Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA NY.” P” UMUR 20

DENGAN IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT ) DI

PUSKESMAS LUBUK BUAYA

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Praktik Asuhan


Kebidanan Pada Pra nikah (PRAPROFESI Lapangan I)
Program Studi Sarjana Kebidanan

Disusun oleh:
Nama : Putri Melisa
NIM :2007093

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
TAHUN 2024
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA NY.” P” UMUR 20 TAHUN

DENGAN IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT ) DI

PUSKESMAS LUBUK BUAYA

Disusun oleh:

Nama : Putri Melisa

NIM :2007093

Padang, Februari 2024

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Dewi Fransisca,M.Keb) (Efrina Yanti,S.keb.)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT penguasa alam semesta, yang senantiasa
melimpahkan begitu banyak nikmat dan karunia Nya. Serta kekuatan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kasus ini, dengan sebaik-
baiknya.
Shalawat dan salam tak lupa senantiasa kami panjatkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, pengukir peradaban terbaik sepanjang sejarah hidup manusia dan
sang revolusioner sejati, yang kita nantikan syafaatnya di hari akhir nanti.
Alhamdulillahirobil’alamin, atas izin Allah SWT, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan pendahuluan ini dengan judul Asuhan Kebidanan
asuhan kebidanan pranikah pada ny.” P” umur 20 tahun dengan imunisasi tetanus
toxoid (tt ) di puskesmas lubuk buaya .
Dalam menyusun Laporan pendahuluan ini, penulis menyadari masih banyak
mengalami kesulitan dan hambatan.Namun berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagaipihak, akhirnya Laporan pendahuluan ini dapat diselesaikan. Untuk itu
penulis mengucapkanterima kasih banyak kepada :
1. Bapak Drs. Hasrinal, A.Md Kep. MM Selaku Ketua Yayasan Stikes Syedza
Saintika.
2. Ibu Silvi Zaimy, M.Keb. Selaku ketua Prodi Sarjana Kebidanan Stikes Syedza
Saintika.
3. Ibu (Dewi fransisca M,keb) Selaku pembimbing akademik dalam penulisan
laporan kasus ini.
4. Ibu (Efrina yanti S.Keb) Selaku pembimbing lapangan dalam penulisan laporan
kasus ini
.
Demikian yang dapat disampaikan oleh kami, atas kekurangannya kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Padang, Februari 2024 Penulis

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................................2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................3
DAFTAR ISI.............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................................5
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................8
C. Tujuan............................................................................................................................8
D. MANFAAT....................................................................................................................9
BAB II TINJAUAN TIORI...................................................................................................10
A. Tinjauan Umum Iimunisasi Tetanus Toksoid(TT)..................................................10
1. Pengertian Imunisasi..................................................................................................10
2. Imunisasi Tetanus Toksoid Calon Pengantin (Catin)................................................10
3. Tujuan Imunisasi TT.................................................................................................11
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Imunisasi...............................................11
B. Tinjauan Khusus Tentang Imunisasi TT..................................................................12
C. Klasifikasi Imunisasi TT.............................................................................................12
D. Patofisiologi Imunisasi TT..........................................................................................13
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................................18
I. PENGKAJIAN.............................................................................................................18
II. INTERPRETASI DATA.............................................................................................25
Data Subjektif...................................................................................................................25
Data Objektif :..................................................................................................................25
V. PERENCANAAN........................................................................................................26
VI.PELAKSANAAN..........................................................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................30
A. Kesimpulan..................................................................................................................31
B. Saran.............................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................33
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernikahan merupakan salah satu tugas perkembangan dewasa awal. Tahap

perkembangan dewasa awal adalah menikah lalu membangun sebuah keluarga, mengelola

rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak, memikul tanggung jawab sebagai warga

negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu serta melakukan suatu

pekerjaan. Pernikahan merupakan suatu ikatan lahir batin antara seorang wanita dan

seorang pria sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga berdasarkan

masing-masing agama dan bagaimana persiapan membangun rumah tangga kedepan

adapun segala persiapan yang dilalui sebelum menikah seperti halnya, persiapan

pranikah, gizi pranikah, imunisasi TD yang penting bagi WUS atau pun pada ibu hamil,

dan Perencanaan kehamilan, persalinan, dan kontrasepsi (Valentina, 2012, 2). Salah satu

programnya adalah program MDGs yang bertujuan meningkatan kesehatan ibu dan bayi

dengan eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum. Beberapa cara diantaranya

melakukan imunisasi Tetanus Toksoid dengan pencapaian yang tinggi dan merata,

melakukan persalinan yang bersih dan aman (WHO 017).

Pasangan calon pengantin yang akan menikah harus menyiapkan banyak hal.

Dimana pasangan calon pengantin akan melakukan tes kesehatan dengan lengkap. Salah

satu yang harus dipenuhi dan merupakan aturan wajib dari pemerintah adalah imunisasi

tetanus toksoid (TT). Suntik ini direkomendasikan bagi calon pengantin wanita

(Kemenkes RI,2017)..

Menurut Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019, Cakupan imunisasi Td pada

status Td1 sampai Td5 pada wanita usia subur tahun 2019 masih sangat rendah yaitu
kurang dari 10% jumlah seluruh WUS. Cakupan Td5 sebesar 8,02% dengan cakupan

tertinggi di Provinsi Jawa Timur sebesar 51,61% dan terendah di Sumatera Utara sebesar

0,002%. Terdapat 4 provinsi yang belum melaporkan yaitu Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Utara bahwa topik-topik

penting yang disarankan dalam perawatan prakonsepsi meliputi pendidikan kesehatan

paada wanita dan pasangannya (health promotion), identifikasi faktor risiko (risk

assessment) dan asuhan sesuai dengan faktor risiko (interventions) pada wanita dan

pasangannya untuk mengurangi faktor risiko yang dapat mempengaruhi kehamilannya

pada masa yang akan datang, Menurut Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, 2018

Cakupan Imunisasi Td pada WUSmasih sangat rendah dimana untuk imunisasi Td 1 pada

WUS : 6,43 %, Td 2 : 5,08 %, Td 3 : 0,9 %, Td 4 : 0,46 %, Td 5 : 0,46%, dimana cakupan

imunisasi Td pada WUS masih sangat rendah.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sebesar 395 per 100.000 kelahiran hidup.

Pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian Ibu sebesar 31.85%.

Anemia dan KEK pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya pendarah dan

infeksi yang merupakan faktor utama kematian ibu. Berdasarkan data Riskesdas tahun

2007, proporsi wanita usia subur berisiko KEK usia 15-19 tahun yang hamil sebesar

31,3% dan yang tidak hamil sebesar 30,9%. Pada usia 20-24 tahun yang hamil sebesar

23,8% dan yang tidak hamil sebesar 18,2%. Pada usia 25-29 tahun yang hamil sebesar

16,1% dan yang tidak hamil sebesar 13,1%. Pada usia 30- 34 tahun yang hamil sebesar

12,7% dan yang tidak hamil sebesar 10,2% (Putri, et al. 2019).

Infeksi tetanus adalah salah satu penyebab kematian ibu yang disebabkan oleh

bakteri Clostridium tetani sebagai akibat dari proses persalinan yang tidak aman/steril

atau berasal dari luka yang diperoleh ibu hamil sebelum melahirkan. Sebagai upaya
prioritas Kementerian Kesehatan yang dituangkan dalam Undang-Undang Kesehatan

Nomor 36 Tahun 2009, untuk mencegah infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor

risiko kematian ibu dan kematian bayi, maka dilaksanakan program imunisasi Tetanus

Toxoid (TD) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan Ibu hamil dan Berdasarkan hasil

penelitian yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa, Sumber informasi langsung

dan pengetahuan merupakan salah satu faktor penentu untuk kelengkapan imunisasi

Tetanus Toksoid pada ibu primigravida di Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar

(Hidayati, 2020)

Penyebab yang mempengaruhi kebutuhan ibu akan zat gizi tidak terpenuhi yaitu

disebabkan karena asupan makanan yang kurang dan penyakit infeksi, ibu hamil yang

asupan makanannya cukup tetapi menderita sakit maka akan mengalami gizi kurang dan

ibu hamil yang asupan makanannya kurang maka daya tahan tubuh akan melemah dan

akan mudah terserang penyakit, tingkat pendidikan yang rendah, pengetahuan ibu tentang

gizi kurang, pendapatan keluarga yang tidak memadahi, usia ibu yang kurang dari 20

tahun atau lebih dari 35 tahun sehingga berpengaruh pada kebutuhan gizinya, paritas ibu

yang tinggi atau terlalu sering hamil dapat menguras cadangan zat gizi tubuh, jarak

kelahiran yang terlalu dekat menyebabkan ibu tidak memperoleh kesempatan untuk

memperbaiki tubuh setelah melahirkan, ibu hamil yang bekerja membutuhkan lebih

banyak energi karena cadangan energinya dibagi untuk dirinya sendiri, janin dan bekerja

(Handayani and Budianingrum, 2018).

Menurut penelitian (Fikarsih, 2018), menyatakan bahwa data yang diperoleh dari

Puskesmas Gunung Samarinda di Kecamatan Balikpapan Utara dengan calon pengantin

85 pasangan yang menikah, hanya 41 wanita yang mendapatkan imunisasi tetanus

toksoid. Hal ini dikarenakan sebagian dari calon pengantin ada yang mendapatkan

imunisasi di tempat bidan praktek maupun 17 dokter praktek.


Sehingga dari permasalahan diatas pentingnya tugas bidan dalam pemberdayaan

calon catin untuk membangun rumah tangga yang sehat melalui pemberian konseling,

informasi dan edukasi (KIE) kesehatan reproduksi, diharapkan calon pengantin dapat

mempersiapkan diri menjalani kehidupan berkeluarga termasuk merencanakan kehamilan

yang sehat sehingga dapat melahirkan generasi penerus yang berkualitas. Dimana

keunggulan pendekatan KIE lebih tepat dilakukan yaitu intervensi dengan tatap muka

langsung antara pihak penerima informasi dengan yang menyampaikan informasi

merupakan intervensi dua arah yang lebih memungkinkan untuk menghasilkan

perubahan. Pendekatan yang dilakukan adalah redundancy yaitu mempengaruhi target

sasaran WUS dengan jalan mengulang-ulang pesan; canalizing yaitu mengubah

pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap mental target sasaran calon WUS; informatif

yaitu mempengaruhi target sasaran WUS melalui kegiatan pendidikan kesehatan;

persuasif yaitu komunikasi yang dipusatkan pada perubahan kesadaran atau sikap mental

WUS (Adella and Sitohang, 2020).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pelayanan asuhan kebidanana pranikah dengan pemberian imunisasi TT

Pada ny”P” Dengan Umur 22 tahun

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu melaukan pengkajian asuhan kebianan pranikah pada ny”p” Umur 22

tahun di Puskesmas Lubuk Buaya

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif dan data objektif pada catin yang akan

melakukukan imunisasi TT
b. Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial yang mungkin akan terjadi

pada catin yang mau melakukan imunisasi TT

c. Merencanakan Asuhan kebidanan Pra Nikah pada catin yang mau melakukan

imunisasiTT

d. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan Pranikah pada catin yang mau

melakukan imunisasi TT

D. MANFAAT

1. Klien

Asuhan kebidanan diberikan kepada para catin untuk meningkatkan derejat

kesehatan reproduksi dan meningkatkan pengetahuan catin mengenaimanfaat

imunisasi TT yang diberikan kepada catin serta persiapan pra nikah yang akan

dilakukan sebelum memulai sebuah pernikahan .

2. Mahasiswa

Mampu melakukan asuhan kebidanan holistic pada catin dalam persiapan pra

nikah yang ingin mempersiapakan pra nikah yang bersifat fisiologis sesuai kasus

dilahan praktik, mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan holistic pra

nikah berupa KIE kepada para catin ataupun aktivitas pemberdayaan yang bisa

digunakan secara keseluruhan pada catin yang sudah sesuai dengan Evidence

Based Midwifery sehingga dapat mempersiapakan kesehatan mental dan juga

pengetahuan cayin terhadap pentingnya persiapa pra nikah.

3. Bagi Lahan Praktik

Kiranya bisa dijadikan panduan jika terdapat para catin yang ingin mengetahui

bagaimana persiapan pra nikah di lahan praktik, sehingga bisa menjadi suatu

pemberdayaan berbasis KIE pada catin sehingga para catin di lahan praktik bisa

sehat dan sejahtera dan mendapatkan pengetahuan yang baik mengenai pra nikah
BAB II

TINJAUAN TIORI
A. Tinjauan Umum Iimunisasi Tetanus Toksoid(TT)

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi merupakan memberikan zat kekebalan terhadap beberapa

penyakit melalui pemberian vaksin yang nantinya akan melindungi kesehatan ibu

dan anak (BKKBN, 2017).

2. Imunisasi Tetanus Toksoid Calon Pengantin (Catin)

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah kuman yang dilemahkan atau

dimurnikan, vaksin tetanus adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus yang

telah dimurnikan atau terabsorbsi ke dalam 3 mg alumunium fosfat. Imunisasi TT

(Tetanus Toksoid) tujuan utamanya ialah melindungi bayi baru lahir dari

kemungkinan terkena kejang akibat infeksi pada tali pusat (Tetanus Neonatrium).

Imunisasi ini harus fiberikan melalui ibunya, karena janin belum dapat

membentuk kekebalan sendiri (Kemenkes RI, 2017).

Imunisasi TT akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus

toksoid. Vaksin TT juga salah satu syarat yang harus dipenuhi saat mengurus

surat-surat atau kelengkapan administrasi di KUA. Kepada calon pengantin

Wanita imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu.

Imunisasi TT diberikan kepada catin wanita dengan tujuan untuk melindungi bayi

yang akan dilahirkan dari penyakit tetanus neonatrium (Gunawan Rahman, 2016).

Bila pasangan usia subur melakukan imunisasi TT1 dan TT2, jika dalam waktu

tiga tahun ia melahirkan, bayi yang dilahirkan akan terlindung dari tetanus

neonaturum. Sedangkan bila ia melakukan imunisasi sampai dengan TT5, ia akan

memberikan perlindungan selama 25 tahun atau seumur hidup. Imunisasi TT

dapat dilakukan ditempat pelayanan kesehatan pemerintah, praktek bidan atau RS


swasta. Sebenarnya target pemberian imunisasi TT ini adalah bukan wanita yang

akan menikah saja, tapi adalah wanita usia subur.

3. Tujuan Imunisasi TT

Tujuan pemberian imunisasi TT pada wanita usia subur adalah untuk

mengeliminasi penyakit tetanus pada bayi baru lahir (Tetanus Neonaturum).

Pemberian imunisasi TT ini dalam beberapa jenjang yang dapat dicapai seperti

murid perempuan kelas 6 SD, saat akan menikah dan pada saat hamil. Vaksin TT juga

dapat diberikan pada laki-laki dewasa.Karena hal ini dapat melindunginya dari bahaya

penyakit tetanus (Wahab,2017).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Imunisasi

a. Umur

Penilaian status bisa dimulai pada saat bayi atau apabila tidak ada register

yangmencatat riwayat sebelumnya maka dihitung mulai WUS berusia 15 tahun

denganstatus TT 0 (Kemenkes RI, 2016).

b. StatusPerkawinan

Adanya program imunisasi pada calon pengantin bisa dijadikan pedoman

bahwaWUS dipastikan telah mendapatkan imunisasi TT (Kemenkes RI, 2016).

c. Jumlah anak

Program imunisasi TT 1 dan TT 2 pada ibu hamil bisa dijadikan

pedomanpenentuan status imunisasi TT WUS (Kemenkes RI, 2016).

B. Tinjauan Khusus Tentang Imunisasi TT


Imunisasi TT mencegah penyakit tetanus yaitu penyakit yangmenyerang

system syaraf pusat yang disebabkan oleh racun tetanospasmin yang dihasilkan oleh

clostridium tetani. Toksin yang dihasilkan seperti tetanospasmin yang secara umum

menyebabkan kekakuan pada tubuh (Syaifudin,2016)

Imunisasi TT salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui

pemberian kekebalan tubuh yang dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan

dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan

dan memutus mata rantai penularan. 1 Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk

membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus (Menteri

Kesehatan Republik Indonesia, 2014) .

C. Klasifikasi Imunisasi TT

Imunisasi TT catin diberikan sebanyak 2x kepada calon pengantin wanita

dengan interval 4 minggu sebelum pernikahannya (Depkes, 2016).

Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Pemberian Imunisasi Waktu Masa Dosis

Perlindungan

TT 1 - - 0,5 ml

TT 2 4 minggu setelahTT 1 3 Tahun 0,5 ml

TT 3 6 bulan setelahTT 2 5 Tahun 0,5 ml

TT 4 1 tahun setelahTT 3 10 Tahun 0,5 ml

TT 5 1 tahun setelahTT 4 25 Tahun 0,5 ml

D. Patofisiologi Imunisasi TT
Biasanya hanya gejala-gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan

pembengkakan pada tempat suntikan (Depkes, 2016).

1. . Persiapan Pra Nikah

Dalam kajian asuhan kebidanan, kesehatan pranikah merupakan bagian dari

asuhan prakonsepsi. Asuhan prakonsepsi memiliki banyak keuntungan dan variasi,

diantaranya memungkinkan identifikasi penyakit medis, pengkajian kesiapan

psikologis, keuangan dan pencapaian tujuan hidup, bahwa topik-topik penting yang

disarankan dalam perawatan prakonsepsi meliputi pendidikan kesehatan paada wanita

dan pasangannya (health promotion), identifikasi faktor risiko (risk assessment) dan

asuhan sesuai dengan faktor risiko (interventions) pada wanita dan pasangannya untuk

mengurangi faktor risiko yang dapat mempengaruhi kehamilannya pada masa yang

akan datang. Asuhan prakonsepsi memiliki potensi untuk memberikan dampak positif

bagi kehamilan di seluruh dunia setiap tahun. Asuhan prakonsepsi berguna untuk

mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan, kebiasaan gaya

hidup, atau masalah sosial yang kurang baik yang memungkinkan mempengaruhi

kehamilan Adapun sasaran program asuhan prakonsepsi adalah pasangan pengantin.

Masa sebelum konsepsi bagi pasangan pengantin sangat penting untuk diperhatikan

dalam rangka mempersiapkan kehamilan yang sehat. Pe layanan kesehatan masa

sebelum hamil dilakukan untuk mempersiapkan perempuan dalam menjalani

kehamilan dan persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang sehat

(Gita Kostania and Sri Yunita, 2020)

Persiapan kesehatan pranikah meliputi persiapan fisik yang terdiri dari

pemeriksaan status kesehatan (tanda-tanda vital), pemeriksaan darah rutin

(hemoglobin, trombosit, lekosit), pemeriksaan darah yang dianjurkan (golongan darah

dan rhesus, gula darah sewaktu, thalasemia, hepatitis B dan C, TORCH), pemeriksaan
urin (urin rutin), pemeriksaan status gizi, pemberian imunisasi TT, menjaga

kebersihan organ reproduksi (pakaian dalam minimal diganti 2 kali sehari,

menggunakan pakaian dalam longgar dan berbahan non sintetik, membersihkan organ

reproduksi luar dari arah depan ke belakang dengan air bersih dan dikeringkan dengan

handuk bersih, kering, dan tidak bau, tidak sering menggunakan cairan pembilas

vagina, tidak memakai pembalut tipis dalam waktu lama, mengganti pembalut paling

lama 4 jam sekali atau setelah buang air, segera memeriksakan diri ke petugas

kesehatan bila sering keputihan (Utami, Setyawati and Ariendha, 2020).

2. Tahapan Dalam Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan terdiri dari 7 langkah yang diawali dari langkah

1 yaitu pengumpulan data dasar sampai langkah 7 evaluasi. Adapaun tahapan 7

langkah asuhan kebidanan yaitu

1. Langkah I : Identifikasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan evaluasi dan pendataan atau semua informasi

yang berlaku dan lengkap dari semua sumber yang berhubungan dengan kondisi

klien untuk mendapatkan data melalui anamnesis berupa tanya jawab dengan pasien,

meliputi riwayat menstruasi, riwayat kelahiran, riwayat ginekologi, riwayat keluarga

berencana, riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi, psikologi,

pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan, dan data laboratorium (Patimah, dkk, 2016).

Untuk mendapatkan data subjektif dilakukan dengan anamnesa yaitu tanya

jawab dengan klien atau mengumpulkan data lengkap dari klien meliputi indentitas,

riwayat haid, riwayat obsetrik, riwayat ginekologi, riwayat keluarga berencana,

Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar, data sosial ekonomi, psikologi, kesiapan klien

untuk memiliki keturunan dan jumlah anak yang diinginkan, pengetahuan tentang

KB dan hubungan seksual (Patimah, dkk, 2016). Data objektif didapatkan melalui
hasil pemeriksaan terhadap klien yang dilakukan oleh tenaga kesehatan meliputi

pemeriksaan keadaan umum, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan tanda-tanda

vital, pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan meliputi (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

perkusi) dan pemeriksaan penunjang (laboratorium) (Patimah, dkk, 2016).

2. Langkah II : Interpretasi Diagnosa Aktual

Pada langkah ini, diagnosis atau masalah diidentifikasi berdasarkan intervensi

yang benar pada data yang dikumpulkan. Data dasar yang dikumpulkan

diinterpretasikan untuk merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah

biasanya berkaitan dengan pengalaman ibu yang diidentifikasi oleh bidan setelah hasil

pemeriksaan. Masalah juga sering menyertai diagnosis (Patimah, dkk, 2016).

3. Langkah II : Diagnosis/ Masalah potensial

Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah atau kemungkinan diagnosa

lain berdasarkan diagnosa/masalah yang telah diidentifikasi. Langkah ini

memerlukan antisipasi, jika pencegahan dengan observasi klien dimungkinkan, bidan

diharapkan siap ketika potensi diagnosis/masalah ini muncul (Patimah, dkk, 2016).

4. Langkah IV : Mengidentifikasi

Perlunya Tindakan Segera atau Kolaborasi Pada tahap ini, bidan akan

mengidentifikasi perlunya tindakan segera atau kolaborasi dengan anggota tim

kesehatan lain berdasarkan kondisi klien atau pasien. Dalam bertindak bidan harus

memperhatikan prioritas masalah/kebutuhan klien. Setelah bidan merumuskan

tindakan untuk mengantisipasi diagnosa atau potensi masalah, pada langkah

sebelumnya bidan juga merumuskan tindakan segera atau darurat untuk segera

ditangani dan menentukan tindakan segera yang dapat dilakukan secara mandiri,

kolaboratif atau bersifat rujukan (Patimah, dkk, 2016).


5. Langkah V : Intervensi atau Rencana Asuhan

Pada langkah ini dilaksanakan rencana pelayanan yang komprehensif yang

telah ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya Langkah ini merupakan kelanjutan

dari pengelolaan masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi

pada langkah sebelumnya. Rencana asuhan yang komprehensif tidak hanya mencakup

apa yang telah diidentifikasi oleh kondisi klien atau masalah terkait, tetapi juga dari

kerangka pedoman antisipasi terhadap klien yang diperkirakan bisa saja terjadi

nantinya, bagaimana memberikan konseling dan apakah klien perlu dirujuk jika ada

masalah yang tidak dapat ditangani.

Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh bidan dan klien agar dapat

dilaksanakan secara efektif karena klien juga akan melaksanakan rencana tersebut.

Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan komprehensif ini harus rasional

dan benar-benar valid atas dasar yang relevan dan diakui kebenarannya dan sesuai

dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien (Patimah, dkk, 2016).

6. Langkah VI : Implementasi atau Pelaksanaan

Asuhan Pada tahap ini rencana asuhan secara keseluruhan, seperti yang

dijelaskan pada langkah lima, dilakukan secara efisien dan aman. Perencanaan ini

biasanya dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh bidan dan sebagian lagi

oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Patimah, dkk, 2016). Pada langkah ini

bidan melakukan semua sencana asuhan kepada wanita prakonsepsi dengan obesitas

yang telah diuraikan pada langkah lima yaitu modifikasi gaya hidup meliputi

meningkatkan aktivitas fisik dari biasanya minimal 30 menit dalam sehari dan

dilakukan 3-5 kali dalam seminggu serta dilakukan secara bertahap. Selanjutnya

membatasi makanan yang dapat membahayakan kesehatan, membatasi tidur yang

berlebihan, meningkatkan mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dan


protein. Pasien juga dianjurkan untuk makan menggunakan piring yang lebih kecil

dan piring dengan model T untuk menyeimbangkan antara asupan karbohidrat,

protein, buah dan sayur yang masuk kedalam tubuh, melakukan puasa wajib maupun

sunnah serta mengevaluasi perubahan berat badan setiap minggu untuk mengetahui

tingkat keberhasilan dalam memberi asuhan.

7. Langkah VII : Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan penilaian efektivitas asuhan yang diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan asuhan jika benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan yang teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat

dikatakan efektif jika benar-benar efektif dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah

proses manajemen umumnya penilaian yang memperjelas proses berpikir yang

mempengaruhi tindakan dan berorientasi pada proses klinis, karena proses

manajemen berlangsung dalam situasi klinis, dua langkah terakhir tergantung pada

klien dan situasi klinik.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH PADA NY.” P” UMUR 20 TAHUN

DENGAN IMUNISASI TETANUS TOXOID (TT ) DI

PUSKESMAS LUBUK BUAYA

Tempat Praktek/Ruang : Puskesmas lubuk buaya,Ruangan Kb


Nomor MR : 000927
Masuk RS/klinik. H/Tgl :kamis,21 maret 2024
Pembimbing lahan/CI : EFRINA S.KEB
Pengkajian tanggal : 21 Maret 2024 Jam 09:00 WIB
Sumber data : Pasien

I. PENGKAJIA
N
A. IDENTITAS

Identitas Catin Identitas Catin laki-laki /suami


perempuan/istri
Nama : Putri Amelia Deki hendry
NIK : 1371116105010008 1371116103010003
Umur : 22 tahun 23 tahun
Gol darah : B A
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Kariyawan swasta Kariyawan swasta
Agama : Islam islam
Alamat : Kam.pisang anak air Kam.pisang anak air
No Telpon : 0831810734628 082285478938
B. RIWAYAT MENSTRUASI

Menarche : 13 tahun
Tgl Haid : 05 maret 2024
Terakhir
Lama : 5 sampai 6 hari
Menstruasi
Siklus : Teratur
Menstruasi
Keluhan : Tidak ada

D. RIWAYAT OBSTETRI

Kehamilan ke Jenis BB bayi Kelainan Keterangan


No Persalina lahir/PJ
n

E. RIWAYAT KONTRASEPSI

No Jenis Mulai Berhenti/ Ganti cara


pakai
KB Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alas
an

F. RIWAYAT KESEHATAN

NO RIWAYAT KESEHATAN PASIEN PASANGAN


Riwayat penyakit kronis dan menurun
1 Riwayat Hipertensi Tidak ada
2 Riwayat Gula darah Tidak ada
3 Riwayat asma Tidak ada
4 Riwayat Jantung Tidak ada
5 TBC Tidak ada
6 Hepatitis B Tidak ada
7 Malaria Tidak ada
8 Kanker payudara Tidak ada -
9 Kanker servix Tidak ada -
10 Anemia Tidak ada
11 TORCH Tidak ada
12 Lainnya Tidak ada
Riwayat Genetik
1 Riwayat Thalasemia Tidak ada
2 Riwayat Hemofilia Tidak ada
3 Lainnya
Riwayat IMS
1 Gonorea Tidak ada
2 Siphilis Tidak ada
3 Herpes genitalia Tidak ada
4 Chlamidia Tidak ada
5 Condiloma Tidak ada
6 HIV/AIDS Tidak ada
Infeksi saluran reproduksi
1 Kandidiasis Vaginalis - Tidak ada
2 Vaginosis Bakterial Tidak ada -
3 Trikomoniasis Tidak ada -
Riwayat penyakit yang terkait dengan kesehatan
1 Riwayat mumps (gondok) Tidak ada
2 Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura Tidak ada
3 Tiroid Tidak ada
4 Systemic Lupus Erythematosus Tidak ada

G. LINGKUNGAN DAN PERILAKU


 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

Catin Catin laki-


No Kebutuhan Sehari-hari
perempuan/istri laki/suami
A.Pemenuhan nutrisi
1 Pola gizi seimbang Ya Ya
Mengkonsumsi zat tambah
2 Tdk Tdk
darah setiap menstruasi
Makan beragam makanan
3 Ya Ya
(variasi makanan)
Kebiasaan Konsumsi Buah dan
4 Ya Ya
Sayur
Kebiasaan konsumsi protein
5 Ya Ya
Hewani
B. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat
Tidur malam paling sedikit 6-7
1 Ya Ya
Jam
Tidur siang atau berbaring 1-2
2 Ya Ya
Jam
C. Personal Hygiene
Cuci tangan dengan sabun
1 dengan air mengalir sebelum Ya Ya
makan dan sesudah BAK/BAB
Menyikat gigi teratur minimal
2 Ya Ya
setelah sarapan dan sebelum tidur

Bersihkan payudara dan daerah


3 Ya Ya
Kemaluan
4 Ganti pakaian dalam setiap hari Ya Ya
D. Aktivitas sehari-hari
1 Melakukan aktifitas fisik Ya Ya
2 Berolahraga Ya Ya
3 Tidak mengkonsumsi alkohol Tdk Tdk
4 Merokok Tdk Tdk
5 membersihkan lingkungan Ya Ya
E. Lingkungan dan Perilaku yang merugikan kesehatan
Ibu sering terpapar asap rokok
1 Ya Ya
atau polusi
Beban pekerjaan ibu terlalu
2 Ya Ya
Berat
Kebiasaan Minum jamu atau
3 Tdk Tdk
obat tanpa resep dokter
Memiliki hewan
4 peliharaan/lingkungan sekitar dekat Tdk Tdk
dengan peternakan
Kebiasaan cuci tangan pakai
5 Ya Ya
Sabun
6 Kepemilikan jamban Tdk Tdk
7 Sumber Air Bersih Ya Ya
Sarana Pembuangan Air Limbah
8 Ya Ya
(SPAL)
9 Sarana Pembuangan Sampah Ya Ya

H. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum

No Jenis Pemeriksaan Hasil


1. 5.Keadaan
Status TT Ibu
Umum TT 3
Baik
2. 6.BeratLingkar
Badan Lengan Atas (LILA) 4523kg
3. 7.Tinggi
IMTBadan 150 cm
4. 8.Tekanan
Test Darah
Laboratorium Sederhana 120/66
a. HB YA
b. Golongan darah B
c. Plano test -
d. Gula darah -
e. Lainnya -
9. Ditawari Test HIV -
2. Pemeripemeriksaanksaan Fisik

a. Kepala

1) Rambut

Warna : Hitam

Kebersihan : tidak ada ketombe

Mudah rontok/tidak : tidak rontok

2) Telinga

Kebersihan : simetris,bersih dan tidak ada serumen

Gangguan pendengaran : tidak ada

3) Mata

Konjungtiva : mera muda

Sklera : putih

Kebersihan : bersih

Kelainan : tidak ada

Gangguan penglihatan : tidak ada

4) Hidung

Kebersihan : bersih
Polip : ada

5) Mulut

Warna bibir :kemeraham

Integritas jaringan : tidak ada

Kebersihan lidah : bersih

Gangguan pada mulut :tidak ada

b. Leher

Pembesaran kelenjar limfe : tdak ada

c. Dada

Simetris/tidak : simestris

Besar payudara simetris/tidak: simestris kiri dan kanan

Nyeri : tidak ada

Keadaan puting : menonjol

Kebersihan puting : bersih

d. Perut

Inspeksi :

Bentuk :

Bekas luka operasi : tidak ada


e. Ekstremitas

1) Atas

Kelainan : tidak ada

Kebersihan :ya

2) Bawah

Oedema : tidak ada

Varises : tidak ada

Perkusi reflek patellla : ada

f. Genital

Kebersihan : ya

Pengeluaran pervaginam :

Tanda infeksi vagina : tidak ada

g. Anus

Hemmoroid : tidak ada

Kebersihan : berih

3. Pemeriksaan Penunjang

Cek HB

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal 21 maret 2024 Pukul : 09:00 wib

1. Diagnosa Kebidanan : Ny”p”usia 22 tahun calon pengantin ingin

melakukan imunisasi TT
Data Subjektif:

• Klien mengata kan tes kesehatan pra nikah sebagai persyaratan menikah

sesuai dengan pertimbangan KUA

• Setelah menikah klien ingin segera hamil dan mempunyai anak sehat.

• Klien mengatakan sudah siap lahir batin untuk melangsungkan pernikahan

Data Objektif :

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran: compesmentis

c. TTV

TD :120/66

N : 80 x/menit

P :18x/menit

d. Antropometri :

BB: 45 kg

TB:160 cm

Lila: 23 cm

2. Masalah: Tidak ada

3. Kebutuhan : Tidak ada

III.DIAGNOSA POTENSIAL

Diangnosa potensial:Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA ATAU

KOLABORASI DAN KONSULTASI


Tidak perlu rujukan atau kalaborasi

V. PERENCANAAN

1. Terapi dan asuhan

Berikan terapi imunisasi TT dan berikan vitamin B serta berikan Asuhan

yang komprhensif pada klien catin

2. Pendidikan kesehatan

Berkan penjelaskan penting nya mengetahui imunisasi TT sebelum menikah

dan mengetuhui persiapan pranikah

3. Konseling

Lakukan KIE tentang rencana Kehamilan pada calon pranikah

Jelakan apa saja manfaat dari imunisasi TT dan penting nya mengetahui

kesehatan sebelum menikah

4. Kolaborasi (bila diperlukan)

Tidak perlu

5. Rujukan (bila diperlukan)

Tidak perlu

6. Tindak lanjut

Berikan surat keterangan sehat

VI. PELAKSANAAN :

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien,bahwa secra umum keadaan kien

baik,TTV normal,Hasil pemeriksaan fisik Normal

2. Menjelaskan kepada calon pengatin wanita bahwa status imunisasi TT belum

lengkap yaitu masih TT3 sehingga saat ini perlu mendapatkan suntik TT
3. Memberikan KIE tentang rencana kehamilan pada calon pengatin wanita:

 Menganjurkan untuik catin wanita setelah menikahuntuk intens berhubungan

badan saat pada masa subur

 Mengajarkan cara menghtung masa subur jika siklus haid teratur selam 14

hari ,siklus tidak tertur siklus terpendek dan terpanjang selama 3 bulan silus

pendek-18, siklus panjang – 11

 Menginformasikan tanda2 masa subur seperti dari vagina keluar lender lebih

encer bening dan merengang lebih panjang ,peningkayan suhu tubuh,keram

perut bagian bawah unilateral

 Mengatur jarak anak

 Hak reproduksi dan seksual

 Persiapan pranikah

 Serta manfaat dari imunisasi TT

VII. EVALUASI

1. Calon pengatin merasa lega dan senang mendengarkan hasil pemeriksaan

2. Catin wanita mengerti dengan penjelasan yang sudah di berikan dan akan

melakukan suntik Tt yang ke 4 setalah suntik TT 3 Sudah dilakukan

3. Catin mengerti dan memahami tentang apa yang harus dilakukanrencana

program kehamillan

4. Cati mengeri dan dan berjanji akakn membaca kembali dirumah

5. Surat sehat sudah di berikan

6. Lakukan pendokumentasia
Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan Mahasiswa

(Dewi Fransisca,M.Keb) (Efrina Yanti,S.Keb) (Putri Melisa)


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang Asuhan Kebidanan

Pranikah pada Ny”P” dengan Umur 22 tahun dan memberikan imunisasi TT kepada

catin guna untuk mempertahankan kekebalan tubuh dan bertujuan agar wanita usia

subur adalah untuk mengeliminasi penyakit tetanus pada bayi baru lahir (Tetanus

Neonaturum).

Imunisasi TT catin diberikan sebanyak 2x kepada calon pengantin wanita

dengan interval 4 minggu sebelum pernikahannya . Imunisasi TT memberikan zat

kekebalan terhadap beberapa penyakit melalui pemberian vaksin yang nantinya akan

melindungi kesehatan ibu dan anak.Imunisasi TT dan KIE seblum menikah dilakukan

sangat berguna untuk kesehatan ibu saat merencanakan kehamilan dan membuat

tumbuh kembang bayi yang di kandung lebih baik ,serta imunisasi Tt dan Pesiapan

pranikah dilkukan sebagi syarat untuk KUA .


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan asuahan kebidanan yang dibeikan pada calon pengatin dengan

menggunakan asuahan menejmen 7 langkah varney,maka dapat disimpulkan bahwa

Nn.P Baik dan normal,dari semua hasil pemeriksaan yang telah dikumpul kan baik

dari data subjektif maupun data objektif,keadaan nya normal dan tidak ada masalah

yang potensial.perencanaan dan penatalaksanaan asuhan kebidanan telah dibrikan

seusia dengan tioriyang ada sehingga tidak ditemukan adanya kesenjangan antara

tiori dan praktek.

B. Saran

1. Bagi klien/pasien

Diharapkan mampu mengetahui dan mengerti dari semua yang telah di

jelaskan,pentingnya imunisasi TT dan persiapan sebelum menikah untuk

kesehatan catin ,dan menganjurkan kepada klien untuk melakukan imunisasi tt

selanjutnya sampai semua imunisas terakhie selesai.

2. Bagi Puskesmas lubuk buaya

Pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas sudah baik diharapkan lebih

meningkatkan kualitas pelayanan dalam pengelolaan asuhan kebidanan, dan

diharapa dapat dijadikan memingkatkan mutu pelayanan kebidanan dalam

memebrikan asuahan kebidanan pada catin yang berkunjung.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Meningkatkan jumlah buku sumber untuk di jadikan referensi agar dapat

memberikan kemudahanan bagi mahasiwa dalam pembuatan pendokumentasian


laporan dengan menggunakan 7 langkah varney mapun SOAP dan

meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan Asuhan Kebidanan


DAFTAR PUSTAKA

Adella, C. A. and Sitohang, N. A. (2020) ‘Efektivitas Konseling Informasi Edukasi


Terhadap Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kanker Servik Dan
Inspeksi Visual Asam Asetat Sebagai Deteksi Dini’, Jurnal Riset Hesti Medan
Akper Kesdam I/BB Medan, 5(1), pp. 61–64. doi: 10.34008/jurhesti.v5i1.182.

Gunawan. (2016).Pengertian Tetanus Toksoit. Diakses 05 Maret 2021h. h.

Gita Kostania, A. L. A. and Sri Yunita (2020) ‘Pengembangan Booklet Pranikah


Sebagai Media Informasi Dalam Pelayanan Kesehatan Untuk Calon
Pengantin’, 11(2), pp. 1–10.

Hidayati, S. (2020) ‘Peningkatan Peran Kader Dalam Pemberian Informasi Secara


Langsung Mengenai Imunisasi Tetanus Difteri (Td) Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kassi Kassi Kota Makassar’, Media Implementasi
Riset Kesehatan, 47(3), pp. 1–19.

Handayani, S. and Budianingrum, S. (2018) ‘Analisis Faktor yang Mempengaruhi


Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil di Wilayah Puskesmas Wedi
Klaten’, Jurnal Involusi Kebidanan, 1(1), pp. 42–60. Available at:
http://jurnal.stikesmukla.ac.id/index.php/involusi/article/view/17/13.

Karimulloh, K., Listiyandini, R. A. and Kusristanti, C. (2020) ‘Program Penyuluhan


Pra Nikah untuk Meningkatkan Pengetahuan mengenai Pernikahan Islami’,
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2), pp. 241–247. doi:
10.30651/aks.v4i2.2893.

Utami, K., Setyawati, I. and Ariendha, D. S. R. (2020) ‘Prodi D3 Keperawatan


STIKes Yarsi Mataram, 2,3 Prodi S1 Kebidanan STIKes Yarsi Mataram’,
12(2), pp. 23–29.

Wulandari, Y., Aguissafutri, W. D. and Safitri, W. (2020) ‘Edukasi Menggunakan


Booklet Preconception Care Meningkatkan Pengetahuan dan Self Efficacy
Calon Pengantin’, Interest : Jurnal Ilmu Kesehatan, 9(2), pp. 212–219. doi:
10.37341/interest.v9i2.254.

Anda mungkin juga menyukai