DISUSUN OLEH :
ANDI RASTI
MUHAMMAD YASIN
Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw.
Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
bagi siapa saja yang membacanya, sejauh apapun penelusuran penulis dalam
proses pembuatan makalah ini, pasti terdapat berbagai kekurangan dan kehilafan
sampaikan atas berbagai kekurangan dan kehilafan tersebut. Terakhir, penulis juga
semua pihak sebagai bahan pembelajaran dan pembekalan bagi penulis dalam
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan.............................................................................................. 2
A. Kesimpulan...................................................................................... 12
B. Saran................................................................................................. 12
C. Daftar Pustaka.................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
dan etika Islam. Bahkan diakui oleh para ekonom Muslim maupun non-
kepada ajaran tauhid. Sudah menjadi kodrat manusia untuk diciptakan sebagai
dalam memenuhi kebutuhan hidup, yang pada satu sisi tidak terbatas dan pada
dan tingkat inflasi rendah, namun jika tidak diimbangi dengan nilai- nilai
luhur dan etika yang baik, maka pada titik tertentu pastilah tercipta kondisi
Sementara itu pada sisi yang lain perkembangan dunia bisnis dan
diperlukan adanya etika dalam berbisnis. Yang dimaksud praktek mal- bisnis
dalam pengertian ini adalah mencakup semua perbuatan bisnis yang tidak
1
Suwantoro, Aspek-aspek Pidana di Bidang Ekonomi, (Jakarta: Ghalia,1990), h.20.
1
2
Pada mulanya etika bisnis muncul ketika kegiatan bisnis tidak luput
dari sorotan etika. Menipu dalam bisnis, mengurangi timbangan atau takaran,
diri sendiri. Oleh sebab itu dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
2
Ricard T De George, Business Ethics, New Jersey: Prentice Hall, Engle- wood Cliffs,
1996, h. 43.
3
A. Sonny Keraf, Etika Bisnis, (Jakarta: Kanisius. 1998), h. 49.
BAB II
PEMBAHASAN
institusi.5 Pengertian yang lebih tegas makna etika adalah the systematic study of
the nature of value concepts, good, bad, ought, right, wrong, etc. and of the
general principles which justify us in applying them to anything also called moral
philosophy atau etika merupakan studi sistematis tentang tabiat konsep nilai, baik,
buruk, harus, benar, salah, dan lain sebagainya dan prinsip- prinsip umum
Pengertian di atas semakna dengan kata moral. Kata ini berasal dari
bahasa Latin, (jamaknya: mores) yang artinya adat istiadat atau kebiasaan.
Yang dimaksud adat istiadat ini adalah kebiasaan yang dilakukan oleh
istilah etika dan moralitas memiliki pengertian yang sama. Dalam studi Islam
berada di atas budi pekerti yang agung).7 Dengan demikian maka akhlak
adalah perilaku seseorang yang berkaitan dengan baik dan buruk, dan setiap
4
Irham Fahmi, Etika Bisnis (Teori, Kasus, Dan Solusi), (Bandung: Alfabeta, 2014), h.
2.
5
Webster‟s New Collegiatem Dictionary, (USA: G. dan C. Merriam Company), h.
393.
6
Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Press, 1995), h. 13.
7
Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, (London: McDonald & Evans
Ltd, 1980), h. 258.
3
4
manusia memiliki dua potensi tersebut. Hanya saja dalam Islam potensi baik
lebih dulu menghiasi diri manusia daripada potensi untuk berbuat kejahatan.8
Dengan demikian maka etika bisnis yang dimaksud dalam tulisan ini
yang buruk, benar dan salah, halal haram dan lain sebagainya, serta prinsip-
apa saja dalam dunia bisnis. Adapun etika ekonomi/bisnis dalam syariat Islam
1. Tijarah
Arti kata “tijarah” dalam al-Qur’an merupakan mashdar (akar kata) dari
adalah mengolah (mentasarrufkan) harta benda dengan cara tukar menukar untuk
dinamakan harta dagangan (tijarah) adalah harta yang dimiliki dengan akad
tukar dengan tujuan untuk memperoleh laba dan harta yang dimilikinya harus
merupakan hasil usahanya sendiri. Kalau harta yang dimilikinya itu merupakan
harta warisan, maka ulama mazhab secara sepakat tidak menamakannya harta
dagangan.11
8
M. Quraish Shihab, Wawasan al- Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), h. 254.
9
Ali Hasan, Manajemen Bisnis Syariah, Cet I, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta), 2009),
h. 171.
10
M. Masykur Khoir, Risalatuz Zakat, t.th, h.60.
11
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, ter. Agus effendi dan
Burhanudin h.163.
5
Pembahasan tijarah dalam hal ini mencakup tentang jual beli menukar
suatu barang dengan barang yang lain dengan cara yang tertentu. Jual beli
dalam bahasa Indonesia berasal dari dua kata, yaitu jual dan beli. Yang
dimaksud dengan jual beli adalah berdagang, berniaga, menjual dan membeli
barang.12
sebagai berikut:
QS al-Baqarah/2: 282.
ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َح اِضَر ًة ُتِد ْيُرْو َنَها َبْيَنُك ْم َفَلْيَس َع َلْيُك ْم ُجَناٌح َااَّل َتْكُتُبْو َهۗا َو َاْش ِهُد ْٓو ا ِاَذ ا َتَباَيْع ُتْم ۖ َو اَل ُيَض ۤا َّر
َك اِتٌب َّو اَل َش ِهْيٌد ۗە َوِاْن َتْفَع ُلْو ا َفِاَّنٗه ُفُسْو ٌۢق ِبُك ْم ۗ َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ َو ُيَع ِّلُم ُك ُم ُهّٰللاۗ َو ُهّٰللا ِبُك ِّل َش ْي ٍء َع ِلْيٌم
Dalam ayat tersebut dapat dipahami bahwa tidak ada dosa bagi
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن
َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا
12
Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, h. 32.
6
perbuatan batil. Sebaliknya jika bermualah dengan cara suka sama suka maka
hal itu tidak membuat seseorang untuk berbuat batil. Larangan membunuh
diri sendiri mencakup juga larangan membunuh orang lain, sebab membunuh
orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena umat merupakan suatu
kesatuan
2. Al-baiy’
Secara bahasa al-bai’ (jual-beli) Menurut Imam Nawawi adalah
QS al-Baqarah/2: 254
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاْنِفُقْو ا ِمَّم ا َر َز ْقٰن ُك ْم ِّم ْن َقْبِل َاْن َّيْأِتَي َيْو ٌم اَّل َبْيٌع ِفْيِه َو اَل ُخ َّلٌة َّو اَل َشَفاَع ٌةۗ َو اْلٰك ِفُرْو َن ُهُم الّٰظ ِلُم ْو َن
“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari
rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika
tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi
syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.”
Dalam ayat ini dapat dipahami bahwa salah distribusi harta yang
adalah usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain
QS al-Baqarah/2: 275
13
Dimyuddin Djuwini, Pengantar Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2008), h. 69.
7
َاَّلِذ ْيَن َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُقْو ُم اَّلِذ ْي َيَتَخَّبُطُه الَّشْيٰط ُن ِم َن اْلَم ِّۗس ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهْم َقاُلْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل
الِّر ٰب وۘا َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا َفَم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع َظٌة ِّم ْن َّرِّبٖه َفاْنَتٰه ى َفَلٗه َم ا َس َلَۗف َو َاْم ُر ٓٗه ِاَلى ِهّٰللاۗ َو َم ْن َعاَد
ٰۤل
َفُاو ِٕىَك َاْص ٰح ُب الَّناِر ۚ ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila.
Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan
riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka
mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
dalam mazhab Imam Syafi’i dikatakan, al- bai’ adalah pertukaran harta (mal)
Etika bisnis yang dapat dipahami dalam ayat ini adalah, tentang
larangan harta riba dalam menjalankan sebuah bisnis, orang yang tetap
melakukan praktek riba maka jiwanya seperti orang yang kerasukan syeitan.
Penjelasan tentang hal ini dapat dilihat dalam QS. Fatir/35: 29.
ِاَّن اَّلِذ ْيَن َيْتُلْو َن ِكٰت َب ِهّٰللا َو َاَقاُم وا الَّص ٰل وَة َو َاْنَفُقْو ا ِمَّم ا َر َز ْقٰن ُهْم ِس ًّر ا َّوَع اَل ِنَيًة َّيْر ُجْو َن ِتَج اَر ًة َّلْن َتُبْو َۙر
8
perniagaan duniawi.14
mengetahui bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik dari apa yang
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاْنِفُقْو ا ِمَّم ا َر َز ْقٰن ُك ْم ِّم ْن َقْبِل َاْن َّيْأِتَي َيْو ٌم اَّل َبْيٌع ِفْيِه َو اَل ُخ َّلٌة َّو اَل َشَفاَع ٌةۗ َو اْلٰك ِفُرْو َن ُهُم الّٰظ ِلُم ْو َن
ada lagi jual beli. Yakni sebelum datang kematian serta tibanya hari kiamat.
Karena ketika itu semua orang akan menyesal dan ingin memperbanyak amal
14
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir, Jilid. 8 (Damaskus: Dar al-Fikr, 2005).
15
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Cet; I, Tanngerang: Lentera Hati, 2004), h.
545.
9
itu tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi perbuatan yang dapat membantu
َاَّلِذ ْيَن َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُقْو ُم اَّلِذ ْي َيَتَخَّبُطُه الَّشْيٰط ُن ِم َن اْلَم ِّۗس ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهْم َقاُلْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَبْيُع ِم ْثُل
الِّر ٰب وۘا َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا َفَم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع َظٌة ِّم ْن َّرِّبٖه َفاْنَتٰه ى َفَلٗه َم ا َس َلَۗف َو َاْم ُر ٓٗه ِاَلى ِهّٰللاۗ َو َم ْن َعاَد
ٰۤل
َفُاو ِٕىَك َاْص ٰح ُب الَّناِر ۚ ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila.
Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan
riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. Barangsiapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka
mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”
Ibnu katsir menjelaskan bahwa seorang pemakan riba akan
dibangkitkan pada hari kiamat layaknya orang gila yang mengamuk seperti
diharamkan riba, riba yang telah dimakan dahulu sebelum turunnya firman
Allah apabila pelakunya bertaubat maka tidak ada kewajiban untuk
yang kembali lagi kepada riba setelah menerima larangan dari Allah, maka
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن
َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا
16
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, h. 546.
17
Imaduddin Abul Fida‟ Ismail, Tafsir Ibnu Katsir, Jilid I (Jakarta: Pustaka Imam
Syafi’I, 2008).
10
memakan harta orang lain secara tidak benar. Harta orang lain itu tidaklah
halal bagi kalian kecuali jika diperoleh melalui cara-cara yang ditentukan
Allah seperti pewarisan, hibah dan transaksi yang sah dan dibolehkan.34
kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil, maksudnya
dan lain-lain. Dan janganlah kamu bawah urusan harta ke pengadilan dengan
harta manusia yang bercampur dengan dosa padahal kamu mengetahui bahwa
QS an-Nur/24: 37 .
ِر َج اٌل اَّل ُتْلِهْيِه ْم ِتَج اَر ٌة َّو اَل َبْيٌع َع ْن ِذ ْك ِر ِهّٰللا َو ِاَقاِم الَّص ٰل وِة َو ِاْيَتۤا ِء الَّز ٰك وِةۙ َيَخ اُفْو َن َيْو ًم ا َتَتَقَّلُب ِفْيِه اْلُقُلْو ُب
ۙ َو اَاْلْبَص اُر
Allah tidak dapat menyibukkan dari gemerlapnya dunia serta perhiasan yang
kehidupannya ke arah yang lebih baik tetapi tidak melalaikan dari mengingat
Allah. Karena mereka memahami bahwa pahala yang ada di sisi Allah itu
11
lebih baik dan lebih bermanfaat daripada harta benda yang ada pada tangan-
tangan mereka.
dagangan mereka ketika waktu shalat telah tiba sekalipun tidak ada yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
membedakan yang baik dan yang buruk, benar dan salah, halal haram dan lain
mengaplikasikannya atas apa saja dalam dunia bisnis. Etika bisnis juga bisa
kekhawatiran, sebab telah diyakini sebagai suatu yang baik dan benar.
tiga istilah, yaitu tijarah, al-bai’dan istara semuanya mengandung makna yang
sama yaitu perniagaan atau jual beli. Nilai-nilai etika bisnis dalam al-Qur’an
larangan berbisnis dengan riba bisnis mesti suka sama suka, tidak memperoleh
B. Saran
untuk dapat menjadikan makalah ini sebagai salah satu sumber bacaan guna
12
DAFTAR PUSTAKA
13