Anda di halaman 1dari 3

Nama : ANANDA RISKIA LATIFA

NIM : 220502144

Kelas : 3E

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Islam

Jurusan : Perbnkn Syariiab

PERMASALAHAN EKONOMI MAKRO DI INDONESIA

Berikut ini beberapa permasalahan ekonomi makro yang sering terjadi bahkan bukan hanya di
Indonesia.

1. Pertumbuhan Ekonomi Terganggu

Dampak dari permasalahan ekonomi makro yang merasakan dampak adalah kalangan bisnis,
pengusaha dan produksi. Misalnya pabrik besar dan perusahaan maupun usaha bisnis lainnya.
Tidak dapat dipungkiri, jika perusahaan mengalami kesulitan sampai terjadi kebangkrutan,
dampak paling luas pun akan merambah ke pertumbuhan ekonomi. Ketika pertumbuhan
ekonomi terganggu tentu saja akan berdampak pada pertumbuhan sektor perekonomian yang
lain. Contoh kasus yang hangat kita rasakan saat ini. Kasus masker akibat pandemic corona.
Karena virus Covid-19 harga semakin melambung tinggi. Masyarakat rela berdesak-desakan
membeli masker, sekalipun dengan harga yang sangat tinggi. Pihak penjual pun memanfaatkan
momen ini untuk meraup keuntungan tiga bahkan empat kali lipat dari hari biasa. Sedangkan dari
pihak pabrik, tidak bisa memproduksi masker dengan permintaan sangat tinggi dalam waktu
singkat. Alasannya tentu saja dari segi operator karyawan, tingginya permintaan masker 10 kali
lipat lebih banyak, didukung dengan pembelian bahan pokok untuk memproduksi masker. Skala
lebih kompleks lagi, permasalahan ekonomi makro tentu saja akan mengganggu kelangsungan
bisnis pemula maupun pelaku bisnis lama.
2. Tajamnya Angka Pengangguran dan Kemiskinan

Permasalahan ekonomi makro yang tidak dapat dihindari, semakin banyak pengangguran.
Akibat perusahaan yang tidak mampu bersaing dan bertahan, akhirnya bangkrut. Mau tidak mau
harus melakukan PHK karyawan demi bisa berdiri. Harusnya bisa merekrut karyawan baru,
justru menambah angka pengangguran. Padahal, satu perusahaan anggap saja bisa
mempekerjakan 35 karyawan. Jika dikalikan 10 perusahaan sudah berapa karyawan yang
diserap? Sedangkan jika 10 perusahaan hanya tersisa 5 perusahaan yang bertahan, sisanya
bangkrut, maka akan menyumbang 175 karyawan menganggur. Ada satu hal yang perlu kita
pahami kenapa terjadi perusahaan atau usaha bisnis yang mengalami kebangkrutan? Jawabannya
sederhana. Karena banyak perusahaan yang menjual produk barang mereka untuk kalangan
masyarakat menengah ke bawah. Sedangkan di masa sulit, di sektor lain juga banyak yang
melakukan pengurangan karyawan (angka pengangguran meningkat). Maka hasil perekonomian

uang pun juga mengenai dampak. Tingkat jual beli semakin menurun, karena tidak ada sirkulasi
uang. Tentu saja angka kemiskinan pun juga semakin besar. Banyak masyarakat bawah yang
kesulitan makan akibat pekerjaan yang sulit. Realitanya memang angka kemiskinan di Indonesia
lebih tinggi.

3. Terjadinya Krisis Nilai Tukar Uang Terhadap Utang Luar Negeri

Seperti yang kamu tahu bahwa Indonesia memiliki permasalahan ekonomi makro. Salah
satunya bentuk utang ke luar negeri. Nah, ketika terjadi permasalahan ekonomi makro, maka bisa
menimbulkan krisis nilai tukar, dimana devisa negara akan mendapatkan dampak terburuk.
Devisa negara salah satu sektor yang akan mendapatkan dampak terburuknya. Selain itu juga,
dampak ini juga akan dirasakan oleh investor maupun perusahaan yang memiliki kerjasama luar
negeri atau menjalankan kerjasama ekspor impor penjualan. Tentu saja mereka akan mengalami
masalah yang sangat serius. Tidak perlu jauh-jauh, contoh sederhana perusahaan yang ada di
Indonesia mendapatkan suntikan dana dari pihak luar. Ketika terjadi permasalahan ekonomi
makro, maka suntikan dana yang sudah diberikan akan ditarik atau dikembalikan. Jika suntikan
sedikit mungkin tidak masalah, bagaimana jika nominalnya banyak? Tentu saja ini bisa
berdampak langsung terhadap keberlangsungan perusahaan sekaligus anak karyawannya. Belum
lagi masalah utang di luar negeri. Tidak hanya utang negara, perusahaan yang memiliki utang di
luar negeri pun akan mendapatkan dampak. Dimana hutang tersebut tidak mendapatkan
perlindungan dari negara. Dampak buruknya, dapat menimbulkan pembengkakan utang dalam
sekali waktu saja.

4. Terjadi Inflasi

Terjadinya inflasi tinggi akan berpengaruh pada tingginya utang luar negeri yang
mempengaruhi dunia perbankan di Indonesia. Bentuk kesulitan yang paling terasa masalah
likuiditas. Akibatnya terjadi kemacetan di sektor usaha akibat terlalu besar beban utang negara.
Perusahaan swasta maupun non swasta pun juga mendapatkan pengaruhnya. Akibat terjadinya
inflasi, dimana asset-aset yang mereka miliki pun terkuras akibat tidak bisa meminjam pinjaman
bank. Belum lagi dengan UKM yang tidak bisa meminjam uang atau mengawali usaha lewat
hutang bank sebagai modal. Masalah inflasi di Indonesia pernah terjadi di tahun 2004 yang
mencapai 10,5%

5. Kekalahan Daya Saing

Dampak yang akan berpengaruh akan mengalami kekalahan daya saing. Tentu saja konteks
daya saing dalam hal ini adalah daya saing melawan perusahaan besar yang memiliki power
besar. Sehingga pasaran secara nasional pun menjadi lesu dan terkesan lamban. Masalah ini akan
semakin parah jika masyarakat memiliki kebiasaan dan rasa bangga membeli akan produk-
produk dari luar. Tentu saja ini akan memperlancar arus ekonomi mereka, dan mematikan
perputaran ekonomi di dalam Negeri.

Itu sebabnya di masa pandemic seperti ini, sangat disarankan untuk membeli produk
UKM-UMKM untuk menyeimbangkan perekonomian. Agar tetap terjadi perputaran
perekonomian. Agar ekonomi semakin menguat. Tentu saja cara ini diharapkan mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi local daripada pertumbuhan ekonomi luar. Agar suplai
produk domestic tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai