MAKALAH Ekonomi Pembangunan Islam - Kelas 5D - Kelompok 5
MAKALAH Ekonomi Pembangunan Islam - Kelas 5D - Kelompok 5
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan
karunianya kami dapat menyusun dengan baik dan tepat pada wktunya. Dalam makalah ini
kami membahas terkait Pembangunan Ekonomi Dalam Perspektif Islam.
Ada pun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Ekonomi Pmbangunan Islam. Selain itu, makalah ini juga kami tulis bertujuan untuk
memahami dan menguasai Pembangunan Ekonomi Dalam Perspektif Islam bagi para
pembaca maupun bagi penulis.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga
kami dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi tersebut.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna . Oleh
karena itu, kritik dan saran teman-teman akan membangunkan kami demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
A. Teori Ibnu Khaldun, Teori Lainnya Dan Model Pembangunan Dalam Islam ................ 6
PENUTUP................................................................................................................................ 21
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 21
B. Saran ............................................................................................................................. 22
A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi dalam perspektif Islam didasarkan pada prinsip-
prinsip ajaran agama Islam. Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad mengandung
petunjuk ekonomi yang memberikan arahan tentang bagaimana manusia seharusnya
berperilaku dalam urusan ekonomi, termasuk dalam hal perniagaan, harta, dan
keadilan sosial. Salah satu prinsip utama dalam ekonomi Islam adalah prinsip
keadilan sosial. Islam mengajarkan agar kekayaan dan sumber daya alam digunakan
secara adil dan merata sehingga kesenjangan ekonomi dapat diminimalkan. Zakat,
infaq, dan shadaqah adalah alat-alat yang digunakan untuk mendistribusikan kekayaan
dan membantu mereka yang membutuhkan. Ekonomi Islam melarang riba atau bunga,
yang dianggap sebagai bentuk eksploitasi dan ketidakadilan. Sebaliknya, sistem
keuangan Islam menggunakan konsep profit and loss sharing (bagi hasil) dalam
transaksi keuangan, seperti mudarabah dan musharakah, yang mendorong keterlibatan
bersama dan risiko bersama antara pihak-pihak yang terlibat.
Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta benda pribadi, namun juga
mengimbau agar pemilik harta memperlakukan harta tersebut dengan cara yang
bertanggung jawab dan dalam kerangka yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Konsep
kepemilikan pribadi dalam Islam disertai dengan kewajiban mengeluarkan zakat dan
kontribusi sosial lainnya. Pembangunan ekonomi dalam Islam harus didasarkan pada
prinsip-prinsip akhlak yang baik dalam bisnis. Kehalalan usaha, kejujuran, dan
menjaga kepercayaan dalam transaksi bisnis sangat ditekankan dalam Islam.
Perspektif Islam juga menekankan perlindungan hak konsumen. Pedagang
harus memberikan barang atau jasa yang sesuai dengan yang dijanjikan dan menjauhi
penipuan atau manipulasi dalam transaksi. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak
mencari kekayaan semata-mata sebagai tujuan hidup. Sebaliknya, umat Muslim
dihimbau untuk mencari keseimbangan antara kekayaan dunia dan akhirat, dengan
memberikan kepentingan yang lebih besar pada aspek moral dan spiritual dalam
hidup.
Seiring perkembangan zaman, banyak negara dengan mayoritas penduduk Muslim
telah mengembangkan konsep ekonomi syariah yang mencoba menerapkan prinsip-
prinsip Islam dalam sistem ekonomi mereka. Bank-bank syariah, instrumen investasi
syariah, dan peraturan keuangan yang sesuai dengan hukum Islam semakin umum.
Dengan demikian, latar belakang pembangunan ekonomi dalam perspektif
Islam adalah gabungan antara prinsip-prinsip agama, moral, dan keadilan sosial. Hal
ini menciptakan dasar bagi sebuah sistem ekonomi yang berfokus pada keadilan,
keseimbangan, dan kesejahteraan sosial, sambil mempertimbangkan aspek-aspek
spiritual dan moral dalam setiap aspek kehidupan ekonomi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan menurut Teori Ibnu Khaldun mengenai pembangunan
ekonomi islam dalam perspektif Islam?
2. Bagaimana pembahasan terkait Teori Dan Model Pembangunan Dalam Islam?
3. Bagaimana pembahasan terkait Orientasi, Tujuan & Ruang Lingkup
Pembangunan ekonomi dalam perspektif Islamn ?
4. Bagaimana penjelasan terkait Elemen, Dimensi, Dan Struktur Institusi Ekonomi
Pembangunan Islam dan studi kasusnya?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk memahami penjelasan menurut Teori Ibnu Khaldun mengenai
pembangunan ekonomi islam dalam perspektif Islam.
2. Untuk membahasan terkait Teori Dan Model Pembangunan Dalam Islam.
3. Untuk memahami pembahasan terkait Orientasi, Tujuan & Ruang Lingkup
Pembangunan ekonomi dalam perspektif Islam.
4. Untuk memahami penjelasan terkait Elemen, Dimensi, Dan Struktur Institusi
Ekonomi Pembangunan Islam dan studi kasusnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Ibnu Khaldun, Teori Lainnya Dan Model Pembangunan Dalam Islam
1. Teori Ibnu Khaldun
Salah satu karya fenomenal Ibnu Khaldun adalah Kitab Al-Muqaddimah, yang
selesai penulisannya pada Nopember 1377. Sebuah kitab yang sangat menakjubkan,
karena isinya mencakup berbagai aspek ilmu dan kehidupan manusia pada ketika itu.
Al-Muqaddimah secara harfiah bararti 'pembukaan' atau 'introduksi' dan merupakan
jilid pembuka dari tujuh jilid tulisan sejarah. Al-Muqaddimah mencoba untuk
menjelaskan prinsip-prinsip yang menentukan kebangkitan dan keruntuhan dinasti
yang berkuasa (daulah) dan peradaban ('umran). Tetapi bukan hanya itu saja yang
dibahas. Al-Muqaddimah juga berisi diskusi ekonomi, sosiologi dan ilmu politik, yang
merupakan kontribusi orisinil Ibnu Khaldun untuk cabang-cabang ilmu tersebut. Ibnu
Khaldun juga layak mendapatkan penghargaan atas formula dan ekspresinya yang
lebih jelas dan elegan dari hasil karya pendahulunya atau hasil karya ilmuwan yang
sejaman dengannya. Melahirkan karya Al-Muqaddimah menjadikan Ibnu Khaldun
sebagai seorang genius polymath (jenius dalam berbagai bakat) dan seorang
renaissance man yang menguasai banyak bidang ilmu. Di dalam kitab ini, Ibnu
Khaldun membincangkan berbagai topik seperti sejarah, geografi, matematik, agama,
sistem kerajaan, sistem ekonomi, sistem pendidikan dan lain-lain.
Jika orang biasa hendak mencoba menulis mengenai semua bidang ini, bisa jadi
penulisannya itu akan berbentuk dasar-dasarnya saja, karena tidak mudah untuk dapat
memahami kesemua bidang tersebut dengan mendalam. Tapi Ibnu Khaldun
merupakan seorang “master of all trades” yang jarang-jarang dijumpai dalam sejarah
manusia. Ia dapat mengupas setiap topik tersebut dengan mendalam, dan memahami
serta menyampaikan isu-isu yang kritikal dalam setiap disiplin ilmu tersebut. Memang
amat mengagumkan apabila kita membaca Al-Muqaddimah dan mendapati bahwa
isinya amat modern, setengah kandungannya masih relevan dengan dunia masa kini,
meskipun kitab itu dikarang pada abad ke 14.
Berikut ini diuraikan beberapa pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun yang dalam
lintasan sejarah perekonomian dunia dapat disejajarkan dengan pemikiran para tokoh
ekonom modern. Wawasan Ibnu Khaldun terhadap beberapa prinsip-prinsip ekonomi
sangat dalam dan jauh kedepan sehingga sejumlah teori yang dikemukakannya hampir
enam abad yang lalu sampai sekarang tidak diragukan merupakan perintis dari
beberapa formula teori modern.
a. Persoalan Ekonomi
Soal-soal ekonomi ini dibicarakan oleh Ibnu Khaldun di dalam bukunya “Al-
Muqaddimah”, bagian ke V. Motif ekonomi timbul karena hasrat manusia yang
tidak terbatas, sedang barang-barang yang akan memuaskan kebutuhannya itu
sangat terbatas.Sebab itu memecahkan soal-soal ekonomi haruslah dipandang dari
dua sudut; sudut tenaga (werk, arbeid) dan dari sudut penggunaannya.
Adapun dari sudut tenaga terbagi kepada:
1. Tenaga untuk mengerjakan barang-barang (objekt) untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri (subjekt), dinamakan “ma’asy” (penghidupan).
2. Tenaga untuk mengerjakan barang-barang yang memenuhi kebutuhan orang banyak
(Massaal subjektif), dinamakan “tamawwul” (perusahaan).
2. Sruktur Institusi
Mengacu kepada teori pembangunan Ibnu Khaldun, ada 3 institusi utama
dalam struktur sistem pembangunan Islam, yaitu:
a. Pemerintah
b. Masyarakat
c. Ulama
D. Studi Kasus
Program “Building Back Better” PBB
Istilah build back better pada dasarnya dapat mengacu kepada beberapa hal,
seperti misalnya slogan kampanye salah satu kandidat presiden Amerika tahun 2020,
atau program kemanusiaan presiden Amerika Bill Clinton di Haiti, slogan sebuah kota
di Filipina, Slogan pemilu 2020 di Singapura, dan salah satu program PBB. Dalam hal
ini kita akan lebih menitikberatkan pada kasus terakhir, yaitu sebagai salah satu
program PBB. Istilah yang dipakai oleh program di bawah PBB ini adalah Building
Back Better (BBB). BBB adalah pendekatan pemulihan pasca bencana yang
mengurangi kerentanan terhadap bencana di masa mendatangdan membangun
ketahanan masyarakat untuk mengatasi kerentanan guncangan fisik, sosial,
lingkungan, dan ekonomi. Dalam kerangka BBB, masyarakat terdampak memiliki
kesempatan untuk mengurangi risiko, tidak hanya dari bahaya langsung, tetapi juga
dari bahaya yang mengancam (di luar ancaman bencana). Dalam BBB bukan hanya
sekadar fokus pada pembangunan fisik setelah bencana. BBB sedikit berbeda dengan
konsep pembangunan mainstream yang hanya fokus pada pembangunan infrastruktur
pasca bencana. BBB lebih berfokus untuk memastikan bahwa hasil pemulihan
memberikam dampak kesejahteraan (keselamatan) yang berkelanjutan dengan
harapan menciptakan masyarakat yang lebih tangguh (baik) dari sebelumnya.
Pertama kali konsep Building Back Better ini diperkenalkan oleh Perdana
Menteri Jepang. Dalam konsep pembangunan kembali pasca bencana, terdapat
beberapa aspek yang menjadi fokus, yaitu rekonstruksiinfrastruktur, peningkatan mata
pencaharian, dan penanganan isu-isu lintas sektor. BBB berlaku untuk semua aspek
dan sektor pemulihan pascabencana. Pada rekonstruksi infrastruktur, BBB bersama-
sama mendukung komunikasi, pendidikan, energi,kesehatan,perumahan transportasi,
serta air dan sanitasi. Pada pemulihan mata pencaharian, BBB meluas ke sektorsektor
seperti pertanian, perdagangan,pekerjaan, industri, dan layanan publik. BBB juga
berlaku untukisu-isu lintas sektorseperti lingkungan, gender, dan pemerintahan. Pada
aspek rekonstruksi infrastruktur, BBB menawarkan kesempatan untuk membangun
kembali infrastruktur dan sistem yang lebih kuat, lebih aman, dan lebih tahan
bencana. BBB membangun ketahanan di sektor ketenagakerjaan dan mata
pencaharian dengan menggunakan fase pemulihan bencana sebagai peluang untuk
mempromosikan mata pencaharian tahan bencana yang berkelanjutan. BBB juga
merupakan bagian yang terintegrasi dengan isuisu lintas sektoral seperti lingkungan,
gender dan pemerintahan.
Ada 10 preposisi utama (key preposition) dari BBB yang disadur dari pemulihan
bencana di samudera hindia:
a. Pemerintah, donor, dan lembaga bantuan harus menyadari bahwa keluarga dan
komunitas mendorong pemulihan mereka sendiri.
b. Pemulihan harus mempromosikan keadilan dan kesetaraan.
c. Pemerintah harus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana di masa
depan.
d. Pemerintah daerah harus diberdayakan untuk mengelola upaya pemulihan, dan
donor harus mencurahkan sumber daya yang lebih besar untuk memperkuat
lembaga pemulihan pemerintah, terutama di tingkat daerah.
e. Perencanaan pemulihan yang baik dan koordinasi yang efektif bergantung pada
informasi yang baik.
f. PBB, Bank Dunia, dan badan multilateral lainnya harus memperjelas peran dan
hubungannya, terutama dalam menangani tahap awal proses pemulihan.
g. Peran LSM yang semakin meluas dan Gerakan Palang Merah/ Bulan Sabit Merah
memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk kualitas dalam upaya
pemulihan.
h. Sejak awal operasi pemulihan, pemerintah, dan lembaga bantuan harus
menciptakan kondisi bagi wirausahawan untuk berkembang.
i. Penerima manfaat berhak atas jenis kemitraan agen yang melampaui persaingan
dan persaingan tidak sehat.
j. Pemulihan yang baik harus membuat masyarakat lebih aman dengan mengurangi
risiko dan membangun ketahanan.
k.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu karya fenomenal Ibnu Khaldun adalah Kitab Al-Muqaddimah, yang
selesai penulisannya pada Nopember 1377. Sebuah kitab yang sangat menakjubkan,
karena isinya mencakup berbagai aspek ilmu dan kehidupan manusia pada ketika itu.
Al-Muqaddimah secara harfiah bararti 'pembukaan' atau 'introduksi' dan merupakan
jilid pembuka dari tujuh jilid tulisan sejarah. Al-Muqaddimah mencoba untuk
menjelaskan prinsip-prinsip yang menentukan kebangkitan dan keruntuhan dinasti
yang berkuasa (daulah) dan peradaban ('umran). Tetapi bukan hanya itu saja yang
dibahas. Al-Muqaddimah juga berisi diskusi ekonomi, sosiologi dan ilmu politik,
yang merupakan kontribusi orisinil Ibnu Khaldun untuk cabang-cabang ilmu
tersebut.
Arah pembangunan dalam Islam terbagi menjadi 3 tujuan, yaitu: 1) People
Oriented, 2) Maslahah Oriented, dan 3) Falah Oriented.Setelah kita dapat memahami
orientasi ekonomi pembangunan Islam maka selanjutnya kita akan menyintesis
tujuan dari pembangunan ekonomi menurut Islam. Landasan pengklasifikasian ini
adalah model pembangunan menurut maqashid al syariah dan orientasi dari ekonomi
pembangunan Islam yang sudah diutarakan sebelumnya. Ada 4 tujuan utama
ekonomi pembangunan Islam.
Berdasarkan pandangan ini, elemen dari pembangunan akan menjadi sistem
kepatuhan berdasarkan aturan tertentu yang memastikan agar progres dari dimensi
pembangunan tetap berjalan. Dalam bahasa lain antara elemen dan dimensi pada
ekonomi pembangunan Islam saling terkait. Tiga elemen dan dimensi pembangunan
menurut Mirakhor dan Askari berkaitan dengan self-development, physical
development dan social development.
Mengacu kepada teori pembangunan Ibnu Khaldun, ada 3 institusi utama dalam
struktur sistem pembangunan Islam, yaitu:
a. Pemerintah
b. Masyarakat
c. Ulama
B. Saran
Untuk mengetahui yang berkaitan dengan sunnah, dituntut tersedianya sejumlah
kitab, minimal kitab-kitab yang berkaitan dengan musthalah, kaidah, pengajian matan,
dan pengkajian sanad. Tanpa tersedianya fasilitas kitab-kitab yang diperlukan, maka
upaya mendalami pengetahuan sunnah akan banyak mengalami kesulitan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Jajang W. Mahri. (Juni 2021). Ekonomi Pembangunan Islam. JI. MH. Thamrin No.2
Jakarta: Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah - Bank Indonesia.