Anda di halaman 1dari 2

Definisi Ultra Petita dan opini mengenai ultra petita

Nama: Ilma Janata Sifa Jalala


Kelas: 2022E
NIM : 22040704063

Dalam memutuskan perkara hakim wajib memutuskan dengan mempertimbangkan berbagai asas.
Hal ini berdasar pada Ius Curia Novit yang menjelaskan bahwa hakim dianggap tahu hukum. Pada
pasal 182 ayat 4 KUHAP menyatakan bahwa dalam musyawarah pemutusan suatu perkara, hakim
harus mendasar pada surat dakwaan dan sesuatu yang terbukti lainnya. Jika hakim memutuskan
perkara diluar itu, maka hakim dianggap membuat dakwaan sendiri.
Sementara putusan Ultra Petita terdapat pada 17/Pid.Sus/TPK/2014/PN.JKT.PST. Menurut Ranu
handoko Ultra Petita merupakan putusan hakim yang melebihi tuntutan dari jaksa penuntut umum.
Karena ultra dalam bahasa latin berarti sangat, lebih, dan petita berarti permohonan.
Putusan mahkamah konstitusi mengenai pengujian terhadap Undang-Undang Dasar terdiri dari
beberapa jenis diantaranya
a.) Menyatakan tidak diterimanya permohonan apabila tidak lengkapnya berkas permohonan
seperti pada pasal 50 dan 51
b.) Mahkamah Konstitusi menyatakan permohonan diterima apabila permohonan beralasan.
Mahkamah Konstitusi diwajibkan menyatakan dengan jelas bahwa:
1. Muatan materi pasal, ayat dan sebagainya bertentangan dengan UUD 1945
2. Muatan materi pasal, ayat dan/atau bagian dalam undang-undang lainnya tidak
memiliki kekuatan hukum yang mengikat.
c.) Pernyataan permohonan ditolak apabila undang-undang tidak bertentangan dengan UUD
1945
Ultra Petita muncul ketika Mahkamah Konstitusi membuat amar yang modelnya bertentangan
dengan amanat pasal 56 jo 57 UU MK. Amar tersebut berisi Ultra Petita yang mana dianggap
bertolak belakang dengan asas ius curia novit yang tertuang dalam pasal 178 (2) dan (3) yang
isinya “Hakim itu wajib mengadili segala bahagian tuntutan.” dan “Ia dilarang akan menjatuhkan
keputusan atas perkara yang tidak dituntut, atau akan meluluskan lebih dari apa yang
dituntut.”Hakim dikatakan Ultra Petita ketika terdapat 2 kondisi yaitu saat hakim tidak
menjatuhkan putusan yang dituntut dan memutuskan lebih dari apa yang dituntut.

Terdapat 2 pandangan mengenai pemberlakuan ultra petita itu sendiri yang pertama pandangan
setuju hal ini dijelaskan dalam beberapa point
a. Hakim memiliki hak untuk menentukan amarnya ketika pemohon mengajukan
permohonan ex aequo et bono memutus demi keadlian
b. MK memiliki kewenangan dalam menguji UUD bukan pasal-pasal dan ayatnya
c. Ultra petita tidak dilarang secara tegas dalam UU MK sehingga menurut asas legalitas ultra
petita lazim dilakukan oleh seorang hakim dengan beberapa pertimbangan
Berikutnya adalah pandangan kontra mengenai ultra petita itu sendiri yang pertama ialah Ultra
Petita melanggar doktrin secara universal dalam hukum acara, selain itu ultra petita dalam putusan
dianggap menciderai kedaulatan rakyat, bahkan dianggap mencampuri ranah kekuasaan lain yang
mana hal ini menunjukkan pencideraian terhadap doktrin check and balances.
Menurut saya sebagai sistem hukum pertengahan yang juga menerapkan judicial review ultra
petita lazim diberlakukan karena berdasar pada hakim yang dianggap sebagai seorang yang harus
mengetahui hukum. Namun, putusan ultra petita haruslah mempertimbangkan hal lain termasuk
kedaulatan rakyat dan tidak mencampuri ranah kekuasaan lain agar doktrin check and balances
tetap tidak luput dari sistem hukum acara tersebut.

Anda mungkin juga menyukai