Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN NUTRISI PADA ANAK

Dosen Pengampuh :

Diah Fauziah Z.,S.Kep.,Ns.,M.,Kes

Disusun Oleh :

1. Liza Sanya Pangestu (221103038)


2. Renalda Jihan Farah A (221103051)
3. Nadia Fatimah Ahmad (221103059)

KELAS B

ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2023
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................2
1.2 Tujuan.........................................................................................................................3
1.3 Manfaat......................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................6
KONSEP PENYAKIT..............................................................................................................6
2.1 Definisi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak.......................................................7
2.2 Patofisiologi Gangguan Nutrisi Pada Anak...............................................................7
2.3 Etiologi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak........................................................9
2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak.....................................10
2.5 Komplikasi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak................................................12
2.6 Pemeriksaan laboratorium........................................................................................14
2.7 Penatalaksanaan Medis / Pengobatan Gangguan Nutrisi Pada Anak.......................14
BAB III...............................................................................................................................16
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................................................16
3.1 Pengkajian....................................................................................................................16
3.2 Pemeriksaan Fisik........................................................................................................16
3.3 Analisis Data................................................................................................................17
3.4 Intervensi......................................................................................................................18
3.5 Implementasi.............................................................................................................18
3.6 Evaluasi......................................................................................................................18
BAB IV..............................................................................................................................19
4.1 KESIMPULAN........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pola gizi yang seimbang pada masa anak-anak memegang peranan krusial
dalam menentukan pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan secara
keseluruhan. Masa anak-anak merupakan periode kritis di mana kebutuhan nutrisi
sangat tinggi untuk mendukung pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan
pembentukan sistem kekebalan tubuh. Sayangnya, banyak anak di seluruh dunia
menghadapi berbagai bentuk gangguan nutrisi yang dapat memiliki dampak
jangka panjang terhadap kesehatan mereka.

Gangguan nutrisi pada anak dapat bervariasi, mulai dari gizi buruk yang
disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein hingga masalah kelebihan berat
badan atau obesitas akibat pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas
fisik. Anemia gizi besi juga menjadi masalah umum, sementara beberapa anak
mungkin mengalami gangguan penyerapan nutrisi tertentu, seperti pada kasus
penyakit celiac. Obesitas pada anak-anak juga semakin menjadi perhatian serius
karena dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan
penyakit kardiovaskular pada usia dewasa (Irawan, 2020).

Pentingnya mendeteksi dan menangani gangguan nutrisi pada tahap awal


kehidupan anak tidak hanya untuk mencegah dampak kesehatan yang serius,
tetapi juga untuk memberikan dasar yang kuat bagi pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. Proses diagnosis dan perencanaan asuhan
keperawatan memerlukan kolaborasi antara dokter, ahli gizi, perawat, dan ahli
kesehatan lainnya untuk memastikan pendekatan yang holistik dan sesuai dengan
kebutuhan individu. Kesadaran akan pentingnya pola makan yang seimbang,
pendidikan gizi, dan dukungan keluarga membentuk bagian integral dari upaya
pencegahan dan penanganan gangguan nutrisi pada anak-anak. Melalui
pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas masalah ini, kita dapat

2
membentuk fondasi yang kuat untuk memastikan generasi mendatang tumbuh
menjadi individu yang sehat dan produktif.

1.2 Tujuan

Tujuan dari penanganan gangguan nutrisi pada anak adalah mencapai


kesehatan yang optimal dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan
mereka. Dalam konteks ini, tujuan spesifik dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Peningkatan Status Gizi

Meningkatkan status gizi anak dengan memastikan asupan nutrisi yang


memadai, termasuk kalori, protein, vitamin, dan mineral esensial. Hal ini
bertujuan untuk mengatasi kekurangan nutrisi yang mungkin telah terjadi.

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Optimal

Mendukung pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental, dan emosional


yang sesuai dengan usia anak. Tujuan ini mencakup peningkatan tinggi badan,
berat badan, dan fungsi organ yang optimal.

3. Pencegahan dan Penanganan Gizi Buruk

Mencegah dan menangani gizi buruk dengan memberikan intervensi yang


tepat waktu. Hal ini melibatkan perubahan pola makan, suplementasi nutrisi, dan
tindakan medis yang diperlukan untuk memulihkan kondisi kesehatan anak.

4. Pencegahan Obesitas

Mencegah obesitas dan masalah terkait dengan memberikan edukasi tentang


pola makan seimbang dan gaya hidup aktif. Tujuan ini mencakup pencapaian dan
pemeliharaan berat badan yang sehat.

5. Pengelolaan Gangguan Penyerapan Nutrisi

Menangani gangguan penyerapan nutrisi, seperti pada kasus penyakit celiac


atau penyakit inflamasi usus, dengan mengadopsi strategi nutrisi yang sesuai dan
memonitor respons tubuh terhadap perubahan tersebut.

3
6. Pemantauan Berkala dan Evaluasi

Melakukan pemantauan teratur terhadap status gizi anak, termasuk


pertumbuhan, berat badan, dan parameter kesehatan lainnya. Evaluasi berkala
diperlukan untuk menilai keefektifan intervensi dan mengidentifikasi kebutuhan
perubahan.

7. Edukasi Gizi untuk Keluarga

Memberikan edukasi gizi kepada orang tua atau wali anak agar mereka
dapat memahami pentingnya pola makan yang seimbang dan memberikan
dukungan aktif dalam mengelola gizi anak di rumah.

8. Kesehatan Psikososial

Menjaga kesehatan psikososial anak dengan memberikan dukungan


emosional dan psikologis. Fokus pada kesehatan mental dan emosional untuk
memastikan kesejahteraan anak secara menyeluruh.

9. Pencegahan Komplikasi dan Penyakit Terkait Gizi

Mencegah komplikasi jangka panjang dan penyakit terkait gizi, seperti


diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, atau masalah tulang. Tujuan ini
melibatkan manajemen faktor risiko yang dapat dikendalikan, seperti pola makan
dan aktivitas fisik.

Melalui pencapaian tujuan-tujuan ini, diharapkan anak dapat tumbuh dan


berkembang dengan optimal, memiliki kesehatan yang baik, serta menghindari
risiko masalah kesehatan jangka panjang terkait gizi.

1.3 Manfaat

Penanganan gangguan nutrisi pada anak memiliki manfaat yang signifikan


terhadap kesehatan dan kesejahteraan mereka. Berikut adalah beberapa manfaat
yang dapat diperoleh dari penanganan yang tepat terhadap gangguan nutrisi pada
anak:

4
1. Pertumbuhan dan Perkembangan yang Optimal

Memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan usia


mereka, baik dari segi fisik, mental, maupun emosional.

2. Mencegah dan Menangani Gizi Buruk

Mencegah terjadinya gizi buruk dan memberikan penanganan yang efektif


jika kondisi tersebut telah terjadi. Hal ini mendukung pemulihan dan pencegahan
dampak jangka panjang pada kesehatan anak.

3. Pencegahan Obesitas

Mengurangi risiko obesitas dan masalah terkaitnya melalui pendekatan


holistik yang melibatkan perubahan pola makan, aktivitas fisik, dan edukasi gizi.

4. Peningkatan Status Gizi

Meningkatkan status gizi anak dengan memastikan asupan nutrisi yang


cukup, yang berdampak positif pada energi, kebugaran fisik, dan kesehatan secara
keseluruhan.

5. Kesehatan Tulang dan Organ

Mendukung kesehatan tulang dan organ dengan memberikan nutrisi yang


memadai, termasuk kalsium dan vitamin D untuk pertumbuhan tulang yang
optimal.

6. Pencegahan Komplikasi Kesehatan

Mengurangi risiko komplikasi kesehatan jangka panjang, seperti diabetes


tipe 2, penyakit kardiovaskular, dan masalah tulang, yang dapat terkait dengan
gangguan nutrisi.

7. Kesehatan Mental dan Emosional

Membantu menjaga kesehatan mental dan emosional anak melalui


penanganan psikososial yang adekuat. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan
emosional dan membentuk pola pikir yang positif terhadap makanan dan nutrisi.

5
8. Peningkatan Daya Tahan Tubuh

Meningkatkan daya tahan tubuh anak dengan menyediakan nutrisi yang


diperlukan untuk mendukung sistem kekebalan tubuh.

9. Pemahaman dan Keterlibatan Keluarga

Memberikan edukasi kepada keluarga atau wali anak tentang pentingnya


gizi seimbang dan memberikan dukungan aktif dalam menjaga pola makan yang
sehat di rumah.

10. Peningkatan Kualitas Hidup

Secara keseluruhan, penanganan gangguan nutrisi pada anak bertujuan


untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dengan memberikan dasar yang kokoh
bagi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Dengan memperoleh manfaat-manfaat ini, anak-anak dapat tumbuh menjadi


individu yang sehat, bugar, dan memiliki potensi untuk mencapai tujuan dan
prestasi penuh dalam kehidupan mereka (Hakim & Allenidekania, 2018).

BAB II
KONSEP PENYAKIT

6
2.1 Definisi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak

Penyakit gangguan nutrisi pada anak adalah kondisi kesehatan yang


disebabkan oleh kekurangan atau kelebihan nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan normal anak. Gangguan nutrisi dapat terjadi
karena berbagai faktor, termasuk pola makan yang tidak seimbang, masalah
penyerapan nutrisi, atau kondisi medis tertentu.

2.2 Patofisiologi Gangguan Nutrisi Pada Anak

Patofisiologi penyakit gangguan nutrisi pada anak melibatkan perubahan


fisiologis dan biokimia dalam tubuh akibat kekurangan atau kelebihan nutrisi.
Berikut adalah beberapa contoh patofisiologi untuk beberapa penyakit gangguan
nutrisi pada anak:

1. Gizi Buruk (Marasmus dan Kwashiorkor)

A). Marasmus

Kekurangan kalori secara umum menyebabkan tubuh menggunakan


cadangan energi dari lemak dan protein. Ini menghasilkan penurunan berat badan,
atrofi otot, dan kulit yang kendur.

B). Kwashiorkor

Kekurangan protein menyebabkan retensi air di dalam tubuh, yang


menyebabkan pembengkakan atau edema. Kombinasi kekurangan protein dan
energi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan

2. Anemia Defisiensi Besi

Kekurangan zat besi menghambat produksi hemoglobin, protein dalam sel


darah merah yang membawa oksigen. Ini menyebabkan jumlah sel darah merah

7
yang rendah, yang dapat menyebabkan kelelahan, pucat, dan penurunan fungsi
kognitif.

3. Rakhitis

Kekurangan vitamin D menghambat penyerapan kalsium dan fosfor dalam


usus, yang dapat menyebabkan pelepasan parathormon dari kelenjar paratiroid.
Peningkatan parathormon merangsang pelepasan kalsium dari tulang,
menyebabkan deformitas tulang.

4. Obesitas

Asupan kalori yang berlebihan dibandingkan dengan pengeluaran energi


menyebabkan penimbunan lemak dalam sel-sel adiposa. Ini menyebabkan
peningkatan berat badan dan perubahan hormonal yang dapat memicu resistensi
insulin dan peradangan.

5. Kekurangan Vitamin A

Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan gangguan pada sel epitel,


termasuk sel-sel di mata. Ini dapat menyebabkan masalah penglihatan, seperti
kebutaan malam, dan xerophthalmia.

6. Gangguan Penyerapan Nutrisi (Misalnya, Penyakit Celiac)

Gangguan pada usus halus dapat menghambat penyerapan nutrisi tertentu.


Pada penyakit celiac, respons autoimun terhadap gluten merusak dinding usus
halus, menghambat penyerapan zat gizi seperti zat besi, kalsium, dan vitamin D.

Patofisiologi setiap gangguan nutrisi dapat sangat kompleks dan bervariasi


tergantung pada jenis gangguan dan faktor individu anak. Perubahan pada tingkat
seluler, hormonal, dan sistem organ dapat terlibat dalam menentukan manifestasi
klinis dan dampak jangka panjang penyakit gangguan nutrisi pada anak.
Pemahaman mendalam tentang patofisiologi ini penting untuk merancang strategi
pengelolaan dan pencegahan yang efektif.

8
2.3 Etiologi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak.

Etiologi atau penyebab penyakit gangguan nutrisi pada anak dapat


bervariasi dan melibatkan faktor-faktor kompleks. Beberapa faktor umum yang
dapat menyebabkan gangguan nutrisi pada anak meliputi:

1. Pola Makan Tidak Seimbang

Konsumsi makanan yang tidak seimbang, baik dalam hal jumlah maupun
variasi jenis makanan, dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan nutrisi.
Misalnya, pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat dapat berkontribusi
pada obesitas atau masalah gizi lainnya.

2. Kondisi Ekonomi

Keluarga dengan keterbatasan ekonomi mungkin kesulitan menyediakan


makanan bergizi yang cukup untuk anak-anak mereka. Ini dapat menyebabkan
gizi buruk atau defisiensi nutrisi.

3. Infeksi dan Penyakit Kronis

Penyakit infeksi kronis atau penyakit kronis tertentu dapat mempengaruhi


penyerapan nutrisi, meningkatkan kebutuhan nutrisi, atau menyebabkan hilangnya
nafsu makan, yang semuanya dapat menyebabkan gangguan nutrisi.

4. Gangguan Metabolik

Beberapa gangguan metabolik genetik atau bawaan dapat menghambat


kemampuan tubuh untuk menggunakan atau menyerap nutrisi dengan baik.

5. Gangguan Penyerapan Nutrisi

Gangguan pada saluran pencernaan, seperti penyakit celiac atau gangguan


penyerapan lainnya, dapat menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap
nutrisi yang diperlukan.

9
6. Ketidakmampuan untuk Mendapatkan Akses ke Makanan yang Sehat

Faktor-faktor seperti akses terbatas terhadap makanan bergizi atau pola


makan yang tidak tepat di lingkungan sekitar anak dapat berkontribusi pada
gangguan nutrisi.

7. Praktik Pemberian Makan yang Tidak Tepat

Misalnya, pemberian makanan bayi atau anak yang tidak sesuai dengan
kebutuhan usianya atau memberikan makanan tambahan yang tidak sehat.

8. Faktor Sosial dan Psikologis

Stres keluarga, ketidakstabilan sosial, atau masalah psikologis pada anak


dapat mempengaruhi pola makan dan asupan nutrisi.

Penting untuk diingat bahwa beberapa kondisi dapat bersifat multifaktorial,


melibatkan kombinasi dari beberapa faktor di atas. Penanganan gangguan nutrisi
pada anak seringkali memerlukan pendekatan yang holistik, termasuk edukasi
gizi, perubahan pola makan, penanganan medis jika diperlukan, dan dukungan
psikososial (Fitria & Sulastri, 2023).

2.4 Manifestasi Klinis Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak

Manifestasi klinis penyakit gangguan nutrisi pada anak bervariasi


tergantung pada jenis gangguan nutrisi dan tingkat keparahannya. Berikut adalah
beberapa manifestasi klinis umum yang mungkin muncul pada anak dengan
gangguan nutrisi:

1. Gizi Buruk

Pertumbuhan terhambat: Anak mungkin mengalami keterlambatan


pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental. Berat badan rendah: Anak bisa

10
memiliki berat badan yang tidak sesuai untuk usianya. Penurunan massa otot:
Kekurangan protein dapat menyebabkan penurunan massa otot.

2. Anemia Defisiensi Besi

Kelelahan dan kelemahan: Anak mungkin tampak lelah dan lemah. Kulit
pucat: Kulit anak bisa terlihat pucat karena kurangnya sel darah merah yang sehat.

3. Obesitas

Anak memiliki berat badan yang berlebihan untuk usianya. Obesitas dapat
meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada anak.

4. Kekurangan Vitamin dan Mineral Tertentu

Rakhitis (kekurangan vitamin D): Anak mungkin mengalami deformitas


tulang, seperti kaki kuda atau bengkok. Berbagai gejala kekurangan vitamin atau
mineral lainnya, seperti kulit kering, rambut rontok, atau masalah penglihatan.

5. Kwashiorkor

Pembengkakan: Terutama di perut dan wajah. Rambut kering dan berubah


warna. Kulit bersisik dan terasa kasar.

6. Marasmus

Penurunan berat badan yang signifikan. Atrofi otot yang parah. Kulit kering
dan kendur.

7. Gangguan Mental dan Psikologis

Gangguan konsentrasi dan daya ingat. Perubahan perilaku, seperti


iritabilitas atau depresi pada beberapa kasus.

8. Masalah Pencernaan

Diare atau sembelit, gangguan penyerapan nutrisi dapat menyebabkan


masalah pencernaan.

11
Manifestasi klinis ini dapat bervariasi dan tidak semua anak dengan
gangguan nutrisi akan mengalami gejala yang sama. Penting bagi orang tua atau
penyedia layanan kesehatan untuk memperhatikan tanda-tanda gangguan nutrisi
pada anak dan mencari bantuan medis jika diperlukan. Penanganan dini dan
intervensi nutrisi yang tepat dapat membantu memperbaiki kondisi anak dan
mencegah dampak jangka panjang yang merugikan pada pertumbuhan dan
perkembangan mereka (Sulistianingsih & Madi Yanti, 2016).

2.5 Komplikasi Penyakit Gangguan Nutrisi Pada Anak

Penyakit gangguan nutrisi pada anak dapat menyebabkan berbagai


komplikasi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan
kesehatan jangka panjang. Beberapa komplikasi umum yang dapat terjadi akibat
gangguan nutrisi pada anak meliputi:

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Terhambat

Gangguan nutrisi, khususnya gizi buruk, dapat menyebabkan keterlambatan


pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental anak.

2. Masalah Kesehatan Mental

Anak-anak dengan gangguan nutrisi mungkin mengalami masalah kesehatan


mental, termasuk depresi, kecemasan, dan gangguan pola makan.

3. Gangguan Sistem Imun

Kekurangan nutrisi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh,


meningkatkan risiko infeksi dan penyakit.

4. Gangguan Fungsi Organ

Defisiensi nutrisi tertentu dapat menyebabkan kerusakan organ dan


gangguan fungsi, seperti kerusakan hati, ginjal, atau jantung.

12
5. Anemia

Kekurangan zat besi atau vitamin B12 dapat menyebabkan anemia, yang
dapat mengurangi kapasitas darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.

6. Masalah Kardiovaskular

Obesitas pada anak dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular


seperti hipertensi dan penyakit jantung.

7. Gangguan Tulang dan Gigi

Kekurangan kalsium, fosfor, dan vitamin D dapat menyebabkan masalah


tulang dan gigi, seperti rakhitis atau gigi yang rapuh.

8. Gangguan Reproduksi

Pada kasus gizi buruk, pubertas dapat tertunda atau terhambat, dan
gangguan menstruasi pada remaja perempuan dapat terjadi.

9. Resistensi Insulin dan Diabetes Tipe 2

Obesitas anak dapat menyebabkan resistensi insulin, yang meningkatkan


risiko pengembangan diabetes tipe 2.

10. Gangguan Mental dan Perilaku

Anak-anak dengan gangguan nutrisi dapat mengalami gangguan mental dan


perilaku, seperti kesulitan konsentrasi, kelelahan, atau perubahan mood.

11. Masalah Kulit

Kekurangan nutrisi tertentu, seperti vitamin A, dapat menyebabkan masalah


kulit, seperti kering, bersisik, atau infeksi kulit.

12. Edema dan Pembengkakan

Kwashiorkor, jenis gizi buruk yang ditandai oleh kekurangan protein, dapat
menyebabkan edema atau pembengkakan pada tubuh anak.

13
Dampak komplikasi dapat bervariasi tergantung pada jenis gangguan nutrisi,
tingkat keparahan, dan durasi kondisi tersebut. Penanganan yang tepat dan dini
dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko komplikasi ini serta
mendukung pemulihan dan kesehatan anak.

2.6 Pemeriksaan laboratorium

a) Urine lengkap

b) Feces ; untuk mengetahui apakah ada atau tidak cacingan pada klien

c) Status protein darah : Albumin, Creatinine, Nitrogen, Elektrolit, Hemoglobin,


Transferrin, Retinol yang mengikat protein.

2.7 Penatalaksanaan Medis / Pengobatan Gangguan Nutrisi Pada Anak

Penatalaksanaan medis gangguan nutrisi pada anak melibatkan berbagai


aspek, termasuk perubahan pola makan, suplementasi nutrisi, intervensi medis,
dan dukungan psikososial. Berikut adalah beberapa langkah umum dalam
penanganan medis gangguan nutrisi pada anak:

1. Edukasi Gizi

Memberikan informasi kepada orang tua atau wali anak tentang pentingnya
pola makan yang seimbang dan asupan nutrisi yang cukup. Menyampaikan
informasi tentang kebutuhan gizi anak sesuai dengan usianya.

2. Perubahan Pola Makan

Merancang rencana makan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan


nutrisi anak. Mendorong konsumsi makanan yang kaya akan protein, vitamin,
mineral, dan serat. Menghindari makanan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan
kalori kosong.

3. Suplementasi Nutrisi

14
Memberikan suplemen nutrisi seperti zat besi, vitamin, atau mineral jika
diperlukan, sesuai dengan rekomendasi dokter. Penggunaan suplemen harus sesuai
dengan dosis yang direkomendasikan dan diawasi oleh profesional kesehatan.

4. Terapi Medis

Pemberian terapi medis sesuai dengan jenis gangguan nutrisi yang dialami
anak. Contohnya, pengobatan anemia dengan suplemen zat besi atau terapi
vitamin D untuk rakhitis.

5. Manajemen Gangguan Penyerapan Nutrisi

Jika anak mengalami gangguan penyerapan nutrisi seperti pada penyakit


celiac, pengelolaan melibatkan diet bebas gluten dan pemantauan ketat terhadap
asupan nutrisi.

6. Intervensi Nutrisi Parenteral

Dalam beberapa kasus, terutama jika anak tidak dapat menerima nutrisi
melalui mulut, pemberian nutrisi melalui infus intravena dapat diberikan.

7. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan

Pemantauan teratur terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak untuk


menilai efektivitas intervensi nutrisi dan deteksi dini kemungkinan masalah.

8. Dukungan Psikososial

Memberikan dukungan emosional kepada anak dan keluarganya, terutama


dalam kasus gangguan makan atau kondisi yang mempengaruhi kesehatan mental.
Kolaborasi dengan profesional kesehatan mental jika diperlukan.

9. Manajemen Obesitas

Pengelolaan obesitas melibatkan kombinasi perubahan pola makan,


peningkatan aktivitas fisik, dan dukungan psikososial. Membuat rencana
penurunan berat badan yang sehat dan berkelanjutan.

15
Pengelolaan gangguan nutrisi pada anak memerlukan pendekatan holistik
dan kolaborasi antara dokter, ahli gizi, dan profesional kesehatan lainnya.
Rencana pengelolaan harus disesuaikan dengan kebutuhan individu anak dan
melibatkan partisipasi aktif dari keluarga atau wali anak.

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Pengkajian gangguan nutrisi pada anak meliputi ; Riwayat Keluarga,


pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

Riwayat Keluarga

Menjelaskan riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga inti, upaya


pencegahan dan pengobatan pada anggota keluarga yang sakit, serta pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang ada. Biasanya keluarga dengan gizi kurang tidak memantau tumbuh
kembang anak ke tenaga kesehatan.

3.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik Dapat dilakukan melalui Teknik inpeksi, palpasi, auskultasi, dan
perkusi.
A). Inspeksi
Merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang
diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti: Mata kuning (icteric), terdapat struma
dileher, kulit kebiruan (sianosis), dll.
1) Kulit : warna kulit pucat, terdapat edema
2) Rambut : berwarna kusam, kering, tipis, mudah dicabut.
3) Wajah : membengkak, sembab (pada kwashiorkor), wajah seperti orang tua (pada
marasmus), terdapat flek hitam di bawah mata.
4) Mata : konjungtiva pucat dan kering, kornea kering.
5) Bibir : kering

16
6) Lidah : membengkak, kemerahan, kasar, papilla atrofi
7) Gigi : tanggal/berlubang.
8) Gusi : mudah berdarah
9) Kuku : rapuh.
10) Perut : tampak cekung
11) Ekstemitas : adanya atrofi tonus otot dan tidak dapat berjalan dengan baik, dapat
terjadi edema pada kwashiorkor.

B). Palpasi
Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap bagian-
bagian tubuh yang mengalami kelainan. :
1). Perut : terdapat nyeri tekan
2). Kulit : kering, jaringan lemak bawah kulit berkurang/hilang, pellagra (kulit kasar),
edema ada atau tidak, dll.

C). Auskultasi
Dengarkan suara nafas vaskuler (+/-), dengarkan suara napas tambahan wheezing
(+/-), ronchi (+/-), murmur jantung (+/-).

D). Perkusi

Merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian tubuh


menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer untuk mengetahui reflek
seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan pemeriksaan lain yang berkaitan dengan
kesehatan fisik klien. Misalnya, kembung batas-batas jantung, batas hepar paru-paru
(mengetahui pengembangan paru): dll.

3.3 Analisis Data

17
3.4 Intervensi

Menentukan strategi nutrisi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan anak,


termasuk perubahan pola makan, suplementasi nutrisi, atau terapi nutrisi
parenteral jika diperlukan. Memonitor asupan kalori, protein, vitamin, dan mineral

18
yang diperlukan. Mengembangkan rencana makan yang mencakup makanan
bergizi sesuai dengan kebutuhan anak.

3.5 Implementasi

1). Membina hubungan saling percaya

2). Menjelaskan maksud dan tujuan kunjungan kepada klien


3). Memberikan info consent sebagai persetujuan antara mahasiswa, keluarga dan
pasien
4). Melakukan pengkajian dg wawancara melalui meliputi biodata klien dan
Riwayat Kesehatan klien.

3.6 Evaluasi

Evaluasi merupakan Langkah akhir dalam proses pembasmian. Evaluasi adalah kegiatan
yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan klien, perawat, dan anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang Kesehatan,
patofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan
dalam rencana melakukan tercapai atau tidak, dan untuk melakukan pengkajian ulang.

Jenis- jenis Evaluasi dalam asuhan keperawatan dibagi menjadi 2 yaitu:

Evaluasi formatif (proses) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas
intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan
yang telah ditentukan tercapai. pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas
analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien,
dan menggunakan form evaluasi.

Evaluasi Sumatif (hasil) Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus evaluasi
hasil (sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan
keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara
paripurna.

19
BAB IV
4.1 KESIMPULAN

Gangguan nutrisi pada anak, baik dalam bentuk kekurangan maupun kelebihan
nutrisi, memiliki dampak serius terhadap kesehatan dan perkembangan mereka.
Kekurangan nutrisi, seperti gizi buruk dan anemia, dapat menghambat
pertumbuhan dan menyebabkan gangguan fungsi organ. Di sisi lain, obesitas pada
anak dapat meningkatkan risiko penyakit metabolik. Proses diagnosis dan
perencanaan asuhan keperawatan memainkan peran penting dalam menangani
gangguan nutrisi, dengan fokus pada intervensi nutrisi, edukasi, dan pemantauan
berkala. Pentingnya kolaborasi tim kesehatan dan partisipasi keluarga dalam
rencana perawatan juga menjadi kunci keberhasilan. Dengan pendekatan holistik,
gangguan nutrisi pada anak dapat dikelola secara efektif, mendukung
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Kesadaran awal, pencegahan, dan
dukungan terus-menerus dari lingkungan keluarga membentuk fondasi penting
dalam mencapai kesehatan yang baik pada anak.

20
DAFTAR PUSTAKA

Bektiwibowo, S., Munasir, Z., & Nasar, S. S. (2016). Pemberian Nutrisi Enteral
kasus Bedah Anak: Pengaruh pada Status Nutrisi. Sari Pediatri,
7(3), 136–142.
Fitria, F. E., & Sulastri, D. (2023). Pengaruh Paparan Pestisida Selama Kehamilan
dengan Terjadinya Gangguan Penyerapan Nutrisi sebagai Faktor
Prediktor Terjadinya Stunting pada Anak: Systematic Literature
Review. Jurnal Kesehatan, 14.
Hakim, N., & Allenidekania, H. H. (2018). Efektivitas Asuhan Keperawatan Pada
Anak Kanker Yang Mengalami Gangguan Nutrisi Dengan
Menggunakan Teori Levine: Kanker. Jurnal Ilmiah
Keperawatan Altruistik, 1(1), 1–14.
Irawan, R. (2020). Gangguan Metabolik otak & terapi nutrisi pada anak autisme.
Airlangga university press.
Purnamawati, I. D. (2021). Status Nutrisi Pada Anak Dengan Gangguan Ginjal
Kronis: Literatur Review. Buletin Kesehatan: Publikasi Ilmiah
Bidang kesehatan, 5(2), 73–82.
Sulistianingsih, A., & Madi Yanti, D. A. (2016). Kurangnya asupan makan sebagai
penyebab kejadian balita pendek (stunting). Jurnal Dunia
Kesehatan, 5(1), 77123.

21

Anda mungkin juga menyukai