Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

“IDENTIFIKASI DAN PENCEGAHAN KORUPSI


DI PUSKESMAS”

OLEH :
NORMA THURSINA SATRIA
NIM. P07131123097

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN GIZI
PRODI SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
2024
Secara etimologi, korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio atau corruptus yang
menggambarkan tindakan merusak atau menghancurkan. Kemudian dalam bahasa Inggris dan Prancis
diserap menjadi kara corruption,dan dalam bahasa Belanda adalah korruptie. Sehingga dalam bahasa
Indonesia terbentuklah kata korupsi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata korupsi
merupakan kata benda yang berarti penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan
dan sebagainya) untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Korupsi termasuk dalam kategori tindak
pidana. Korupsi sendiri sangat merugikan keuangan negara bahkan perekonomian negara yang
berdampak pada terhambatnya pembangunan sosial. Selain merugikan negara, tindakan korupsi
merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat luar, karena itu korupsi
digolongkan dalam kategori kejahatan luar biasa dan harus segera dilakukan pemberantasan korupsi.
Berdasarkan UU No. 31 Tahun 1999 Tenang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, definisi korupsi
merujuk pada beberapa jenis di antaranya tindakan merugikan keuangan pada negara, suap-menyuap,
penggelapan jabatan, pemerasan, perbuatan curang, pembentukan kepentingan dalam hal pengadaan,
dan gratifikasi.
Pola terjadiya korupsi dapat dibedakan dalam 3 wilayah besar :
1. Mercenery abuse of power, penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh orang yang
mempunyai suatu kewenangan tertentu yang bekerja sama dengan pihak lain dengan cara
sogok menyogok, suap,mengurangi standar spesifikasi atau volumen dan penggelembungan
dana (mark up). Penyalahgunaan wewewang tipe seperti ini aadalah biasanya non politis dan
dilakukan oleh level pejabat yang tidak terlalu tinggi kedudukannya.
2. Discretinery abuse of power, pada ini penyalahgunaan weweang
.
)adjar
memaparkan bahZa pRla terjadinya kRrupsi dapat dibedakan dalam tiga Zilayah besar yaitu ;
3ertama, bentuk penyalahgunaan keZenangan yang berdampak terjadinya kRrupsi adalah pertama;
Mercenery abuse of power, penyalahgunaan ZeZenang yang dilakukan Rleh Rrang yang mempunyai
suatu keZenangan tertentu yang bekerjasama dengan pihak lain dengan Fara sRgRkmenyRgRk, suap,
mengurangi standar spesifkasi atau vRlume dan penggelembungan dana (mark up)3enyalahgunaan
ZeZenang tipe seperti ini adalah biasanya nRn pRlitis dan dilakukan Rleh level pejabat yang tidak
terlalu tinggi kedudukannya.edua, 'iscreWiner\ aEXse oI Sower, pada tipe ini penyalahgunaan
ZeZenang yang dilakukan Rleh pejabat yang mempunyai keZenangan istimeZa dengan mengeluarkan
kebijakan tertentu misalnya keputusan :alikRta%upati atau berbentuk peraturan
daerahkeputusan :alikRta%upati yang biasanya menjadikan mereka dapat bekerjasama dengan
kaZankelRmpRk (despotis) maupun dengan keluarganya (nepotis). .etiga, Idiological abuse of power,
hal ini dilakukan Rleh pejabat untuk mengejar tujuan dan kepentingan tertentu dari kelRmpRk atau
partainya%isa juga terjadi dukungan kelRmpRk pada pihak tertentu untuk menduduki jabatan
strategis di birRkrasilembaga ekskutiI, dimana kelak mereka akan mendapatkan kRmpensasi dari
tindakannya itu, hal ini yang sering disebut pRlitik balas budi yang liFik.Rrupsi jenis inilah yang
sangat berbahaya, karena dengan praktek ini semua elemen yang mendukung telah mendapatkan
kRmpensasi

Anda mungkin juga menyukai