DISUSUN OLEH :
Daftar isi……………………………………………………………………………………….
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………
1.1 LatarBelakang…………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan Makalah………………………….........................................
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………
A. Teori belajar konstruktivistik…………………………………………………………..
B. Konstruktivistik psikologi/kognitif piaget……………………………………………..
C. Teori konstruktivistik social Vigotsky…………………………………………………
D. Pandagan-pandagan tokoh lain…………………………………………………………
1.4 Kesimpulan……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang kami beri judul "Teori
Belajar Kognitivistik". tentang Makalah ini disusun sebagai Mata Kuliah BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN’’ dalam kesempatan ini kami mengucapkan Terima kasih yang
Sedalam-dalamnya kepada Yth :
1. Ibu REVISIKA M,PD
2. Orang tua yang telah Membantu Baik moral dan material
Semoga makalah yang kami susun ini, membantu teman-teman dalam Memahami materi
Pada Teori belajar Kongnitivistik” Pada Mata Kuliah BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Constructivistic atau constructivism berasal dari kata kerja Inggris “to construct”.
Kata ini merupakan serapan dari bahasa latin “con struere” yang berarti menyusun atau
membuat struktur. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diangkat tetapi manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu teori belajar konstruktivistik?
2. Bagaimana konstriktivistik psikologi/kognitif piaget?
3. Bagaimana teori konstruktivistik social meurut Vigotsky?
4. Bagaimana teori konstruktivistik menurut pandangan-pandangan tokoh lain?
a. Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa yang
mereka lihat, dengar, rasakan, dan alami.
b. Konstruksi arti itu adalah proses yang terus menerus.
c. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
d. proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan
yang merangsang pemikiran lebih lanjut.
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya
f. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui pelajar.
Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, menguji hipotesis, memanipulasi
objek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meniliti, berdialog,
mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dan lain-lain
untuk membentuk konstruksi yang baru.
Aunurrahman (2009) memberikan penekanan tentang 3 hal mendasar berkaitan dengan
pemahaman terhadap gagasan konstruktivistik, yaitu :
b. Subjek membentuk kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk
pengetahuan.
Dapat disimpulkan bahwa guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator,
sedangkan siswa beperan aktif dalam pembelajaran dan dapat mengkonstruksi
pengetahuan yang didapat dari pembelajaran sebelumnya.
B. Konstruktif Psikologi/Kognitif Piaget
Salah satu teori ini adalah teori perkembangan mental Piaget yang disebut juga teori
perkembangan intelektual. teori ini berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar,
yang dikemas dalam tahap perkebangan intelektual dari lahir hinga dewasa.
Ada 3 dail poko :
Isi (content)Pola perilaku anak yang khas, tercemin pada respon yang diberikan
terhadapberbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.
Konflik kognitif terjadi saat ineteraksi anara konsepsi awal yang telah dimiliki siswa dengan
fonumena baru yang dapat di intergrasikan begitu saja, sehinggah diperlukan perubahan
struktur kognitif untuk mencapai keseimbangan.
Terjadinya proses modifikasi tersebut telah diuraikan dalam skema dibawah ini.
Asimilasi adalah proses penyatuhan asimilasi baru kestruktur kognitif yang sudah
ada dibenak siswa.
Zona perkembangan proksimal merupakan jarak antara tingakat perkembangan actual dan
tingkat perkembangan potensial artinya fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan belum
matang yang masih berada dalam proses pematangan, siswa akan dihadapkan pada sejumlah
tugas yang memiliki tingkat kesulitan tertentu dan menantang anak untuk mengkontruksi
pengetahuan.
c. Mediasi Artinya semua perbuatan dimediasikan dengan alat-alat psikologis seperti bahas
a, tandadan lambing, atau semiotika.
Mediasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
mediasi metakognitif adalah penggunaan media semiotic untuk melakukan
self- regulation(self-planing, self-monitoring,self-checking, self-evaluating)
mediasi kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan pengetahuan tertentu (subject-domain problem)
Inti dari teori vigotsky adalah menekankan pada interaksi antara aspek internal dan
ekstrenal dari pembelajaran dan penekanannya pada lingkungan social pembelajaran.
Di juga menyatakan bahwa konsep dasar konstruktivistik pertama adalah
Scaffolding artinya Proses pembelajaran dimana siswa diberi masalah kompleks, sulit,
dan realistic, dan kemudian diberi bantuan secukupnya dalam memecahkan masalah
sehingga anak dapat mengerjakan soal sendiri. Kedua kooperatif artinya proses belajar
memungkinkan siswa dapat berinteraksi dengan yang lain, bertukar pengalaman dan
membantu mengecek pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya.
1. Von Glasersfeld
Menurut Von Glasersfeld, pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapatdipindahkan dari
pikiran seseorang yang memiliki pengetahuan (guru) ke pikiran orang yang belum memiliki
pengetahuan (siswa), bahkan apabila guru bermaksud menstranfer konsep,ide, atau
Pengertiannya kepada siswa, pemindahan tersebut harus diinterpretasikan dandikonstruksikan
oleh siswa sendiri dengan pengalaman mereka.
Von Claserfeld juga menyebutkan beberapa kemampuan yang diperlukan untuk proses
pembentukan pengetahuan, yaitu :
2. Tasker
Menurut Anggraini (2011) dan Karyawansyah (2011) Tasker Ini mengemukakan
3 penekanan dalam teori belajar konstmktivisme Sebagai berikut.
3. Wheatley
Menurut Anggraini (2011) dan Karyawansyah (2011) Wheatley mendukung pendapat
Tasker dengan mengajukan dua prinsip utama dalam pembelajaran dengan teori belajar
konstrukltivisme; sebagai berikut.
a. Pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur
kognitifsiswa.
b. Fungsi kognisi bersifat adaptif dan membantu Pengorganisasian melalui pengalaman
nyata yang dimiliki anak.
4. Hanbury
Menurut Anggraini (2011) dan Karyawansyah (2011) selain penekanan dan tahap-tahap
tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori belajar konstruktivisme, Hanbury
mengemukakansejumlah aspek dalam kaitannya dengan pembelajaran, yaitu :
a. Siswa mengkonstruksi pengetahuan dengan cara mengintegrasikan ide yang mereka
miliki.
b. Pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa mengerti.
c. Strategi siswa lebih benilai.
d. Siswa mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dan saling bertukar pengalaman
danilmu pengetahuan dengan temannya.
Menurut prinsip konstruktivis, seorang guru berperan sebagai mediator dan fasilitator
yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik Tekanan ada pada siswa yang
belajar, bukan pada guru yang mengajar. Menurut Supamo (2012) fungsi mediator dan
fasilitator dapat dijabarkan dalam beberapa tugas sebagai berikut.
Menurut Pannen (2001) agar peran guru berjalan dengan optimal, maka :
a. Guru perlu banyak berinteraksi dengan siswa untuk lebih mengerti apa yang
sudahmereka ketahui dan pikirkan.
b. Guru perlu membicarakan tujuan dan apa yang akan dibuat di kelas bersama siswa.
c. Guru perlu mengerti pengalaman belajar mana yang lebih sesuai dengan
kebutuhansiswa. Ini dapat dilakukan dengan berpartisipasi sebagai pelajar di tengah
pelajar.
e. Guru perlu mempunyai pemikiran yang fleksibel untuk dapat mengerti dan
menghargaipemikiran siswa, karena kadang siswa berpikir berdasarkan pengandaian
yang tidakditerima guru.
a. Kelebihan
1) Pembelajaran berdasarkan konstruktivistik memberikan kesempatan kepada siswa
untukmengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri,
berbagigagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan
tentanggagasannya.
b. Kekurangan
1) Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa basil konstruksi
siswatidak cocok dengan hasil konstruksi para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
3) Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki
saranaprasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa.
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajat lebih bermakna dengan cara
becarasendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengalaman
danketerampilan barunya.
b. melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
d. Citpakan "Masyarakat Belajar" (belajar dalam kelompok-kelompok).
e. Hadirkan "Model” sebagai contoh pembelajaran.
f. Lakukan refleksi diakhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian yang sebenamya dengan berbagai cara.
Kesimpulan
Konsep inti konstruktivistik adalah proses penstrukturan atau pengorganisasian.
Secara istilah, konstruktivistik merupakan suatu aliran filsafat ilmu, psikologi dan teori
belajar mengajar yangmenekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita
sendiri (Sukiman, 2008).Konstruktivistik sebenarnya bertitik tolak dari pandangan
kognitivistik, dimana pengetahuan dibinasecara aktif oleh individu yang berfikir. Teori
belajar konstruktivistik merupakan teori belajar yang menekankan pada pengalaman belajar,
tidak semata pengalaman kognitif. Sehingga mengakibatkan siswa kreatif dan aktif.
DAFTAR PUSTAKA