Anda di halaman 1dari 4

NAMA :: SHINTA ROHMATUNIKMA

NPM : 2307350209
MK : PENGANTAR HUKUM INDONESIA
DOSEN : Dr. Misbahul Huda, S.H., M.H.
1. Jelaskanlah pengertian dari prinsip-prinsip Hukum Islam berikut: a. Tauhid

b. Amal ma’ruf Nahi mungkar

2. Jelaskanlah pandangan saudara terhadap dua teori mengenai keberlakuan hukum


adat yang dikemukan oleh Van den Berg dan Van Vollenhoven

2. Jelaskanlah pengertian Hukum Administrasi Negara dan kemukakan subjek


hukumnya
3. Apakah yang dimaksud dengan Ketetapan/Keputusan Tata Usaha
Negara/Beschikking
4. Siapakah yang bisa menjadi penggugat dan tergugat dalam Pengadilan Tata
Usaha Negara

(PTUN)

5. Saudara kemukakan wewenang mengadili Mahkamah Agung dan Mahkamah


Konstitusi
6. Jelaskahlah Maksud dari asas-asas hukum Acara berikut:
1. Hakim bersifat Pasif (Asas Hukum Acara Perdata)
2. Asas Praduga Tak Bersalah (Presumtion of Innocence) (Asas Hukum
Acara Pidana)
7. Sebukanlah apa saja yang bisa menjadi alat bukti dalam persidangan perkara
Perdata
8. Sebukanlah apa saja yang bisa menjadi alat bukti dalam persidangan perkara
Perdata

Jawaban

1. Ditinjau dari buku Teologi Islam Ilmu Tauhid karya Drs Hadis Purba dan Drs.
Salamuddin, terdapat beberapa pengertian tauhid yang telah dikemukakan oleh
para ahli. Beberapa definisi atau pengertian tauhid tersebut antara lain;
a. Menurut Syaikh Muhammad Abduh (1926:4), dikemukakan bahwa "Ilmu
tauhid adalah suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, tentang
sifat-sifat yang wajib disifatkan kepada-Nya, sifat-sifat yang sama sekali
wajib dilenyapkan daripada-Nya, juga membahas tentang rasul-rasul-Nya,
meyakinkan kerasulan mereka, sifat-sifat yang boleh ditetapkan kepada
mereka, dan apa yang terlarang dinisbatkan kepada mereka."
b. Husain Affandi al-Jisr (tt:6) mengemukakan bahwa "Ilmu tauhid adalah ilmu
yang membahas tentang hal-hal yang menetapkan akidah agama dengan
dalil-dalil yang meyakinkan."
c. Ibnu Khaldun (tt:458) mengemukakan bahwa "Ilmu tauhid berisi alasan-
alasan dari aqidah keimanan dengan dalil-dalil aqliyah dan alasan-alasan
yang merupakan penolakan terhadap golongan bid'ah yang dalam bidang
aqidah telah menyimpang dari mazhab salaf dan ahlus sunnah."

Jenis-Jenis Tauhid

Tauhid merupakan bagian paling penting dari keseluruhan substansi aqidah ahlus
sunnah wal jamaah. Bagian ini harus dipahami secara utuh agar maknanya yang
sekaligus mengandung klarifikasi jenis-jenisnya, dapat terealisasi dalam kehidupan.

Dalam kaitan ini tercakup dua hal. Pertama, memahami ajaran tauhid secara teoritis
berdasarkan dalil-dalil al-Qur’an, sunnah dan akal sehat. Kedua, mengaplikasikan ajaran
tauhid tersebut dalam kenyataan sehingga ia menjadi fenomena yang tampak dalam
kehidupan manusia.

Secara teoritis, tauhid diklarifikasikan dalam tiga jenis, yakni;

1. Tauhid Rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma’Wash-Shifat

b. Secara bahasa, amar ma'ruf nahi munkar berarti perintah ajaran untuk menciptakan
sesuatu yang lebih baik dan menjauhkan dari segala bentuk keburukan/kemungkaran.

Sejatinya, kata amar ma'ruf nahi munkar banyak disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits.
Bahkan, di Al-Qur'an kata amar ma'ruf nahi munkar sebanyak 9 kali di beberapa surat
yang berbeda.
Salah satunya ayat tentang amar ma'ruf nahi munkar di dalam Al-Qur'an, yaitu pada Surat
Ali Imran ayat 104. Allah SWT berfirman:
ۤ
‫ﯨَك ھُُم اْﻟُﻣْﻔِﻠُﺣْوَن‬r‫ف َوﯾَْﻧَﮭْوَن َﻋِن اْﻟُﻣْﻧَﻛِر ۗ َوا ُوٰﻟ‬ِ ‫َوْﻟﺗ َﻛُْن ِّﻣْﻧﻛُْم ا ُﱠﻣﺔ ٌ ﯾﱠْدﻋُْوَن ِاﻟَﻰ اْﻟَﺧْﯾِر َوﯾَﺄ ُْﻣُرْوَن ِﺑﺎْﻟَﻣْﻌُرْو‬
Artinya:
"Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-
orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104).
Pada dasarnya, melakukan amar ma'ruf nahi munkar bisa dilakukan mulai dari tahapan
yang paling ringan/sederhana, kemudian lanjut ke pada hal yang agak berat.

2. A
3. Secara sederhana, hukum administrasi negara (HAN) atau yang juga dikenal
sebagai hukum tata pemerintahan adalah cabang ilmu hukum yang mempelajari
tindakan dalam menyelenggarakan sebuah negara. Terkait definisi, secara khusus
sejumlah ahli memiliki pandangan tersendiri dalam mengartikan hukum
administrasi negara. Berikut adalah pengertian hukum administrasi negara
menurut para ahli. Oppenheim mengartikan hukum administrasi negara
adalah gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan, baik tinggi atau
rendah, apabila badan tersebut menggunakan wewenang yang diberikan
kepadanya oleh hukum tata negara.
4. Di Indonesia dikenal istilah beschikking pertama kali oleh WF. Prins. Para ahli
seperti E. Utrecht menerjemahkan istilah beschikking ini dengan ketetapan.
Namun menurut Djenal Hoesen dan Muchsan penggunaan istilah keputusan lebih
tepat untuk menghindari kesimpangsiuran pengertian dengan istilah
ketetapan. Beschikking adalah suatu keputusan pemerintahan untuk sesuatu hal
yang konkret dan dijadikan instrumen yuridis pemerintahan yang utama.
Keputusan merupakan konsep inti dari Hukum Administrasi Negara karena
keputusan administrasi adalah bagian dari tindakan pemerintah yang paling
banyak muncul dan paling banyak dipelajari.
5. Berdasarkan Pasal 1 angka 12 UU 51/2009, disebutkan bawah tergugat adalah
badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan keputusan
berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan kepadanya,
yang digugat oleh orang atau badan hukum perdata.[4] Pasal 53 ayat (1)UU
9/2004 menambahkan seseorang atau badan hukum perdata yang merasa
kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat
mengajukan gugatan. Orang yang dimaksud dalam rumusan itu adalah seseorang
dalam pengertian alami (natuurlijke persoon). Tetapi apa yang dimaksud Badan
Hukum Perdata (BHP) masih mengandung persoalan.
Menurut Indroharto, persoalan tersebut dapat diatasi jika merujuk ketentuan dalam KUH
Perdata. Ia berpendapat yang dimaksud BHP dalam rumusan itu adalah murni badan
yang menurut pengertian hukum perdata berstatus sebagai badan hukum seperti CV, PT,
Firma, Yayasan, Perkumpulan, Persekutuan Perdata (maatchap) dan lain-lain sepanjang
berstatus badan hukum perdata.[5] Dalam perkembangannya, organisasi advokasi
lingkungan hidup juga dianggap punya kualitas atau hak sebagai penggugat Keputusan
Tata Usaha Negara,[6] namun organisasi tersebut tetap harus punya badan hukum.[7]

Terdapat beberapa syarat agar suatu badan dapat disebut sebagai badan hukum,
yaitu:[8]
1. Adanya harta kekayaan yang terpisah;
2. Mempunyai tujuan tertentu;
3. Mempunyai kepentingan sendiri; dan
4. Adanya organisasi yang teratur
Pasal 1654 KUH Perdata menyebutkan semua perkumpulan yang sah adalah seperti
halnya dengan orang-orang swasta, berkuasa melakukan tindakan-tindakan perdata,
dengan tidak mengurangi peraturan-peraturan umum, dalam mana kekuasaan itu telah
diubah, dibatasi atau ditundukkan pada cara tertentu.
Sesuai amanat Pasal 1653 KUH Perdata, selain perseroan, diakui pula perhimpunan-
perhimpunan orang sebagai perkumpulan-perkumpulan, baik perkumpulan-perkumpulan
itu diterima sebagai diperbolehkan, atau telah didirikan untuk suatu maksud tertentu yang
tidak bertentangan dengan undang-undang atau kesusilaan.
Baca juga: Perbedaan Gugatan Perdata dengan Gugatan TUN
Seluruh informasi hukum yang ada di Klinik hukumonline.com disiapkan semata-mata
untuk tujuan pendidikan dan bersifat umum (lihat Pernyataan
Penyangkalan selengkapnya). Untuk mendapatkan nasihat hukum spesifik terhadap
kasus Anda, konsultasikan langsung dengan Konsultan Mitra Justika.
Demikian jawaban kami mengenai siapa yang dapat mengajukan gugatan ke PTUN.
Semoga bermanfaat.

6. Mahkamah Agung hanya berwenang untuk menguji secara materiil peraturan di


bawah Undang-Undang. Mahkamah Konstitusi berwenang untuk menguji secara
materill pada Undang-Undang serta Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang atau (Perppu). Mahkamah Agungtidak berhak melakukan sidang dugaan
pelanggaran.
7. A. hakim bersikap menuggu datangnya perkara yang diajukan oleh pihak.
B. Dalam proses perkara pidana,asas praduga tidak bersalah diartikan sebagai
ketentuan yang menganggap seseorang yang menjalani proses pemidanaan tetap
tidak bersalah sehingga harus dihormati hak-haknya sebagai warga negara
sampai ada putusan pe- ngadilan negeri yang menyatakan kesalahan- nya.

8. Ada 5 alat bukti dalam hukum acara perdata, yakni surat, saksi, persangkaan-
persangkaan, pengakuan, dan sumpah

Anda mungkin juga menyukai