Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum

Dasar-Dasar Agronomi

PEMBIAKAN VEGETATIF DAN GENERATIF

NAMA : ALFIAN NUR NABILLA


NIM : G061231073
KELAS : DASAR-DASAR AGRONOMI A
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : 1. NUR HASNAH SARI
2. AYUNITA SRI DEWI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR
2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup adalah segala sesuatu yang dapat bernafas dan bergerak
Makhluk hidup terdiri dari manusia, hewan (udara atau tanah), dan tumbuhan.
Makhluk hidup juga memiliki kemampuan untuk berkembang biak yang tumbuh
dan berkembang dalam hal ini. Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup
untuk menghasilkan suatu individu baru yang sifatnya sama atau serupa. Makhluk
hidup berkembang biak untuk mendapatkan keturunan atau penerus dari spesies
yang sama dengan orang tua atau orang tuanya. Jika makhluk hidup tidak
melakukan perbaikan terus-menerus, akibatnya gaya hidup makhluk hidup akan
menderita (A Anisa, 2022)
Pada perkembangbiakan tanaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
perkembangbiakan secara alami dan perkembangbiakan secara buatan. Pada
perkembangbiakan secara generatif atau perkembangbiakan secara kawin
tumbuhan menggunakan bunga sebagai alat perkembangbiakan. Pada
perkembangbiakan generatif menggunakan alat atau organ seksual berupa sel
kelamin jantan dan sel kelamin betina. Perkembangbiakan ini secara kawin
membutuhkan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina, Perkawinan ini
membutuhkan gamet jantan dan betina (A Anisa, 2022).
Reproduksi seksual dicirikan oleh keberadaan sel reproduksi pria dan
pembuahan oleh sel reproduksi. Kemudian betina muncul dan kemudian
menghasilkan zigot. Organisme baru Reproduksi seksual saja pada makhluk hidup
dengan sel kelamin. Reproduksi seksual disebut juga reproduksi melalui proses
pernikahan. Ada ini Dua metode pada reproduksi tanaman, yaitu metode
kelembaban dan metode hamil. Kelembaban adalah proses di mana bubuk jatuh.
Pollen menempel pada stigma dan menjadi peristiwa penyerbukan. Dan
pembuahan adalah proses peleburan sel. Sperma dan sel telur disebut peristiwa
Hamil. Reproduksi seksual ini dicapai dengan biji dan juga bunga. Bagian bunga
terdiri atas mahkota, putik benang sari, kelopak, biji dan tangkai komposisi benih
kulit biji, penyimpanan biji-biji dan pulp (A Anisa, 2022).

Tujuan dan Kegunaan


Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik perbanyakan tanaman
secara generatif. Kegunaan praktikum ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan mahasiswa dalam hal pembiakan generatif tanaman.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanaman
2.1.1 Cabai

2.1.2 Bawang Merah (min. 3 Paragraf)


2.1.3 Buah Naga (min. 3 Paragraf)
2.2 Perbanyakan Tanaman secara Generatif
Perkembangbiakan generatif pada tumbuhan adalah terjadinya
tumbuhan baru yang didahului dengan penyerbukan. Penyerbukan
merupakan peristiwa jatuhnya serbuk sari yang mengandung sel kelamin
jantan ke kepala putik yang mengandung sel kelamin betina. Proses
pengembangbiakan tumbuhan, terjadinya penyerbukan tanaman. Melalui
bantuan angin yang menjatuhkan serbuk sari (sel jantan) pada bagian kepala
putik (ovarium betina). Angin salah satu pengantar mempelai jantan (serbik
sari) kepada mempelai betina yang bernama putik (Oktaviani, 2020).
Perkembangbiakan generatif disebut juga perkembangbiakan secara
kawin (seksual), karena ditandai adanya peleburan sel kelamin jantan dan
sel kelamin betina. Peleburan dua sel gamet tersebut dinamakan
pembuahan. Pada tumbuhan biji tertutup, pembuahan didahului oleh
penyerbukan, yaitu menempelnya serbuk sari dikepala putik. Pembuahan
akan menghasilkan biji. Biji yang jatuh ditempat yang cocok dapat tumbuh
menjadi individu baru (Oktaviani, 2020).
Perkembangbiakan generatif terjadi pada tumbuhan berbiji dan
melalui proses penyerbukan atau persarian. Penyerbukan adalah peristiwa
menempelnya serbuk saridi kepala putik. Berdsarkan cara penyerbukan
dibedakan menjadi empat. Pertama, Penyerbukan sendiri yaitu serbuk sari
dari satu bunga menempel di kepala putik bunga itu sendiri. Kedua,
penyerbukan tetangga yaitu apabila serbuk sari dari satu bunga menempel
dikepala putik bunga lain tetapi masih satu pohon. Ketiga, penyerbukan
silang yaitu apabila serbuk sari dari satu bunga menempel di kepala putik
bunga lain yang tidak berada satu pohon tetapi masih satu jenis tumbuhan.
Keempat, penyerbukan bastar yaitu apabila serbuk sari dari satu bunga
menempel di kepala putik bunga lain yang memilki jenis yang sama tetapi
varietasnya berbeda-beda (Yudi, 2014).

2.3 Perbanyakan Tanaman secara Vegetatif (min. 3 Paragraf)


2.4 Peranan Ekstrak Bawang Merah dan Rootone-F terhadap
Pertumbuhan Tanaman secara Vegetatif (min. 3 Paragraf)
2.5 Faktor Keberhasilan dan Kegagalan terhadap Perbanyakan Tanaman
secara Vegetatif dan Generatif
Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan terhadap perbanyakan
tanaman secara vegetatif dan generatif yaitu dipengaruhi oleh tanah (media), iklim
dan sifat dari tumbuhan itu sendiri. Faktor- faktor tersebut saling terkait antara
satu dengan lainnya. Dari ketiga faktor tersebut, ada yang dapat dikontrol oleh
manusia, ada yang sedikit dan ada yang sama sekali tidak dapat dikontrol,
contohnya faktor iklim hanya sedikit saja yang dapat dikontrol oleh manusia.
Faktor media adalah faktor yang dapat dikendalikan oleh manusia dengan
membuat campuran media dengan sifat dan struktur yang diinginkan, seperti
penambahan pupuk pada tanaman (Sahromi, 2015).
Suhu udara berpengaruh pada proses fisiologis tanaman yang pada akhirnya
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Seperti mempercepat
pertumbuhan akar persemaian dan mempercepat dan memperkuat tanaman muda
menjadi dewasa, unsur P juga mempercepat proses pembungan dan pemasakan
buah. Lajunya pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman, tergantung dari
aktivitas lajunya fotosintesis pada tanaman. Proses fotosintesis pada tanaman
terjadi pada bagian daun, dengan bantuan sinar matahari. Laju dekomposisi yang
baik akan dapat menyediakan unsur hara didalam tanah terutama N, P, K dan
unsur hara lainnya, disamping memperbaiki struktur tanah. Hal ini yang
menyebabkan perakaran tanaman akan berkembang dengan baik, sehingga
menyerap unsur hara lebih banyak, terutama unsur hara N yang akan
meningkatkan pembentukan klorofil sehingga aktivitas fotosintesis dapat
meningkat dengan sangat baik (Nurvitha, 2016).
METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Lahan Buah Naga, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, pada hari Sabtu, pukul 16.00 WITA-Selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah tray semai 100 lubang, pinset, alat
penyiram (sprayer). Bahan yangdigunakan dalam praktikum ini adalah
benih cabai rawit dewata 76 sebanyak 100 biji dan sekam bakar.

3.3 Prosedur Praktikum


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Siapkan perlakuan media tanam yang terdiri dari tanah biasa dan
media tanam yang terdiri daricampuran sekam bakar dan tanah
dengan perbandingan 1:1
3. Benih ditanam pada setiap perlakuan dengan masing-masing
perlakuan terdiri dari 50 benih
4. Lakukan penyiraman rutin pagi dan sore hari
5. Pengamatan dilakukan hingga tunas awal muncul

3.4 Parameter Pengamatan


Parameter yang diamati pada praktikum ini adalah:
1. Persentase tumbuh
Presentase tumbuh perkecambahan dapat di hitung dengan rumus :

x 100%

Keterangan:
KK: Persentase perkecambahan cabai (%)
Y: Jumlah biji yang berkecambah
Z : Total biji
2. Kecepatan berkecambah
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai