Anda di halaman 1dari 14

Kondisi Sosial Indonesia

& Kerja Sama Antarnegara

Anggota kelompok:
Ariqah Muhtadia Ilham
Annisa Sakirani
Muh. Fatir

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 GOWA


TAHUN 2023-2024
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya Allah swt, tuhan yang Maha Esa. Salam dan
shalawat kepada Rasulullah saw, seluruh keluarga dan para sahabat yang mulia, serta
pengikutnya hingga akhir zaman. Amma ba’du.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas pada mata Pelajaran IPAS di
kelas X SMKN 2 Gowa, dengan topik tentang kondisi sosial di Indonesia dan Kerjasama
antar negara.

Semoga makalah ini dapat memenuhi harapan dan menambah wawasan terkait
topik yang dijelaskan. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih atas perhatian dan
dukungan yang diberikan. Kami juga menyadari bahwa penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan
ke depannya.

Samata, 16 Januari 2024


Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ............................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................................... ii

Daftar Isi ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................................1

B. Tujuan Pembelajaran ...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kondisi Sosial Indonesia..........................................................................................3

B. Kerja Sama Antarnegara ..........................................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................10

B. Saran ......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keberagaman suku dan budaya didukung oleh letak Indonesia yang berada pada
jalur perdagangan dunia. Banyaknya pedagang asing yang singgah, menyebabkan
Masyarakat Indonesia terbentuk dalam kelompok Masyarakat yang multikultur. Hal ini
banyak mempengaruhi perilaku sosial Masyarakat Indonesia, baik pada ranah politik,
ekonomi maupun sosial budaya.
Adanya kondisi sosial tersebut dimanfaatkan oleh Indonesia untuk senantiasa
mempromosikan kehidupan Masyarakat yang humanis, menjunjung tinggi norma-norma
Masyarakat, hidup berdampingan dalam keberagaman, serta saling menghormati dalam
keragaman. Dalam setiap Kerjasama yang terjalin, Indonesia selalu mengajak negara
sahabat untuk tidak saling mencampuri urusan dalam negeri negara lain, penolakan
penggunnaan kekerasan, serta mengedapankan konsultasi dan konsesus dalam setiap
proses pengambilan Keputusan.
Bagi Indonesia sendiri, Upaya pelaksanaan perpolitikan luar negeri adalah
falsafah ideologi Pancasila dan landasan konstitusi Undang-undang dasar 1945, yaitu
Indonesia berperan aktif dalam membina hubungan dengan negara lain. Hubungan luar
negeri Indonesia secara resmi telah dimulai sejak negara Indonesia berdiri, yakni, 17
Agustus 1945.
Meski demikian, keaktifan Indonesia di kancah internasional tidak membuat
negara ini melupakan kondisi dalam negeri sendiri. Kondisi sosial budaya, ekonomi dan
politik tetap mendapat perhatian besar dari pemerintah, karena apa yang terjadi di
Indonesia akan juga terlihat oleh negara lain.
Dalm hal Kerjasama dengan negara-negara lain, ada banyak motif Kerjasama
yang dilakukan antardua negara yang terdapat aktifitas timbal balik antara kedua belah
pihak negara tersebut. Seperti dalam rangka menjaga kepentingan nasional, menjaga
perdamaian dan untuk mewujudkan kesejahteraan ekonomi.

1
B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari topik ini, pembaca diharapkan mampu:


1. Menjelaskan kondisi sosial-budaya, ekonomi dan politik Masyarakat Indonesia.
2. Menjelaskan kerja sama bilateral, multilateral, regional dan internasional

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kondisi Sosial Indonesia


1. Kondisi Sosial Budaya
Sosial budaya dapat dilihat sebagai pola dalam suatu wilayah sosial, seringkali
dipandang secara birokratis dan sesuatu yang terorganisir, berkembang, berbudaya
termasuk teori pemikiran sosial kepercayaan dan aktivitas sehari-hari, hal ini dapat
diterapkan dalam keseharian. Terkadang sosial budaya digambarkan menjadi suatu yang
tidak dapat ditangkap oleh akal sehat atau sesuatu diluar kemampuan panca Indera
Perilaku sosial atau tingkah laku manusia (Behavior) semata-mata dipahami
sebagai sesuatu yang ditentukan oleh sesuatu rangsangan (Stimulus) yang sosial dari luar
dirinya. Individu sebagai sosial tidak hanya sekedar penanggap pasif terhadap stimulus
tetapi menginterpretasikan stimulus yang diterima itu. Masyarakat dipandang sebagai
sosial kreatif dari realitas sosial, sehingga perubahan sosial pun dapat terjadi dan akan
berdampak pada aspek lain khususnya interaksi sosial pada Masyarakat.
Kondisi sosial budaya Masyarakat Indonesia, antara lain sebagai berikut:
a. Sistem Kekerabatan
Indonesia mempunyai ragam suku, budaya, sosial hingga adat istiadat. Adat
merupakan peraturan tentang perbuatan manusia yang lazim dilakukan sejak zaman
nenek moyang dan diikuti oleh keturunannya. Adat yang telah melembaga, disebut adat
istiadat. Adat istiadat berupa tata kelakuan yang turun-temurun dari generasi ke generasi
sebagai warisan nenek moyang sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola perilaku
dalam social masyarakat. Sedangkan adat yang memiliki sanksi hukum disebut dengan
hukum adat.
Bangsa Indonesia memiliki kekayaan adat istiadat yang beraneka ragam dari
berbagai daerah di seluruh Nusantara. Setiap suku bangsa memiliki adat istiadat dan ciri
khasnya masing-masing yang berbeda antara suku bangsa yang satu dengan suku bangsa
lainnya. Hal ini dari keanekaragaman budaya daerah seperti dari rumah adat, pakaian
adat, senjata tradisional, alat tradisional, lagu-lagu daerah, tarian daerah, makanan khas
tradisional, kerajinan khas daerah, upacara adat, sistem kekerabatan. Ada beberapa
daerah di wilayah Indonesia yang memiliki sistem kekerabatan yang masih kuat dianut
oleh Masyarakat.
3
Sistem kekerabatan itu di antaranya sebagai berikut.
1) Parental
Sistem kekerabatan parental menarik garis keturunan dari kedua belah pihak (ayah
dan ibu), kedudukan laki-laki dan wanita sama. Misalnya, di daerah Aceh dan Jawa Barat.
Di daerah parental, apabila suatu anggota masyarakat akan menyelenggarakan pesta
perkawinan, maka menurut adatnya biaya pesta ditanggung oleh kedua belah pihak, atau
berdasarkan kesepakatan masing-masing pihak. Di Jawa Barat misalnya dengan adat
Sunda biasanya pihak laki-laki mengeluarkan biaya untuk membawa barang “Seserahan”
serta memberikan bantuan dana untuk penyelenggaraan pesta kepada pihak wanita,
sedangkan pihak laki-laki mengeluarkan biaya untuk penyelenggaraan pesta.
2) Patrilineal
Sistem kekerabatan patrilineal menarik garis keturunan dari pihak bapak.
Kedudukan laki-laki lebih tinggi dibandingkan wanita. Misalnya, di daerah Palembang
dan Batak.
Di daerah patrilineal jika ada suatu anggota masyarakat akan menyelenggarakan
pesta perkawinan maka seluruh biaya perkawinan ditanggung oleh pihak laki-laki,
sedangkan pihak wanita tidak dibebankan untuk menanggung biaya perkawinan kecuali
atas kesepakatan kedua belah pihak.
3) Matrilinial
Sistem kekerabatan matrilineal menarik garis keturunan dari pihak ibu.
Kedudukan wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki, misalnya, di daerah Minangkabau.
Di daerah matrilineal jika ada suatu anggota masyarakat akan menyelenggarakan
pesta perkawinan maka biaya perkawinan sepenuhnya ditanggung oleh pihak wanita, dan
pihak laki-laki tidak dibebankan untuk menanggung biaya perkawinan kecuali atas
kesepakatan kedua belah pihak.
b. Taraf Pendidikan
Pendidikan pada umumnya sama bertujuan untuk memajukan dan mencerdaskan
bangsa dan negara, agar mereka memiliki wawasan yang luas yang nantinya untuk
menjadi generasi bangsa yang hebat dan tidak di bodoh- bodohkan oleh negara lain.
Dimana mereka nantinya , supaya bisa mengolah sumber daya alam negara sendiri dan
menjadi pemeran dalam negaranya sendiri bukan justu menjadi budak di negara sendiri.

4
Sering kali kehidupan di kota dan di desa di beda-bedakan oleh lingkungan
sekitar, bahwa kehidupan di kota lebih bagus dari pada kehidupan di desa .
Hal tersebut mungkin karena Di kota perkembangan ekonomi dapat berkembang
pesat juga didukung oleh sarana dan prasarana yang mudah untuk didapatkan. Sedangkan
di desa perkembangan ekonomi cenderung berjalan lambat karena sulitnya mendapatkan
sarana dan prasarana untuk kondisi tersebut.
c. Pola Pikir
Masyarakat perkotaan merupakan sekelompok orang yang tinggal di sebuah kota
besar, masyarakat perkotaan ini bisa disebut juga dengan urban community yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Masyarakat yang tinggal di kota-kota besar umumnya
mempunyai gaya hidup yang glamour atau sering di sebut dengan pola serba mewah,
Orang-orang kota cenderung memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain.
Fasilitas umum lebih banyak memadai di kota, Adat-istiadat kurang dijunjung
tinggi oleh masyarakat perkotaan, Pola hidup masyarakat perkotaan umumnya rasional
(tidak begitu percaya dengan takhayul), Lapangan pekerjaan juga lebih banyak tersedia
untuk orang-orang yang tinggal di kota. Masyarakat pedesaan merupakan sekelompok
orang yang tinggal di desa, Masyarakat pedesaan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Gaya
hidup masyarakat pedesaan sangat sederhana. Orang-orang pedesaan umumnya solid,
rukun, kompak dan kekeluargaan sangat di nomersatukan, Adat-istiadat masih di junjung
tinggi dalam kehidupan.
d. Mobilitas
Mobilitas penduduk menuju daerah perkotaan di Indonesia semakin meningkat
dengan pesat, ditunjukkan oleh angka pertumbuhan penduduk kota yang sangat tinggi,
kota menjadi pusat masyarakat sektor formal maka, kota dipandang lebih menjanjikan
bagi masyarakat desa. Sehingga menjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Sebagaimana yang di jelaskan bahwa Kondisi tersebut diatas di kenal dengan faktor
pendorong dan faktor penarik dalam urbanisasi. Akan tetapi kota tidak seperti apa yang
diharapkan kaum migran.
Fenomena umum yang terjadi dibeberapa negara erat dengan ketimpangan yang
terjadi antara jumlah pelamar pekerjaan, dengan jumlah lapangan pekerjaan. Namun hal
yang terjadi di negara-negara berkembang, khususnya Indonesia, perbedaan ketimpangan
tersebut menyebabkan terjadinya pengangguran secara besar-besaran, karena hal ini dapat

5
teratasi dengan kehadiran sektor informal. Sebagaimana yang di jelaskan oleh bahwa
fungsi utama sektor ekonomi bertindak sebagai pengaman antara pengangguran dan
keterbatasan peluang kerja , akibat tidak terserapnya tenaga kerja oleh sektor formal.
2. Kondisi Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur dan
merupakan seseorang dalam posisi tertentu dalam struktur social ekonomi, pemberian
posisi ini disertai pula dengan posisi tertentu dalam struktur social ekonomi, pemberian
posisi ini disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
pembawa status. Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam
kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, sosial serta
pendapatan. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa, Ukuran atau kriteria yang biasa
dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam suatu
lapisan sosial adalah sebagai berikut: (1). Ukuran kekayaan, Barangsiapa yang memiliki
kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan teratas. Kekayaan tersebut, misalnya,
dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, mobil pribadinya, cara-caranya
mempergunakan pakaian serta bahan, pekerjaan orang tua, penghasilan dan seterusnya,
(2) Ukuran kekuasaan, Barangsiapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai
wewenang terbesar, menempati lapisan atasan, (3). Ukuran kehormatan, Ukuran
kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan/atau kekuasaan.
Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat teratas. Ukuran semacam
ini, banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat tradisional. Biasanya mereka adalah
golongan tua atau mereka yang pernah berjasa. Misalnya aktivitas sosial di lingkungan
masyarakat, (4). Ukuran ilmu pengetahuan, Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai
oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.
3. Kondisi Sosial Politik
Istilah sosial politik sudah dikenal oleh bangsa Indonesia sejak lama. Untuk
urusan politik, Indonesia sudah melakukan banyak sekali kegiatan politik sejak
kemerdekaan Indonesia. Sejak awal berdirinya, bangsa Indonesia telah mengalami
berbagai bentuk sosial politik yang sebenarnya bertujuan mencari bentuk yang tepat
untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia.

6
b. Bentuk Pemerintahan Indonesia
Negara Indonesia merupakan Negara Republik dengan kedaulatan tertinggi
berada di tangan rakyat, akan tetapi negara dan pemerintahan dikepalai oleh seorang
presiden. Kata rebublik berasal dari kata Latin “res publica” yang secara harfiah
mengandung arti “urusan awam”, yang artinya dimiliki serta dikawal oleh rakyat.
Republik Indonesia dijalankan berdasarkan asas demokrasi. Presiden sebagai
kepala negara diangkat berdasarkan keinginan rakyat. Setiap rakyat memiliki hak yang
sama untuk dipilih dan memilih kepala negara.
1. Sistem Politik Indonesia
Sistem politik Indonesia meliputi hal-hal berikut;
c. Sistem politik dalam negeri dijalankan berdasarkan asas demokrasi, yang berarti
pusat kekuasaan berada di tangan rakyat dan berlandaskan pada ideologi Pancasila
dan konstitusi Undang-Undang Dasar 1945.
2) Sila keempat Pancasila, mengisyaratkan bahwa kekuasaan tertinggi dalam
mengatur dan mengawasi jalannya pemerintahan berada di tangan rakyat yang
diwakili oleh wakil-wakilnya. Sila tersebut juga menegaskan bahwa penyelesaian
permasalahan yang timbul dalam roda pemerintahan, dilakukan dengan
mengedepankan musyawarah mufakat.
3) Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 Amandemen, warga negara mempunyai kedudukan
yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan, tanpa kecuali.
4) Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 Amandemen, setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama
di hadapan hukum.
5) Pasal 28D ayat (3) UUD 1945 Amandemen, setiap warga negara berhak
memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
b. Sistem politik luar negeri, dengan prinsip politik bebas aktif.
1) Politik bebas aktif. Bebas berarti tidak terikat dalam menentukan sikap dan
membina hubungan dengan dunia internasional serta tidak memihak salah satu
blok. Kebebasan menyelesaikan masalah dilakukan dengan caranya sendiri, baik
masalah dengan negara lain maupun masalah internal negara. Sementara itu, aktif
artinya turut serta dalam memperjuangkan terciptanya perdamaian dunia.

7
2) Pembukaan UUD 195, ocial pertama menjelaskan bahwa kemerdekaan adalah
hak segala bangsa. Konsekuensi logisnya, Indonesia turut serta menghapus segala
penjajahan di atas dunia.
3) UUD 1945 Amandemen, Pasal 11 ayat (1) menegaskan, presiden dengan
persetujuan DPR menyetakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian
dengan negara lain.
4) UUD 1945 Pasal 13 ayat (1) presiden mengangkat duta dan konsul untuk negara
lain, sedangkan ayat (2) menyatakan presiden menerima duta negara lain.

2. Aktifitas Politik
a. Aktivitas Politik Dalam Negeri
Pemilihan umum, merupakan sarana bagi rakyat dalam menjalankan
kedaulatannya. Pemilihan umum di Indonesia, antara lain sebagai berikut. (1) memilih
presiden dan wakil presiden; (2) memilih anggota DPR sebagai wakil rakyat ocial
nasional ataupun ocial daerah; (3) memilih anggota DPD sebagai pengemban aspirasi
daerah di parlemen pusat.
Unjuk rasa, merupakan sarana penyampaian aspirasi rakyat ocial aspirasi yang
diwakilkan kepada anggota DPR tidak terakomodasi dengan baik. Kegiatan unjuk rasa
diperkenankan dan dijamin oleh undang-undang selama pelaksanaannya tidak anarkis dan
sesuai prosedur yang telah diatur dalam undang-undang.
Dialog terbuka politik. Media masa dan podcast sering dipakai oleh pelaku media
untuk mewadahi dialog terbuka antar tokoh politik. Pelaku media merupakan komponen
penting dalam mengawal jalannya politik sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa.
b. Aktifitas Politik Luar Negeri
1. Pertukaran duta negara
2. Membina persahabatan dan kerja sama antarnegara di dunia dalam bidang sosial
budaya, ekonomi, IPTEK, dan pertahanan keamanan.

8
B. Kerja Sama Antarnegara
Kerjasama antar negara adalah hubungan yang dilakukan oleh dua negara atau
lebih untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Bentuk kerjasama antar terbagi dalam
empat macam, yaitu kerjasama bilateral, kerjasama multilateral, kerjasama regional dan
kerjasama internasional.
1. Kerjasama Bilateral
Kerjasama bilateral merupakan bentuk kerjasama dalam bidang hukum, ekonomi,
dan sosial budaya, serta pertahanan yang dilakukan oleh dua negara. Dua negara
ini saling membantu terutama dalam bidang ekonomi antara negara yang satu
dengan yang lain.
2. Kerjasama Multilateral
Kerjasama multilateral adalah bentuk kerjasama dalam bidang hukum, ekonomi,
dan sosial budaya, serta pertahanan antara beberapa negara, yang tergabung dalam
hal ini saling membantu di bidang ekonomi. Bentuk kerjasama ini tidak dibatasi
atas wilayah tertentu jadi negara yang berada di luar negeri pun dapat bergabung
dalam badan yang berbentuk kerjasama multilateral ini. Dengan kata lain, bentuk
kerjasama ekonomi ini tidak terikat oleh wilayah yang ada.
3. Kerjasama Regional
Kerjasama regional adalah bentuk kerjasama dalam bidang hukum, ekonomi, dan
sosial budaya, serta pertahanan dari negara-negara wilayah/daerah tertentu, yang
bertujuan menjamin kepentingan ekonomi negara-negara satu wilayah. Tentunya
beberapa negara yang berada di daerah atau wilayah tertentu ini memiliki tujuan
yang sama dalam bidang ekonomi sehingga meraka saling membantu antar negara.
4. Kerjasama Internasional
Kerjasama internasional adalah bentuk kerjasama dalam bidang hukum, ekonomi,
dan sosial budaya, politik, keuangan, serta pertahanan yang mencakup banyak
negara dan bernaung di bawah satu bendera PBB. Kerjasama ini bertujuan saling
membantu di bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disampaikan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Sosial budaya dapat dilihat sebagai pola dalam suatu wilayah sosial, seringkali
dipandang secara birokratis dan sesuatu yang terorganisir, berkembang,
berbudaya termasuk teori pemikiran, kepercayaan dan aktivitas sehari-hari, hal ini
dapat diterapkan dalam keseharian. Kondisi sosial ekonomi adalah suatu keadaan
atau kedudukan yang yang diatur dan merupakan seseorang dalam posisi tertentu
dalam struktur social masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula dengan posisi
tertentu dalam struktur social masyarakat, pemberian posisi ini disertai pula
dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh pembawa status.
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok
masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, kedudukan serta
pendapatan. Istilah sosial politik sudah dikenal oleh bangsa Indonesia sejak lama.
Untuk urusan politik, Indonesia sudah melakukan banyak sekali kegiatan politik
sejak kemerdekaan Indonesia. Sejak awal berdirinya, bangsa Indonesia telah
mengalami berbagai bentuk sosial politik yang sebenarnya bertujuan mencari
bentuk yang tepat untuk menyejahterakan masyarakat Indonesia.
2. Kerjasama antar negara adalah hubungan kerjasama yang dilakukan oleh dua
negara atau lebih untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Bentuk kerjasama antar
negara terbagi dalam empat macam, yaitu kerjasama bilateral, kerjasama
multilateral, kerjasama regional dan kerjasama internasional.
B. Saran
1. Setiap warga negara Indonesia, sebaiknya memiliki wawasan yang benar dan
lengkap terkait kondisi sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial seperti sekarang
ini.
2. Setiap warga negara Inodesia seyogyanya memahami dengan baik hak dan
kewajiban dalam menjalankan Amanah sesuai kemampuan masing-masing.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2008. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika


Duverger, Maurice. 2020. Sosiologi Politik. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarat: PT. Grafindo Persada
Sagendra, Berti, dkk. 2022. Proyek IPAS; Ilmu Pengetahun Alam dan Sosial. Jakarta:
Erlangga
Wulansari, Dewi. 2009. Sosiologi, Konsep dan Teori. Bandung: Refika Aditama

11

Anda mungkin juga menyukai