Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI BENIH

ACARA 5
PENGUKURAN KADAR AIR BENIH

Disusun oleh :

Nama : Priju Harpenta Peranginangin


NPM : E1J021061
Shift : A2
Dosen : Dr. Ir. Supanjani. M. Sc
Co-ass : Dahani Sharon Simbolon (E1J019072)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Benih adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangkan tanaman. Benih siap dipanen apabila telah masak fisiologis. Ada beberapa
fase untuk mencapai suatu tingkat kemasakan benih, yaitu fase pembuahan, fase penimbunan
zat makanan dan fase pemasakan. Fase pertumbuhan dimulai sesudah terjadi proses
penyerbukan, yang ditandai dengan pembentukan-pembentukan jaringan dan kadar air yang
tinggi. Fase penimbunan zat makanan ditandai dengan kenaikan berat kering benih, dan
turunnya kadar air. Pada fase pemasakan, kadar air benih akan mencapai keseimbangan
dengan kelembaban udara di luar dan setelah mencapai tingkat masak fisiologis, benih berat
kering benih tidak akan banyak mengalami perubahan.
Kadar air benih mempunyai peranan yang penting dalam penyimpanan benih. Kadar
air benih dapat memacu proses respirasi benih sehingga akan meningkatkan perombakan
sadangan makanan benih, akibatnya benih akan kehabisan cadangan makanan pada saat
diperlukan/berkecambah.
Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat
memperbaiki sifat- sifat genetic dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti
pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan,
penyimpanan, serta sertifikasi benih, Mutu benih terbagi atas mutu genetik, mutu fisik dan
mutu fisiologis. Mutu benih sangat tergantung oleh beberapa hal, salah satunya adalah kadar
air benih.
Kadar air benih ialah berat air yang “dikandung” dan yang kemudian hilang karena
pemanasan sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam persentase terhadap
berat awal contoh benih. Penetapan Kadar Air adalah banyaknya kandungan air dalam benih
yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut & dinyatakan dalam % terhadap
berat asal contoh benih.
Kadar air benih dapat diukur dengan menggunakan metode langsung (menggunakan
oven) maupun tidak langsung dengan menggunakan moister tester. Prinsip kerja pada
pengukuran kadar air secara tidak langsung dengan menggunakan oven adalah pengurangan
1
antara beret basah yakni berat benih sebelum dioven dikurang dengan berat kering. Selisih
tersebut dibagi dengan berat basah dikalikan 100% sehingga bisa diperoleh kadar air.
Sedangkan pengukuran tidak langsung kadar air dapat segera diketahui setelah benih
dilakukan pengukuran kadar air melalui moiture tester. Pada praktikum kali ini kita
menggunakan metode langsung yaitu menggunaka oven.

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu untuk membandingkan hasil penetapan kadar air
benih menggunakan metode langsung dengan oven suhu rendah 105 0C dan suhu tinggi
1300C,dan metode tidak langsung dengan beberapa peralatan yang ada

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Benih merupakan input penting peningkatan produksi dan produktivitas. Benih


berkualitas dapat meningkatkan hasil panen, menjaga ketersediaan stok pangan, dan dapat
meningkatkan pendapatan petani dari hasil penjualan produksi. Pengujian mutu merupakan
bagian penting dari proses produksi benih di samping pemeriksaan lapang, penanganan hasil
produksi, dan pelabelan. Mutu calon benih akan diketahui setelah dilaksanakan pengujian benih di
laboratorium (Wahyuni, et.al 2021).
Kadar air benih, ialah berat air yang dikandung dan yang kemudian hilang karena
pemanasan yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan, yang dinyatakan dalam presentase
terhadap berat awal contoh benih. Penetapan kadar air adalah banyknya kandungan air dalam
benih yang diukur berdasarkan hilangnya kandungan air tersebut dinyatakan dalam persen
terhadap berat asal contoh benih (Gumelar,2014)
Harrington (1972) dalam McCormack (2004) menguraikan bahwa hubungan kadar air
dan umur benih pada umumnya ialah bahwa untuk setiap kenaikan 1% kadar air benih, umur
benih menurun setengahnya. Hukum ini berlaku untuk benih dengan kadar air antara 5 dan 13%.
Menurut Bewley dan Black (1985) dalam McCormack (2004) pada kadar air di atas 13%,
cendawan dan peningkatan panas akibat respirasi mengakibatkan umur benih menurun pada
tingkat yang lebih cepat. Ketika kadar air benih mencapai 18 sampai 20 %, peningkatan respirasi
dan aktifitas mikroorganisme menyebabkan deteriorasi benih yang cepat. Pada kadar air 30 %,
sebagian besar benih yang tidak dorman mulai berkecambah. Pada kadar air tingkat rendah, benih
yang disimpan pada kadar air 4 sampai 5 % tidak terpengaruh oleh cendawan, tetapi benih-benih
tersebut memiliki umur simpan yang lebih pendek dari benih yang disimpan pada kadar air yang
sedikit lebih tinggi ( Dewi,2015)
Penurunan mutu dan kerusakan benih selama penyimpanan tidak dapat dihentikan
akan tetapi dapat diperlambat dengan mengatur kondisi penyimpanan. Kadar air benih
merupakan faktor utama yang menentukan daya simpan benih. Kerusakan benih selama
penyimpanan sebagian besar dipengaruhi oleh kandungan air di dalam benih (Tefa,2017)
Penyimpanan benih yaitu upaya pelestarian benih yang mempunyai daya hidup, mulai
dari pengumpulan hingga berakhir di lapangan sampai dengan saat akan digunakan kembali
3
sebagai bahan tanam. Tujuan utama penyimpanan benih adalah agar benih dapat ditanam pada
tahun yang sama dilain musim, atau untukt ujuan pembudidayaan benih dari suatu jenis
tanaman (Fachruri et al.,2019)
Kadar air yang rendah pada benih merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat
kerusakan benih. Kadar air yang rendah diindikasikan secara fisiologis adanya perubahan
warna benih, tertundanya perkecambahan, menurunnya toleransi terhadap lingkungan
suboptimum selama perkecambahan, kepekaan terhadap radiasi, menurunnya pertumbuhan
kecambah, dan meningkatnya jumlah kecambah abnorma.Kadar air benih terlalu tinggi dapat
memacu respirasi dan berbagai cendawan dapat tumbuh (Zulfikar et al., 2021).

4
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Bahan dan Alat


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini diantaranya sebagai
berikut:
Alat:
1. Oven
2. Timbangan
3. Cawan Porselen
4. Grinder
5. Desikator
6. Moisture Tester
Bahan:
Dua lot padi
3.1 Cara Kerja
1. Ambil benih padi untuk masing-masing lot 5 g. kemudian dihancurkan dengan
menggunakan grinder selama 1 menit.
2. Timbang cawan dan tutup (M1), kemudian masukkan benih yang sudah dihancurkan
kedalam cawan dan timbang kembali (M2).
3. Masukan cawan tersebut kedalam oven 130-135°C, waktu sesuni komoditas dengan
kondisi cawan terbuka.
4. Setelah satu jam tutup dan cawan kemudian dikeluarkan dari oven, kemudian
dumasukkan kedalam desikator selama 30 menit hingga dingin.
5. Timbang benih, cawan dan tutup yang telah di oven tadi (M3).
6. Hitunglah kadar air benih (KA) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KA = (𝑀2−𝑀3) x 100%
(𝑀2−𝑀1)

Keterangan :
KA = Kadar Air benih

5
M1 = Berat cawan + tutup kosong
M2 = Berat cawan + tutup + benih sebelum dipanaskan M3
= Berat cawan + tutup + benih setelah dipanaskan
7. Lakukan pengukuran kadar air benih masing-masing lot sebanyak 3 ulangan.
8. Lakukan dengan langkah yang sama untuk penetapan kadar air, namun suhu yang
digunakan adalah 1050C selama minimal 17 jam.
9. Bandingkan hasil penetapan kadar air dengan menggunakan kedua suhu tersebut 10.
Ukurlah juga kadar air lot benih yang saudara gunakan dengan alat pengukur kadar air.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang didapatkan dalam praktikum kali ini yaitu:


Berat
Berat Berat wadah+beni Kadar air
Benih Ulangan Kadar air
wadah wadah+benih h setelah rata-rata
dioven

1 7,96 11,96 11,48 12%

Padi 2 7,95 12,71 12,20 10,71% 11,24%

3 7,99 12,89 12,35 11,02 0

Perhitungan persentase

( M 2−M 3)
Rumus = KA = x 1 00 %
( M 2−M 1)

(11, 96−11, 48)


 U1 = x 100 %
(11, 96−7 , 96)
0 , 48
= x 100 % = 12 %
4
(12 , 71−12 ,20)
 U2 = x 1 00 %
(12 ,71−7 , 95)
0 , 51
= x 100 % = 10 , 71 %
4 ,76
(12 , 89−12 , 35)
 U3 = x 1 00 %
(12 ,89−7 , 99)
0 ,54
= x 100 % = 11 , 02 %
4,9
 KA rata2 = U1 + U2 + U3
= 12% + 10,71% + 11, 02%
= 11, 24 %

7
4.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu acara Pengukuran Kadar Air Benih,pengukuran ini
dilakukan 2 cara yaitu pengujian kadar air benih metode langsung dan pengujian kadar air
benih tidak langsung. Penetapan kadar air untuk menetapkan kadar air yang sesuai dengan
penyimpanan benih, hal ini sesuai dengan literatur Mugnisjah (1990) Tujuan penetapan kadar
air diantaranya untuk untuk mengetahui kadar air benih sebelum disimpan dan untuk
menetapkan kadar air yang tepat selama penyimpanan dalam rangka mempertahankan
viabilitas benih tersebut.
Kadar air pada benih padi metode langsung diuji dalam oven pada suhu 105°C. Uji ini
diulang tiga kali. Sebelum benih padi dimasukkan ke dalam oven, terlebih dahulu ditimbang
benih dengan timbangan analitik 5 gram. Setelah itu, gunakan grinder untuk menghancurkan
benih sampai halus, yang membutuhkan waktu yang cukup lama.Ini disebabkan oleh fakta
bahwa kulit gabah pada benih padi sangat sulit untuk dihancurkan. Setelah benih padi ini
hancur, menimbang wadah untuk meletakkan benih saat dimasukkan ke oven (M1) dan
menimbang benih yang telah dihancurkan bersama wadah sebelum dimasukkan ke oven
(M2). Penimbangan ini juga menggunakan timbangan analitik, dan data hasil penimbangan
benih dicatat pada kertas pengamatan. Pengujian kadar air benih ini menggunakan metode
tidak langsung selain metode langsung, yaitu pengovenan. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan tester kelembapan.
Pada praktikum ini, setiap kelompok praktikan diberi tiga cawan dengan benih padi
yang telah ditimbang sebanyak 5 gram, dan setiap cawan ditimbang sebelum dimasukkan padi
ke dalamnya. Setelah menimbang, praktikan mengukur kadar air dengan tester kelembapan
biji. Setelah itu, mereka menumbuk benih padi menggunakan gilingan manual yang diberikan
oleh lab. Setelah halus, mereka menimbang kembali benih tersebut. Setelah itu, benih dan
cawan dimasukkan ke dalam oven dan ditunggu selama satu jam. Setelah siap dari oven,
praktikan menghitung kadar air menggunakan rumus yang diberikan di sini.

8
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa pengujian kadar air
menggunakan metode langsung menggunakan oven suhu rendah yaitu 105°C menunjukkan
hasil pengukuran yang berbeda dengan menggunakan metode tidak langsung.
5.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanakan saya menyarankan agar grinder untuk
menghancurkan benih tersedia dalam jumlah yang cukup banyak sehingga praktikan tidak
harus bergantian grinder dalam menghancurkan benih. Selain itu, juga dapat mengefisienkan
waktu dalam melaksanakan kegiatan praktikum.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, T. K. 2015. Pengaruh kombinasi kadar air benih dan lama penyimpanan terhadap
viabilitas dan sifat fisik benih padi sawah kultivar ciherang. Jurnal Agrorektan, 2(1):
53-61.
Fachrul, M., Muhidong, J., dan Sapsal, M. T. 2019. Analisis Pengaruh Suhu dan Kelembaban
Ruang terhadap Kadar Air Benih Padi di Gudang Penyimpanan PT. Sang Hyang Seri.
Jurnal Agritechno, 12(2): 131-137.
Gumeral, A. I. 2014. Lama Penyimpanan Terhadap Viabilitas Benih Padi Sawah (Oryza
sativa) Kultivar Inpari 10. Jurnal Agrorektan, 1(1): 1-12.
Tefa, A. 2017. Uji Viabilitas dan Vigor Benih Padi (Oryza sativa, L.) selama Penyimpanan
pada Tingkat Kadar Air yang Berbeda. Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering,
2(3): 48-50.
Wahyuni, A., Simarmata, MMT., Isrianto, PL., Junairah., Koryatu, T., Zakia, A., Andini, SN.,
Sulistyowati, D., Purwaningsih., Purwanti, S., Indarwati., Kurniasari, L., Herawati, J.
(2021). Teknologi dan Produksi Benih. Penerbit Yayasan Kita Menulis. Medan.
Zulfikar, P. T., Muharam., Sugiono, D., dan Hidayatun, N. 2021. Pengaruh Silica Gel dan
Waktu Pengeringan Terhadap Penurunan Kadar Air dan Viabilitas Benih Kedelai
Anjasmoro. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(5): 126-134.

10
LAMPIRAN

Gambar 1 penimbangan benih padi

Gambar 2 Penghalusan benih padi

11
Gambar 3 benih dimasukan ke cawan dan di oven

12

Anda mungkin juga menyukai