Anda di halaman 1dari 11

ENVIAGRO

Volume 4 • Oktober 2011 • Nomor 2


ISSN 1978-1644

PENANGGUNG JAW AB
Eddy Nurtjahya (~2011)

KETUA EDITOR (CHIEF EDITOR)


Eries Dyah Mustikarini (~2011)

DEWAN EDITOR (EDITORIAL BOARD MEMBERS)


Maera Zasari (~2011) Muntoro (~2011) , Kartika (~2011) , Rostiar Sitorus (~2011) ,
Nyayu Siti Khodijah (~2011) , Eni Karsiningsih (~2011)

EDITOR TEKNIK (MANAGING EDITOR)


Syafarudin (~2011) , Dini Wulansari (~2011)

BENDAHARA (BUSINESS MANAGER)


Evahelda (~2011)

PENERBIT (PUBLISHER)
Universitas Bangka Belitung Press
(Bangka Belitung University Press)

ALAMA T EDITOR (EDITORIAL ADDRESS)


Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian, Perikanan dan Biologi
Universitas Bangka Belitung
Gedung BABEL IV Kampus Terpadu Balunijuk,
Desa Balunijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka
E-mail: eries _ diah@ubb.ac.id

Enviagro, terbit sejak 2007, merupakan jumal pertanian dan lingkungan yang menyajikan artikel
mengenai basil penelitian serta perkembangan pertanian mutahir yang meliputi ekologi, fisiologi ,
produksi, pemuliaan tanaman, bioteknologi, agrobisnis dan lingkungan. Setiap naskah yang dikirim ke
jumal Enviagro akan ditelaah oleh mitra bestari yang bidangnya sesuai. Daftar nama mitra bestari akan
dicantumkan pada nomor paling akhir dari setiap volume. Jumal ini diterbitkan setahun dua kali: April
dan Oktober.

HARGA LANGGANAN belum termasuk ongkos kirim


(SUBSCIPTION RATES- not including shipping and handling)
Pelanggan satu tahun (one year)
Pribadi (Personal) Rp. 35.000,-
Institusi/ Perpustakaan (Institution/ Library ) Rp. 70.000,-
\SSN \91~-\644 1j
~ Enviag,ro, .lurnal Pertanian dan Ling,kung,an
Oktober 201 I. Vol. 3 No. I. hal 1-43

PENGARUH PEMBERIAN MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN NENAS BOGOR


(LOKAL BANGKA) DI PMK BANGKA
'0
0) Effect of Mikoriza of the Growth on Accession Bogor Pineapple (local of Bangka)
g) in PMK Bangka
)il
1. Rusdi 2, Suharsono S 1 dan Mustikarini ED 2
rte
1
l1g Prodi Biologi. lnstitut Pertanian Bogor. Jl. Kamper No. 1 Gedung PAU IPB Dannaga Bogor.
2
Jurusan Agroteknologi FPPB. Universitas Bangka Belitung Balunijuk, Merawang, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung

1
ABSTRACT

The pineapple plant from in vitro ussualy late to generative face, because the seed more
n. small. The purpose of this study was do determine the effect of mycorhyza on the growth of local
.an
pineapple of Bangka in yellow red podsolic Bangka. The research was codeted in the campus of
1ar
university of Bangka Belitung, Balunijuk Village, Merawang, Bangka from July 2010 to April2011,
tan
by using a randomized block design with 3 repetitions and one treatment com posed of five dose
aa.
mycorhyza(O; 2,5; 5; 7,5; 10 g/plant). The results showed that mycorhyzal fungi that asosiated with
pineapple plant is glomus and gigaspora. The level infection of mycorhyza at dose 7.5 g/plant is
1g0
19.5%. the plant were a significant difference in the height of plant, the number of leave.
mg
an.
Key Words: Pineapple, In-Vitro, Mycorhyza, Bangka, PMK
12[
k-
PENDAHULUAN dan vitamin-vitamin yang sangat baik untuk
dikonsumsi. Selain itu buah nenas yang masih
Nenas memiliki kontribusi yang cukup muda mengandung enzim bromelain yang dapat
R.
besar dalam produksi buah segar dunia. Selama 5 digunakan untuk obat kontrasepsi, sebagai zat
adi
tahun terakhir (2000 - 2005) perkembangan pembekuan darah, peradangan dan sebagainya
tan.
produksi nenas Indonesia rata-rata sebesar (DPTP 1994).
6.145.382 ton, produksi tertinggi sebesar 925 ribu Nenas Bogor memiliki pertumbuhan yang
lllO.
ton terjadi pada tahun 2005, dan terendah sebesar relatif rendah pada tanh PMK. Menurut Maulati
ttuk
316 ribu ton pada tahun 1999 (Ditjen Holtikultura (2010), pertumbuhan nenas Bogor pada lahan
elai
2005).Pada tahun 2007, Indonesia mengekspor PMK cukup rendah dibandingkan jenis nenas
fase
buah dalam kaleng, terutama nenas dengan nilai Bukur maupun Peranak.Sehingga pemberian
hlm
US$ 144,3 juta dan sari buah sebesar US$ 22,12 mikoriza diharapkan dapat terjadi asosiasi dalam
juta.Melihat potensi buah dan peluang ekspor, peningkatan tingkat pertumbuhan nenas tersebut.
HO.
pengembangan industri pengolahan buah Sumber perbanyakan tanaman nenas dapat
1tuk
mendapatkan prioritas utama untuk berupa bahan perbanyakan vegetatif dan
lha)
dikembangkan sebagai upaya peningkatan nilai generatif. Perbanyakan secara vegetatif lebih
tgan
tambah dan mengurangi angka pengangguran menguntungkan bila dibandingkan dengan
(Departemen Perindustrian 2009). perbanyakan secara generatif karena sifat-sifat
Nenas dimanfaatkan sebagai buah segar tanaman induk identik dengan anakannya
dan olahan seperti bahan industri makanan, bahan (Mustikarini 2008). Salah satu bahan
tekstil maupun sebagai bahan pakan ternak perbanyakan vegetatif yang bisa digunakan
(Sitepu 2003). Buah nenas yang telah matang adalah bibit dari hasil kultur jaringan. Teknik ini
mengandung banyak protein, karbohidrat, kalori
memungkinkan untuk menyediakan bibit ditanamdilapangan. Melalui upaya ini maka bibit
nenas dalam jumlah banyak, seragam dan lebih dapat beradaptasi dengan baik setelah ditanam di
mudah dalam pengangkutannya (Naibaho et al. lapangan.Pertumbuhan tanaman merupakan
2008). interaksi antara akar dan organ bagian atas
Bibit hasil perbanyakan kultur jaringan tanaman dengan lingkunganya. Salah satu cara
harus diaklimatisasi terlebih dahulu untuk yang bisa dilakukan untuk meningkatkan laju
memperkuat struktur dan organ tanaman sebelum pertumbuhan tanaman adalah dengan
Enviagro, .I urn a I Pertanian dan Lingkungan ISSN 1978-1644 24
Oktober 2011, Vol. 3 No. L hal 1-43

memanipulasi lingkungan zona perakaran 7,5; 10 gram/tanaman. Setiap unit terdiri dari 3 0
(rhizosfer) dan menambahkan populasi mikroba tanaman sehingga populasi total berjumlah 450
bermanfaat ke media yang dikenal sebagai tanaman. Setiap unit percobaan diambil 10
inokulasi (Lakitan 2008). Mikoriza (Glomus) tanaman sampel secara acak, sehingga total
yang paling dominan dijumpai yang dapat sampel keseluruhan berjumlah 150 tanaman.
berasosiasi dengan tanaman berturut-turut dari ldentifikasi mikoriza dilakukan di akhir
yang tertinggi yaitu nenas, sawi, papaya, pengamatan.Tiap unit percobaan diambil 3
kangkung, dan terung (Hasbi 2005). tanaman sampel untuk diamati di laboratorium.
Mikoriza termasuk jenis mikroba yang Persiapan lahan dimulai dengan
memiliki banyak manfaat. Inokulasi mikoriza membersihkan lahan dari sampah dan tumbuhan
dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman asal pengganggu. Setelah itu dilanjutkan dengan
kulturin vitro (Schultz et al. 1999). Selain itu pembuatan petakan berukuran 6x 1 m dan
mikoriza juga berperan dalam memacu tingginya 20 em. Jarak tanam yang digunakan
pertumbuhan tanaman, meningkatkan efisiensi adalah 40 em x 80 em, jarak antar petak dalam 1
pemupukan dan serapan hara melalui asosiasi blok 50 em, dan jarak antar blok 100 em. Bibit
simbiotik antara akar tanaman dengan jamur nanas ditanam dalam lubang yang mempunyai
(Widiastuti et al. 1998). kedalaman 15 em.
Asosiasi antara akar tanaman dengan Mikoriza diaplikasikan sebelum penanaman
jamur ini memberikan manfaat yang sangat baik sesuai dosis perlakuan. Penanaman bibit
bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan dilakukan setelah pemberian mikoriza dengan
tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang jarak tanam 40x80 em. Jika ada tanaman yang
biak. Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah mati maka dilakukan penyulaman sampai batas
menginfeksi sistem perakaran tanaman inang dan tiga minggu dari waktu tanam pertama.
memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga Pupuk organik solid dengan do sis 10 ton/ha
tanaman yang mengandung mikoriza tersebut yang diberikan dengan memasukkan 200
akan mampu meningkatkan kapasitas dalam gr/lubang tanam pada saat 1 minggu sebelum
penyerapan unsur hara (Suherman 2006). penanaman. Pemberian pupuk anorganik
Tujuan dari penelitian m1 adalah diberikan 1 kali setiap 45 hari. Pupuk anorganik
mengetahui tingkat pertumbuhan vegetatif berupa NPK (16: 16: 16) dengan dosis 3 gram/
tanaman nenas yang berasal dari bibit hasil kultur tanaman dengan cara dibenamkan 5 em dari
jaringan. Selain itu, juga untuk mengetahui jenis pangkal tanaman.
mikoriza yang mampu berasosiasi dominan Pemeliharaan yang dilakukan meliputi
dengan akar tanaman nenas tersebut. peny1raman, pengendalian gulma, dan
pengendalian hama penyakit tanaman.
BAHAN DAN METODE Penyiraman dilakukan setiap hari kecuali
hujan.Pengendalian gulma dilakukan dengan
Penelitian ini dilaksanakan pada lahan penyiangan secara mekanis apabila kondisi gulma
podsolik merah kuning (PMK) di Desa Balunijuk telah menutupi permukaan dan menganggu
Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka tanaman. Hama dikendalikan dengan cara
Propinsi Bangka Belitung dari bulan Juli 2010 mekanis dan kimiawi dengan insektisida dosis 2
sampai April 2011. ml/1 air. 1
Bahan yang digunakan berupa bibit Nenas Pengamatan morfologi tanaman dilakukan
Bogor hasil perbanyakan kultur jaringan, solid setiap 2 minggu sekali dengan total 10 kali
(sebagai pupuk dasar untuk meningktkan pengamatan.Sedangkan untuk parameter
kesuburan tanah), cendawan mikoriza arbuskula, identifikasi mikoriza dilakukan pada akhir
insektisida, pupuk NPK (16:16:16), HCl 1%, pengamatan di laboratorium.Karakter tanaman
KOH 10%, fuchsin, dan akuades. Alat yang yang diamati meliputi tinggi tanaman (em),
digunakan adalah peralatan untuk pengolahan panjang daun (em), Iebar daun (em), jumlah daun
lahan, meteran, neraca analitik, kertas millimeter (helai), panjang akar (mm), jumlah akar (helai),
blok, pisau cutter, mikroskop, tabung reaksi jenis mikoriza, dan persentase akar yang
petridis, pinset, dan pipet tetes. terinfeksi. Pengamatan dimulai pada saat tanaman
Penelitian ini menggunakan Rancangan berumur 4 MST untuk pertambahan tinggi K
Acak Kelompok (RAK) dengan 3 ulangan. tanaman, panjang daun, Iebar daun, dan jum lah
Perlakuan terdiri dari 5 dosis mikorizaO; 2,5; 5;
:4 Enviagro, Jurnal Pertanian dan Lingku11ga11 ISSN 1978-1644 25
Oklober 201 L Vol. 3 No. L hal 1-43

30 daun sampai 20 MST sedangkan parameter Akar yang terinfeksi dapat diketahui
50 lainnya diamati pada 20 MST. melalui mikroskop dengan perbesaran 40x.
10 Metode yang digunakan untuk pembersihan Menurut Giovannetti dan Mosse (1980) cit.
:al dan pewarnaan akar yaitu metode dari Phillips Haryuni (200 1) rum us yang digunakan adalah:
ln. dan Hayman (1970) dalam Novikusianti
llr (2005).Akar nenas yang menjadi sampel diambil % lnfeksi akar =
Panjang akar terinfeksi
X 100%
3 dari lahan penelitian lalu dibersihkan pada air Panjang akar diamati
mengalir sampai benar-benar bersih.Contoh akar
an diambil kemudian dipilih akar yang masih muda Data dianalisis menggunakan analisis
an berupa akar sekunder.Akar tersebut direndam varian pada taraf kepercayaan 95%. Jika hasil
an dalam KOH IO% selama 24 jam sampai berwana menunjukkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan
an bening.Jika belum bening maka dilakukan dengan ujiDMRT pada tarafkepercayaan 95%.
an perendaman ulang sampai benar-benar
I I bening.Akar yang sudah bening tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
Jit kemudian direndam dalam HCI I% selama 24
'al jam.Selanjutnya larutan HCI I% dibuang dan Morfologi Tanaman Nenas. Tanaman
diganti dengan larutan pewarna fuchsin I 0% dan nenas yang berasal dari bibit hasil in
an akar dibiarkan 24 jam. Akar dipotong sepanjang vitromemiliki pola pertumbuhan yang
bit I em yang jumlahnya sebanyak I 0 helai tiap berbeda.Perlakuan dosis mikoriza (control)
tanaman. Untuk mengukur panjang hifa sampai dengan 10 gram per tanaman memberikan
an
digunakan kertas millimeter blok yang diletakkan pengaruh nyata pada parameter pertambahan
ng.
di bawah kaca objek pada mikroskop. Kemudian panjang daun dan pertambahan jumlah
:as
akar diamati pada mikroskoptersebut dan daun.Sedangkan pada parameter lainnya yaitu
dilakukan penghitungan persentase infeksi pertambahan tinggi tanaman, pertambahan Iebar
ha
dengan cara membagi jumlah akar yang terinfeksi daun, pertambahan jumlah daun, panjang akar,
00
dengan jumlah akar total dikalikan I 00%. dan jumlah akar tidak memberikan beda nyata
tm
sama sekali (Tabel I).
lik
lik
Tabel I. Analisis ragam pengaruh dosis mikoriza terhadap pertumbuhan nenas Bogor (lokal Bangka)
mJ
hasil kultur jaringan 20 MST
an
Parameter yang Diamati Do sis Pr>F KK(%)
111
uti Pertambahan Tinggi Tanaman (em) 2.05 0.179 I0.66
an Pertambahan Panjang Daun (em) 6.44* 0.013 7.82
Pertambahan Lebar Daun (em) 1.13111 0.406 15.6I
m.
ali Pertambahan Jumlah Daun (helai) 4.36* 0.034 5.66
111
;an Panjang Akar (em) 2.55 0.121 5.66
na Jumlah Akar (helai} 3.5i11 0.059 4.18
gu Keterangan: * berpengaruh nyata
:tra tn tidak berpengaruh nyata
;2

:an
ali
I Tabel 2. Rerata pertambahan tinggi tanaman, panjang daun, Iebar daun, jumlah daun, panjang akar, dan
jumlah akar tanaman nenas Bogor (lokal Bangka) hasil kultur jaringan yang diaplikasikan
mikoriza selama 20 minggu pada 20 MST
ter Parameter yang Diamati
hir Dosis Pertambahan Pertambahan Pertambahan Jumlah
Mikoriza (g) Pertambahan Panjang
tan Tinggi Tanaman Panjang Daun Jumlah Daun Akar
Lebar Daun (em) Akar (em)
(em} {em) {HelaQ {em)
n),
Kontrol 16.83 16.42ab 1.49 10.51b 25.25 35.47
LUn
2.5 15.3 14.32b 1.53 10.62b 24.91 34.91
li), 5 16.6 16.78ab 1.46 11.27b 26.22 38.9
mg 7.5 19.23 18.18 a 1.82 11.84ab 27.63 37.5
tan 10 16.01 13.77 b 1.48 l3.47a 27.97 37.87
sgl Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak beda nyata pada uji
lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada tarafkepercayaan 95%.
lah
,....
Enviagro. Jurnal Pertanian dan Lingkungan
ISSN 1978-1644 26 E

Oktober 20 I L Vol. 4 No. 2. hal 1- 43


c

Dosis mikoriza yang diaplikasikan pada tanaman dapat memberikan pengaruh lebih baik
tanaman nenas ternyata memberikan hasil yang pada tanaman padi gogo (monokotil) t
beragam pada berbagai parameter dibandingkan dosis lainnya bagi pertumbuhan )'

pengamatan.Aplikasi mikoriza juga tidak langung bibit tanaman. g


meningkatkan pertumbuhan tanaman Dosis mikoriza yang tinggi tidak s
nenas.Pemberian mikoriza semua dosis berbanding lurus dengan tinggi tanaman (Gambar d
menghasilkan pertumbuhan terbaik dibandingkan 1). Pada do sis 10 gram/tanaman pertambahan s
kontrol hanya pada parameter jumlah daun (Tabel tinggi tanaman hanya 16,01 em. Sebaliknya pada 1:
2). dosis 2,5 dan 5 gram/tanaman pertambahan tinggi
Do sis mikoriza 7,5 gram per tanaman tanaman berturut-turut dan 15,3 em16,6 em.
meningkatkan pertambahan panjang, tinggi Perlakuan mikoriza (kontrol) tanaman lebih tinggi
tanaman dan Iebar daun yang tertinggi (Tabel 2). bila dibandingkan do sis 10 gram/tanaman. g
Sarna halnya dengan panjang daun, pertambahan Aplikasi mikoriza dengan dosis tinggi tidak p
kedua parameter m1 dipengaruhi oleh otomatis langsungmenambah panjang daun p
keseimbangan dari mikoriza pada dosis tersebut. (Gambar 1). Pada dosis 7,5 gram/tanaman d
Saat mikoriza pada do sis 7,5 gram proses pertambahan panjang daun meneapai 18.18 em d
simbiosis akan mulai bekerja. Tanaman nenas atau tertinggi dibanding dosis lainnya. Sementara d
termasuk tanaman monokotil. Menurut pada do sis 10 gram/tanaman pertambahan
panjang daun hanya 13.4 7 em. S<
Chairuman (2008), dosis mikoriza 7,5 gram per
g

~ ;:(,•:•.:·

~
~ 1~''."-'

a
g
n
2
L ·:•(' Jl
l b n
1-l <<·
~ .:..:· 27
A
c 12 ·~<· ::1
~ 1•)_•:":' 0
~ n
~
-;;
•:.f•(
e1
.!! 4 ;_•(·
!:;
;: )~•(• d
~,,,
0. <) (,(, et

25 5 7.S e1
Do>is n~ikoril~ lcr~n'l u
45 ':":.
tc
4·:•.0·!
-s ::: )·}
5,_; (~<} I.. ·h-: ..:":'
...•1
~

;;(, (oo:O

'''}')

:s :' :.
Dosh t:likorilA !gr ~n·t

Gambar 1. Rerata pertambahan tinggi tanaman (em), pertambahan panjang daun (em), pertambahan Iebar
daun (em), pertambahanjumlah daun (helai), panjang akar (em) danjumlah akar nenas Bogor
(lokal Bangka) hasil kultur jaringan yang diaplikasikan mikoriza selama 20 minggu pada 20
MST
26 Enviagro, Jurnal Pertanian dan Lingkungan ISSN 1978-1644 27
Oktober 2011, Vol. 4 No.2. hal 1-43

Lik Pertambahan lebar daun tanaman nenas Pada parameter jumlah daun pertambahan
il) tidak berbanding lurus dengan dosis mikoriza terbanyak diperoleh pada dosis mikoriza 10 gram
an yang tinggi (Gambar 1). Pada dosis 10 per tanaman. Jumlah daun erat hubungannya
gram/tanaman lebar daun hanya 1,48 em dengan kemampuan tanaman dalam
ak sedangkan pada dosis 7,5 gram/tanaman lebar memanfaatkan unsur hara yang tersedia dalam
1ar daun 1,82 em. Selain itu, perlakuan mikoriza melakukan proses fotosintesis guna mendapatkan
an seeara umum juga belum memberikan pengaruh nutrisi dan sumber makanan. Hal ini pula
da langsung terhadap pertambahan lebar daun. kemungkinan yang menyebabkan tidak adanya
;gl Aplikasi mikoriza berpengaruh positif pertambahan yang signifikan dari do sis 10 gram
m. terhadap pertambahan jumlah daun tanaman per tanaman, pada ketiga parameter
~gl nenas (Gam bar 1). Mulai dari dosis 2,5 sebelumnya.Hal ini disebabkan unsur hara yang
gram/tanaman sampai 10 gram/tanaman tersedia terkonsentrasi untuk penambahan jumlah
ak pertambahan lebar daun lebih besar dibandingkan tunas. Menurut Y efri wati (2004 ), perkembangan
un perlakuan tanpa mikoriza (kontrol). Selain itu, dan kepadatan spora seeara positif berkorelasi
an dosis mikoriza berbanding lurus dengan lebar dengan peningkatan kolonisasi akar sehingga
:m daun. Semakin tinggi dosis mikoriza, jumlah penyerapan unsur hara akan lebih baik dan akan
tra daunjuga akan semakin besar. mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih
an Semakin tinggi dosis mikoriza maka baik seperti pada jumlah daun.
semakin panjang akar (Gambar 1). Pada dosis 2,5 Bibit nenas yang berasal dari kultur
gram/tanaman panjang akar 24,91 em dan terus jaringan terutama yang masih berukuran keeil
meningkat seiring dengan dosis yang tinggi pada bisa menjadi salah satu alasan rendahnya
10 gram/tanaman (27,97 em). Selain itu, pada pertumbuhan nenas. Pada kondisi tertentu, bibit
dosis rendah (2,5 gram/tanaman) panjang akar hasil kultur jaringan lambat dalam beradaptasi
lebih rendah dibandingkan tanpa mikoriza dengan lingkungan makro. Apalagi dengan
(kontrol). kondisi tanah podsolik merah kuning (PMK)
Aplikasi mikoriza dapat menambah jumlah yang kurang eoeok dalam proses
akar tanaman nenas minimal pada dosis 5 pertumbuhannya. Selain itu, jenis nenas yang
gram/tanaman (Gambar 1) sekaligus digunakan berupa nenas Bogor juga dapat
menghasilkan jumlah akar tertinggi. Pada dosis menyebabkan lambatnya pertumbuhan tanaman.
2,5 gram/tanaman, jumlah akar tidak lebih baik Menurut Maulati (20 10), pertumbuhan nenas
jika dibandingkan dengan perlakuan tanpa Bogor pada lahan PMK eukup rendah
mikoriza (kontrol). dibandingkanjenis nenas Bukur maupun Peranak.
Pembahasan. Potensial hidrogen (pH) Berdasarkan Riset Pengembangan Buah-Buahan
optimum untuk perkembangan eendawan Unggulan Indonesia Kementiran Riset dan
mikoriza berbeda-beda tergantung pada adaptasi Teknologi (2002), sebagai nenas tipe Queen,
eendawan mikoriza terhadap lingkungan.pH nenas Bogor menunjukkan tipe pertumbuhan
dapat berpengaruh langsung terhadap aktivitas yang lebih terbatas.
enzim yang berperan dalam perkeeambahan spora Peran dari mikoriza yang rendah pada
eendawan mikoriza (Delvian 2006). Suhu terbaik tanaman nenas bisa terjadi karena adanya
untuk perkembangan mikoriza adalah 30°C, hambatan dalam proses simbiosis antara akar
tetapi untuk kolonisasi miselia yang terbaik dengan mikoriza. Menurut Mosse dalam
adalah pada suhu 28-35°C (Setiadi 2001). Novikusianti (2005), proses infeksi mikoriza
Banyaknya jumlah mikoriza yang diberikan dipengaruhi oleh faktor kepekaan inang, faktor
ke tanaman tidak seeara langsung membuat iklim, dan faktor kepekaan tanah.Pernyataan ini
tanaman tumbuh lebih baik.Hal ini kemungkinan juga didukung oleh Brundrett dalam Rahmadhani
disebabkan pada do sis 10 gram per tanaman (2007) bahwa faktor lingkungan terutama
terjadi penumpukan mikoriza yang justru intensitas eahaya sangat berpengaruh terhadap
membuatnya lambat terurai.Hal ini didukung oleh pertumbuhan dan perkembangan mikoriza serta
pernyataan Bastari (20 10) bahwa pemberian keberhasilan simbiosisnya dengan inang.
)ar mikoriza pada 10 gram per tanaman pertumbuhan Intensitas eahaya matahari tinggi akan
tanaman lada lebih rendah bila dibandingkan meningkatkan suhu tanah. Selanjutnya suhu tanah
~or

20 dengan kontrol.Walaupun tanaman berbeda fokus akan mempengaruhi kapasitas dan derajat infeksi
utama tetap ada pada kinerja dari mikoriza. mikoriza pada tanaman .

.....
Enviagro, Jurnal Pertanian dan Lingkungan ISSN 1978-1644 28
Oktober 2011, Vol. 4 No.2, hal 1-43

Identifikasi Infeksi Mikoriza. Berdasarka yang kecil.Adanya infeksi ini tidak otomatis hifa
pengamatan dengan menggunakan mikroskop dapat terlihat secara jelas.Hal ini bisa disebabkan
pada perbesaran 40x terlihat adanya tanda-tanda oleh faktor internal dari akar itu sendiri seperti
infeksi seperti terbentuknya hifa (Gambar kekebalan dinding sel. Menurut Novikusianti
2).Tanaman yang diaplikas mikoriza memeliki (2005), kandungan lignin dan tanin pada akar
tanda infeksi berupa hifa yang berbentuk seperi tanaman menyebabkan tanda-tanda infeksi sulit
jarring pada akar.Mikoriza yang diaplikasikan diketahui. Walaupun telah melalui proses
pada tanaman nenas terdeteksi melalui mikroskop pencucian KOH dan HCl lignin dan tianin
pada akar tanaman walaupun dengan persentase tersebut tidak otomatis hilang.

1 2 3 4

Gambar 2. Hi fa pada akar sekunder nenas Bogor pada berbagai dosis mikoriza: 1= 0 g/tanaman (kontrol),
2= 2.5 g/tanaman, 3= 5 g/tanaman, 4= 7.5 g/tanaman, 5= 10 g/tanaman pada 20 MST

Tabel 3. Persentase infeksi mikoriza pada akar sekunder Gigaspora dan Glomus pada pengamatan
tanaman nenas Bogor (lokal Bangka) pada 20 mikroskop dengan perbesaran 40x dibedakan oleh
MST
warna spora.Gigaspora memiliki warna putih
Dosis Mikoriza (gram) Persentase lnfeksi (%)
0 0 sedangkan Glomus berwarna kuning dan
2.5 16.7 coklat.Kedua genus mikoriza ini berada di sekitar
5 17.5 daerah perakaran (rizosfer) tanaman nenas.Pada
7.5 19.5 control (tanpa mikoriza) tidak terlihat adanya
10 17.3
sebaran spora. (
Glomus merupakan genus dari mikoriza
Infeksi pada akar sekunder tanaman
selain Gigaspora yang mampu bertahan
nenas · teramati pada mikroskop dengan
hidup.Kemampuan bertahan dari Glomus ini bisa
perbesaran 40x. Infeksi ini dicirikan oleh adanya
dikarenakan keberadaanya pada akar tanaman di
hifa yang berbentuk jarring pada bagian badan
tanah yang tidak begitu dalam.Kedalaman tanah
akar.Hifa yang terlihat merupakan hifa internal
dapat mempengaruhi jumlah dan jenis
yang terdapat pada sel korteks. Perlakuan
mikoriza. Semakin bertambah kedalaman maka
mikoriza dengan dosis 7,5 gram per tanaman I
jumlah dan jenis spora yang ditemukan semakin
menunjukkan persentase infeksi yang lebih tinggi t
sedikit hal ini dipengaruhi oleh kandungan air,
yaitu 19,5% jika dibandingkan dengan perlakuan v
kandungan oksigen, dan bahan organik.Pada
lainnya (Tabel 3). Persentase infeksi mikoriza t
kedalaman 0-30 em tipe spora yang dominan
pada akar tanaman nenas tidak ada yang t
yaitu Glomus karena Glomus toleran terhadap
mencapai 20% (Tabel 3).Persentase tersebut bisa ll
kondisi lingkungan yang ekstrim (Rahmadhani
dikatakan tergolong rendah.Padahal infeksi (
2007).
mikoriza pada tanaman nenas bisa mencapai
Ada 2 genus mikoriza yaitu Gigaspora
77.89% (Hasbi 2005).Kecilnya infeksi akar oleh
dan Glomus yang terdeteksi pada rizosfer nenas
mikoriza dimungkinkan karena sedikitnya
melalui pengamatan mikroskop dengan
terbentuk hifa eksternal.lnfeksi akar dapat terjadi 1
perbesaran 40x. Jumlah dari masing-masing J,
akibat aktifitas hi fa yang berada dalam tanah (hifa
genus ini tidak berbeda jauh hanya 1 atau 2 spora p
eksternal). Infeksi ini juga sangat ditentukan
saja sedangkan genus lain tidak terdeteksi. Dosis p
adanya kesesuaian mikoriza dengan inang dalam
10 gam per tanaman memiliki jumlah terbanyak
mekanisme transfer atau pertukaran nutrisi antara 0
dengan total 18 spora. Sedangkan spora terendah
keduanya, kemampuan hidup mikoriza, dan a
terdapat pada dosis 5 gram per tanaman dengan
kepekaan inang (Hasbi 2005).
total 12 spora. Menurut Mosse dalam
28 Enviagro, Jurnal Pertanian dan Lingkungan ISSN 1978-1644 29
Oktober 2011, VoL 4 No.2. hal 1-43

ifa Novikusianti (2005) adanya perbedaan yang DAFTAR PUSTAKA


an menunjukkan bahwa vegetasi dengan jumlah
rti persentase spora yang besar tidak berarti bahwa Chairuman N. 2008. Efektifitas Cendawan
rlti persentase infeksinya akan besar pula. Raguphthy Mikoriza Arbuskula Pada Beberapa Tingkat
:ar dan Mahadevan dalam Novikusianti (2005), juga Pemberian Kompos Jerami Terhadap
llit menyatakan tidak ada korelasi antara jumlah Ketersediaan Fosfat Serta Pertumbuhan dan
:es spora dengan persentase infeksi akar pada inang. Produksi Padi Gogo Di Tanah
lin Jadi, walaupun jumlah spora yang terdeteksi ada Ultisol.[TESIS]. Faperta Universitas
sedangkan infeksi tidak ada sama sekali, hal Sumatera Utara.
tersebut sangat mungkin terjadi.Kedua jenis Departemen Perindustrian. 2009. Roadmap
5' mikoriza yang dijumpai ini terlihat lebih mampu Industi Pengolahan Buah.
beradaptasi jika dibandingkan dengan jenis http://ikah.depperin.go.id I edocument I
mikoriza yang lainnya.Hal ini bisa terjadi karena ROADMAP- BUAH. pdf.[2 Juli 20IO].
keduanya lebih mampu beradaptasi terhadap Ditjen Holtikultura. 2005. Perkembangan
kondisi setempat. Menurut Hasbi (2005), Glomus Produksi N enas Indonesia.
mempunyai kemampuan adaptasi dengan jenis http://www.bps.go.id/ tab sub/ print. Php
tanaman budidaya yang lebih luas jika ?id subyek=55%20 & notab=6
dibandingkan dengan genus lainnya. [24 Juli 20 I 0].
DPTP. I994. Penuntun Budidaya Hortikultura
)1 ), 12 (Nenas). Proyek Peningkatan Produksi
10
10 9 Tanaman Pangan. Dinas Pertanian
....
nl Tanaman Pangan. Provinsi Daerah Tingkat
0 8
an c. I Bengkulu. 238p.
VI
..t:. 6 Haryuni.200 1. Pengaruh Mikoriza Vesikular-
eh nl Glomus
tih E:I 4 Arbuskular dari Beberapa Daerah terhadap
~"-I

an 2 Pertumbuhan dan Kesehatan Bibit


tar Kakao.[TESIS]. Faperta UGM
0
da Hasbi R. 2005. Studi Diversitas Cendawan
0 2.5 5 7.5 10
ya Dosis Mikoriza (gram) Mikoriza Arbuskula (CMA) pada Berbagai
Tanaman Budidaya di Lahan Gambut
Gambar 9. Jumlah rata-rata spora mikoriza tiap Pontianak. Jurnal Agrosains. Vol2, No 1.
.za
50 gram tanah yang terdeteksi di Kementrian Negara Riset dan Teknologi. 2002.
an
sekitar akar tanaman nenas pada 20 RUSNAS Pengembangan Buah-Buahan
tsa
MST Unggulan Indonesia.
di
ah Lakitan B. 2008. Dasar-Dasar Fisiologi
KESIMPULAN Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
tllS
ka Maulati.20 I 0. Kajian Pola Pertumbuhan Produksi
Inokulasi mikoriza pada dosis 7,5 gram per Dan Daya Adaptasi 7 Jenis Nenas Lokal
em
tanaman mampu menghasilkan laju pertumbuhan Bangka Di Lahan Podsolik Merah
nr,
vegetatif tertinggi untuk parameter tinggi Kuning.[SKRIPSI]. FPPB UBB
.da
tanaman, panjang daun, dan Iebar daun tetapi Mustikarini ED. 2008. Analisis Keragaman
an
tidak pada jumlah daun. Genus mikoriza yang Morfologi dan RAPD Tujuh Tanaman
ap
mampu menginfeksi akar tanaman nenas adalah Nenas Lokal Bangka Di lahan Bekas
Inl
Gigaspora dan Glomus sebesar I9,5%. Penamabangan Timah. Eviagro, Jurnal
)fa Pertanian dan Lingkungan Vol.2 Nol April
UCAP AN TERIMA KASIH 2008. 7-I4.
laS
,an Naibaho N, Danna K, Sobir, dan Suhartanto MR.
T erima kasih disampaikan kepada Direktorat 2008. Perbanyakan Massal Bibit Nenas
ng
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Dengan Stek Daun. Bogor: Pusat Kajian
)fa
Pendidikan Nasional sesuai Surat Perjanjian Buah Tropika. LPPM IPB.
SIS
Pelaksanaan Penelitian Nomor: Novikusianti W.2005. Status Cendawan Mikoriza
ak
015/SP2H/PP/DP/IV/2009, tanggal 6 April 2009 Arbuskula Pada Berbagai Jenis Tanah dan
1ah
atas biaya penelitian yang diberikan. Tipe Penggunaan Lahan Di Pulau Bangka.
:an
llli
Enviagro, Jurnal Pertanian dan Lingkungan ISSN 1978-1644 30
Oktober 201 L Vol. 4 No, 2, hal 1-43

[SKRIPSI]. FPPB. Universitas Bangka Produksi dan Kualitas Nenas. http//:library.


Belitung. usu. ac. id I download/ fp/bdp- ferry. pdf -
Rahmadhani F. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk 37k- View as html (20 Juli 2010).
Rock Fosfat dan Berbagai Jenis Isolat Suherman C. 2006. Pertumbuhan Bibit Cengkeh
Mikoriza Vesikular Arbuskula terhadap (Eugenia aromatica O.K) Kultivar Zanzibar
Produksi Tanaman Kedelai pada Tanah yang Diberi Fungi Mikoriza Arbuskula dan
Gambut Ajamu, Labuhan Pupuk Majemuk NPK. http ://duniaebook
Batu.http://.blogspot.com/2009/09 .net/respon- pertumbuhan-dan-
/prospek-pupuk-hayati -mikoriza.htm [26 perkembangan- cendawan- mikoriza-
April2011] arbuskula [25 April 2011]
Schultz C, Subronto S, Latif AM, Moawad, & Widiastuti H, Guhardja E, Nampiah Soekarno, L.
PLG Vlek ( 1999). Peranan Mikoriza K. Darusman, Didiek Hadjar Goenadi,
Vesikuler Arbuskuler (MVA) dalam Sally Smith .2002. Optimasi Simbiosis
Meningkatkan Penyesuaian Diri Planlet Cendawan Mikoriza Arbuskula
Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Acaulo.spora tuberculata dan Gigaspora
Lingkungan Tumbuh Alami. J. Penelitian margarita pada Bibit Kelapa Sawit Di
Kelapa Sawit, 7, 145-156. Tanah Masam. Menara Perkebunan, 2002,
Setiadi Y. 2001. Peranan Mikoriza Arbuskula 70(2), 50-57
dalam Rehabilitasi Lahan Kritis Di margarita pada bibit kelapa sawit di tanah masam.
Menara Perkebunan, 2002, 70(2), 50-57 I
Indonesia. Disampaikan dalam Rangka
Seminar Penggunaan Cendawan Mikoriza Yefriwati. 2004. Pengaruh Beberapa Jenis CMA
r
dalam Sistem Pertanian Organik dan terhadap Serangan Penyakit Layu Bakteri
2
Rehabilitasi Lahan Kritis. Bandung 23 pada Bibit Pisang. [SKRIPSI].Faperta.
Cl
April2001. Universitas Andalas, Padang.
I
Sitepu FET. 2003. Merangsang Pembungaan dan l
Pembuangan Tunas Untuk Meningkatkan
},

y
k
I-
I<
p
5
sc
ti
U:
B

K
kc
Ia
Ul
sc:
di
di

2(
m
m
D
lSI
ENVIAGRO
Vol. 4 No.1 Oktober 2011

Uji Daya Racun Cuka (Asam Asetat) Pada Awal Pujisiswanto H 1-6
Pertumbuhan Gulma

Faktor Pendorong Petani Masih Bertanam Lada di Setiawan I dan Sitorus R 7-13
Desa Bernas Kecamatan Simpang Katis
Kabupaten Bangka Tengah

Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Mira, Widyastuti U dan 14-22


Pertumbuhan Dan Produksi Padi Lokal Bangka di Mustikarini ED
Media Sandy Clay Pasca Penambangan Timah

Pengaruh Pemberian Mikoriza Terhadap Rusdi, Suharsono S dan 23-30


Pertumbuhan Nenas Bogor (Lokal Bangka) di Mustikaririi ED
PMKBangka

Efisiensi Penggunaan Input dan Pemasaran Cabai Sitorus R 31-37


Merah di Desa Zed Kecamatan Mendo Barat
Kabupaten Bangka

Pertumbuhan Karet di Tailing Pasir Pasca Inonu I 38-43


Penambangan Timah

ISSN 1978-1644

11 1111 1111111111 11 111111


9 771978164452

UBB Press

Anda mungkin juga menyukai