Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Sayidul H.

Kelas : 2 E

JANGAN BILANG-BIALNG SITI NURBAYA MASIH HIDUP OK

Di zaman sekarang segala sesuatu yang kita inginkan dapat kita lakukan dengan uang,
dari hal-hal yang baik sampai hal yang burukpun semuanya dapat lancarkan dengan uang. Maka
taksalah jika banyak orang-orang gila saat uang bisa menguasai dunia, sampai hargadiripun bisa
kita jual demi mendapatkan yang namanya uang. Sering kali yang menjari korban dari
kekejaman duniawi ini adalah kaum hawa, baik dari segi kebutuhan untuk keluarga ataupun
untuk kepentingan berbisnis.
Kaum hawa banyak diperjualbelikan demi bisnisnya lancar, tingkah ini sudah menjamur
dikaum-kaum pebisnis demi proyek yang mereka lakukan atau yang dijalankannya lancar. Atau
terkadang kaum hawa ini selalu menjadi jaminan sang orangtua untuk pembayaran hutang dalam
segala hal.
Jika kita sadari tradisi menjual kaum hawa demi sebuah bisnis ini ternyata sudah
menjamur dari tahun 1920-an hal ini bisa kita lihat bagaimana pada saaat itu seorang sastrawan
meluncurkan sebuah novel yang berjudul Siti Nurbaya karya Marah Rusli.
Didalam isi novel Siti Nurbaya karangan Marah Rusli ini menceritakan bagaimana
seorang perempuan yang rela menjual cinta dan hargadirinya demi membayar hutang ayahnya,
kejiwaan SitiNurbaya merasa tertekan saat ditahu kalu dia dijodokan dengan datuk maringgi
hanya demi sebuah hutang, dia harus merelakan cintanya dengan Samsulbahri yang sudah lama
mereka jalani.
Jika kita akan mencari pendekatan dari novel Siti Nurbaya ini maka yang akan banyak
temukan dan yang menonjol ialah pendekatan psikologi, hal ini bisa kita lihat saat pada tekanan
mental Siti Nurbaya saat di jodohkan dengan Datuk Maringgi untuk pembayaran hutang
ayahnya, jika kita sangkut pautkan ke zaman sekarang banyak orang tua menjodohkan anak
perempuannya kepada teman bisnis mereka, tanpa memperdulikan bagaimana perasaan si anak
saat dia harus merelakan semua kehidupannya demi sebuah materi. Memang dalam novel Siti
Nurbaya ini si tokoh tidak begitu di paksa oleh orangtuanya untuk menjadi bahan taruhan dari
bisnis ayahnya namun secara langsung si anakpun mendapatkan tekanan mental dari
permasalahan yang di dapat oleh orangtuanya.
Dalam novel karangan Marah Rusli tidak hanya Siti Nurbaya yang mendapat tekanan
mental namun Samsulbahripun mendapatkan hal yang sama saat dia tau kalu kekasihnya di
jodohkan dengan orang lain disana betapa kecewanya Samsulbahri merasa sangat kecewa saat
mendengar kekasihnya dijodokan dengan orang yang kekasihnya sendiri tidak menyukainya.
Memang jika dalam kenyataannya Samsulbahri tidaklah begitu punya peranan dalam keluarga
pasangannya namun dalam hal ini orang tua kekasih Samsulbahri perlu memberikan tenggang
rasa agar tidak ada yang merasa di kecewakan. Di zaman sekarangpun banyak anak-anak muda
yang stres terlebih para kaum laki-laki mana kala saat kekasihnya sendiri dijodohkan dengan
orang lain, ia meskipun para kaum laki-laki ini tidak terlalu berpengaruh untuk keluarga
kekasihnya namun dari masalah seperti inilah kaum laki-laki jadi banyak yang bertindak anarkis
yang tidak terpuji akibat dari korban perjodohan.
Tidak hanya itu saja tekanan mental yang di dapat Siti Nurbaya ternyata masih didapat
saat dia dituduh oleh Datuk sebagai pencuri, betapa tertekannya dia saat si tokoh sudah di rampas
kehidupannya kini si tokoh di tuduh kembali oleh datuk sebagai pencuri. Jika dalam kehidupan
banyak orang-orang stres akibat banyaknya tekanan-tekanan yang di dapat dari segi internalnya.
Maka dari hal itu kita perlu akannya menambah daya iman kita agar kita bisa menghadapi setiap
permasalahan yang di hadapi.
Begitulah apa yang bisa penulis sampaikan bagaimana tentang pendekatan psikologis dari
sebuah novel Siti Nurbaya karya Marahrusly.

Anda mungkin juga menyukai