Anda di halaman 1dari 15

Fungs Pajak, Fungsi Investasi dan fungsi Impor.

1. Fungsi Pajak

Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang pajak yang
dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor pajak.
Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi
kesejahteraan masyarakat.

Uang pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk mendanai
pembangunan di pusat dan daerah, seperti membangun fasilitas umum, membiayai
anggaran kesehatan dan pendidikan, dan kegiatan produktif lain. Pemungutan pajak
dapat dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.

pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu: pajak tidak langsung dan pajak langsung.

1. Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax), Pajak tidak langsung merupakan pajak
yang hanya diberikan kepada wajib pajak bila melakukan peristiwa atau perbuatan
tertentu. Sehingga pajak tidak langsung tidak dapat dipungut secara berkala, tetapi
hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau perbuatan tertentu yang
menyebabkan kewajiban membayar pajak. Contohnya: pajak penjualan atas barang
mewah (PPnBM), di mana pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual barang
mewah.

2. Pajak Langsung (Direct Tax); Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan
secara berkala kepada wajib pajak berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat
kantor pajak. Di dalam surat ketetapan pajak terdapat jumlah pajak yang harus
dibayar wajib pajak.

Pajak langsung harus ditanggung seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak
dapat dialihkan kepada pihak yang lain. Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan
(PBB) dan pajak penghasilan.
Pemerintah dalam kenyataannya ada dua kemungkinan atas produk yang
membebani pajak dan tidak membebani pajak . Pajak Pemerintah merupakan salah
satu pendapatan negara yang bertujuan untuk membiayai pembangunan nasional .

Secara umum fungsi pajak di tunjukan T = To + t Y

T = Pajak total

To = Pajak otonom/rutin

T0 = proporsi pajak atas pendapatan

Y = Pendapatam

Contoh kasus.

Misalkan seorang karyawan mendapat gaji 5.000.000; per bulan atas gaji tersebut
pemerintah memungut pajak sebesar 10% . Pemerintah sendiri memungut pajak
dari masyarakatat sebesar 2.000.000; berapa Pajak yang di terima Pemerintah.

Maka Total pajak yang diterima adalah pajak rutin yang di terima dari masyarakat di
tambah dengan 10 % dari gaji karyawan. Maka besar pajak yang
diterima Pemerintah yaitu T = To + 0,1 x 5.000.000 = 2000.000 + 500.000 =
2.500.000;

2. Fungsi Investasi

Investasi oleh Pemerintah maupun swsta tidak terlepas dari adanya pengaruh
bunga. Jika Investasi dilambangkan dengan I dan tingkat bunga di lambangkan
dengan i (interest rate), maka fungsi permintaan atas investasi adalah

I = ƒ(i)

I = Io – pi.
Dengan catatan :

Io = investasi otonom

i = tingkat bun ga ( 9nterest rate)

P = proporsi I terhadap i

Permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan tingkat bunga. Artinya jika
tingkat bunga tinggi, maka investor cenderung untuk menyimpan uangnya di Bank.
Karena hasil harapan (expected return) yang akan diperoleh dari bunga bank lebih
besar dari pada yang akan diterima dari penanaman modal, akibatnya permintaan
akan investasi akan berkurang. Tingginya tingkat bunga mencerminkan
pula mahalnya kredit, sehingga mengurangi gairah berinvestasi di kalangan
pengusaha. Hal sebaliknya terjadi jika tingkat bunga rendah.

Contoh kasus;

PT. Bakrie Land, tbk melakukan Investasi dengan ditunjukkan fungsi investasi I =
250 – 500 i, berapa besarnya investasi jika bunga bank yang berlaku pada tahun
2012 adalah 12 %.
Berapa pula Investasi bila tingkat bunga tersebut sebesar 30 % ?
Jawab :
Fungsi Investasi I = 250 – 500 i
jika tingkat bunga i = 12 % = 0,12, maka
I = 250 – 500 (0,12)= 250 – 60= 190
jika tingkat bunga i = 30 % = 0, 30, maka besranya investasi
I = 250 – 500 (0,30)== 100

3. Fungsi Impor

Fungsi Impor:Impor suatu negara merupakan fungsi dari pendapatan nasionalnya


dan cenderung berkorelasi positif, maksudnya semakin besar pendapatan nasional
suatu negara, semakin besar pula kebutuhan atau hasratnya akan barang-barang
dari luar negeri.Rumus:M = Mo + m.YMo = Impor OtonomY = Pendapatan
Nasionalm = Marginal Propensity to Import = ∆ M /∆ Y.

Contoh Soal:

Import Gandum Indonesia dari Australia ditunjukkan dalam impor otonomnya


sebesar 25 dan marginal propensity to import-nya 0, 05.

Berapa nilai importnya jika pendapatan nasional sebesar 600 serta tunjukkan
persamaan fungsi

Dik: Mo = 25 dan m = 0,05

Ditanya berapa M pada saat Y = 600

Jawab:

M = Mo + m.Y maka M =25 + 0 ,05. Y

M =25 + 0 ,05 (600), maka total impor M = 55

Kasus.

Pada awal tahun 2011 Pendapatan Nasional Indonesia sebesar 2000 T dengan
Impor otonomnya sebesar 400 T, setelah ada kenaikan minyak dunia pada bulan
April 2012 pendapatan Nasionalnya menjadi 3000 T dengan impor otonomnya
sebesar 600 T. Berapa besar Impor pada tahun 2012 ini?

Diketahui : Y tahun2011 = 2000 T, Mo Tahun 2011 = 400 T,

Y tahun 2012 = 3000 T, dan Mo tahun 2012 = 600 T

Ditanya berapa : Impor (M) tahun 2012


Jawab:

∆ M = Mo

Mo 2011= 600 – 400= 200

∆Y = Y 2012 – Y 2011= 3000 – 2000= 1000

m =∆M / ∆Y= 200 / 1000= 0,2

M tahun 2012 = Mo + m. Y = 600 + 0,2 (3000)= 1200

Jadi Impor Indonesia pada tahun 2012 adalah 1200 Trilyun


© 2020 UNISIS , licensed to STIE Mulia Pratama

1. Pendapatan Nasional

Konsep Pendapatan Nasional


Secara umum dikenal 7 konsep pendapatan nasional yaitu

1. Produk Domestik Bruto (GDP)


Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah total barang
dan jasa yang berhasil diproduksi oleh unit-unit ekonomi di dalam negeri (domestik)
pada satu periode satu tahun.
Jika dimasukan dalam persamaan, maka rumusnya adalah sebagai berikut:
GDP = Pendapatan Masyarakat Dalam Negeri + Pendapatan Asing Dalam Negeri
Barang dan jasa yang telah diproduksi oleh badan usaha asing di dalam negeri juga
termasuk di dalam Gross Domestic Product (GDP). Sebagai contoh, suatu
perusahan XYZ asal Jepang membuka cabang di Indonesia, dengan demikian hasil
produksinya merupakan komponen GDP.
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) merupakan suatu total jumlah
produk, baik barang maupun jasa, yang diproduksi oleh masyarakat suatu negara
dalam periode tertentu, yaitu satu tahun.
Produksi dalam hal ini termasuk juga yang dihasilkan oleh warga negara yang
berada di luar negeri, contohnya Perusahaan asal Indonesia yang beroperasi di luar
negeri.
GNP dapat kita rumuskan sebagai berikut:
GNP = Pendapatan WNI Dalam Negeri + Pendapatan WNI Luar Negeri –
Pendapatan Asing Dalam Negeri
3. Produk Nasional Netto (NNP)
Produk Nasional Netto (Net National Product) merupakan total Produk Nasional
Bruto setelah dikurangi dengan penyusutan barang modal.

Penyusutan merupakan penggantian barang modal bagi peralatan yang digunakan


untuk kegiatan produksi. Biasanya berupa suatu taksiran sehingga bisa terjadi
kekeliruan walaupun persentasenya relatif kecil.
NNP dapat kita tulis dalam rumus berikut:
NNP = GNP – Depresiasi ( Penyusutan Barang Modal )
4. Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) merupakan pendapatan yang
dihitung berdasarkan jumlah balas jasa yang diperoleh masyarakat pemilik faktor
produksi.
Jika kita tuliskan dalam rumus maka akan digambarkan seperti berikut:
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung

5. Pendapatan Perseorangan (PI)


Pendapatan perseorangan (Personal Income) merupakan jumlah total pendapatan
yang diperoleh oleh masing-masing perorangan, termasuk penghasilan yang
didapatkan tanpa harus bekerja (aktif) seperti uang pensiun PNS.
Berikut adalah gambaran penulisan rumus PI:
PI = NNI – Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment
Transfer Payment merupakan total penerimaan yang bukan dari hasil balas jasa
produksi, melainkan diambil dari suatu pendapatan nasional pada tahun
sebelumnya. Contoh dana pensiun, tunjangan pengangguran.
6. Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang Siap Dibelanjakan (Disposable Income) merupakan suatu
penghasilan yang sudah dikurangi dengan pajak langsung sehingga dapat
dibelanjakan atau disimpan dalam bentuk investasi.
DI = PI – Pajak Langsung

Pajak langsung merupakan pajak yang tidak bisa dialihkan kepada pihak lain,
misalnya pajak penghasilan.
7. Pendapatan per Kapita
Pendapatan nasional dengan konsep pendapatan per kapita pada hekekatnya
merupakan besarnya pendapatan domestik bruto dibagi dengan jumlah penduduk
negara tersebut.

2. Pendekatan Perhitungan Pendapatan Nasional

1. Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi bisa dilakukan dengan cara menambahkan nilai produksi akhir
dari setiap sektor.
Pendapatan nasional yang menggunakan pendekatan produksi bisa dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut :
Y = [(Q1 x P1) + (Q2 x P2) + (Qn x Pn) …]
atau
Y : ∑ = Pn . Qn
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
Pn= Harga jual suatu produk jadi
Qn= Jumlah suatu produksi produk asli

Contoh soal
Suatu negara memiliki sektor pertanian, dengan hasil utama yakni gandum.
Anggap saja harga gandum adalah Rp 7.000,- per kg. Gandum tersebut kemudian
akan dijual ke perusahaan A untuk diolah menjadi produk lain seperti tepung terigu
dan diberi harga Rp 15.000,- per kg.
Tepung terigu yang telah diolah tersebut kemudian akan dijual ke perusahaan B
dengan harga Rp 25.000,- untuk dijadikan produk baru contoh roti.
Dari penjelasan ilustrasi tersebut, maka jumlah Pendapatan Nasional adalah Rp
25.000,- yang ini merupakan nilai akhir dari gandum. Nilai yang sama akan
didapatkan dengan menjumlahkan nilai akhir dari suatu produksi gandum.

2.Pendekatan Pendapatan
Pendapatan Nasional bisa juga dihitung dengan menjumlahkan total imbal hasil
dalam bentuk upah, sewa, bunga, dan laba.
Rumus perhitungan pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:
Y = Upah + Sewa + Bunga + Laba
atau
Y:∑=w+r+i+π
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
w = upah
r = sewa
i = bunga
π = laba

Contoh kasus
Jika sebuah unit usaha atau produksi membutuhkan lokasi untuk kantor baru,
kemudian mereka menyewa tanah dengan harga Rp. 70.000.000. Lalu dalam
sebulan, pendapatan upah para pekerja sebesar Rp. 400.000.000.

Perusahaan juga memiliki bunga usaha Rp. 50.000.000. Sedangkan labanya


sejumlah Rp. 35.000.000. maka untuk menemukan pendapatannya, bisa dihitung
dengan cara berikut:

Y=r+w+i+p

Pendapatan = Rp. 70.000.000 + Rp. 400.000.000 + Rp. 50.000.000 + Rp.


35.000.000 = Rp. 555.000.000

Dengan begitu, hasil dari pendapatannya adalah Rp. 555.000.000

3.Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan pengeluaran juga dapat dihitung dengan cara menjumlahkan semua
pengeluaran berupa konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan selisih
ekspor dikurangi dengan impor.
Pendekatan pengeluasan dituliskan dalam rumus berikut ini:
Y = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + (Ekspor – Impor)
atau
Y : ∑ = C + I + G + (X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi rumah tangga
I = Investasi suatu perusahaan
G = Pengeluaran pada Pemerintah
X = Jumlah ekspor
M = Jumlah impor

Contoh kasus :

Diketahui data berikut:


 Pengeluaran konsumsi = Rp25.000.000.000,00
 Investasi pengusaha = Rp10.000.000.000,00
 Ekspor = Rp17.000.000.000,00
 Impor = Rp7.000.000.000,00
 Pengeluaran Pemerintah = Rp30.000.000.000,00
 Hitung pendapatan nasional ?

Jawab

Rumus menghitung pendapatan nasional (Y) dengan metode pendekatan


pengeluaran adalah: Y : ∑ = C + I + G + (X – M)
Berdasarkan informasi yang diberikan pada soal diperoleh data berikut.
 Pengeluaran konsumsi C= Rp25.000.000.000,00 = Rp25 M
 Investasi pengusaha I = Rp10.000.000.000,00 = Rp10 M
 Ekspor E = Rp17.000.000.000,00 = Rp17 M
 Impor M = Rp7.000.000.000,00 = Rp7 M
 Pengeluaran Pemerintah G = Rp30.000.000.000,00 = Rp30 M

Jadi, besarnya pendapatan nasional dengan metode pendekatan pengeluaran


adalah

Y : ∑ = C + I + G + (X – M)
Y = 25 + 10 + 30 + (17 – 7)

Y = 75 M

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besar pendapatan nasional adalah


Rp75.000.000.000,00.

3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional

Secara umum, pendapatan nasional dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu

1.Permintaan dan Penawaran Agregat


Agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan jumlah permintaan terhadap
barang maupun jasa berdasarkan tingkat harga tertentu.Permintaan agregat adalah
suatu daftar dari seluruh barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor ekonomi pada
berbagai tingkat harga. Sedangkan penawaran agregat adalah hubungan antara
seluruh penawaran barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan
pada tingkat harga tertentu.

2.Investasi
Investasi merupakan suatu pengeluaran perusahaan yang digunakan untuk investasi
atau merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
Perusahaan atau pelaku usaha yang mampu berinvestasi menunjukkan bahwa
mereka mengalami kemajuan atau peningkatan pendapatan. Karena itu, investasi
pada akhirnya dapat mempengaruhi pendapatan nasional suatu negara.
3.Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi merupakan suatu pengeluaran keseluruhan guna memperoleh barang
dan jasa dalam aktifitas perekonomian pada jangka waktu tertentu.

Sedangkan, tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan atau
dengan kata lain tidak habis di konsumsi. Dengan kata lain, semakin banyak
tabungan maka suatu pendapatan nasional menjadi lebih tinggi atau meningkat.
Demikian pula dengan tingkat konsumsi yang semakin meningkat menjadi indikator
pendapatan suatu masyarakat maupun negara semakin baik dan meningkat.
© 2020 UNISIS , licensed to STIE Mulia Pratama

Konsep Dasar Analisa IS-LM, Fungsi IS, Fungsi LM dan IS-LM

1. Konsep Dasar Analisis IS-LM

 Model IS-LM memadukan ide-ide aliran pemikiran klasik dengan Keynes, sering
disebut sebagai sintesis. Klasik- Keynesian, atau sintesis Neo Klasik-Keynesian.

Teori Klasik yg digunakan adalah keyakinan bahwa pasar akan dapat mencapai
kondisi keseimbangan (market ekuilibrium).

Prinsip Umum: Keseimbangan umum ekonomi akan tercapai jika pasar barang-
jasa dan pasar uang modal secara simultan berada dalam keseimbangan. (I = S dan
L = M).

Secara grafis hal ini tercapai ketika kurva IS berpotongan dengan kurva LM (IS =
LM).

Konsep Dasar Analisis LM Keseimbangan pasar uang-modal tercapai jika: •


Permintaan uang (liquidity preference - L) telah sama dengan penawaran uang
(money supply - M). Secara grafis, kondisi ini digambarkan oleh sebuah kurva yg
disebut kurva LM (LM curve), dimana permintaan uang = penawaran uang (L = M).

ASUMSI-ASUMSI POKOK MODEL IS-LM 1. Pasar akan selalu berada dalam


kondisi keseimbangan, dimana permintaan sama dengan penawaran. 2. Fungsi
uang adalah sebagai alat transaksi & spekulasi, MD = Mt + Msp • MD = total
permintaan uang, • Mt = motif transaksi, • Msp = Motif spekulasi. Permintaan uang
selanjutnya dinotasikan L. Penawaran uang (jumlah uang beredar) dinotasikan M.

Model IS-LM merupakan model komparatif statis,artinya mengabaikan dimensi


perubahan dari waktu ke waktu. Sehingga analisis yg dilakukan adalah perubahan
dari satu kondisi keseimbangan ke kondisi keseimbangan lainnya.

Kurva IS dalam sistem perekonomian 2 Sektor Keseimbangan pasar barang-jasa


akan tercapai jika: total produksi total pengeluaran Y = AE C + S = C + I Jadi
keseimbangan pasar barang-jasa tercapai jika S = I.

2. Fungsi IS :

Fungsi atau Variabel investasi I = Io + ai

Fungsi atau Variabel Saving S = -Co + (1-b)Y

Untuk mencapai keseimbangan, maka : I = S.


• Variabel investasi yaitu I = Io + ai
• Io = investasi pada saat pendapatan nasional 0
• a = Marginal propencity to Investment (MPI)
• MPI = ∆I /∆i, dimana i = tingkat suku bunga

Contoh kasus dengan data di bawah sebagai berikut :


Tentukan curva IS ?
• C = Co + bY

C = 150 + {(310 -230)/(200-100)} Y

C = 150 + 0,8Y
• S = - Co + (1-b)Y

S = -150 + 0,2Y
• I = Io + ai

I = 150 + {(120-150) / (0,05 – 0)} i

I = 150 – 600i
• Keseimbangan IS

150 – 600i = -150 + 0,2Y

0,2Y = 150 + 150 – 600i

Y = (300 – 600i) / 0,2

Sehingga IS atau Y = 1500 – 3000i

3. Fungsi LM
• Penawaran uang dilambangkan dengan Ms
• Permintaan uang :
Untuk transaksi MDT = f (Y) dipengaruhi pendapatan

Untuk spekulasi MDP = f (Y) dipengaruhi pendapatan

Total permintaan uang MDs = f (i)  dipengaruhi oleh suku bunga, maka

Jika M1 = MDT + MDP dan M2 = MDs, maka selanjutnya Md = M1 + M2

Secara keseluruhan maka fungsi permintaan uang adalah Md = f (Y) + f (i)


Contoh kasus
• Diketahui : Jumlah uang yang beredar adalah 650. Permintaan uang untuk
transaksi dan berjaga – jaga adalah M1 = 0,25Y. Permintaan uang untuk
spekulasi adalah M2 = 400-50i. Tentukan keseimbangan di pasar uang.
• Uang beredar/suplai uang Ms = 650
• Total permintaan akan uang Md = M1 + M2 = 0,25 Y + 400 – 50i
• Keseimbangan LM

Ms = Md

650 = 0,25Y + 400 – 50i

0,25Y = 650 – 400 + 50i

Y = 1000 + 200i

4. Keseimbangan IS-LM

Keseimbangan terjadi saat besarnya pendapatan nasional (Y) dan tingkat suku
bunga (i) mencerminkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat suku bunga
keseimbangan, baik di pasar barang maupun di pasar uang.

Secara grafis keseimbangan tercapai pada saat perpotongan antara

kurva IS dan LM.

Contoh

Jika fungsi kurva IS  Y = 1750 – 20i, dan

Fungsi kurva LM  Y = 1100 + 2000i


Tentukan keseimbangan umum di pasar uang dan pasar barang, (IS-LM)

1750 – 20i = 1100 + 2000i

2020i = 650

i = 0,3217

Disubtitusikan ke persamaan IS ataupun LM

Disubtitusikan ke salah satu persamaan

Y = 1100 + 2000i

Y = 1100 + 2000 (0,3217)

Y = 1100 + 643,4

Y = 1743,4.

Soal latihan lihat contoh di atas.

Jika fungsi konsumsi C = 40 + 0.6Y dan fungsi investasi I = 80 - 4i

Jumlah uang beredar Ms = 200. Permintaan uang untuk transakasi MDt = 0,25Y.
Permintaan uang untuk spekulasi MDp = 0,15Y. Fungsi total permintaan uang
adalah MDs = 160 – 4i.

Ditanya Tentukan keseimbangan IS – LM


© 2020 UNISIS , licensed to STIE Mulia Pratama

Anda mungkin juga menyukai