Laporan Praktikum Tekben 5 Priju
Laporan Praktikum Tekben 5 Priju
TEKNOLOGI BENIH
ACARA 5
PENGUKURAN KADAR AIR BENIH
Disusun oleh :
Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangkan tanaman. Benih siap dipanen apabila telah masak fisiologis. Ada beberapa
fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan benih, yaitu fase pembuahan, fase penimbunan
zat makanan dan fase pemasakan. Fase pertumbuhan dimulai sesudah terjadi proses
penyerbukan, yang ditandai dengan pembentukan-pembentukan jaringan dan kadar air yang
tinggi. Fase penimbunan zat makanan ditandai dengan kenaikan berat kering benih, dan
turunnya kadar air. Pada fase pemasakan, kadar air benih akan mencapai keseimbangan
dengan kelembaban udara di luar dan setelah mencapai tingkat masak fisiologis, benih berat
kering benih tidak akan banyak mengalami perubahan.
Kadar air benih mempunyai peranan yang penting dalam penyimpanan benih. Kadar
air benih dapat memacu proses respirasi benih sehingga akan meningkatkan perombakan
sadangan makanan benih, akibatnya benih akan kehabisan cadangan makanan pada saat
diperlukan/berkecambah.
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat
memperbaiki sifat- sifat genetic dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti
pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan,
penyimpanan, serta sertifikasi benih, Mutu benih terbagi atas mutu genetik, mutu fisik dan
mutu fisiologis. Mutu benih sangat tergantung oleh beberapa hal, salah satunya adalah kadar
air benih.
Kadar air benih ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian hilang karena
pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap
berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih
yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap
berat asal contoh benih.
Kadar air benih dapat diukur dengan menggunakan metode langsung (menggunakan
oven) maupun tidak langsung dengan menggunakan moister tester. Prinsip kerja pada
pengukuran kadar air secara tidak langsung dengan menggunakan oven adalah pengurangan
1
antara beret basah yakni berat benih sebelum dioven dikurang dengan berat kering. Selisih
tersebut dibagi dengan berat basah dikalikan 100% sehingga bisa diperoleh kadar air.
Sedangkan pengukuran tidak langsung kadar air dapat segera diketahui setelah benih
dilakukan pengukuran kadar air melalui moiture tester. Pada praktikum kali ini kita
menggunakan metode langsung yaitu menggunaka oven.
Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu untuk membandingkan hasil penetapan kadar air
benih menggunakan metode langsung dengan oven suhu rendah 105 0C dan suhu tinggi
1300C,dan metode tidak langsung dengan beberapa peralatan yang ada
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
KA = (𝑀2−𝑀3) x 100%
(𝑀2−𝑀1)
Keterangan :
KA = Kadar Air benih
5
M1 = Berat cawan + tutup kosong
M2 = Berat cawan + tutup + benih sebelum dipanaskan M3
= Berat cawan + tutup + benih setelah dipanaskan
7. Lakukan pengukuran kadar air benih masing-masing lot sebanyak 3 ulangan.
8. Lakukan dengan langkah yang sama untuk penetapan kadar air, namun suhu yang
digunakan adalah 1050C selama minimal 17 jam.
9. Bandingkan hasil penetapan kadar air dengan menggunakan kedua suhu tersebut 10.
Ukurlah juga kadar air lot benih yang saudara gunakan dengan alat pengukur kadar air.
6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Perhitungan persentase
( M 2−M 3)
Rumus = KA = x 1 00 %
( M 2−M 1)
7
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu acara Pengukuran Kadar Air Benih,pengukuran ini
dilakukan 2 cara yaitu pengujian kadar air benih metode langsung dan pengujian kadar air
benih tidak langsung. Penetapan kadar air untuk menetapkan kadar air yang sesuai dengan
penyimpanan benih, hal ini sesuai dengan literatur Mugnisjah (1990) Tujuan penetapan kadar
air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk
menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan
viabilitas benih tersebut.
Kadar air pada benih padi metode langsung diuji dalam oven pada suhu 105°C. Uji ini
diulang tiga kali. Sebelum benih padi dimasukkan ke dalam oven, terlebih dahulu ditimbang
benih dengan timbangan analitik 5 gram. Setelah itu, gunakan grinder untuk menghancurkan
benih sampai halus, yang membutuhkan waktu yang cukup lama.Ini disebabkan oleh fakta
bahwa kulit gabah pada benih padi sangat sulit untuk dihancurkan. Setelah benih padi ini
hancur, menimbang wadah untuk meletakkan benih saat dimasukkan ke oven (M1) dan
menimbang benih yang telah dihancurkan bersama wadah sebelum dimasukkan ke oven
(M2). Penimbangan ini juga menggunakan timbangan analitik, dan data hasil penimbangan
benih dicatat pada kertas pengamatan. Pengujian kadar air benih ini menggunakan metode
tidak langsung selain metode langsung, yaitu pengovenan. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan tester kelembapan.
Pada praktikum ini, setiap kelompok praktikan diberi tiga cawan dengan benih padi
yang telah ditimbang sebanyak 5 gram, dan setiap cawan ditimbang sebelum dimasukkan padi
ke dalamnya. Setelah menimbang, praktikan mengukur kadar air dengan tester kelembapan
biji. Setelah itu, mereka menumbuk benih padi menggunakan gilingan manual yang diberikan
oleh lab. Setelah halus, mereka menimbang kembali benih tersebut. Setelah itu, benih dan
cawan dimasukkan ke dalam oven dan ditunggu selama satu jam. Setelah siap dari oven,
praktikan menghitung kadar air menggunakan rumus yang diberikan di sini.
8
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pengujian kadar air
menggunakan metode langsung menggunakan oven suhu rendah yaitu 105°C menunjukkan
hasil pengukuran yang berbeda dengan menggunakan metode tidak langsung.
5.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanakan saya menyarankan agar grinder untuk
menghancurkan benih tersedia dalam jumlah yang cukup banyak sehingga praktikan tidak
harus bergantian grinder dalam menghancurkan benih. Selain itu, juga dapat mengefisienkan
waktu dalam melaksanakan kegiatan praktikum.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, T. K. 2015. Pengaruh kombinasi kadar air benih dan lama penyimpanan terhadap
viabilitas dan sifat fisik benih padi sawah kultivar ciherang. Jurnal Agrorektan, 2(1):
53-61.
Fachrul, M., Muhidong, J., dan Sapsal, M. T. 2019. Analisis Pengaruh Suhu dan Kelembaban
Ruang terhadap Kadar Air Benih Padi di Gudang Penyimpanan PT. Sang Hyang Seri.
Jurnal Agritechno, 12(2): 131-137.
Gumeral, A. I. 2014. Lama Penyimpanan Terhadap Viabilitas Benih Padi Sawah (Oryza
sativa) Kultivar Inpari 10. Jurnal Agrorektan, 1(1): 1-12.
Tefa, A. 2017. Uji Viabilitas dan Vigor Benih Padi (Oryza sativa, L.) selama Penyimpanan
pada Tingkat Kadar Air yang Berbeda. Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering,
2(3): 48-50.
Wahyuni, A., Simarmata, MMT., Isrianto, PL., Junairah., Koryatu, T., Zakia, A., Andini, SN.,
Sulistyowati, D., Purwaningsih., Purwanti, S., Indarwati., Kurniasari, L., Herawati, J.
(2021). Teknologi dan Produksi Benih. Penerbit Yayasan Kita Menulis. Medan.
Zulfikar, P. T., Muharam., Sugiono, D., dan Hidayatun, N. 2021. Pengaruh Silica Gel dan
Waktu Pengeringan Terhadap Penurunan Kadar Air dan Viabilitas Benih Kedelai
Anjasmoro. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(5): 126-134.
10
LAMPIRAN
11
Gambar 3 benih dimasukan ke cawan dan di oven
12