Anda di halaman 1dari 10

1.

Permasalahan: Miskonsepsi peserta didik SMA pada materi fisika gerak lurus (jurnal ini
memuat cara mengidentifikasi miskonsepsi siswa dalam pembelajaran fisika materi
gerak lurus”
Solusi/cara mengatasi berdasarkan artikel:
a. identifikasi faktor penyebab miskonsepsi yang dialami peserta didik yang
dapat bersumber dari buku teks, konteks, guru, metode mengajar guru,
dan dari diri peserta didik

b. diidentifikasi miskonsepsi SMA dengan menggunakan tes diagnostik four-


tier berbasis masalah kontekstual berbantuan Quizizz pada materi gerak
lurus yang diberikan kepada peserta didik
c. Diberikan tes diagnostic kepada guru dan wawancara lansung mengenai
permasalahan miskonsepsi yang terjadi kepada peserta didik
Cara mengatasinya:

 Penelitian ini dilakukan identifikasi faktor penyebab miskonsepsi yang


dialami peserta didik yang dapat bersumber dari buku teks, konteks,
guru, metode mengajar guru, dan dari diri peserta didik
 Pneyebab miskonsepsi dari guru
peserta didik mengalami miskonsepsi karena tidak adanya diskusi
maupun tanya jawab mengenai materi gerak lurus. Terkadang setelah
dijelaskan materi oleh guru, ada beberapa peserta didikyang tidak
sepenuhnya paham dan peserta didik kadang enggan bertanya dan
itulah yang menyebabkan miskonsepsi pada peserta didik
 Penyeybab miskonsepsi dari diri peserta didik
Penyebab miskonsepsi yang berasal dari dalam diri peserta didik terdiri
dari prakonsepsi (P), pemikiran humanistic (PH), reasoning yang salah
(R), pemikiran asosiatif (PA), dan intuisi yang salah (I)
diketahui bahwa penyebab miskonsepsi terbesar pada peserta didik
adalah berasal dari pemikiran humanistik. Pemikiran humanistik yaitu
peserta didik sering memandang semua benda secara manusiawi.
Peserta didik menganggap tingkah laku benda seperti tingkah laku
makhluk hidup, sehingga dapat menimbulkan pemahaman yang salah

faktor penyebab miskonsepsi terbesar yakni berasal dari diri sendiri atau dari pemikiran
humanistik, selain itu penyebab lainnya yakni prakonsepsi terhadap materi dan intuisi
yang salah serta reasoning yang salah

C
Peneliti selanjutnya yakni diharapkan hasil penelitian tersebut dapat dilakukan untuk
lanjutan penelitian mengenai cara mereduksi peserta didik dalam miskonsepsi dengan
memilih metode pembelajaran yang tepat, kemudian diharapkan dapat dijadikan
sebagai perbaikan dalam proses pembelajaran bagi guru dalam meminimalisir
miskonsepsi peserta didik, serta diharapkan guru dapat melakukan proses
pembelajaran secara konseptual dan dilakukan praktikum agar peserta didik paham
terhadap konsep yang diajarkan dan
timbul ketertarikan terhadap mata
pelajaran fisika terutama materi gerak lurus

2. ANALISIS MISKONSEPSI SISWA


SMA PADA KONSEP FLUIDA
Permasalahan yang ditemukan:
a. Adanya Miskonsepsi siswa pada konsep gaya angkat
Archimedes atau gaya apung pada dasarnya terjadi saat siswa gagal
menghubungkan konsep tersebut dengan besaran lainnya seperti
volume benda dan massa jenis
b. sebagian siswa terdapat kekeliruan dalam mengaitkan besar
gaya apung dengan bagian volume benda yang mengapung.
c. Adanya kesulitan siswa dalam menafisrkan lambang rumus (antara V
dan V) untuk mencari besar debit

3. RANCANGAN GAME EDUKASI


SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
ALTERNATIF FISIKA PADA MATERI
GERAK PARABOLA
Masalah yang ditemukan:
Siswa bosan mengerjakan soal latihan menggunakan buku
Kurangnya minat belajar siswa pada materi fisika gerak parabola yang disajikan melalui buku paket
Cara mengatasi:
media pembelajaran alternative pada materi gerak parabola
Dikembangkan
berupa game edukasi dengan menampilkan materi dan soal dalam bentuk
animasi dan game sehingga dapat mencipatakan pembelajaran fisika yang
tidak membosankan dan dapat menumbuhkan minat belajar siswa untuk
menyelesaikan soal gerak parabola yang dikemas dalam bentuk game
.
4. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA
BERBANTUAN 3D APPLICATION SCRATCH PADA TOPIK
GERAK PARABOLA
Masalah yang ditemukan:
Masalah mendasar yang sering dialami dalam pembelajaran fisika di kelas yaitu
terletak pada keterbatasan penggunaan media pembelajaran dalam
menyampaikan konsep-konsep fisika yang kompleks sehingga menyebabkan
kurangnya kontribusi positif siswa terhadap proses pembelajaran (minat,
motivasi, keterampilan berpikir kritis, daya serap belajar)

solusi: mengembangkan media pembelajaran berbasis Scratch pada materi gerak


parabola. Yang dikemas secara kreatif dan efektif dalam menyampaikan informasi
(materi) yaitu dengan mengintegrasikan fitur-fitur interaktif pada platform
Scratch, seperti animasi (kombinasi ilustrasi dan audio) dan permainan,
untuk meningkatkan daya tarik pembelajaran dan meningkatkan
retensi informasi.

5. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Melalui


Model Pembelajaran Context-Based Learning(CBL)
Pada Materi Dinamika Gerak
Masalah yang ditemukan;
Rendah/lemahnya kapasitas peserta didik dalam berpikir kreatif
karena Pembelajaran yang masih terbatas dan cenderung
bersifat konseptual dan terpencil dari realitas sehari-hari
memanfaatkan model pembelajaran CBL yakni dengan
menyajikan materi pelajran yang memiliki hubungan padafaktor-
faktor nyata yang ada dalam keseharian peserta didik
sehingga membuat peserta didik terlibat secara aktif,
memperkuat pemahaman mereka, dan membuat informasi
tersebut sulit untuk dilupakan karena diulang-ulang dalam
konteks kehidupan sehari-hari.
6. Pengembangan Media Video Animasi dengan Kinemaster untuk Pembelajaran
Fisika pada Topik Gerak Parabola Kelas X SMA

Masalah yang ditemukan:


a. Pembelajatran fisika yang masih didominasi dengan metode ceramah
b. minat dan memotivasi belajar siswa terhadap fisika yang
masih rendah membuat sebagian siswa tidak menyukai
mata pelajaran fisika dikarenakan terlalu banyak rumus.
c. hasil belajar aspek kognitif peserta didik rendah karena:
 peserta didik kesulitan memahami maksud peristiwa dari soal
ke dalam rumus, dan ke dalam kejadian nyatanya
 Peserta didik kesulitan menghubungkan hasil analisis yang
diperoleh terhadap fakta yang akan terjadi
 peserta didik kesulitan memahami materi terutama
konsep fisikanya
 Peserta didik cenderung terpaku pada satu rumus tanpa
memperhatikan peristiwa fisikanya
 kurangnya minat dan motivasi belajar peserta didik untuk
mengulang kembali materi fisika di rumah
 sikap dan keaktifan peserta didik dalam belajar fisika
kurang serta peserta didik kurang antusias pada mata
pelajaran fisika

Solusi yang disajikan:


Menciptakan pembelajaran menarik dengan bantuan media pembelajaran berbasis
teknologi yaitu Menggunakan video animasi berbasis aplikasi kinemaster pada pembelajaran fisika (materi
gerak parabola)

7. PERAN METAKOGNISI UNTUK MENDUKUNG KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM


PEMBELAJARAN FISIKA

Rendahnya kemampuan metakognisi peserta didik terhadap kemampuan pemecahan masalah.

Adanya miskonsepsi pada peserta didik

Solusi: Mengaktifkan suasana belajar di dalam kelas, merupakan salah satu upaya nyata untuk
mempengaruhi kempuan metakognisi.
Penggunaan berbagai representasi dalam menyampaikan informasi (materi pelajaran) misalnya dengan
menggunakan LCD atau teknologi lain untuk meningkatkan kemampuan metakognisi peserta didik

1. kebutuhan akan bahan ajar yang mengacu pada kurikulum terbaru,


yaitu kurikulum merdeka
2. peserta didik saat ini berkarakteristik digital native.
3. siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dan
mendeskripsikan fenomena untuk membawanya ke dalam konsep
fisika
4. siswa kesulitan dalam karena Pengalaman empiris yang
berbeda ini menyebabakan

BAHAN AJAR HUKUM GERAK NEWTON STRATEGI


PEER INSTRUCTION BERBANTU NEARPOD

solusi : dengan mengembangkan bahan ajar materi menggunakan strategi


Peer Instruction berbantu Nearpod. Dimana Nearpod merupkan aplikasi
media slide presentasi yang kaya akan fitur media seperti gambar,
animasi, video bahkan integrasi simulasi phet sehingga memudahkan
guru dalam memfasilitasi peserta didik saat melaksanakan pembelajaran
fisika agar interaktif, menarik dan menyenangkan sehingga dapat tercapai
pemahaman konseptual yang baik

.
JURNAL INTERNASIONal
1. Berdasarkan jurnal yang melatarbelakangi diadakannya penelitian
karena ditemukannya permasalahan pada siswa yakni rendahnya
efikasi siswa dalam pembelajaran fisika melalui intruksi lingkungan
pembelajaran yang menggunakan laporan biasa. Rendahnya
efikasi siswa berdampak negatif pada motivasi diri siswa,
kepercayaan diri siswa dalam belajar, dan pemahaman konsepsi
siswa, yang tentunya akan mempengaruhi keterampilan kognitif
siswa.

Untuk mengatasi masalah diatas, maka diintegrasikan teknologi


dalam pengajaran dan pembelajaran yaitu aplikasi AR. Aplikasi AR
adalah aplikasi yang dapat memvisualisasikan dunia mikroskopi,
memvisualisasikan konsep-konsep abstrak secara umum dengan
model 3D. Sehingga siswa dapat secara lansung mengintegrasikan
dan mengeksplorasi pemahaman konsepsi secara real. Karakteristik
teknologi AR adalah dapat mengubah konten dan konsep
pembelajaran abstrak menjadi konten yang hidup dan dinamis,
membuat fenomena yang tidak dapat diamati secara lansung dapat
divisualisasikan didalam kelas.

2. Permasalahan yang melatarbelakangi penelitian dalam jurnal ini


adalah (1) pengajaran materi eksperimen yang masih
menggunakan metode tradisional non-digital; (2) beban
kemampuan kognitif siswa yang dominan tinggi; (3) Kondisi
emosional siswa/tingkat emosi negative siswa tinggi (bosan,
frustasi dan tidak pasti). Sehingga berdampak pada prestasi siswa
pada materi fisika.
Dengan menerapkan pembelajaran yang disajikan dengan
segmen-segmen terpisah melalui alat bantu teknologi yaitu
aplikasi analisis video berbasis tablet. Aplikasi analisis video
secara otomatis menyediakan berbagai bentuk representasi
kepada peserta didik mencakup informasi pelengkap mengenai
motif yang diselidiki dalam eksperimen, gambar nyata, gambar
stroboskopik dan gambar diagram gerak.

3. Inovasi media pembelajaran ticker timer terintegrasi untuk


mendukung pembelajaran fisika berbasis inkuiri pada kompetensi
kinematika di sekolah menengah atas

Media pembelajaran yang tersedia di sekolah memiliki kinerja kurang baik


sehingga membuat guru tidak senang dan enggan menggunakan media
pembelajaran tersebut pada saat mengajar.

Guru tidak memfasilitasi siswa untuk menemukan pengetahuan melalui


penglamannnya sendiri akibatnya tujuan pembelajaran yang diharapkan
sulit untuk dicapai.

Berdasarkan permasalahan diatas, solusi yang dikembangkan adalah


dengan menerapkan model pembelajaran inovatif salah satunya adalah
pembelajaran berbasis inquiri dalam pembelajaran fisika. Peran utama
guru ketika melaksanakan pembelajaran berbasis inquuiri adalah
memfasilitasi siswa untuk dapat terlibat dalam proses inkuiri dan proses
berpikir untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri. Oleh karena itu,
dikembangkan Ticker timer terintegrasi sebagai media pembelajaran
inovatif untuk mendukung pembelajaran berbasis inkuiri. Ticker timer
terintegrasi hanya membutuhkan daya listrik relatif kecil dibandingkan
Ticker timer komersial, memiliki ukuran dimenasi kecil, muda digunakan,
aman dam berdaya than tinggi segingga dapat membantu dan memotivasi
guru dan siswa dalam pembelajaran fisika utamanya materi kinematika

Hambatan yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran fisika


dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam memahami konsep-
konsep fisika, berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa:

a. siswa sulit memahami konsep fisika secara teoritis dan matematis.


b. guru sulit mengorganisasikan pembelajaran fisika dengan baik
beberapa faktor, yaitu keterbatasan waktu, banyaknya tugas guru
kurikulum, keterbatasan fasilitas pendukung.
c. sarana prasarana sekolah yang cukup baik untuk mendukung
pelaksanaan pembelajaran fisika dengan menggunakan praktikum

kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar fisika dalam jurnal


diatasi dengan menerapkan praktikum Bifocal modeling framework (BMF). Bifocal
Modeling Framework (BMF) adalah pendekatan pembelajaran sains berbasis inkuiri yang

menghubungkan eksperimen fisik siswa dengan pemodelan komputer secara real time. Pembelajaran
bifocal modeling berbeda dengan pembelajaran dengan menggunakan model komputerisasi atau
simulasi. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran bifocal modeling, siswa memiliki kesempatan untuk
terlibat dalam mendesain eksperimen nyata yang terhubung dengan sistem sensor ke model virtual.
Pembelajaran dengan bifocal modeling pada materi fisika (eksperimen) dapat berpotensi membantu
siswa dalam memahami konsep fisika matematis dan guru dapat melaksanakan pembelajaran fisika
secara lebih maju dan berkualitas, membantu siswa untuk mengembangkan berbagai keterampilan,
seperti keterampilan mengukur, berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan komunikasi.
Dalam penelitian ini dikembangkan multimedia interaktif tentang konsep
termodinamika

dan diuji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas

multimedia interaktif melalui pendekatan pembelajaran berbasis masalah


kepada siswa

disposisi berpikir kritis. Pengembangan penelitian memiliki tiga tahap:

studi pendahuluan, pengembangan, dan uji lapangan. Pengujian lapangan


merupakan eksperimen semu dengan desain kelompok kontrol pretest dan
posttest. Subjek penelitian

terdiri dari empat dosen sebagai validator ahli, dua guru dan dua kelompok
yang terdiri dari 65 orang

siswa di sebuah sekolah menengah atas di kota Mataram, Indonesia. Data


dikumpulkan dengan menggunakan

kuisioner, observasi, wawancara, dan tes tertulis. Hasil dari

Uji normalized-gain sebesar 53,1 untuk kelompok eksperimen dan 52,2


untuk kelompok kontrol

kelompok. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam


peningkatan kemampuan kritis siswa

disposisi berpikir antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan multimedia interaktif


dapat

meningkatkan disposisi berpikir kritis siswa.


menggabungkan pembelajaran berbasis masalah dan multimedia

Anda mungkin juga menyukai