Anda di halaman 1dari 11

LARANGAN JILBAB DI BALI BERPOTENSI MENGANCAM

INTEGRITAS NASIONAL
Karya Tulis Ilmiah
Dosen Pembimbing : Nanang Qosim, S.Pd,I, M.Pd

Disusun oleh :
1. Devinda Kartika Putri : P1337425223038
2. Aulia Irma Dhani : P1337425223066
3. Siti Maharani w. : P1337425223073
4. Nabiha Azzahra : P1337425223076
5. Sandhi Perdana Darmawan : P1337425223083
6. Nuzul Ainun Nisaa : P1337425223085
7. Ismiya Sari Dewi : P1337425223090
8. Keysa Livia Ari : P1337425223092

PROGRAM STUDI TERAPI GIGI PROGRAM SARJANA TERAPAN


JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Larangan Jilbab
di Bali Berpotensi Mengancam Integritas Nasional” dengan tepat waktu.

Karya Tulis Ilmiah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran


Pendidikan Kewarganegaraan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah
wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 16 Februari 2024

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................3
1.4 Manfaat......................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
Materi dengan Judul Analisa 5W 1H...................................................................4
BAB III PENUTUP................................................................................................7
3.1 Kesimpulan................................................................................................7
3.2 Saran..........................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Integritas nasional merupakan suatu konsep yang mencakup
keutuhan dan keberlanjutan suatu negara dalam menjaga kesatuan,
stabilitas, serta keutuhan wilayahnya. Integritas nasional mencerminkan
kesatuan bangsa dan identitas yang kuat di antara beragam elemen
masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, agama, budaya, dan latar
belakang lainnya. Untuk memahami konsep ini, perlu dilihat dari berbagai
latar belakang yang membentuk dan memengaruhi integritas nasional.
Secara historis, integrasi nasional sering kali merupakan hasil dari
proses pembentukan negara atau penyatuan berbagai entitas politik
menjadi satu kesatuan. Proses ini dapat melibatkan perjuangan politik,
peperangan, atau kesepakatan politik yang menentukan batas wilayah,
sistem pemerintahan, dan hak-hak warga negara. Misalnya, proses
integrasi nasional di Indonesia melibatkan perjuangan merebut
kemerdekaan dari penjajah dan penyatuan berbagai suku dan etnis menjadi
satu negara yang kokoh.
Aspek lain yang penting dalam integritas nasional adalah
keberlanjutan dan pemeliharaan nilai-nilai nasional. Hal ini mencakup
upaya untuk memperkuat identitas nasional, bahasa, dan budaya yang
menjadi perekat masyarakat dalam satu kesatuan. Pendidikan nasional juga
memainkan peran kunci dalam melestarikan dan mewariskan nilai-nilai
tersebut kepada generasi mendatang.
Selain itu, tantangan terhadap integritas nasional dapat muncul dari
konflik internal maupun eksternal. Ancaman tersebut dapat berupa konflik
etnis, agama, atau perbedaan ideologi yang mengancam keutuhan negara.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya diplomasi, kebijakan inklusif,

1
dan dialog antar kelompok untuk menjaga stabilitas dan mengatasi
ketegangan yang dapat merusak integritas nasional.
Pentingnya integritas nasional juga dapat dilihat dari perspektif
ekonomi dan keamanan. Negara yang kokoh dalam hal integritas nasional
cenderung lebih stabil secara politik dan ekonomi, memberikan dasar yang
kuat untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya. Selain itu,
keamanan nasional juga terkait erat dengan integritas, karena ancaman dari
luar dapat merusak kedaulatan dan kesatuan suatu negara.
Dalam konteks globalisasi, integritas nasional menjadi semakin
penting, karena tantangan dan peluang yang dihadapi suatu negara dapat
bersifat lintas batas. Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan integritas nasional memerlukan kolaborasi internasional dan
kebijakan luar negeri yang bijaksana.
Secara keseluruhan, integritas nasional bukan hanya sekadar
konsep politik atau keamanan, tetapi juga mencakup aspek-aspek kultural,
sosial, dan ekonomi. Pemahaman yang holistik tentang latar belakang
integritas nasional menjadi kunci untuk merancang kebijakan dan strategi
yang efektif dalam menjaga keutuhan dan keberlanjutan suatu negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang menjadi alasan The Hindu Center of Indonesia dalam
melarang penggunaan jilbab di Bali?
2. Dimana kasus-kasus pelarangan tersebut terjadi?
3. Kapan kasus pelarangan jilbab terjadi di Bali?
4. Siapa yang bertanggung jawab atas pelarangan tersebut?
5. Mengapa terjadi pelarangan penggunaan jilbab di Bali oleh beberapa
instansi seperti Hypermart?
6. Bagaimana dampaknya terhadap integrasi nasional?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mencegah terjadinya pro kontra dan konflik yang dapat
mengancam integrasi nasional.
2. Tujuan dari The Hindu Center of Indonesia dalam melarang
penggunaan jilbab di Bali adalah untuk memastikan tidak adanya
unsur SARA dan untuk mempertahankan keyakinan agama Hindu.
3. Tujuan dari menyelesaikan masalah ini melalui musyawarah dengan
tokoh agama lain adalah untuk mencapai toleransi antar umat
beragama dan menghindari konflik yang lebih besar.

1.4 Manfaat
1. Penyelesaian masalah ini melalui musyawarah dengan berbagai tokoh
agama lain dapat memperkuat toleransi antar umat beragama dan
mencegah konflik yang lebih besar.
2. Memperbolehkan penggunaan jilbab di Bali dapat memastikan
kebebasan beragama dan hak beribadah bagi semua warga negara
Indonesia.
3. Menerima keberagaman agama dan budaya di Bali dapat memperkaya
dan memperkuat integrasi nasional serta memperkuat persatuan dan
kesatuan bangsa.

3
BAB II
PEMBAHASAN

Materi dengan Judul Analisa 5W 1H


Kasus ini dapat dijelaskan melalui pendekatan 5W 1H. Berikut adalah
penjelasan singkat mengenai 5W 1H dalam konteks kasus ini:

1. What (Apa) :
The Hindu Center of Indonesia melarang penggunaan jilbab di Bali karena
dianggap dapat mengancam integrasi nasional dan hak beribadah. Pelarangan
ini terjadi dalam beberapa kasus terakhir di Bali, seperti pelarangan karyawan
Hypermart untuk menggunakan jilbab dan peci yang dianggap sebagai simbol
agama Islam. The Hindu Center of Indonesia yang dipimpin oleh Arya
Wedakarna meminta pelarangan ini atas dasar instruksi mereka, dengan alasan
bahwa penggunaan jilbab di tempat umum di Bali dianggap mengancam
integrasi nasional dan hak beribadah. Mereka berpendapat bahwa wilayah Bali
seharusnya hanya untuk orang yang beragama Hindu, dan orang beragama lain
tidak boleh menjalankan perintah agamanya di tempat umum. Namun,
tindakan ini dianggap berlebihan dan dapat memicu tindakan pembalasan serta
mengancam integrasi bangsa Indonesia.
2. Where (Dimana) :
Kasus-kasus pelarangan penggunaan jilbab di Bali terjadi di beberapa
tempat, seperti di sekolah dan tempat kerja. Salah satu contoh kasus adalah
pelarangan karyawan Hypermart di Bali untuk menggunakan jilbab dan peci
yang dianggap sebagai simbol agama Islam. Pelarangan ini terjadi di tempat
kerja, yaitu di Hypermart Bali. Selain itu, kasus-kasus pelarangan juga terjadi
di beberapa sekolah di Bali, dimana siswi yang beragama Islam dilarang untuk
menggunakan jilbab. Hal ini menunjukkan bahwa kasus-kasus pelarangan
penggunaan jilbab di Bali tidak terbatas pada satu lokasi saja, melainkan
terjadi di berbagai tempat di Bali.

3. When (Kapan) :

4
Kasus pelarangan penggunaan jilbab di Bali terjadi dalam beberapa kasus
terakhir. Salah satu contoh kasus terjadi saat karyawan Hypermart di Bali
dilarang menggunakan jilbab dan peci sebagai simbol agama Islam.
Pelarangan ini terjadi dalam kurun waktu yang belum spesifik, namun
merupakan kasus terbaru yang menimbulkan kontroversi terkait hak beribadah
dan toleransi agama di Bali.
4. Who (Siapa) :
Pelarangan penggunaan jilbab di Bali, seperti kasus pelarangan karyawan
Hypermart, dilakukan atas instruksi dari The Hindu Center of Indonesia yang
dipimpin oleh Arya Wedakarna. The Hindu Center of Indonesia bertanggung
jawab atas keputusan pelarangan tersebut. Mereka mengeluarkan instruksi
pelarangan dengan alasan mengancam integrasi nasional dan hak beribadah,
yang dianggap sebagai tindakan berlebihan dan berpotensi memicu konflik
serta mengancam integrasi bangsa Indonesia.
5. Why (Mengapa) :
Pelarangan penggunaan jilbab di Bali oleh beberapa instansi seperti
Hypermart terjadi atas instruksi dari The Hindu Center of Indonesia yang
dipimpin oleh Arya Wedakarna. Alasan di balik pelarangan ini adalah karena
The Hindu Center of Indonesia menganggap penggunaan jilbab di tempat
umum di Bali dapat mengancam integrasi nasional dan hak beribadah. Mereka
berpendapat bahwa wilayah Bali seharusnya hanya untuk orang yang
beragama Hindu, dan orang beragama lain tidak boleh menjalankan perintah
agamanya di tempat umum. Hal ini dianggap sebagai tindakan berlebihan dan
berpotensi memicu tindakan pembalasan serta mengancam integrasi bangsa
Indonesia.
6. How (Bagaimana) :
Pelarangan penggunaan jilbab di Bali oleh beberapa instansi seperti
Hypermart, yang dilakukan atas instruksi dari The Hindu Center of Indonesia,
dapat memiliki dampak negatif terhadap integrasi nasional. Tindakan ini dapat
memunculkan ketegangan antar umat beragama dan mengancam kerukunan
antar umat beragama di Indonesia. Dengan membatasi hak beribadah dan

5
kebebasan beragama, pelarangan ini dapat merusak prinsip-prinsip toleransi
dan pluralisme yang menjadi landasan integrasi nasional. Selain itu, tindakan
tersebut juga dapat memicu reaksi negatif dari masyarakat yang merasa hak-
hak mereka terganggu, sehingga memperburuk situasi integrasi nasional.
Dengan adanya perbedaan perlakuan terhadap individu berdasarkan agama
atau keyakinan tertentu, hal ini dapat menciptakan kesenjangan sosial dan
memperkuat polarisasi di masyarakat. Integrasi nasional yang seharusnya
didasarkan pada keragaman dan kesatuan dalam perbedaan, dapat terancam
jika tindakan diskriminatif seperti pelarangan penggunaan jilbab terus
dibiarkan terjadi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa
kebebasan beragama dan hak beribadah setiap individu dihormati dan
dilindungi, sebagai upaya untuk memperkuat integrasi nasional yang inklusif
dan harmonis.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelarangan penggunaan jilbab di Bali oleh The Hindu Center of
Indonesia dapat mengancam integrasi nasional karena menimbulkan pro
kontra dan mengandung unsur SARA. Sikap tidak toleran terhadap umat
beragama lain juga dapat merusak kerukunan antar umat beragama di
Indonesia.

3.2 Saran
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk mengadakan dialog
dan musyawarah antara pihak-pihak yang terlibat, termasuk tokoh agama
lain, untuk mencapai kesepakatan yang menghormati kebebasan beragama
dan hak beribadah setiap individu. Dengan demikian, dapat tercipta
lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis di Bali, yang pada akhirnya
akan memperkuat integrasi nasional. Selain itu, perlu adanya edukasi dan
sosialisasi tentang pentingnya toleransi dan kerukunan antar umat
beragama di masyarakat, serta penegakan hukum yang adil dan
berkeadilan untuk melindungi hak-hak semua warga negara tanpa
memandang agama atau keyakinan. Dengan langkah-langkah tersebut,
diharapkan dapat mencegah konflik dan memperkuat persatuan bangsa
Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ahyar, H. A. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.


Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Haryanto.
Al Munawar, S. (2005). Fikih Hubungan Antar Agama. Jakarta: PT. Ciputat Press.

Anda mungkin juga menyukai