makhluk hidup) dengan komponen abiotik (benda
tak hidup) yang berada disuatu lingkungan. Secara umum juga, ekologi dijelaskan
sebagai ilmu yang membahas atau menelaah hubungan timbal balik makhluk hidup
dengan lingkungannya, juga hubungan antara makhluk hidup dengan makhluk
hidup lain dalam lingkungan tersebut.
II. METODE
II.1. Alat dan Bahan
Alat
Bahan
Pengenalan alat
Hasil
3. Secchi Mengukur
disk kedalaman
perairan
(Saragi, 2021)
4. DO meter Mengukur
jumlah oksigen
yang terlarut
(Utami & Putra, 2020) pada suatu
perairan.
5. Eijikman Mengambil
grab sampel bentos
beserta
(Sugeng & Sulardi, 2019) sendimen.
6. pH meter Menyatakan
Tingkat
keasaman atau
(Sugeng & Sulardi, 2019) tingkat
kebasaan yang
dimiliki suatu
larutan yang
diuji.
7. Jaring/jala Menangkap
surber atau
pengambilan
sampel
makrozoobenth
(https://pingkrystal.blogspot.com/2016/12/ os
mengenal-alat-alat-ekologi.html)
8. Botol Tempat
sampel penyimpanan
300 mlb sampel air yang
(Sarbini dkk, 2016) akan diuji
PEMBAHASAN
Pada praktikum pengenalan alat-alat ekologi perairan diketahui bahwa alat-alat
yang digunakan pada ekologi perairan meliputi, GPS, Klinometer, Secchi disk, DO
meter, Eijikman grab, pH meter, Jaring/jala surber, dan botol sampel 300 mlb yang
memiliki fungsinya masing-masing. GPS berfungsi untuk menentukan koordinat lokasi
penelitian (Muryati & Rahmatia, 2020). GPS juga digunakan pada saat pengambilan
data lapangan seperti posisi geografis dalam koordinat lintang dan bujur serta elevasi
atau ketinggian. Gambaran kondisi lingkungan tempat hidupnya vegetasi yang sedang
diamati pula dapat diketahui dari posisi geografis dan elevasi. Satuan koordinat GPS
biasanya berupa derajat bujur dan lintang, sedangkan pada elevasinya berupa meter di
atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan klinometer memiliki fungsi untuk mengukur
kemiringan lahan atau tanah dengan satuan klinometer yaitu derajat (˚) (Utami & Putra,
2020).
Lalu Eijikman grab atau Ekman grab memiliki fungsi untuk mengambil sampel
bentos juga mengambil sedimen permukaannya yang ketebalannya bergantung pada
dalam dan tingginya grab masuk ke dalam lapisan sendimen. Eijikman grab biasanya
digunakan untuk mengambil sampel sendimen di perairan dangkal yang berdasarkan
ukuran dan cara pemakaiannya terdapat dua jenis eijikman grab, yaitu eijikman
berukuran besar dan eijikman berukuran kecil. Eijikman berukuran kecil dapat
dipergunakan dengan mudah, yaitu hanya dengan menggunakan boat kecil yang dapat
dinaik turunkan dengan tangan. Cara pengambilan sampel oleh eijikman grab yaitu
dengan cara menurunkan alat secara perlahan dari atas boat supaya posisi grab tetap
berdiri sampai mendarat di permukaan dasar perairan dengan cara menghitung arah dan
kecepatan arus. Grab turun dengan posisi rahang/jepitan terbuka sampai pada
permukaan dasar perairan dan pada saat ditarik kembali ke atas rahang alat harus dalam
keadaan tertutup agar sampel sendimen yg terambil tidak keluar (Dodds & whiles,
2010).
Secchi disk berfungsi untuk mengukur kedalaman perairan. Secchi disk
digunakan dengan cara memasukkan alat ke dalam air dengan keadaan tegak lurus,
tandai tali secchi disk sampai secchi disk tidak terlihat di air, selanjutnya ukur
kedalaman tali yang terendam air. Kemudian tarik secchi disk kembali ke atas (Saragi,
2021). Kecerahan suatu air juga dapat diukur secara langsung dengan menggunakan
secchi disk yaitu dengan cara memasukkan secchi disk ke dalam perairan sungai yang
akan diamati. Hasil yang didapatkan dari pengukuran suhu air dan kecerahan air
dicatat.
DO meter atau Dissolved Oxygen meter berfungsi untuk mengukur jumlah
oksigen yang terlarut pada suatu perairan. Indikator kesehatan perairan dan respirasi
biota perairan sangat membutuhkan oksigen, maka dari itu oksigen sangat penting pada
suatu perairan. Satuan DO meter adalah milligram per liter (mg/L) yang memiliki arti
dalam 1 liter air terdapat sejumlah mg oksigen (Utami & Putra, 2020).
pH atau potensial hidrogen merupakan derajat keasaman yang biasanya
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau tingkat kebasaan yang dimiliki
suatu larutan yang diujikan. Biasanya skala pH berkisar dari1-14, dengan netral pada
skala angka 7, asam pada kisaran skala kurang dari 7, dan larutan basa dengan skala
lebih dari 7. Sebelum pH meter digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu setiap
sebelum dan sesudah dilakukan pengukuran (Sugeng & Sulardi, 2019).
Jala surber berfungsi untuk menangkap atau pengambilan sampel
makrozoobenthos. Cara pengambilan sampel makrozoobenthos dapat dilakukan dengan
cara meletakkan jala surber yang dihadapkan pada arah arus yang datang. Bagian surber
yang berupa bingkai diletakkan pada dasar perairan, substrat di dalam bingkai jala
surber diaduk selama kurang lebih 5 menit dan dimasukan ke dalam jala surber
sehingga biota yang tersembunyi di sekitarnya akan tersaring ke dalam jala surber
(Rachman dkk, 2016). Sedangkan botol sampel berguna sebagai tempat penyimpanan
sampel air yang akan diuji. Sampel air tersebut diambil dengan cara memasukkan mulut
botol sampel dari atas permukaan air sampai sebagaian kedalaman air masuk ke dalam
botol sampel, lalu botol sampel ditarik atau dinaikkan sampai airnya terisi penuh
kemudian tutup botolnya (Nuraini dkk, 2017).
IV. KESIMPULAN
Alat-alat yang digunakan dalam pengamatan di lingkungan abiotik ekosistem adalah
GPS, klinometer, secchi disk, DO meter, eijikman grab, pH meter, jala surber, dan botol
sampel. GPS digunakan untuk menentukan lokasi penelitian. Klinometer, secchi disk, dan
DO meter digunakan untuk pengukuran baik kemiringan lahan, kedalaman perairan, maupun
jumlah oksigen. pH meter digunakan untuk menyatakan tingkat asam atau basanya suatu
sampel. Jala surber dan botol sampel digunakan untuk pengambilan sampel.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, R. (2016). Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi
Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi,1(1).
Ayuni, N. P. B., Zunaena, M., Oktaviani, R. D., Kristinah, N., & Yuliyati, S. (2020).
Pengetahuan Mahasiswa Pendidikan Biologi Tentang Peralatan Laboratorium
Biologi. NEKTAR: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI, 1: 1-7.
Dodds, W. K., & Whiles, M. R. (2010). Freshwater Ecology: Concepts and Enviromental
Applications of Limnology. USA: Academic Press.
Kurniawan, A. (2018). Sistem Ekologi Akuatik: Fundamental Dalam Pemanfaatan dan
Pelestarian Lingkungan Perairan. Jawa Timur: PERS Universitas Brawijaya.
Latuconsina, H. (2019). Ekologi Perairan Tropis: Prinsip Dasar Pengelolaan Sumber Daya
Hayati Perairan. Yogyakarta: PERS UGM.
Muryati, S., & Rahmatia, C. (2020). Keaneka Ragaman Jenis Pohon Pada Kawasan Wisata
Danau Sipin Sebagai Penunjang Ekowisata di Kota Jambi. In Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Pertanian Universitas Jambi, 1(1): 48-58.
Nuraini, R. A. T., Endrawati, H., & Maulana, I. R. (2017). Analisis Kandungan Logam Berat
Kromium (Cr) Hijau Pada Udara, Sedimen dan Kerang (Perna viridis) di Perairan
Trimulyo Semarang. Jurnal Kelautan Tropis, 20(1): 48-55.
Rachman, H., Priyono, A., & Wardiatno, Y. (2016). Makrozoobentos Sebagai Bioindikator
Kualitas Air Sungai di Sub DAS Ciliwung Hulu. Konservasi Media, 21(3): 261-
269.
Rismika, T., & Purnomo, G. P. (2019). Kebijakan Pengelolaan Ekosistem Laut Akibat
Pertambangan Timah di Provinsi Bangka Belitung. Publisia (Jurnal Ilmu
Administrasi Publik), 4(1): 63-80.
Saragi, J. F. H. (2021). Sosialisasi Pembuatan dan Penggunaan SECCHI Disk. ABDI SABHA
(Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat), 2 (1): 141-147.
Sarbini, R., Nugraha, Y., & Kuslani, H. (2016). Teknik Sampling dan Pengamatan
Kelimpahan Perifiton Di Ekosistem Lamun, Kepulauan Karimun Jawa, Jawa
Tengah. Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya dan Penangkapan, 13(2): 91-96.
Sholihah, F. N., & Prihatiningtyas, S. (2020). Miniatur Ekosistem Sebagai Media
Pembelajaran Ekologi Dasar. Jawa Timur: LPPM Universitas KH. Wahab
Hasbullah.
Sugeng, B., & Sulardi, S. (2019). Uji Keasaman Udara Dengan Alat Sensor pH di STT Migas
Balikpapan. Jurnal Kacapuri: Jurnal Keilmuan Teknik Sipil, 2(1): 65-72.
Utami, I., & Putra, I. L. I. (2020). Ekologi Kuantitatif: Metode Sampling dan Analisis Data
Lapangan. Yogyakarta: K Media.