Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KEANEKARAGAMAN HAYATI EKOSISTEM TERUMBU KARANG


DAN UPAYA PELESTARIANNYA
Guru Mata Pelajaran:
Hj. Wafa Wafiyah Syahid, M.Pd.I

Disusun oleh:
Siti Syahidah Lutfi
XI MIPA 2

MADRASAH ALIYAH (MA) AL-FALAH


NAGREG - BANDUNG
TAHUN PELAJARAN 2022-2023
i

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang Keanekaragaman Hayati
Ekosistem Terumbu Karang dan Upaya Pelestariannya. Adapun makalah ilmiah
biologi tentang Keanekaragaman Hayati Ekosistem Terumbu Karang dan Upaya
Pelestariannya ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena
itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi
pembaca yang ingin member saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah biologi ini.

Semoga dari makalah ilmiah biologi tentang Keanekaragaman Hayati


Ekosistem Terumbu Karang dan Upaya Pelestariannya ini dapat diambil hikmah
dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Penyusun
ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar--------------------------------------------------------------- i
Bab I Pendahuluan------------------------------------------------------------ii
1.1 Latar Belakang------------------------------------------------------- 1
1.2 Rumusan Masalah--------------------------------------------------- 1
Bab II Pembahasan----------------------------------------------------------- 2
2.1 Pengertian Terumbu Karang--------------------------------------- 2
2.2 Tipe – Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Jenisnya----------- 2
2.3 Tipe – Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya-------- 3
2.4 Jenis – Jenis Terumbu Karang------------------------------------- 4
2.5 Manfaat Terumbu Karang------------------------------------------ 6
2.6 Penyebab Kerusakan Terumbu Karang-------------------------- 9
2.7 Cara Melestarikan Terumbu Karang------------------------------10
Bab III Penutup----------------------------------------------------------------12
3.1 Kesimpulan----------------------------------------------------------12
3.2 Saran------------------------------------------------------------------12
Daftar Pustaka
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terumbu karang merupakan ekosistem khas daerah tropis dengan pusat


penyebaran di wilayah Indo-Pasifik. Diperkirakan luas terumbu karang yang
terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas
dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia
(Walters, 1994 dalam Suharsono, 1998).

Potensi sumberdaya alam kelautan ini tersebar di seluruh Indonesia dengan


beragam nilai dan fungsi, antara lain nilai rekreasi (wisata bahari), nilai produksi
(sumber bahan pangan dan ornamental) dan nilai konservasi (sebagai pendukung
proses ekologis dan penyangga kehidupan di daerah pesisir, sumber sedimen
pantai dan melindungi pantai dari ancaman abrasi) (Fossa dan Nilsen, 1996).
Ditinjau dari aspek ekonomi, ekosistem terumbu karang menjadi tumpuan hidup
bagi masyarakat pesisir di sekitarnya (Suharsono, 1998).

Ekosistem terumbu karang merupakan bagian dari ekosistem laut yang penting
karena menjadi sumber kehidupan bagi beraneka ragam biota laut. Di dalam
ekosistem terumbu karang ini pada umumnya hidup lebih dari 300 jenis karang,
yang terdiri dari sekitar 200 jenis ikan dan berpuluh‐puluh jenis moluska,
crustacean, sponge, alga, lamun dan biota lainnya (Dahuri, 2000). Terumbu
karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat
di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat
penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman


hayati ekosistem terumbu karang dan cara penanggulangan dan melestarikan
kerusakan terumbu karang.
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terumbu Karang

Binatang karang adalah pembentuk utama ekosistem terumbu karang.


Binatang karang yang berukuran sangat kecil, disebut polip, yang dalam jumlah
ribuan membentuk koloni yang dikenal sebagai karang (karang batu atau karang
lunak). Dalam peristilahan ‘terumbu karang’, “karang” yang dimaksud adalah
koral, sekelompok hewan dari ordo Scleractinia yang menghasilkan kapur
sebagai pembentuk utama terumbu, sedangkan Terumbu adalah batuan sedimen
kapur di laut, yang juga meliputi karang hidup dan karang mati yang menempel
pada batuan kapur tersebut. Sedimentasi kapur di terumbu dapat berasal dari
karang maupun dari alga. Secara fisik terumbu karang adalah terumbu yang
terbentuk dari kapur yang dihasilkan oleh karang. Di Indonesia semua terumbu
berasal dari kapur yang sebagian besar dihasilkan koral. Di dalam terumbu
karang, koral adalah insinyur ekosistemnya. Sebagai hewan yang menghasilkan
kapur untuk kerangka tubuhnya,karang merupakan komponen yang terpenting
dari ekosistem tersebut. Jadi Terumbu karang (coral reefs) merupakan ekosistem
laut tropis yang terdapat di perairan dangkal yang jernih, hangat (lebih dari 22oC),
memiliki kadar CaCO3 (Kalsium Karbonat) tinggi, dan komunitasnya didominasi
berbagai jenis hewan karang keras. (Guilcher, 1988).

2.2 Tipe – Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Jenisnya

Ada dua jenis terumbu karang yaitu :

1. Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan
karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Karang
batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun
terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah
hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.
2. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak
membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu
karang yang tumbuh di sepanjang pantai dicontinental shelf yang biasa
disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai
tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang
biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai
cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.
3

2.3 Tipe- Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya

Terumbu karang umunya dikelompokkan ke dalam empat bentuk, yaitu :

1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir


pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman
40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas.
Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang
ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati
yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu
jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau
Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar
0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman
hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah
perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang
penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan
membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan
Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan),
Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

3. Terumbu karang cincin (atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari


pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan
dengan daratan.
Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

4. Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar
(flat island).

Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam
kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya
pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan
kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta),
Kepulauan Ujung Batu.
4

2.4 Jenis-jenis Terumbu Karang


1. Acropora cervicornis

Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora cervicornis
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens,
tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial
koralit dapat dibedakan.
Warna : Coklat muda.
Kemiripan : A. prolifera, A. formosa.
Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang
jernih.

2. Montipora digitate
5

Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora digitata
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloninya digitata atau arborescent dengan cabang menghadap
keatas. Koralit kecil, terutama yang hidup di perairan dangkal.
Koenesteum halus.
Warna : Krem muda atau coklat, kadang berwarna merah muda atau biru
Kemiripan : M. samarensis.
Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Jepang,
Madagaskar, Solomon, Tanzania dan Australia.
Habitat : Lingkungan karang yang dangkal
3. Montipora tuberculosa

Family : Acroporidae
Genus : Montipora
Spesies : Montipora tuberculosa
Kedalaman : Dijumpai pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni submasif atau berlapis. Koralit kecil. Koralit dipisahkan
oleh papila.
Warna : Coklat, hijau, biru terang.
Kemiripan : M. monasteriata.
Distribusi : Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Jepang,
Tanzania, Madagaskar, Mesir dan Australia.Habitat : Dapat ditemui
hampir di semua lingkungan perairan karang.
6

2.5 Manfaat Terumbu Karang


A. Manfaat Ekologi
a. Penunjang Kehidupan
Oleh karena terumbu karang merupakan suatu ekosistem, maka ia
menunjang kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang ada di
sekitar terumbu karang. Dengan adanya terumbu karang maka
tumbuhan dan hewan laut lainnya dapat tinggal, mencari makan dan
berkembang biak di terumbu karang.
Contohnya hewan-hewan laut seperti lili laut, kerang, cacing, dan
tumbuhan alga dapat menempel pada koloni karang keras. Ikan-ikan
dapat mencari makan dan bersembunyi dari incaran hewan pemangsa
di balik koloni karang keras.

b. Mengandung Keanekaragaman Hayati yang Tinggi


Jika hutan hujan tropis memiliki biodiversitas tertinggi dibandingkan
ekosistem lainnya dalam tingkatan spesies, terumbu karang memiliki
biodiversitas tertinggi dalam tingkatan filum. Terumbu karang juga
merupakan ekosistem dengan biodiversitas tertinggi dibandingkan
ekosistem pesisir dan laut lainnya, dalam unit skala tertentu. Artinya
dalam luas 1 km2 di wilayah terumbu karang mengandung lebih banyak
spesies dibandingkan dengan 1 km2 di wilayah laut dalam.
Terumbu karang di Indonesia terkenal dengan kekayaan dari
biodiversitasnya. Dari sekitar 800 spesies karang keras yang berhasil
diidentifikasi di dunia, sekitar 450 di antaranya ditemukan di
Indonesia. Spesies ikan karang Indonesia sendiri mencapai lebih dari
2.400 spesies (Tomascik dkk., 1997).
Mengapa biodiversitas menjadi penting ? Dengan memiliki
biodiversitas yang tinggi, maka itu akan menjadi sumber
keanekaragaman genetik dan spesies. Dengan adanya
keanekaragaman genetik yang tinggi maka akan ditemukan banyak
variasi dalam makhluk hidup sehingga tingkat ketahanan terhadap
penyakit dan kemampuan bertahan hidup suatu makhluk hidup dapat
menjadi lebih tinggi. Selain itu dengan begitu banyaknya spesies
maka akan dapat dimanfaatkan untuk sebagai sumber pangan dan obat-
obatan.

c. Pelindung Wilayah Pantai


Terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau merupakan ekosistem
yang saling berhubungan. Terumbu karang-lah yang pertama kali
menghalau ombak besar dari laut, agar tidak merusak daratan.
Kemudian ombak tiba di padang lamun maka energinya akan
7

diperkecil lagi oleh daun-daun tumbuhan lamun. Ketika ombak tiba di


dekat pantai, maka akar dan batang pohon-pohon mangrove akan
memperkecil lagi energi ombak, sehingga ombak tidak merusak
pantai. Dengan demikian kehidupan di sekitar pantai akan terlindung.
Terumbu karang bermanfaat dalam menghalangi pengikisan akibat
energi ombak dan arus, sehingga masalah abrasi pantai akan lebih
mudah diatasi.

d. Mengurangi Pemanasan Global


Mungkin kita telah mengetahui bahwa hutan hujan tropis merupakan
“paru-paru dunia” dimana menyerap gas CO2 hasil pembakaran
sehingga mengurangi pemanasan pada bumi. Terumbu karang pun
dinilai memiliki peran yang sama, karena gas CO2 juga banyak diserap
oleh air laut, dan selanjutnya melalui reaksi kimia dan bantuan karang,
akan diubah menjadi zat kapur yang menjadi bahan baku terumbu
(Muller-Parker & D’Elia, 1997). Dalam proses yang disebut
kalsifikasi ini, karang juga dibantu oleh zooxanthellae (tumbuhan
bersel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang). Bagaimana
hal itu dapat terjadi akan diterangkan di bagian Biolog Karang.
B. Manfaat Ekonomi
a. Penunjang Kehidupan
Oleh karena terumbu karang merupakan suatu ekosistem, maka ia
menunjang kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang ada di
sekitar terumbu karang. Dengan adanya terumbu karang maka
tumbuhan dan hewan laut lainnya dapat tinggal, mencari makan dan
berkembang biak di terumbu karang.
Contohnya hewan-hewan laut seperti lili laut, kerang, cacing, dan
tumbuhan alga dapat menempel pada koloni karang keras. Ikan-ikan
dapat mencari makan dan bersembunyi dari incaran hewan pemangsa
di balik koloni karang keras.

b. Mengandung Keanekaragaman Hayati yang Tinggi


Jika hutan hujan tropis memiliki biodiversitas tertinggi dibandingkan
ekosistem lainnya dalam tingkatan spesies, terumbu karang memiliki
biodiversitas tertinggi dalam tingkatan filum. Terumbu karang juga
merupakan ekosistem dengan biodiversitas tertinggi dibandingkan
ekosistem pesisir dan laut lainnya, dalam unit skala tertentu. Artinya
dalam luas 1 km2 di wilayah terumbu karang mengandung lebih banyak
spesies dibandingkan dengan 1 km2 di wilayah laut dalam.
Terumbu karang di Indonesia terkenal dengan kekayaan dari
biodiversitasnya. Dari sekitar 800 spesies karang keras yang berhasil
diidentifikasi di dunia, sekitar 450 di antaranya ditemukan di
8

Indonesia. Spesies ikan karang Indonesia sendiri mencapai lebih dari


2.400 spesies (Tomascik dkk., 1997).
Mengapa biodiversitas menjadi penting ? Dengan memiliki
biodiversitas yang tinggi, maka itu akan menjadi sumber
keanekaragaman genetik dan spesies. Dengan adanya
keanekaragaman genetik yang tinggi maka akan ditemukan banyak
variasi dalam makhluk hidup sehingga tingkat ketahanan terhadap
penyakit dan kemampuan bertahan hidup suatu makhluk hidup dapat
menjadi lebih tinggi. Selain itu dengan begitu banyaknya spesies
maka akan dapat dimanfaatkan untuk sebagai sumber pangan dan obat-
obatan.

c. Pelindung Wilayah Pantai


Terumbu karang, padang lamun dan hutan bakau merupakan ekosistem
yang saling berhubungan. Terumbu karang-lah yang pertama kali
menghalau ombak besar dari laut, agar tidak merusak daratan.
Kemudian ombak tiba di padang lamun maka energinya akan
diperkecil lagi oleh daun-daun tumbuhan lamun. Ketika ombak tiba di
dekat pantai, maka akar dan batang pohon-pohon mangrove akan
memperkecil lagi energi ombak, sehingga ombak tidak merusak
pantai. Dengan demikian kehidupan di sekitar pantai akan terlindung.
Terumbu karang bermanfaat dalam menghalangi pengikisan akibat
energi ombak dan arus, sehingga masalah abrasi pantai akan lebih
mudah diatasi.

d. Mengurangi Pemanasan Global


Mungkin kita telah mengetahui bahwa hutan hujan tropis merupakan
“paru-paru dunia” dimana menyerap gas CO2 hasil pembakaran
sehingga mengurangi pemanasan pada bumi. Terumbu karang pun
dinilai memiliki peran yang sama, karena gas CO2 juga banyak diserap
oleh air laut, dan selanjutnya melalui reaksi kimia dan bantuan karang,
akan diubah menjadi zat kapur yang menjadi bahan baku terumbu
(Muller-Parker & D’Elia, 1997). Dalam proses yang disebut
kalsifikasi ini, karang juga dibantu oleh zooxanthellae (tumbuhan
bersel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang). Bagaimana
hal itu dapat terjadi akan diterangkan di bagian Biolog Karang.
C. Manfaat Sosial
a. Menunjang Kegiatan Pendidikan dan Penelitian
Terumbu karang dapat menjadi sarana yang ideal bagi kegiatan
pendidikan untuk mengenal ekosistem pesisir, mengenal tumbuhan dan
hewan laut, dan pendidikan cinta alam. Antara lain karena terumbu
karang ada di perairan yang dangkal, sehingga mudah dijangkau, dan
9

memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, sehingga banyak biota


laut yang dapat kita amati.
Selain itu terumbu karang juga berperan sebagai sarana penelitian.
Untuk melindungi terumbu karang dan biota laut yang hidup di
dalamnya, serta untuk dapat memanfaatkan sumberdaya perikanan di
terumbu karang, maka perlu adanya berbagai jenis penelitian. Apabila
kita ingin mejaga kelestarian terumbu karang, maka kita perlu meneliti
faktor apa saja yang dapat mengancam kelestariannya, dan bagaimana
memulihkan terumbu karang yang terganggu, sehingga kita dapat
melakukan upaya-upaya yang diperlukan. Demikian pula apabila kita
ingin melindungi satu jenis spesies di terumbu karang maka kita perlu
meneliti cara hidup spesies tersebut, apa saja yang dimakannya,
bagaimana cara berkembang biaknya, dan lain sebagainya.
b. Sebagai Sarana Rekreasi Masyarakat
Terumbu karang dengan segala keindahannya dapat dijadikan sarana
rekreasi keluarga untuk melakukan aktivitas renang, dan lain
sebagainya.

2.6 Penyebab Kerusakan Terumbu Karang


Beberapa aktivitas manusia yang dapat merusak terumbu karang:

1. Membuang sampah ke laut dan pantai yang dapat mencemari air laut
2. Membawa pulang ataupun menyentuh terumbu karang saat menyelam, satu
sentuhan saja dapat membunuh terumbu karang
3. Pemborosan air, semakin banyak air yang digunakan maka semakin banyak
pula limbah air yang dihasilkan dan dibuang ke laut.
4. Pengunaan pupuk dan pestisida buatan, seberapapun jauh letak pertanian
tersebut dari laut residu kimia dari pupuk dan pestisida buatan pada
akhinya akan terbuang ke laut juga.
5. Membuang jangkar pada pesisir pantai secara tidak sengaja akan merusak
terumbu karang yang berada di bawahnya.
6. Terdapatnya predator terumbu karang, seperti sejenis siput drupella.
7. Penambangan
8. Pembangunan pemukiman
9. Reklamasi pantai
10. Penangkapan ikan dengan cara yang salah, seperti pemakaian bom ikan
2.7 Cara Melestarikan Terumbu Karang
Kerusakan terumbu karang yang diakibatkan oleh aktivitas manusia harus
sedapat mungkin di cegah, karena akan sangat berdampak pada terganggunya
ekosistem lainnya dan menurunnya produksi ikan yang merupakan sumber protein
hewani bagi kemaslahatan umat manusia. Untuk maksud tersebut masyarakat
maupun stakeholders perlu diajak untuk duduk bersama dengan menyatukan visi
dan misi sehingga wilayah pesisir dan lautan dapat dikelola secara terpadu dan
berkelanjutan.
10

Visi pengelolaan terumbu karang yaitu terumbu karang merupakan sumber


pertumbuhan ekonomi yang harus dikelola dengan bijaksana, terpadu dan
berkelanjutan dengan memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan melalui
pemberdayaan masyarakat dan stakeholders (pengguna) guna memenuhi
kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat dan pengguna secara berkelanjutan
(sustainable).
Dalam upaya untuk mewujudkan visi tersebut maka ada empat tujuan pokok (1)
tujuan sosial, yaitu meningkatkan kesadaran masyarakat dan stakeholders
mengenai pentingnya pengelolaan terumbu karang secara terpadu dan
berkelanjutan (2) tujuan konservasi ekologi yaitu melindungi dan memelihara
ekosistem terumbu karang untuk menjamin pemanfaatan secara optimal dan
berkelanjutan, (3) tujuan ekonomi yaitu meningkatkan pemanfaatan ekosistem
terumbu karang secara efisien dan berkelanjutan untuk memperbaiki kesejateraan
masyarakat dan stakeholders serrta pembangunan ekonomi, (4) tujuan
kelembagaan yaitu menciptakan sistem dan mekanisme kelembagaan yang
profesional, efektif dan efisien dalam merencanakan dan mengelola terumbu
karang secara terpadu dan optimal.
Pemulihan kerusakan terumbu karang merupakan upaya yang paling sulit untuk
dilakukan, serta memakan biaya tinggi dan waktu yang cukup lama. Upaya
pemulihan yang bisa dilakukan adalah zonasi dan rehabilitasi terumbu karang.

1. Zonasi

Pengelolaan zonasi pesisir bertujuan untuk memperbaiki ekosistem pesisir yang


sudah rusak. Pada prinsipnya wilayah pesisir dipetakan untuk kemudian
direncanakan strategi pemulihan dan prioritas pemulihan yang diharapkan.
Pembagian zonasi pesisir dapat berupa zona penangkapan ikan, zona konservasi
maupun lainnya sesuai dengan kebutuhan/pemanfaatan wilayah tersebut, disertai
dengan zona penyangga karena sulit untuk membatasi zona-zona yang telah
ditetapkan di laut. Ekosistem terumbu karang dapat dipulihkan dengan
memasukkannya ke dalam zona konservasi yang tidak dapat diganggu oleh
aktivitas masyarakat sehingga dapat tumbuh dan pulih secara alami.

2. Rehabilitasi

Pemulihan kerusakan terumbu karang dapat dilakukan dengan melakukan


rehabilitasi aktif, seperti meningkatkan populasi karang, mengurangi algae yang
11

hidup bebas, serta meningkatkan ikan-ikan karang.

a. Meningkatkan populasi karang

Peningkatan populasi karang dapat dilakukan dengan meningkatkan rekruitmen,


yaitu membiarkan benih karang yang hidup menempel pada permukaan benda
yang bersih dan halus dengan pori-pori kecil atau liang untuk berlindung;
menambah migrasi melalui transplantasi, serta mengurangi mortalitas dengan
mencegahnya dari kerusakan fisik, penyakit, hama dan kompetisi.

b. Mengurangi alga hidup yang bebas

Pengurangan populasi alga dapat dilakukan dengan cara membersihkan karang


dari alga dan meningkatkan hewan pemangsa alga.

c. Meningkatkan ikan-ikan karang

Populasi ikan karang dapat ditingkatkan dengan meningkatkan rekruitmen, yaitu


dengan meningkatkan ikan herbivora dan merehabilitasi padang lamun sebagai
pelindung bagi ikan-ikan kecil; meningkatkan migrasi atau menambah stok ikan,
serta menurunkan mortalitas jenis ikan favorit
12

BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
 Ekosistem terumbu karang adalah tempat tinggal bagi ribuan binatang dan tumbuhan
yang banyak diantaranya memiliki nilai ekonomi tinggi. Berbagai jenis binatang mencari
makan dan berlindung di ekosistem ini. Ekosistem terumbu karang juga merupakan
laboratorium alam yang sangat unik untuk berbagai kegiatan penelitian yang dapat
mengungkapkan penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia.
oleh karena terumbu karang sangat bermanfaat bagi manusia, maka dari itu manusia harus
menjaga dan melestarikannya.

 Cara pencegahan untuk mengurangi pencemaran terhadap terumbu karang


dapat dilakuakn dengan dua hal yaitu dengan Zonasi dan Rehabilitasi.
3.2 Saran
Diharapkan kita dapat peduli terhadap lingkungan diantaranya yaitu dengan
melestarikan terumbu karang dan tidak merusaknya hanya untuk kepentingan
semata sehingga fungsi terumbu karang tetap terjaga.
1

DAFTAR PUSTAKA
https://tonimpa.wordpress.com/2013/12/18/makalah-terumbu-karang/
http://thesiaadiputri.blogspot.co.id/2012/11/makalah-terumbu-karang.html
http://www.terangi.or.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=131:manfaat-terumbu-..
http://arinikhodriana.blogspot.co.id/

Anda mungkin juga menyukai