MODUL PERKULIAHAN
Critical and
Creative
Thinking
Hambatan dalam Berpikir Kreatif
Abstract Kompetensi
Hambatan dalam berpikir kritis dan Mahasiswa mampu memahami
kreatif (mental blok, self limiting habits, hambatan dalam berpikir kritis dan
dll), Manfaat berpikir kritis dan Kreatif, kreatif, serta cara mengatasinya
Cara mengatasi hambatan berpikir
kritis dan kreatif
02
Perilaku Berpikir Kreatif dan Indikatornya
Munandar (2009) dan Evans (1994) dalam Widya Sari (2014) mengungkapkan lima
perilaku berpikir kreatif serta masing-masing indikatornya, antara lain:
1. Berpikir lancar, di mana indikatornya adalah (a) menghasilkan banyak gagasan
atau jawaban yang relevan, serta (b) arus pemikiran lancar.
2. Berpikir luwes / fleksibel, dengan indikator sebagai berikut: (a) menghasilkan
gagasan-gagasan yang beragam, (b) mampu mengubah cara atau pendekatan,
serta (c) memiliki arah pemikiran yang berbeda.
3. Berpikir orisinil, di mana indikatornya yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim
serta lain dari yang lain dan jarang diberikan kebanyakan orang.
4. Berpikir terperinci / elaboratif, yaitu (a) mengembangkan, menambah, dan
memperkaya suatu gagasan, (b) memperinci detail-detail, serta (c) memperluas
suatu gagasan.
5. Sensitivitas, dengan indikator antara lain (a) kepekaan terhadap masalah, dan (b)
memiliki kepekaan terhadap langkah-langkah jawaban yang mengarah pada
tujuan / hasil akhir.
4. Sinis dan Opitimisme Naif. Sinisme adalah sebuah sikap menolak kebenaran
tanpa bukti yang mencukupi. Optimisme naif adalah sebuah sikap yang meyakini
Selain kesembilan faktor di atas, Olson dalam Widya Sari (2014) menyatakan tujuh
hal yang mungkin menjadi hambatan dalam berpikir kreatif, yaitu:
1) Kebiasaan atau tradisi, yaitu melaksanakan kegiatan / pekerjaan yang sama dengan
cara yang sama dan dalam kondisi yang sama pula, jadi dalam hal ini seseorang
cenderung hanya mengikuti “role model” dan tidak membuat unsur kebaruan dalam
tindakan yang dilakukan.
2) Waktu dan energi yang terbatas, yaitu kesibukan yang menjadi alasan seseorang
untuk tidak menjadi kreatif. Karena kesibukan tersebut, maka orang tidak dapat
berpikir kreatif, karena semakin banyak berpikir maka semakin banyak pula waktu
yang dimiliki.
3) Lingkungan, dalam hal ini bisa saja diartikan sebagai kondisi sekitar, baik itu sumber
daya manusianya maupun situasinya. Misalnya saja ketika berpikir di rumah,
terganggu oleh anak dan pasangan, sehingga tidak mungkin dapat berpikir kreatif.
Suasana yang tenang biasanya akan membantu seseorang dalam menemukan ide-
ide kreatif.
4) Perlu penanganan segera, dalam hal ini artinya tergesa-gesa. Dalam kondisi seperti
ini terkadang seseorang akan menjadi panik dan tidak dapat berpikir kreatif,
sehingga cenderung untuk melakukan hal-hal yang sama seperti sebelumnya.
5) Kritik yang dilancarkan orang lain, baik itu secara sengaja maupun tidak sengaja. Di
saat seseorang memiliki ide baru, namun malah mendapatkan kritik yang kurang
menyenangkan dari orang lain, maka orang tersebut bisa menjadi down dan
kehilangan kepercayaan dirinya serta mematahkan kreatifitas seseorang.
7) Puas diri, yang menjadi kebalikan dari rasa takut gagal. Di mana seseorang tidak
mau mencoba karena sudah puas dengan apa yang dikerjakannya maupun dengan
keadaan saat ini, sehingga tidak ada motivasi lagi untuk berpikir kreatif dan
melakukan hal baru.
Potur & Barkul (2009) mendefinisikan berpikir kreatif adalah sebuah kemampuan
kognitif orisinil dan proses memecahkan masalah yang memungkinkan individu
menggunakan intelegensinya dengan cara yang unik dan diarahkan menuju pada sebuah
hasil. Berpikir divergen merupakan akar dalam menemukan banyak jawaban yang mungkin
untuk masalah tertentu atau tugas terbuka (Kiehn, 2007). Guilford menyatakan bahwa
berpikir divergen dipandang sebagai operasi mental yang menuntut penggunaan
kemampuan berpikir kreatif, meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan elaborasi
(Munandar, 2009).
Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik. Berpikir jernih dan
sistematis dapat meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam
mempelajari cara menganalisis struktur teks dengan logis, meningkatkan kemampuan untuk
memahami. Berpikir kritis meningkatkan kreativitas, Untuk menghasilkan solusi kreatif
terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus
berguna dan relevan dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk
mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik dan memodifikasi bila perlu.
Selain itu, manfaat dari berpikir kritis dan kreatif adalah untuk :
1. Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argumen.
2. Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan denganjelas
3. Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasi dengan efektif
4. Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang
kuat
5. Membiasakan berpikiran terbuka
6. Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada yang
lainnya
Ada banyak tips yang dapat diberikan untuk mengatasi hambatan dalam berpikir
kreatif dan kritis, namun semuanya harus dimulai dari diri sendiri yang menyadari suasana
atau cara berpikir yang tidak kreatif akan berbahaya bagi kesejahteraan dan kedamaian
hidup anda dikemudian hari. Beberapa langkah untuk mengatasi hambatan dalam berpikir
yaitu :