Skripsi Full
Skripsi Full
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
OLEH
YUSUF FADILLAH
NIM: 210614027
2018
ABSTRAK
Yusuf Fadillah. Peran Guru Kelas Sebagai Motivator Dan Inovator Dalam
Keaktifan Proses Belajar Di MIN 1 Ponorogo, Kecamatan
Sampung, Kabupaten Ponorogo, Skripsi. Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, Pembimbing
Faiq Ainurrofiq, M.A.
Kata Kunci: Motivator dan Inovator, Keaktifan
Penelitian ini membahas tentang peran guru kelas sebagai motivator dan
inovator dalam keaktifan proses belajar siswa. Peneilitan ini menarik untuk dikaji
karena motivasi dan inovasi adalah alat dasar untuk menumbuhkan rasa semangat
kepada siswa untuk melakukan proses belajar yang baik. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana cara guru kelas memotivasi dan berinovasi untuk
keaktifan siswa dalam proses belajar di MIN 1 Ponorogo? Dan apa saja faktor
pendukung dan penghambat yang di hadapi dalam memberikan motivasi dan
inovasi kepada siswa di MIN 1 Ponorogo?
Jenis penelitian dalam skripsi ini berupa studi kasus, dan teknik yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metodologi penelitian dengan
pendekatan kualitatif. Adapun teknik yang penulis pakai untuk mengumpulkan
data-data yang dibutuhkan adalah metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Guru kelas menggunakan
metode yang bevariasi yang sesuai dengan pembelajaran, diantaranya diskusi,
demonstrasi, ceramah, tanya jawab, penugasan, dan metode pembelajaran yang
sesuai lainnya. Guru kelas menciptakan persaingan atau kompetisi, dengan
membuat kelompok, guru memberi nilai dalam bentuk angka, guru
memberitahukan hasil belajar siswa, dan guru memberihadiah kepada siswa yang
berprestasi. (2) Faktor pendukung guru sebagai motivator dan inovator dalam
keaktifan proses belajar siswa di MIN 1 Ponorogo yaitu kesehatan siswa dan
kesungguhan siswa dalam belajr. Sedangkan faktor penghambatnya adalah tingkat
pemahaman terhadap materi pelajaran yang rendah, dan kurang tersedianya sarana
dan prasarana yang memadahi.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad, taufik, serta
agama Allah di muka bumi. Berkat rahmad Allah serta petunjuk-Nya penulis
tanpa dorongan, semangat, serta motivasi yang bersifat moril maupun materil dari
semua pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan sampai saat ini. Oleh karena itu,
1. Dr. Hj. Siti Maryam Yusuf, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam
2. Dr. Ahmadi, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
3. Ali Ba’ul Chusna, M.SI, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
menyelesaikan studi.
7. Bapak Jais selaku Guru kelas VI yang telah membantu mengerjakan skripsi
ini dengan baik dan benar sehingga dapat selesai pada waktunya.
Ponorogo, dan bagi pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Agama, Nusa dan Bangsa dan dapat diterima oleh Allah SWT sebagai amal yang
Ponorogo,
Penulis
Yusuf Fadillah
NIM. 210614027
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv
MOTTO .............................................................................................................. v
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
TEORI
1. Peran Guru............................................................................ 11
2. Motivasi................................................................................ 14
c. Prinsip Motivasi............................................................... 15
3. Lokasi Penelitian....................................................................... 21
4. Sumber Data.............................................................................. 22
b. Teknik Wawancara.............................................................. 23
Huberman............................................................................ 25
Ponorogo...................................................................................... 56
A. Simpulan ..................................................................................... 60
B. Saran............................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
No. Lampiran
PENDAHULUAN
tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju. Pendidikan
adalah upaya untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu hidup dengan
dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa
pengertian yang lebih luas dari pengertian belajar maupun mengajar. Dalam
dialami dirinya secara individu, keberhasilan proses belajar itu tergantung oleh
1
Nanang Fatah, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: CV Andira, 2000), 84.
2
Hamid Syarif, Kurikulum (Pasuruan: Percetakan Garoeda, 1993), 2.
3
Usman Uzer Moh, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
4.
dirinya sendiri.4 Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan untuk
metode yang tepat serta lengkapnya sumber-sumber belajar dan yang memiliki
berkaitan dengan mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap
seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang dewasa
pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh
karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak. Guru
4
Ibid., 4.
aktivitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-
norma yang ada. Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional
dalam kelas, yang lazim disebut proses belajar mengajar. Guru juga bertugas
Dalam interaksi edukatif unsur guru dan anak didik harus aktif, tidak
mungkin terjadi proses edukatif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam
arti sikap, mental dan perbuatan. Dalam sistem pengajaran dengan pendekatan
ketrampilan proses, anak didik harus lebih aktif daripada guru. Guru hanya
memungkinkan anak didik dapat belajar dengan baik dengan suasana yang
wajar, tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang untuk belajar.
baik.
dalam masalah pembelajaran dan masalah peranan guru sebagai motivator dan
sesuai. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan sosok
guru yang profesional, di mana guru yang profesional adalah guru yang tidak
5
Isjoni, Cooperatif Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok
(Bandung: Alfabeta, 2007), 11.
6
Ibid.,15.
hanya menguasai prosedur dan metode pengajaran, namun juga sebagai
motivator dan inovator yang kondusif. Dalam motivasi dan berinovasi yang
ancaman, teladan, hukuman, perintah dan hadiah. Selain itu ada guru yang
memotivasi siswa dengan cara yang ketat yakni mengandalkan sikap otoriter
tanpa memperhatikan kondisi emosional siswa dan ada pula yang membiarkan
inovasi dan ragam cara dari pendidik. Berbagai pendekatan dilakukan baik
dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satu pendekatan yang dilakukan oleh
pendidik dalam proses belajar adalah guru memberikan hadiah ataupun game
Hal inilah yang menarik bagi peneliti untuk membuat penelitian yang
berjudul “Peran Guru Kelas sebagai Motivator dan Inovator dalam Keaktifan
Fokus pada penelitian ini adalah peran guru kelas sebagai motivator dan
C. Rumusan Masalah
2. Bagaimana cara guru kelas berinovasi untuk keaktifan siswa dalam proses
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang di hadapi guru dalam
D. Tujuan Penelitian
untuk:
1. Manfaat Teoritis
membantu potensi guru dalam mengajar pada umumnya dan peranan guru
2. Manfaat Praktis
pada satu mata pelajaran saja, tetapi dapat diterapkan pada mata
pelajaran lainnya.
secara singkat yang terdiri dari enam bab. Dari bab per bab tersebut, terdapat
pembahasan.
Bab kedua, telaah dan hasil penelitian terdahulu dan kajian teori. Bab ini
melakukan penelitian yang terdiri dari peran guru sebagai motivator dan
Bab ketiga, berisi metodologi penelitian yang berisi pendekatan dan jenis
penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur
tahapan-tahapan penelitian.
Bab keempat, deskripsi data. Bab ini meliputi data yang didapat dari
Bab kelima, berisi tentang pembahasan yang meliputi: analisis data. Data
Bab keenam, penutup. Bab ini menjelaskan kesimpulan yang diambil dari
berperan sebagai usaha yang mendorong siswa agar mau belajar dalam
Penelitian yang dilakukan oleh Eko Prasetyo pada tahun 2012 dengan
judul Peran Guru dalan Memotivasi Siswa Pada Perilaku Keagamaan Kelas
peserta didik yang unggul dalam prestasi dan budi pekerti berdasarkan iman
dan taqwa dalam pandangan hidup islam. Sedangkan peran guru di sini
dampak perilaku siswa terdapat perubahan yang positif, dari yang dulunya
sebelum makan minum berdoa, menyapa dan mencium tangan guru bila
bertemu.10
terfokus pada Peran Guru Dalan Memotivasi Siswa Pada Perilaku Keagamaan
2011/2012, sedangkan penelitian ini terfokus pada Peran Guru Kelas Sebagai
B. Kajian Teori
1. Peran Guru
a. Pengertian Guru
10
Eko Prasetyo, Peran Guru dalan Memotivasi Siswa Pada Perilaku Keagamaan Kelas
III Semester Genap, (Skripsi, STAIN Ponorogo, Ponorogo, 2012).
Secara etimologis, istilah pendidik dalam konteks pendidikan islam
para ahli bahasa, kata murabbi berasal dari kata rabba-yurabbi, yang
sempurna. 11
b. Peran Guru
c. Tugas Guru
Guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun
terdapat tiga jenis tugas guru, yakni tugas dalam bidang profesi, tugas
11
Mahmud, Pendidikan Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 164.
12
D Suparlan, Guru sebagai Profesi (Yogyakarta: Hakikat Publishing, 2006), 29.
13
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), 313.
Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan
keahlian khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan
2. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
14
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), 6.
Motivasi menurut Sumadi Suryabrata adalah keadaan yang
Fungsi Motivasi:
b. Jenis Motivasi
atau murni dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya
kesadaran diri (self awareness) dari lubuk hati yang paling dalam.
c. Prinsip Motivasi
sendiri
15
Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), 101.
2) Pengalaman belajar masa lalu yang sesuai dan dikaitkan dengan
ekskursi.17
dapat berubah oleh keadaan atau kejadian baik maupun uruk yang terjadi
untuk terus belajar dan belajar,, dan tentunya juga akan memberikan
bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
18
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2014), 306-
307
19
Jamil Supriharingrum, Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan
Kompetendi guru (Jogjakarta: AR-Ruzz Media), 48
dan menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak
antara anak didik yang malas belajar dan sebagainya. Motivasi dapat efektif
juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih bergairah
a. Pengertian Inovasi
Secara harafiah, inovasi adalah suatu ide, upaya atau produk yang
oleh satu atau dua faktor, tetapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan
20
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000), 45.
21
Sudarwan Danim, Khairi, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), 153.
fasilitas. Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan
tetapi, memilih strategi yang tepat bukan pekerjaan yang mudah. Sukur
untuk memilih satu strategi tertentu guna mencapai tujuan atau target
masalah pendidikan
yang aktual yang secara sistematis akan dipecahkan dengan cara yang
pendidikan meliputi:
a. Penentuan masalah
f. Pencobaan
perbandingan, (4) Scramble, (5) Word square, (6) Time token, (7)
Teknik tabel kata, (8) Teknik kartu flash, (9) Teknik concept sentence,
(10) Teknik keliling ruangan, (11) Teknik merangkum, (12) One minute
question, (16) Teknik merujuk gambar, (17) Ask the winner, (18)
Berpunggungan, (19) Jeopardy, (20) Cluster, (21) Hot seat, (22) Opini
teman, (23) Teknik brain borrow, (24) Teknik copy cat, (25) Teknik
24
Tim dosen FIP-IKIP Malang, pengantar dasar-dasar Pendidikan (Surabaya: Usaha
Nasional, 2003), 204-205
25
Ridwan Adullah Sani, Inovasi Pembelajaran (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), 246-
261.
sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi, baik segi fisik
lain sebagainya.
26
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standart Proses Pendidikan
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), 101.
27
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), 88.
e. Drawing aktivities (aktivita membuat gambar), yaitu menggambar,
28
Oemar Hamalik, Poses Belajar Mengajar..., 172.
BAB III
METODE PENELITIAN
atau hal terpenting suatu barang atau jasa. Hal terpenting suatu barang atau
jasa yang berupa kejadian, fenomena, dan gejala sosial adalah makna di balik
mendalam tentang ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari suatu
29
Mahmud, MetodePenelitianPendidikan(Bandung: CV PustakaSetia, 2011), 81.
30
Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), 25.
mengidentifikasi bagaimana guru kelas memberikan motivasi dan inovasi
Dalam hal ini, jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu
suatu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial
merupakan penyelidikan secara rinci satu setting, satu subjek tunggal, satu
B. Kehadiran Peneliti
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
penelitian, dan ilmu pengetahuan sesuai bidang yang diteliti. Dengan kata lain,
ilmiah. Oleh karena itu, hasil penelitian kualitatif bergantung pada orang yang
sekaligus menjadi ukuran diterima secara utuh atau ditolak dengan diskusi
atau perdebatan.33
dalam upaya mengumpulkan data yang ada di lokasi penelitian, yaitu di MIN
31
Lexy J. Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif(Bandung: RemajaRosdaKarya, 2000), 3.
32
Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 305.
33
Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif..., 95.
1 Ponorogo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Instrumen
pengumpulan data yang lain berupa alat tulis, alat perekam, dan dokumen
peneliti secara langsung dan aktif dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan
C. Lokasi Penelitian
Ponorogo”
2. Masalah yang diteliti yaitu tentang peran guru klas sebagai motivator dan
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan.
dengan hal itu, pada bagian ini, jenis data dibagi ke dalam kata-kata, tindakan,
4. Data tentang cara guru kelas memotivasi untuk keaktifan siswa dalam
6. Data tentang apa saja faktor pendukung dan penghambat yang di hadapi
Ponorogo?
34
Subana, Moersetya Rahadi & Sudrajat, Statistik Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia,
2000), 19.
35
BasrowidanSuwandi, MemahamiPenelitianKualitatif(Jakarta: RinekaCipata, 2008), 169
data.Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
1. Teknik Observasi
keadaan tertentu.39
motivasi dalam keaktifan proses belajar siswa, data tentang cara guru kelas
memberi inovasi dalam keaktifan proses belajar siswa, dan data tentang
2. Teknik wawancara
39
Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif..., 165.
40
Nana SyaodihSukmadinata, MetodePenelitianPendidikan(Bandung: RemajaRosdakarya,
2009), 216.
41
Mahmud, MetodePenelitianPendidikan…, 173.
Dalam bentuknya yang paling sederhana wawancara terdiri atas
tentang peran guru kelas sebagai motivator dan inovator dalam keaktifan
narasumber.
3. Teknik dokumentasi
misalnya biografi.43
42
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data ((Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2012), 49-50.
43
Mahmud, MetodePenelitianPendidikan…, 173.
F. Teknik Analisis Data
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus pada setiap tahap penelitian sampai tuntas, sehingga datanya sudah
1. Reduksi Data
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
diperlukan.46
Ponorogo
2. Penyajian Data
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih
penelitian peran guru kelas sebagai motivator dan inovator dalam keaktifn
47
Ibid., 341.
48
Ibid.,345.
proses belajar di MIN 1 Ponorogo, Kecamatan Sampung Kabupaten
wawancara) dan data lain yang mendukung. Pada tahap penyajian data
memanfaatkan sesuatu dengan yang lain di luar data itu untuk keperluan
lainnya.49
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
49
Lexy J. Moleong, MetodologiPenelitianKualitatif (Bandung: RemajaRosdakarya, 2009),
175.
memperoleh kebenaran. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan
wawancara dengan pertanyaan yang sama kepada kepala sekolah, guru, dan
tentang peran guru kelas sebagai motivator dan inovator dalam keaktifan
H. Tahapan-tahapan Penelitian
mengumpulkan data.
data.
DESKRIPSI DATA
dan akhirnya beberapa waktu lalu tepatnya awal tahun 2018 telah
santri dari berbagai daerah yang berniat menimba ilmu agama dari beliau.
1967.
Madrasah Negeri. Berikut ini adalah Nama Kepala Madrasah yag pernah
Ponorogo:
50
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: : 01/D/25-04/2018
2. Visi, Misi, dan Tujuan MIN 1 Ponorogo
kata lain visi adalah gambaran masa depan yang diinginkan oleh
perkembangan.
pendidikan.
berkepentinganl;
2) Era global akan menyebabkan lalu lintas tenaga kerja sangat mudah
oleh mereka;
6) Di era AFTA yang sebentar lagi dimulai bahasa Inggris akan sangat
2) Memiliki Disiplin dan Percaya diri serta berdaya saing tinggi untuk
kelompok yang terkait dengan madrasah. Dengan kata lain Misi adalah
suatu strategi atau cara untuk mencapai visi yang sudah ditetapkan
secara tepat dan benar. Tanpa adanya strategi yang benar tidak mungkin
pembelajaran
3) Menanamkan karakter yang baik berbudi pekerti luhur , berbudaya,
lingkungan
pertanyaan hal-hal apa saja yang harus dikerjakan oleh madrasah untuk
tersebut.
menengah;
berkepentingan;
Visi dan misi terkait dengan jangka waktu yang sangat panjang,
kondusif;
mencapai tujuan:
kerja ikhlas.
berkesinambungan
madrasah
f) Meningkatkan nilai rata-rata UASBN dan UAMBN seacara
berkelanjutan.
Nasional.
lingkungan madrasah.
kerja ikhlas.
madrasah.51
51
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: : 02/D/25-04/2018
Nomor Pokok Sekolah Nasional : 20510379
Alamat :
3) Kecamatan : Sampung
8) E-Mail : min_bogem@yahoo.co.id
kecil lagi keberhasilan murid pada semua mata pelajaran yang diberikan
sangat diperlukan adanya penanganan dari seorang guru yang baik dan
52
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: : 01/D/25-04/2018
Tabel 4.1
Jumlah Guru MIN 1 Ponorogo
Tabel 4.2
Jumlah karyawan MIN 1 Ponorogo
Tabel 4.3
Tingkat pendidikan guru MIN 1 Ponorogo53
D2 S1 S2 Jumlah
c. Jumlah Ruang
1) Ruang Belajar
5) Ruang Guru
6) Musholla
7) Ruang UKS
54
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor: : 04/D/25-04/2018
semua mata pelajaran di kelas VI MIN 1 Ponorogo, Sampung, Ponorogo.
persaingan yang sehat. Hal tersebut sesuai dengan wawancara yang peneliti
bentuk angka. Memberikan nilai dari setiap hasil aktivitas belajar siswa
55
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 01/W/25-04-2018
56
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 02/W/26-04-2018
merupakan bentuk penghargaan dan menimbulkan minat belajar siswa untuk
57
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 01/W/25-04-2018
58
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 01/W/25-04-2018
59
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 03/W/26-04-2018
tertinggi dikelas merupakan bentuk ataucara guru untuk meningkatkan minat
belajar siswa. Hal tersebut merupakan salah satu peran yang harus guru
hadiah yang diberikan dari guru atau kepala sekolah karena hasil belajarnya
yang baik atau memuaskan. Hadiah ini tidak semua siswa mendapatkan,
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Fara salah satu siswa kelas VI,
sebagai berikut.
60
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 01/W/25-04-2018
61
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 03/W/26-04-2018
mendapatkan beberapa informasi. Hasil penelitian adalah metode
pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebaiknya tidak hanya dengan satu
mudah dimengerti oleh siswa. Bapak Jais guru kelas VI menyatakan sebagai
berikut.
faktor-faktor di luar diri peserta didik, seperti adanya pemberian nasihat dari
siswa. Peneliti dapat menguraikan data yang diperoleh dari lapangan melalui
62
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 01/W/25-04-2018
63
Nanang Hanafiah, dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Rafika
Aditama, 2010), 26
wawancara dan observasi yang diperlukan dengan pendapat dari teori
sebagai berikut.
Kabupaten Ponorogo
belajar. Apabila seorang siswa selalu tidak sehat, sakit kepala, demam,
semangat belajar siswa. Namun, secara umum siswa yang belajar cukup
dilaksanakan guru di sekolah. Karena siswa yang sehat baik jasmani dan
sedang siswa yang tidak sehat akan mengalami kesulitan dan akan
proses belajar siswa adalah faktor kesehatan siswa. Kesehatan fisik siswa
kesehatan siswa cukup baik. Dalam pembelajaran agar siswa lebih aktif
64
Observasi Lapangan di kelas VI MIN 1 Ponorogo, padatanggal25 April 2018.
66
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 01/W/25-04-2018
“Siswa tidak ribut, siwa terlihat bersungguh-sungguh pada saat
proses pembelajaran berlangsung dan memperhatikann materi
pelajaran yang dijelaskan guru dikelas.”
Kabupaten Ponorogo
beberapa materi pelajaran tertentu karena siswa merasa jenuh dari awal
proses belajar. Selain itu, juga hambatan yang dihadapi oleh guru ada
faktor non teknis. Sesuai yang diungkapkan oleh bapak Jais, sebagai
berikut.
Widodo, sebagaiberikut.
67
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 01/W/25-04-2018
68
Lihat pada transkip wawancara dalam lampiran penelitian ini, kode: 02/W/26-04-2018
BAB V
ANALISIS DATA
Ponorogo
membangkitkan motivasi belajar siswa, ialah sebagai berikut : (1) Pujian, (2)
Hadiah, (3) Kerja kelompok, (4) Persaingan, (5) Penilaian, (6) Film
Persaingan atau kompetisi yang dapat digunakan sebagai alat dalam peran
pembelajaran.
69
Oemar Hamalik,Poses Belajar Mengajar(Jakarta: PT Bumi Aksara,2012), 157
Dari upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa adalah
siswa untuk lebih giat belajar dan aktif dalam pembelajaran. Setelah adanya
angka. Nilai tersebut menjadi simbol hasil yang diperoleh oleh siswa setelah
belajar. Pemberian angka seperti 60 sampai 100 dan nilai rata-rata 70 dan 80.
nilai yang di peroleh hasil belajar, guru memberikan nlai berupa angka
kepada siswa.
Dengan diumumkan nilai hasil belajar yang telah dilakukan oleh guru
pada siswa, akan membuat siswa mengetahui hasil belajarnya baik atau
kurang baik, tinggi atau rendah. Jika nilai yang diperoleh siswa baik atau
selanjutnya, jika hasilnya kurang baik maka siswa akan lebih giat lagi belajar
belajar siswa. Inilah salah satu peran yang harus guru lakukan kepada
siswanya.
hadiah yang diberikan dari guru atau kepala sekolah karena hasil belajarnya
yang baik atau memuaskan. Hadiah ini tidak semua siswa mendapatkan,
mungkin tidak menarik lagi bagi seseorang yang tidak senang dan tidak
Ponorogo
Secara harafiah, inovasi adalah suatu ide, upaya atau produk yang di
tugas serta tingkah laku yang sesuai aktivitas kelas. Metode yang di gunakan
demonstrasi, ceramah, tanya jawab dan metode lainnya yang sesuai dalam
mengerti dan melibatkan diri dengan tugasnya serta melalui metode yang
tanya jawab, dan metode lainnya yang sesuai dalam meningkatkan keaktifan
siswa.
70
Sudarwan Danim, Khairi, Profesi Kependidikan (Bandung: Alfabeta, 2012), 153.
C. Analisis Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat yang dihadapi Guru
Ada dua jenis motivasi menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana,
alamiah atau murni dari diri peserta didik itu sendiri sebagai wujud adanya
kesadaran diri (self awareness) dari lubuk hati yang paling dalam.Yang kedua
di luar diri peserta didik, seperti adanya pemberian nasihat dari guru, hadiah
sebagainya.
sebagai motivator dan inovator dalam keaktifan proses belajar siswa di MIN 1
selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, batuk dan sebagainya, hal tersebut
secara umum siswa yang belajar cukup sehat dalam mengikuti proses belajar
siswa.
Dari observasi yang penulis lakukan di lapangan bahwa faktor yang
adalah faktor kesehatan siswa. Kesehatan fisik siswa yang baik ketika
sebaliknya, apabila kondisi siswa tidak sehat atau kurang sehat akan
mengikuti proses pembelajaran dan tidak masuk sekolah dari 15 siswa kelas
VI MIN ponorogo atau siswa yang masuk sekolah adalah 13 siswa. Hal ini
Dalam pembelajaran siswa lebih aktif tidak hanya kesehatan saja, akan
terhadap siswa.
rendah, maka akan berdampak pada motivasi dan inovasi. Sehingga faktor ini
dari siswa untuk belajar terlihat ketika melakukan obervasi dikelas. Siswanya
dikelas.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesungguhan siswa dalam megikuti
proses belajar cukup baik dan menjadi salah satu faktor penting yang
memberikan motivasi dan inovasi siswa di MIN 1 Ponorogo, yaitu kita sering
yang disebabkan oleh tingkat pemahaman akan pelajaran yang rendah seperti
jenuh dari awal proses belajar. Selain itu juga hambatan yang dihadapi oleh
rendah dalam memahami materi pelajaran, ada juga masalah yang dihadapi
dalam proses belajar yang muncul dalam diri yang sebenarnya tidak
sudah cukup baik, akan tetapi hanya sedikit kurang lengkap. Sehingga
membutuhkan upaya yang lebih baik lagi untuk memenuhinya agar dapat
PENUTUP
A. Kesimpulan
peneliti pada bab-bab sebelumnya, maka peran guru sebagai motivator dan
1. Bagi sekolah, agar lebih melengkapi sarana dan prasarana agar proses
2. Bagi guru, agar lebih memfungsikan fasilitas yang ada dan selalu
juga guru harus menjalin dan memahami keadaan sosial dengan baik
3. Bagi siswa, lebih memahami apa yang telah di ajarkan oleh guru dan
masyarakat
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
PT Rineka Cipta. 2000.