Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis persembahkan kehadirat Allah karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Dampak Perkembangan
Kelapa Sawit Terhadap Ekonomi Indonesia”. Karya ilmiah ini membahas tentang dampak dari
perkebunan kelapa sawit sehingga membawa pengaruh penting dalam meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas terstruktur. Selama pengerjaan dan penulisan karya ilmiah ini banyak sekali
hambatan yang penulis alami, namun berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai
pihak akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis beranggapan bahwa karya ilmiah ini merupakan karya terbaik yang dapat
penulis persembahkan. Tetapi penulis menyadari bahwa tidak menutup kemungkinan di
dalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Kandis, 19 April 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejahtera dalam hidup memiliki makna bahwa menjalani hidup dengan baik
terhadap kegiatan dan aktivitas yang dilakukan secara rutin sehingga mendapatkan
kepuasan tertentu. Sejahtera dapat juga berarti hidup bersama-sama dengan
melakukan suatu kegiatan yang memiliki makna dan bermanfaat bagi dirinya
maupun orang lain dengan tujuan untuk mencapai dan mengejar cita-cita sesuai
keinginan dan kemampuan yang dimiliki sebagai wujud dari ekspresi atau
ungkapan kepuasan yang dirasakan dalam menjalani hidup dengan kualitas baik di
kalangan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Salah satu unsur kesejahteraan masyarakat adalah kemampuan daya beli dari
pendapatan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran rumahtangga
mayarakat. Peningkatan kesejahteraan dapat diukur dari peningkatan daya beli
pendapatan, untuk memenuhi pengeluaran tersebut. Semakin tinggi daya beli
pendapatan masyarakat terhadap kebutuhan konsumsi, maka semakin tinggi nilai
tukar masyarakat berarti secara relative masyarakat lebih sejahtera.
Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai
penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar. Menurut dinas
perkebunan Indonesia kelapa sawit menjadi popular setelah revolusi industry pada
akhir abad ke-19 yang menyebabkan tingginya permintaan minyak nabati untuk
bahan pangan dan industri sabun.
Suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengolahan bahan
baku atau pembuatan barang jadi di pabrik dengan menggunakan keterampilan dan
tenaga kerja dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi, dan
distribusinya sebagai kegiatan utama disebut industri. Industri kelapa sawit
merupakan salah satu industri strategi sektor pertanian (agrobased industry) yang
banyak berkembang di negara-negara tropis seperti Indonesia, Malaysia, dan
Thailand.
Tanaman Kelapa Sawit merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di
Indonesia dengan sistem perkebunan oleh perusahaan-perusahaan besar baik oleh
perusahaan pemerintah yang berbentuk Badan Usaha Milik Negara maupun
Perusahaan Milik Swasta. Tanaman kelapa sawit mempunyai nilai ekonomi yang
sangat tinggi, hal ini terlihat dari perusahaan perkebunan milik pemerintah yang
banyak membudidayakan komoditi kelapa sawit.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan sumber daya alam yang sangat
besar, sehingga dapat dijadikan sebagai sumber daya pembangunan nasional
melalui sektor pertanian. Perkembangan ekonomi saat ini semakin pesat karena
teknologi yang berkembang pesat, sehingga perkembangan ilmu pertanian
merupakan faktor yang sangat baik dalam menunjang kesejahteraan petani dan
masyarakat. Salah satu bentuk pertanian swadaya masyarakat adalah penanaman
kelapa sawit, sayuran, buah-buahan, padi dan hasil pertanian produktif lainnya.
Salah satu mata pencaharian untuk meningkatkan kesejahteraan adalah kegiatan
perkebunan dan sektor pertanian sehingga dapat menghasilkan ekonomi yang lebih
baik untuk kebutuhan dan pendapatan rumah tangga. Hal ini sangat bermanfaat
karena letak dan luas perkebunan kelapa sawit sangat strategis dan mendukung
produksi minyak kelapa sawit yang berkualitas.
Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Perkebunan dan Kelapa Sawit No. 18
Tahun 2009 (Laing: 2016), yang menyatakan: “sedangkan bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya merupakan anugerah Tuhan kepada rakyat
Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan. Pembangunan negara,
termasuk pembangunan sektor perkebunan untuk menciptakan kekayaan dan
kemakmuran rakyat secara berkeadilan". Badan Pusat Statistik (2021) melakukan
penelitian terhadap perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang memiliki luas
16.833.985 hektar (ha).
Berdasarkan situasi penggunaan, luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 2021
tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan tahun lalu, sector
perkebunan kelapa sawit masih didominasi oleh perkebunan besar swasta. Berikut
informasi luas lahan dan produksi kelapa sawit beserta persentasenya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya, Yaitu:
Apa Dampak Perkembangan Kelapa Sawit Terhadap Ekonomi Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu
(berkesimnambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati.
Pengertian lainnya yaitu : Perubahan – perubhan yang dialami individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara
sistematis, progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun
psikis.
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini
menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh,
organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya.termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan
lingkungannya (Soetjiningsih, 1995).

B. Industri Kelapa Sawit


1. Industri
Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang
bekaitan dengan pengelolahan bahan baku atau pembuatan barang jadi
di pabrik dengan menggunakan keterampilan dan tenaga kerja dan
penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil bumi, dan distribusinya
sebagai kegiatan utama. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata
rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan ekonomi yang
berhubungan dengan bumi, yaitu sesudag pertanian, perkebunan, dan
pertambangan yang berhubunganerat dengan tanah.
Industri dapat juga diartikan kumpulan berbagai perusahaan
yang menawarkan produk yang sama. Dengan kata lain, masing-masing
produk saling mensubstitusi satu sama lain karena perusahaan
menggunakan input yang sama dan menghadapi lebih kurang
sekelompok pemasok dan pembeli yang sama juga.
Bidang industri dibedakan menjadi dua, yaitu industri barang
dan industri jasa. Industri barang merupakan usaha mengolah bahan
mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kegiatan industri
ini menghasilkan berbagai jenis barang, seperti pakaian, sepatu, mobil,
sepeda motor, pupuk, dan obat-obatan.
Sementara itu, industri jasa merupakan kegiatan ekonomi yang
dengan cara memberikan pelayanan jasa. Contohnya, jasa transportasi
seperti angkutan bus, kereta api, penerbangan, dan pelayaran.
Perusahaan jasa ada juga yang membantu proses produksi. Contohnya,
jasa bank dan pergudangan. Pelayanan jasa ada yang langsung ditujukan
kepada para konsumen. Contohnya asuransi, kesehatan, penjahit,
pengacara, salon kecantikan, dan tukang cukur.
2. Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting
penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar
(biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga
banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan
kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar
di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur
Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24
meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan
samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh
mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. Seperti
jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun
berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda.
Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan
duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas
pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang
mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan
kelapa.
Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon
(monoeciousdiclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga
sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan
mekar.Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female
steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam
produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan. Buah sawit
mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah
tergantung bibit yang digunakan.
Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah.
Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai
kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam
lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan
rontok dengan sendirinya.Kelapa sawit berkembang biak dengan cara
generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan
berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula).
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa industri kelapa
sawit adalah suatu kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan pengolahan
kelapa sawit menjadi minyak masak, minyak industri, maupun bahan
bakar (biodiesel) dengan keterampilan dan tenaga kerja dan
menggunakan alat-alat dibidang pengolahan kelapa sawit.

C. Dampak Perkembangan Kelapa Sawit Terhadap Ekonomi Indonesia


1. Dampak Perkembangan Kelapa Sawit
Adapun dampak social dan dampak lingkungan yang ditimbulkan
dari perkembangan kelapa sawit, yaitu :
a. Konflik Tanah
Ekspansi perkebunan kelapa sawit sering kali menyebabkan
konflik tanah dengan masyarakat lokal, terutama terkait hak atas
tanah dan pemukiman tradisional. Konflik ini dapat mengakibatkan
ketegangan social dan kerugian ekonomi bagi masyarakat.
b. Deforestasi dan kerusakan lingkungan
Praktek-praktek pertanian kelapa sawit yang tidak berkelanjutan
dapat menyebabkan deforestasi, kehilangan habitat satwa liar, serta
degradasi lingkungan. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia juga
dapat mencemari tanah dan air.
c. Kesejahteraan Masyarakat lokal
Meskipun industry kelapa sawit menciptakan lapangan kerja,
tidak semua masyarakat lokal mendapatkan manfaat yang sama. Ada
tantangan dalam memastikan bahwa pembangunan ekonomi yang
dihasilkan dari industry kelapa sawit berdampak positif bagi
kesejahteraan masyarakat lokal, terutama didaerah pedesaan.
2. Kontribusi Industri Kelapa Sawit Terhadap Ekonomi Indonesia
a. Pendapatan ekspor
Industry kelapa sawitmerupakan salahsatu penyumbang utama
pendapatan ekspor Indonesia. Ekspor produk kelapa sawit, seperti
minyak kelapa sawit dan produk turunannya, memberikan kontribusi
besar terhadap penerimaan devisa Negara. Pertumbuhan ekspor
kelapa sawit juga telah meningkakan neraca perdagangan Indonesia.
b. Penerimaan pajak dan kontribusi terhadap pendapatan Negara
Pemerintahan Indonesia memperoleh pendapatan signifiksn dari
industry kelapa sawit melalui penerimaan pajak.
c. Menciptakan lapangan kerja
Industry kelapa sawit memberikan kontribusi besar terhadap
penciptan lapangan kerja di Indonesia. Hal ini membantu
mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan
ekonomi masyarakatdi daerahpenghasil kelapa sawit.
3. Upaya pemerintah dan industry untuk pengembangan berkelanjutan
Untuk mengatasi dampak negatif dan memaksimalkan manfaat
ekonomi dari industry kelapa sawit, pemerintah Indonesia dan industry
telah mengambil langkah-langkah berikut :
a. Kebijakan regulasi
Kebijakan ini untuk mengatur ekspansi industry kelapa sawi,
termasuk moratorium perambahan hutan dan zonasi kawasan hutan.
b. Inovasi teknologi dan praktek berkelanjutan
Pengembangan teknologi dan praktek berkelanjutan seperti
penggunaan varietas tanaman yang lebih produktif, pengelolaan
limbah yang lebih efisien, dan diverifikasi usaha pertanian, dapat
membantumengurangi dampak negatif.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu
(berkesimnambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati.
Pengertian lainnya yaitu : Perubahan – perubhan yang dialami individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara
sistematis, progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun
psikis.
Kontribusi Industri Kelapa Sawit Terhadap Ekonomi Indonesia
a. Pendapatan ekspor
b. Penerimaan pajak dan kontribusi terhadap pendapatan Negara.
c. Menciptakan lapangan kerja
B. Saran
Dengan selesainya karya ilmiah ini, kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang ikut andil wawasannya dalam penulisan ini.
Tak lupa kami menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu
kami tunggu dan kami perhatikan.
Semoga Allah SWT membalas semua jerih payah semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan karya ilmiah ini dan semoga bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.unri.ac.id/bitstream/handle/123456789/8950/DAMPAK
%20INDUSTRI%20%20PERKEBUNAN%20%20KELAPA%20SAWIT
%20TERHADAP%20LINGKUNGAN%20GLOBAL.pdf?
sequence=3&isAllowed=y

https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/agroteknologi/article/download/
1349/1188

https://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2016/04/Muad
%20Roanuddin%20(04-05-16-02-12-42).pdf

Anda mungkin juga menyukai