Dosen Pengampuh :
Disusun Oleh :
KELAS B
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
2023
DAFTAR ISI
BAB I...................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................2
1.2 Tujuan.........................................................................................................................3
1.3 Manfaat......................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................6
KONSEP PENYAKIT..............................................................................................................6
2.1 Definisi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak.......................................................7
2.2 Patofisiologi Gangguan Nutrisi Pada Anak...............................................................7
2.3 Etiologi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak........................................................9
2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak.....................................10
2.5 Komplikasi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak................................................12
2.6 Pemeriksaan laboratorium........................................................................................14
2.7 Penatalaksanaan Medis / Pengobatan Gangguan Nutrisi Pada Anak.......................14
BAB III...............................................................................................................................16
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................................16
3.1 Pengkajian....................................................................................................................16
3.2 Pemeriksaan Fisik........................................................................................................16
3.3 Analisis Data................................................................................................................17
3.4 Intervensi......................................................................................................................18
3.5 Implementasi.............................................................................................................18
3.6 Evaluasi......................................................................................................................18
BAB IV..............................................................................................................................19
4.1 KESIMPULAN........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
i
BAB I
PENDAHULUAN
Pola gizi yang seimbang pada masa anak-anak memegang peranan krusial
dalam menentukan pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan secara
keseluruhan. Masa anak-anak merupakan periode kritis di mana kebutuhan nutrisi
sangat tinggi untuk mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan
pembentukan sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, banyak anak di seluruh dunia
menghadapi berbagai bentuk gangguan nutrisi yang dapat memiliki dampak
jangka panjang terhadap kesehatan mereka.
Gangguan nutrisi pada anak dapat bervariasi, mulai dari gizi buruk yang
disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein hingga masalah kelebihan berat
badan atau obesitas akibat pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas
fisik. Anemia gizi besi juga menjadi masalah umum, sementara beberapa anak
mungkin mengalami gangguan penyerapan nutrisi tertentu, seperti pada kasus
penyakit celiac. Obesitas pada anak-anak juga semakin menjadi perhatian serius
karena dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan
penyakit kardiovaskular pada usia dewasa (Irawan, 2020).
2
membentuk fondasi yang kuat untuk memastikan generasi mendatang tumbuh
menjadi individu yang sehat dan produktif.
1.2 Tujuan
4. Pencegahan Obesitas
3
6. Pemantauan Berkala dan Evaluasi
Memberikan edukasi gizi kepada orang tua atau wali anak agar mereka
dapat memahami pentingnya pola makan yang seimbang dan memberikan
dukungan aktif dalam mengelola gizi anak di rumah.
8. Kesehatan Psikososial
1.3 Manfaat
4
1. Pertumbuhan dan Perkembangan yang Optimal
3. Pencegahan Obesitas
5
8. Peningkatan Daya Tahan Tubuh
BAB II
KONSEP PENYAKIT
6
2.1 Definisi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak
A). Marasmus
B). Kwashiorkor
7
yang rendah, yang dapat menyebabkan kelelahan, pucat, dan penurunan fungsi
kognitif.
3. Rakhitis
4. Obesitas
5. Kekurangan Vitamin A
8
2.3 Etiologi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak.
Konsumsi makanan yang tidak seimbang, baik dalam hal jumlah maupun
variasi jenis makanan, dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan nutrisi.
Misalnya, pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat dapat berkontribusi
pada obesitas atau masalah gizi lainnya.
2. Kondisi Ekonomi
4. Gangguan Metabolik
9
6. Ketidakmampuan untuk Mendapatkan Akses ke Makanan yang Sehat
Misalnya, pemberian makanan bayi atau anak yang tidak sesuai dengan
kebutuhan usianya atau memberikan makanan tambahan yang tidak sehat.
1. Gizi Buruk
10
memiliki berat badan yang tidak sesuai untuk usianya. Penurunan massa otot:
Kekurangan protein dapat menyebabkan penurunan massa otot.
Kelelahan dan kelemahan: Anak mungkin tampak lelah dan lemah. Kulit
pucat: Kulit anak bisa terlihat pucat karena kurangnya sel darah merah yang sehat.
3. Obesitas
Anak memiliki berat badan yang berlebihan untuk usianya. Obesitas dapat
meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada anak.
5. Kwashiorkor
6. Marasmus
Penurunan berat badan yang signifikan. Atrofi otot yang parah. Kulit kering
dan kendur.
8. Masalah Pencernaan
11
Manifestasi klinis ini dapat bervariasi dan tidak semua anak dengan
gangguan nutrisi akan mengalami gejala yang sama. Penting bagi orang tua atau
penyedia layanan kesehatan untuk memperhatikan tanda-tanda gangguan nutrisi
pada anak dan mencari bantuan medis jika diperlukan. Penanganan dini dan
intervensi nutrisi yang tepat dapat membantu memperbaiki kondisi anak dan
mencegah dampak jangka panjang yang merugikan pada pertumbuhan dan
perkembangan mereka (Sulistianingsih & Madi Yanti, 2016).
12
5. Anemia
Kekurangan zat besi atau vitamin B12 dapat menyebabkan anemia, yang
dapat mengurangi kapasitas darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
6. Masalah Kardiovaskular
8. Gangguan Reproduksi
Pada kasus gizi buruk, pubertas dapat tertunda atau terhambat, dan
gangguan menstruasi pada remaja perempuan dapat terjadi.
Kwashiorkor, jenis gizi buruk yang ditandai oleh kekurangan protein, dapat
menyebabkan edema atau pembengkakan pada tubuh anak.
13
Dampak komplikasi dapat bervariasi tergantung pada jenis gangguan nutrisi,
tingkat keparahan, dan durasi kondisi tersebut. Penanganan yang tepat dan dini
dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko komplikasi ini serta
mendukung pemulihan dan kesehatan anak.
a) Urine lengkap
b) Feces ; untuk mengetahui apakah ada atau tidak cacingan pada klien
1. Edukasi Gizi
Memberikan informasi kepada orang tua atau wali anak tentang pentingnya
pola makan yang seimbang dan asupan nutrisi yang cukup. Menyampaikan
informasi tentang kebutuhan gizi anak sesuai dengan usianya.
3. Suplementasi Nutrisi
14
Memberikan suplemen nutrisi seperti zat besi, vitamin, atau mineral jika
diperlukan, sesuai dengan rekomendasi dokter. Penggunaan suplemen harus sesuai
dengan dosis yang direkomendasikan dan diawasi oleh profesional kesehatan.
4. Terapi Medis
Pemberian terapi medis sesuai dengan jenis gangguan nutrisi yang dialami
anak. Contohnya, pengobatan anemia dengan suplemen zat besi atau terapi
vitamin D untuk rakhitis.
Dalam beberapa kasus, terutama jika anak tidak dapat menerima nutrisi
melalui mulut, pemberian nutrisi melalui infus intravena dapat diberikan.
8. Dukungan Psikososial
9. Manajemen Obesitas
15
Pengelolaan gangguan nutrisi pada anak memerlukan pendekatan holistik
dan kolaborasi antara dokter, ahli gizi, dan profesional kesehatan lainnya.
Rencana pengelolaan harus disesuaikan dengan kebutuhan individu anak dan
melibatkan partisipasi aktif dari keluarga atau wali anak.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Riwayat Keluarga
Pemeriksaan fisik Dapat dilakukan melalui Teknik inpeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi.
A). Inspeksi
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti: Mata kuning (icteric), terdapat struma
dileher, kulit kebiruan (sianosis), dll.
1) Kulit : warna kulit pucat, terdapat edema
2) Rambut : berwarna kusam, kering, tipis, mudah dicabut.
3) Wajah : membengkak, sembab (pada kwashiorkor), wajah seperti orang tua (pada
marasmus), terdapat flek hitam di bawah mata.
4) Mata : konjungtiva pucat dan kering, kornea kering.
5) Bibir : kering
16
6) Lidah : membengkak, kemerahan, kasar, papilla atrofi
7) Gigi : tanggal/berlubang.
8) Gusi : mudah berdarah
9) Kuku : rapuh.
10) Perut : tampak cekung
11) Ekstemitas : adanya atrofi tonus otot dan tidak dapat berjalan dengan baik, dapat
terjadi edema pada kwashiorkor.
B). Palpasi
Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-
bagian tubuh yang mengalami kelainan. :
1). Perut : terdapat nyeri tekan
2). Kulit : kering, jaringan lemak bawah kulit berkurang/hilang, pellagra (kulit kasar),
edema ada atau tidak, dll.
C). Auskultasi
Dengarkan suara nafas vaskuler (+/-), dengarkan suara napas tambahan wheezing
(+/-), ronchi (+/-), murmur jantung (+/-).
D). Perkusi
17
3.4 Intervensi
18
yang diperlukan. Mengembangkan rencana makan yang mencakup makanan
bergizi sesuai dengan kebutuhan anak.
3.5 Implementasi
3.6 Evaluasi
Evaluasi merupakan Langkah akhir dalam proses pembasmian. Evaluasi adalah kegiatan
yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang Kesehatan,
patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana melakukan tercapai atau tidak, dan untuk melakukan pengkajian ulang.
Evaluasi formatif (proses) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas
intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan
yang telah ditentukan tercapai. pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas
analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien,
dan menggunakan form evaluasi.
Evaluasi Sumatif (hasil) Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus evaluasi
hasil (sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan
keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara
paripurna.
19
BAB IV
4.1 KESIMPULAN
Gangguan nutrisi pada anak, baik dalam bentuk kekurangan maupun kelebihan
nutrisi, memiliki dampak serius terhadap kesehatan dan perkembangan mereka.
Kekurangan nutrisi, seperti gizi buruk dan anemia, dapat menghambat
pertumbuhan dan menyebabkan gangguan fungsi organ. Di sisi lain, obesitas pada
anak dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik. Proses diagnosis dan
perencanaan asuhan keperawatan memainkan peran penting dalam menangani
gangguan nutrisi, dengan fokus pada intervensi nutrisi, edukasi, dan pemantauan
berkala. Pentingnya kolaborasi tim kesehatan dan partisipasi keluarga dalam
rencana perawatan juga menjadi kunci keberhasilan. Dengan pendekatan holistik,
gangguan nutrisi pada anak dapat dikelola secara efektif, mendukung
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Kesadaran awal, pencegahan, dan
dukungan terus-menerus dari lingkungan keluarga membentuk fondasi penting
dalam mencapai kesehatan yang baik pada anak.
20
DAFTAR PUSTAKA
Bektiwibowo, S., Munasir, Z., & Nasar, S. S. (2016). Pemberian Nutrisi Enteral
kasus Bedah Anak: Pengaruh pada Status Nutrisi. Sari Pediatri,
7(3), 136–142.
Fitria, F. E., & Sulastri, D. (2023). Pengaruh Paparan Pestisida Selama Kehamilan
dengan Terjadinya Gangguan Penyerapan Nutrisi sebagai Faktor
Prediktor Terjadinya Stunting pada Anak: Systematic Literature
Review. Jurnal Kesehatan, 14.
Hakim, N., & Allenidekania, H. H. (2018). Efektivitas Asuhan Keperawatan Pada
Anak Kanker Yang Mengalami Gangguan Nutrisi Dengan
Menggunakan Teori Levine: Kanker. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Altruistik, 1(1), 1–14.
Irawan, R. (2020). Gangguan Metabolik otak & terapi nutrisi pada anak autisme.
Airlangga university press.
Purnamawati, I. D. (2021). Status Nutrisi Pada Anak Dengan Gangguan Ginjal
Kronis: Literatur Review. Buletin Kesehatan: Publikasi Ilmiah
Bidang kesehatan, 5(2), 73–82.
Sulistianingsih, A., & Madi Yanti, D. A. (2016). Kurangnya asupan makan sebagai
penyebab kejadian balita pendek (stunting). Jurnal Dunia
Kesehatan, 5(1), 77123.
21