Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENGANGGURAN, INFLASI, DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

Dosen: Bapak Suhardoyo, Dr. SE, MM

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:


1. Puteri Yasmin Nurhaliza (64220896)
2. Pantja Adiguna Muharram (64221050)
3. Bunga Larasati (64220936)
4. Fitry Damayanty S. (64220864)
5. Ayyu Mardhiyah (64221405)
6. Irma Sesiliya (64221048)
7. Fajar Damar Novianto (64220955)
8. Tias Mutiara (64221607)
KELAS: 64.2B.05

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA


PROGAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmatnya kami bisa
menyelesaikan makalah tentang Pengangguran, Inflasi, dan Kebijakan Pemerintah dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan kami juga berterimakasih kepada Bapak
Suhardoyo, Dr. SE, MM selaku dosen mata kuliah Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita tentang apa itu Pengangguran, Inflasi, dan Kebijakan Pemerintah. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan
makalah yang akan kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang disengaja maupun yang tidak
disengaja.

Bekasi, 29 Mei 2023

Penyusun
BAB I
PENGANGGURAN

I. Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah yang diberikan kepada orang
yang tidak bekerja sama sekali atau orang yang sedang mencari pekerjaan. Pengangguran
termasuk golongan dari angkatan kerja namun belum melakukan kegiatan yang dapat
menghasilkan uang.

Pengangguran telah menjadi masalah perekonomian di berbagai negara dan tidak


hanya di Indonesia saja. Karena adanya pengangguran, maka tingkat produktivitas serta
pendapatan masyarakat berkurang. Sehingga terjadilah kemiskinan serta masalah-
masalah sosial.

II. Penyebab Terjadinya Pengangguran

1) Besarnya angkatan kerja yang tidak seimbang dengan kesempatan kerja.

2) Masyarakat atau warga negara tidak memiliki keterampilan tinggi serta tingkat
pendidikan yang rendah.

3) Adanya kemajuan teknologi yang menggantikan manusia.

4) Tenaga kerja yang ada di daerah dengan di kota tidak dimanfaatkan dengan seimbang.

5) PHK.

III. Jenis-jenis Pengangguran di Indonesia

a) Pengangguran Friksional.

Tipe pencari kerja yang tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk memenuhi
syarat-syarat pada lowongan kerja.
b) Pengangguran Siklus.

Tipe pencari kerja yang menganggur karena imbas dari perusahaan mengurangi
kegiatan produksi untuk mencegah kerugian yang lebih besar.

c) Pengangguran Sukarela.

Pengangguran Sukarela sebenarnya mampu dan bisa bekerja. Hanya saja, ia tidak
mau bekerja karena merasa memiliki sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

d) Pengangguran Terbuka.

Tipe pencari kerja yang tidak punya pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan,
atau orang yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

IV. Dampak Pengangguran

1) Pendapatan nasional menurun


2) Pendapatan per kapita masyarakat rendah
3) Produktivitas tenaga kerja dan upah rendah
4) Minat investasi dan pembentukan modal rendah
5) Menjadi sumber utama kemiskinan
6) Pemborosan sumber daya manusia
7) Memberi dampak sosial terhadap pelaksanaan pembangunan nasional

V. Kebijakan Pemerintah Mengatasi Pengangguran

1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dilakukan dengan menggalakan program


wajib belajar 9 tahun, mengadakan program-program magang, serta membuka kursus-
kursus keterampilan, dengan harapan sumber daya manusia menjadi lebih berkualitas
(bisa menjadi wirausahawan muda atau mudah jika ingin mencari pekerjaan).

2) Memperluas lapangan pekerjaan. Dengan kemudahan pemberian modal (supaya muncul


usaha-usaha baru, dan membutuhkan tenagab kerja) dan perekrutan tenaga kerja untuk
instansi-instansi pemerintah.

3) Membuat kebijakan. Misalnya, dengan kebijakan mengenai pembatasan tenaga kerja


asing, supaya tenaga kerja dalam negeri lebih banyak terserap, dan kebijakan Upah
Miminum Regional untuk melindungi pekerja.
BAB II
INFLASI

I. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus
dalam jangka waktu tertentu. Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak dapat
disebut sebagai inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan
harga pada barang lainnya.

Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga


secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang
secara kontinu.

II. Efek Buruk Inflasi

1) Menurunkan daya beli masyarakat.

Inflasi menyebabkan nilai uang menurun sehingga daya beli masyarakat menjadi
lebih rendah. Masyarakat akan kesulitan untuk membeli barang-barang yang dianggap
penting karena harganya terus naik.

2) Merugikan bagi peminjam.

Inflasi juga dapat merugikan bagi peminjam, karena ketika mereka meminjam
uang, harga-harga di pasar sudah naik. Sehingga ketika mereka harus membayar kembali
pinjaman tersebut, nilai uang yang harus mereka kembalikan akan lebih rendah
dibandingkan dengan nilai uang yang mereka pinjam.

3) Merusak struktur ekonomi.

Inflasi yang tinggi dapat merusak struktur ekonomi suatu negara, karena
menyebabkan adanya ketidakstabilan harga-harga di pasar. Hal ini dapat mempengaruhi
investasi dan keputusan bisnis yang diambil oleh perusahaan, sehingga dapat mengurangi
pertumbuhan ekonomi.

4) Menyebabkan ketidakpastian.

Inflasi yang tinggi juga dapat menyebabkan ketidakpastian bagi masyarakat,


karena tidak dapat memprediksi dengan pasti berapa harga barang-barang yang akan
dibeli di masa depan. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah dan menyebabkan kegelisahan di tengah masyarakat.

5) Menurunkan kesejahteraan masyarakat.

Inflasi yang tinggi dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat karena


menyebabkan masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat
yang memiliki pendapatan yang rendah akan terpukul lebih besar oleh inflasi
dibandingkan dengan masyarakat yang memiliki pendapatan yang tinggi.

III. Penyebab Terjadinya Inflasi

1) Tekanan dari sisi penawaran (Cost Push Inflation), yang terjadi ketika inflasi disebabkan
oleh tekanan dari sisi penawaran atau peningkatan biaya produksi.

2) Tekanan dari sisi permintaan (Demand Pull Inflation), yang terjadi ketika inflasi
disebabkan oleh tekanan dari sisi permintaan atau meningkatnya permintaan barang dan
jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam makroekonomi, kondisi ini digambarkan
oleh output riil yang melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate
demand) lebih besar dari pada kapasitas perekonomian.

3) Ekspektasi inflasi, yaitu faktor yang dipengaruhi oleh persepsi dan harapan masyarakat
serta pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan. Faktor ini dapat
mempengaruhi keputusan konsumen, investor, dan pelaku ekonomi lainnya.

IV. Jenis-Jenis Inflasi

1) Inflasi Tingkat Harga

Yang terjadi ketika harga-harga secara umum di seluruh atau sebagian besar
barang dan jasa di suatu negara mengalami kenaikan. Inflasi tingkat harga dapat terjadi
akibat kenaikan harga bahan baku, biaya produksi, atau permintaan yang tinggi terhadap
suatu barang atau jasa.
2) Inflasi Struktural.

Yang terjadi ketika adanya perubahan struktural di dalam ekonomi suatu negara,
seperti perubahan dalam tingkat produktivitas, struktur industri, atau tingkat pendapatan.
Inflasi struktural dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan antara permintaan dan
penawaran terhadap suatu barang atau jasa.

3) Inflasi Kebijakan.

Yang terjadi ketika kenaikan harga-harga disebabkan oleh kebijakan pemerintah,


seperti kebijakan fiskal atau moneter. Dimana kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
berkaitan dengan pengeluaran dan pendapatan pemerintah, sedangkan kebijakan moneter
adalah kebijakan yang berkaitan dengan uang dan jumlah uang yang beredar di suatu
negara.

4) Inflasi Geografis.

Yang terjadi ketika harga-harga di suatu wilayah atau daerah mengalami kenaikan
yang lebih tinggi daripada harga-harga di wilayah atau daerah lain. Inflasi geografis dapat
terjadi akibat perbedaan tingkat produktivitas, struktur industri, atau tingkat pendapatan
di antara wilayah atau daerah yang berbeda.

5) Inflasi Impor.

Yang terjadi ketika harga barang-barang impor mengalami kenaikan, yang dapat
menyebabkan kenaikan harga-harga barang dan jasa di dalam negeri. Inflasi impor dapat
terjadi akibat kenaikan harga bahan baku atau biaya produksi di negara asal barang
impor, atau kenaikan nilai tukar mata uang negara asal barang impor terhadap mata uang
negara importir.

V. Kebijakan Moneter & Kebijakan Fiskal

Pada kebijakan moneter dikeluarkan untuk menjaga jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Sedangkan tujuan dari kebijakan fiskal adalah untuk menjaga pengeluaran
dan penerimaan negara agar terciptanya kestabilan.

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dijalankan oleh dua pihak yang berbeda.
Kebijakan fiskal dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan sedangkan kebijakan moneter
dilaksanakan oleh Bank Sentral.

Untuk meningkatkan keefektifan kebijakan pemerintah, Kementerian


Keuangan dan Bank Sentral perlu menjalankan hal-hal berikut:
a) Mengatasi inflasi.

Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank


sentral pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar,
dengan mengandalikan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga sebagai instrumen
dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan
tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini disebabkan nilai sebuah mata uang dapat
bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs).

Lalu Kementerian Keuangan mengurangi pengeluaran dan menaikkan pajak


individu dan perusahaan. Langkah tersebut dapat mengurangi pengeluaran pemerintah,
mengurangi investasi dan mengurangi pengeluaran rumah tangga.

Untuk perkembangan indikator moneter dikendalikan melalui piranti moneter


tidak langsung, yaitu menggunakan operasi pasar terbuka, penentuan tingkat diskonto,
dan penetapan cadangan wajib minimum bagi perbankan.

b) Mengatasi pengangguran.

Bank Sentral perlu menurunkan suku bunga dan Kementerian Keuangan


menambah pengeluaran pemerintah yang dapat diikuti pula dengan pengurangan pajak.

Langkah tersebut akan menyebabkan kenaikan dalam pengeluaran agregat sebagai


akibat: kenaikan investasi, kenaikan pengeluaran pemerintah dan kenaikan pengeluaran
rumah tangga (konsumsi).
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/inflasi/
https://an-nur.ac.id/pengertian-inflasi-jenis-dampak-buruk-dan-kebijakan-inflasi/
#:~:text=Dampak%20buruk%20inflasi&text=Menurunkan%20daya%20beli%20masyarakat%3A
%20Inflasi,penting%20karena%20harganya%20terus%20naik
https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/moneter/inflasi/default.aspx
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230309113817-569-922817/pengertian-pengangguran-
jenis-jenis-penyebab-dan-dampaknya#:~:text=Dampak%20Pengangguran&text=Pendapatan
%20nasional%20menurun,dampak%20terhadap%20permintaan%20dan%20penawaran

Anda mungkin juga menyukai