Perilaku pelanggan jasa pendidikan adalah proses serta respon yang diberikan oleh seseorang yang menggunakan jasa di bidang pendidikan. Proses ini dilalui oleh pelanggan sebelum membeli dan menggunakan barang atau jasa yang akan memenuhi kebutuhannya. Perilaku oleh pelanggan dapat bervariasi dengan melalui bermacam-macam produk dan keputusan mengenai pembelian, diantaranya: perilaku pembelian kompleks, kebiasaan, keragaman, serta pengurangan disonansi. Pelanggan dikatakan memiliki perilaku 6 pembelian yang kompleks saat mereka terlibat dalam proses pembelian dan melihat perbedaan di antara merek atau tipe produk. 2. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan Pendidikan a. Faktor psikologis Faktor psikologis mencakup preferensi pribadi, nilai-nilai, keyakinan, persepsi, dan pengalaman masa lalu yang telah melekat dalam kehidupan bahkan menjadi sebuah keyakinan ataupun kebiasaan. b. Faktor sosial Faktor sosial meliputi pengaruh dari keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sosial di sekitar siswa dan cenderung menjadi faktor kuat dalam mengambil sebuah keputusan ataupun cara pandang dalam menilai suatu lembaga. c. Faktor budaya B udaya adalah penentu yang mendasari dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya adalah sekelompok nilai-nilai sosial yang diterima masyarakat secara menyeluruh dan tersebar kepada anggota-anggotanya melalui bahasa dan simbol-simbol yang berbeda, dalam setiap budaya terdiri dari sub-sub yang lebih kecil yang menyediakan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik bagi anggota-anggotanya. d. Faktor ekonomi 7 Faktor ekonomi meliputi kondisi ekonomi keluarga dan biaya pendidikan termasuk tingkat pendapatan, kekayaan, harga barang dan jasa, dan kondisi ekonomi secara umum yang dimiliki. e. Faktor teknologi Faktor teknologi dapat mempengaruhi perilaku pelanggan dalam pendidikan. Termasuk perangkat dan teknologi yang digunakan dalam berbagai aktivitas, seperti internet, media sosial, dan perangkat mobile. f. Faktor lingkungan Faktor lingkungan dapat mempengaruhi perilaku pelanggan dalam pendidikan termasuk kondisi fisik dan sosial dari lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, atau tempat lain dimana perilaku terjadi. g. Faktor persaingan Faktor persaingan dapat mempengaruhi perilaku pelanggan dalam memilih lembaga Pendidikan dan hal tersebut menjadi faktor manajemen pemasaran yang harus bisa memiliki suatu daya jual tinggi dalam pasar. 3. Model Perilaku Pelanggan Pendidikan a. Model Hirarki Efek (Model Hierarchy of Effects) Model ini mengidentifikasi serangkaian tahapan yang dilalui oleh pelanggan dalam memilih layanan pendidikan, mulai dari pengetahuan hingga tindakan. b. Model Teori Tindakan yang Beralasan (Model Theory of Reasoned Action) Model ini didasarkan pada keyakinan dan sikap individu terhadap suatu layanan pendidikan, serta persepsi mereka tentang norma sosial dan tekanan lingkungan. c. Model Teori Perilaku yang Direncanakan (Model Theory of Planned Behavior) Model ini menemukan faktor kontrol perilaku individu atas keputusan mereka, seperti sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku. d. Model Perjalanan Pengambilan Keputusan Pelanggan (Model Customer Decision Journey) Model ini menunjukkan bahwa keputusan memilih layanan pendidikan dipengaruhi oleh serangkaian tahap, mulai dari kesadaran hingga loyalitas. e. Model Pengalaman Pelanggan (Model Customer Experience) Model ini menekankan pentingnya pengalaman pelanggan dalam mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih layanan pendidikan, dan membantu perusahaan memahami pengalaman pelanggan untuk meningkatkan layanan mereka 4. Karakteristik Pelanggan Pendidikan a. Selalu membandingkan, karena kenyataan dihadapkan pada pilihan Para pelanggan dalam memilih atau menilai suatu sekolah selalu membandingkan dengan sekolah atau lembaga lainnya. b. Lebih selektif dalam mengkonsumsi produk/jasa Pelanggan dalam memilih sekolah maupun memanfaatkan hasil pendidikan seperti lulusan sebuah sekolah selalu bersifat selektif. c. Posisi tawarnya (bargaining position) tinggi Pelanggan memiliki posisi tawar yang tinggi, karena mereka memberikan kontribusi yang besar terhadap sekolah. Sekolah harus memberikan perhatian yang lebih terhadap mereka agar mereka tidak beralih pada lembaga lain. d. Personal focus (keinginan diri selalu ingin dipenuhi) Pelanggan adalah raja, karena itu keinginan mereka hendaklah menjadi fokus perhatian utama. Hak-hak mereka harus lebih diperhatikan, walaupun terkadang mereka lebih banyak menuntut hak daripada kewajiban. e. Kritis terhadap mutu Pelanggan adalah pihak yang memanfaatkan produk atau output dari suatu lembaga pendidikan maka, mereka selalu bersikap kritis terhadap mutu pendidikan tersebut. f. Menuntut harga kompetitif Untuk menghasilkan sebuah pendidikan yang bermutu, harus membutuhkan biaya yang tinggi. Setiap sekolah yang ingin berkualitas, pasti menetapkan biaya atau harga yang tinggi pula. g. Mengkonsumsi produk/jasa sebagai status sosial Produk ataupun jasa pendidikan yang bermutu akan menjadi kebanggaan serta mengangkat derajat sosial bagi pelanggan. Bila suatu sekolah yang terkenal unggul dan bermutu, maka sekolah tersebut akan menjadi incaran semua orang.