Anda di halaman 1dari 2

Nama : Hastin Alya Cahyani

NIM. : 1012010028

Tugas Pertemuan 3 : Rangkuman jurnal

Integrated marketing communications: From media channels to digital connectivity

Dalam dunia periklanan dan perencanaan media modern, ada beberapa prinsip dasar yang
tetap menjadi landasan. Prinsip-prinsip ini telah berhasil melayani industri dengan
membangun diferensiasi merek dan mendorong pengeluaran konsumen. Namun, di dunia
digital dan interaktif yang sedang berkembang, prinsip-prinsip ini menjadi kurang relevan.
Komunikasi massal, dipadukan dengan produksi massal dan distribusi massal, memberikan
kita era pemasaran modern dan fokusnya pada kesadaran merek, distribusi intensif, dan
promosi agresif. Internet menggantikan model komunikasi era industri ini dengan sistem
informasi berjaringan yang memiliki serangkaian properti yang lebih mirip dengan pasar
terbuka dan bebas daripada yang terpusat dan kaku dari komunikasi massa.

Ekonomi informasi berjaringan memungkinkan produksi dan distribusi informasi melalui


proses non properti mirip dengan seni, pendidikan, dan ilmu pengetahuan; campuran
mekanisme pasar dan nonpasar untuk membuat informasi tersedia untuk publik; dan upaya
kerjasama berskala besar yang menghasilkan output dari banyak penyedia, seperti yang
ditunjukkan oleh wiki. Berbeda dengan ekonomi produksi massal abad kedua puluh, ekonomi
informasi berjaringan menampilkan:

1. Reproduksi dan pembagian tak terbatas: Konten media dalam dunia digital bebas dari
kendala fisik cetak dan siaran dan dapat disalin dan dibagikan berulang kali, dengan biaya
yang sangat sedikit atau tanpa biaya sama sekali, tanpa kehilangan kualitas.

2. Modularitas konten: Infrastruktur digital dan berjaringan memungkinkan bagian-bagian


individu dari konten, seperti berita, untuk dipisahkan dan didistribusikan secara terpisah dari
konten yang dikemas. Iklan dapat menyertai sebuah berita tanpa harus terkait dengan surat
kabar itu. Modularitas konten memiliki beberapa konsekuensi, termasuk penghapusan
hambatan masuk dan efisiensi yang lebih tinggi karena memberikan orang apa yang mereka
inginkan tanpa konten tambahan yang tidak relevan.

3. Jaringan Konsumen: Jaringan konsumen yang didorong oleh internet mengubah cara kita
memahami pembelian dan konsumsi. Dengan adanya jaringan internet, kita memiliki
kemampuan untuk melacak koneksi antar individu, membentuk kelompok sosial yang
membuat keputusan pembelian dan menjadi audiens target bagi pengiklan.

4. Kontrol pengguna dan produksi konten: Konsumen sekarang memiliki kekuatan untuk
mengendalikan informasi yang mereka terima dan untuk memproduksi konten teks, gambar,
audio, dan video untuk diakses oleh orang lain.
5. Konten disesuaikan: Di dunia digital, pengguna memiliki kemampuan untuk menciptakan
pengalaman konsumsi yang mereka inginkan. Konten media, termasuk iklan, akan
disesuaikan dengan preferensi individu, mengubah peran komunikasi pemasaran dari
mengumpulkan audiens menjadi merespons keinginan konsumen dengan informasi dan
layanan yang relevan.

6. Aliran informasi: Digitalisasi menghasilkan aliran data yang kontinu tentang bagaimana
orang berinteraksi dengan informasi. Hal ini mengarah pada perubahan fundamental dalam
penelitian pemasaran yang bergerak dari metode penelitian statis yang bergantung pada
survei ke metode dinamis yang melibatkan pelacakan interaksi media secara terus-menerus.

Dalam ekosistem digital, iklan berubah menjadi layanan yang menawarkan lebih banyak
interaksi dengan konsumen daripada sekadar pesan satu arah. Para pengiklan harus belajar
berpartisipasi dalam dunia konsumen, mengikuti pola perilaku mereka dan menyesuaikan
pesan-pesan iklan dengan konteks yang relevan. Ini menciptakan perubahan paradigma dalam
perencanaan media, dari pendekatan linier ke pendekatan yang dinamis dan kontekstual.

Kesimpulan:
Perubahan paradigma dalam periklanan dan perencanaan media yang disebabkan oleh
internet dan teknologi digital menggambarkan transformasi mendalam dalam cara kita
berinteraksi dengan informasi dan merek. Penggunaan yang lebih personal dan responsif
terhadap kebutuhan individu menjadi pusat perhatian, sementara model perencanaan media
tradisional yang didasarkan pada audiens demografis menjadi kurang relevan. Untuk berhasil
dalam era digital ini, perusahaan harus belajar untuk beradaptasi dengan dinamika baru ini,
memahami perilaku konsumen secara mendalam, dan menyediakan konten dan layanan yang
sesuai dengan kebutuhan dan preferensi individu.

Anda mungkin juga menyukai